PEMBAHASAN
A. Definisi
Endokrin berasal dari bahasa Yunani yang artinya sekret ke dalam.
Kelenjar buntu menghasilkan sekret tidak melalui saluran tertentu , akan
tetapi langsung masuk sirkulasi ke dalam darah yaitu hormon (merangsang).
(Hhtp://Asridian/2015/makalah sistem endokrin,html.)
Sistem endokrin secara umum mengatur aktivitas-aktivitas yang lebih
memerlukan
durasi
daripada
kecepatan.
Kelenjar-kelenjar
endokrin
mengeluarkan hormone, zat perantara kimiawi dalam darah yang bekerja pada
sel-sel sasaran yang biasanya terletak jauh dari kelenjar endokrin tersebut.
(Sherwood, Lauralee.2001.Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi
2.ECG.Jakarta)
Sistem endokrin adalah jaringan tubuh manusia dari kelenjar yang
menghasilkan lebih dari 100 hormon untuk mempertahankan dan mengatur
fungsi tubuh dasar. Hormon adalah zat kimia yang dibawa dalam aliran darah
ke jaringan dan organ, merangsang mereka untuk melakukan beberapa
tindakan. Kelenjar dari sistem endokrin meliputi hipofisis, pineal, tiroid,
paratiroid, timus, pankreas, adrenal, dan ovarium atau testis.
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak
mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari
kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk
mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas
pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta
koordinasi
tubuh.
(Hhtp://Hardinburuhi,2014/07/makalah-anatomi-
fisiologi-sistem,Html.)
Gambar 1.1
B. Gambaran Umum
Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan
mengkoordinasi aktivitas tubuh. Pengendalian endokrin di perantarai oleh
pembawa pesan kimia yang disebut hormon, hormon ini dilepas oleh kelenjar
endokrin ke dalam cairan tubuh, di absorbsi ke dalam aliran darah, dan di
bawa melalui sistem sirkulasi menuju jaringan atau sel target.
Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu molekul
protein yang memiliki sifat pengikat untuk hormon tertentu. Respon hormonal
tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan distribusinya lebih luas
dari pada respons langsung otot dan kelenjar terhadap stimulus sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus. Kelenjar ini mengsekresi
langsung ke dalam cairan jaringan di sekitar sel-selnya. Kelenjar endokrin
biasanya mengsekresi lebih dari satu jenis hormon (kelenjar paratiroid yang
hanya mengsekresi hormon para tiroid merupakan suatu pengecualian).
Dalam tubuh manusia telah diidentifikasi sekitar 40 sampai 50 jenis hormon.
Hormon-hormon baru ditemukan di berbagai bagian tubuh termasuk di
saluran gastrointestinal, sistem saraf pusat, dan saraf perifer.
Konsentrasi hormon dalam sirkulasi rendah. Hormon yang bersirkulasi
dalam aliran darah hanya sedikit jika di bandingkan dengan zat aktif biologis
lainnya, seperti glukosa dan kolesterol. Walaupun hormon dapat mencapai
sebagian besar sel tubuh, hanya sel target tertentu yang memiliki reseptor
spesifik yang dapat di pengaruhi.
Kelenjar endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik.
Secara mikrobiologis, kelenjar tersebut terdiri dari korda atau sejumlah sel
sektori yang dikelilingi banyak kapiler dan di topang jaringan ikat.
Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi
hari dan turun pada malam hari. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik
turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik
dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi. Tipe sekresi
hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat
lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium
serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan
tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon
mengontrol laju aktivitas selular.Hormon tidak mengawali perubahan
biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor
yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan
hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar
lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme
lain dan diekskresi oleh ginjal.
Parathormon mengatur metabolisme kalisum dan fosfat tubuh organ targetnya
adalah tulang, ginjal, dan usus.
Parathormon
Tulang
Ginjal
Sel pencernaan
Meningkatkan absorbsi
ca dan P dengan
bantuan vitamin D
hipotalamus
melalui
traktus
hipotalamo-hipofisialis.
juga
lingkungan
penting
internal
untuk
tubuh
mengontrol
tetap
konstan.
perilaku
dan
memungkinkan tubuh berespons secara sesuai terhadap bermacammacarn rangsangan yang datang. Kelenjar ini secara terus menerus
menerima informasi dari susunan saraf pusat dan perifer mengenai
suhu tubuh, nyeri, rasa nikmat, makanan, rasa lapar dan status
metabolik. Kelenjar ini juga menerima input dari sebagian besar
hormon lain dalam tubuh.
Gambar 1.2
Kelenjar hipofisis terbagi menjadi 2 bagian :
a) Hipofisis Posterior
Hormon penting yang di sekresikan oleh lobus posterior
kelenjer hipofisis adalah vasopresin hormon antidiuretik
(ADH) dan oksitoksin. Kedua hormon ini disintesis dalam
hipotalamus
dengan
kelenjar
hipofisis
uterus
pada
saat
bersalin
serta
melahirkan.
pelepasan
glukokortikoid
dan
androgen
produksi
estrogen,
pada
pria
merangsang
ovarium,
pada
pria
merangsang
produksi
Gambar 1.3
3. Kelenjar paratiroid
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher,
kelenjar ini bedumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang
10
Contohnya
pada
keadaan
Hipoparatiroidisme
terjadi
diringankan
dengan
pemberian
kalsium.
Hiperfungsi
11
Gambar 1.4
4. Kelenjer adrenal
Merupakan kelenjar suprarenal yang jumlahnya ada 2, terdapat pada
bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda,
beratnya rata-rata 5 sampai dengan 9 gram. Secar struktural dan
fungsional kelenjar adrenal terdiri dari 2 kelenjar endokrin yg menyatu
yaitu bagian korteks dan medulla.
Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
a) Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan
kortisol yang disebut korteks. Korteks adrenal ini secara histologis
terdiri dari tiga lapisan (zona) yaitu Zona glomerulosa yang
menghasilkan mineralokortikoid 95% aldosteron yang berfungsi
untuk keseimbangan elektrolit dan homeostasis tekanan darah,
Zona fasikulata menghasilkan glukokortikoid yang memiliki efek
metabolik berperan dalam adaptasi thd stress dan Zona retikularis
glukokortikoid dan hormon kelamin/seks (gonadokortikoid).
b) Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor
adrenalin (nor epinefrin). Medula adrenal ini terdiri dari sel-sel
12
pascaganglion)
yang
mengalami
modifikasi
yaitu
13
yang
14
8. Kelenjer kelamin
Kelenjar kelamin ini terdiri dari kelenjar testika yang terdapat pada
pria. Letaknya di skrotum dan menghasilkan hormon testosteron.
Fungsi hormon testosterone adalah menentukan sifat kejantanan,
misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, menghasilkan sel
mani (spermatozoid) serta mengontrol pekerjaan seks sekunder pada
laki-laki. Dan kelenjar ovarika yang terdapat pada wanita dan terletak
pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini
menghasilkan hormon progesteron dan estrogen, hormon ini dapat
mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan,
misalnya pinggul yang besar, bahu sempit dan lain-lain.
b. Kelenjer eksokrin
15
17
umpan
balik
negatif
baik
dari
TSH
maupun
HT.
adalah
pengobatan
terhadap
18
amiodaron
b) Sekunder : kegagalan hipotalamus (TRH, TSH yang berubahubah, T4
20
Gambar 1.5
6. Manifestasi Klinis
a) Kelambanan, perlambatan daya pikir dan gerakan yang canggung
lambat
b) Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung
miksedema) dan penurunan curah jantung
c) Pembengkakkan dan edema kulit terutama di bawah mata dan
pergelangan kaki
d) Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori,
penurunan nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cema
e) Konstipasi
f) Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
g) Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis
dan rapuh
7. Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH,
dan TRH akan dapat mendiagnosis kondisi dan lokalisasi masalah
di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid. Pemeriksaan
laboratorium
untuk
mengetahui
fungsi
tiroid
biasanya
21
nmol/L)
Triiodotironin (T3) = 70 hingga 220 ng/dl (1,15 hingga 3,10
nmol/L)
b) Pemeriksaan fisik menunjukkan tertundanya pengenduran otot
selama pemeriksaan refleks. Penderita tampak pucat, kulit kuning,
pinggiran alis mata rontok, rambut tipis dan rapuh, ekspresi wajah
kasar, kuku rapuh, lengan dan tungkai membengkak serta fungsi
mental berkurang. Tanda-tanda vital menunjukkan perlambatan
denyut jantung, tekanan darah rendah dan suhu tubuh rendah.
c) Pemeriksaan rontgen dada bisa menunjukkan adanya pembesaran
jantung.
8. Komplikasi
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang
ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme
termasuk
hipotermi
tanpa
menggigil,hipotensi,
hipoglikemia,
9. Penatalaksanaan
a) Dalam keadaan darurat(misalnya koma miksedem), hormon tiroid
bisa diberikan secara intravena.Hipotiroidisme diobati dengan
menggantikan
kekurangan
hormon
tiroid,
yaitu
dengan
22
23
24
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena
itu lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali
sebanyak mungkin informasi antara lain :
a. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita
penyakit tersebut
25
lamban. Postur tubuh pendek, kulit kasar, tebal dan berisik, dingin dan
pucat
2. Nadi lambat dan suhu tubuh menurun
3. Perbesaran jantung
4. Disritmia dan hipotensi
5. Parastesia dan reflek tendon menurun
f. Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan
lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien
sangat malas beraktivitas dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah
bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri
g. Pemeriksaan penunjang mencakup pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum
pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat
menurun atau normal)
B. Diagnosa Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif b.d Depresi ventilasi
b. Konstipasi b.d penurunan gastrointestinal
c. Perubahan suhu tubuh (Hipotermi) b.d penurunan produksi kalor
d. Intoleransia aktivitas b.d kelemahan dan penurunan proses kognitif
e. Perubahan pola pikir b.d gangguan metabolisme dan perubahan status
kardivaskuler serta pernapasan
C. Intervensi Dan Rasional
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
Tujuan : Perbaikan status respiratorius dan pemeliharaan pola napas yang
normal
Intervensi :
1. Pantau frekuensi : kedalaman, pola pernapasan, oksimetri denyut nadi
dan gas darah arterial
R/ Mengidentifikasi hasil pemeriksaan dasar untuk memantau
perubahan selanjutnya dan mengevaluasi efektifitas intervensi.
2. Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk
R/ Mencegah aktifitas dan meningkatkan pernapasan yang adekuat.
3. Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati
R/ Pasien hipotiroidisme sangat rentan terhadap gangguan pernapasan
akibat gangguan obat golongan hipnotik-sedatif.
26
27
28
29