Anda di halaman 1dari 27

BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi
Endokrin berasal dari bahasa Yunani yang artinya sekret ke dalam.
Kelenjar buntu menghasilkan sekret tidak melalui saluran tertentu , akan
tetapi langsung masuk sirkulasi ke dalam darah yaitu hormon (merangsang).
(Hhtp://Asridian/2015/makalah sistem endokrin,html.)
Sistem endokrin secara umum mengatur aktivitas-aktivitas yang lebih
memerlukan

durasi

daripada

kecepatan.

Kelenjar-kelenjar

endokrin

mengeluarkan hormone, zat perantara kimiawi dalam darah yang bekerja pada
sel-sel sasaran yang biasanya terletak jauh dari kelenjar endokrin tersebut.
(Sherwood, Lauralee.2001.Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem Edisi
2.ECG.Jakarta)
Sistem endokrin adalah jaringan tubuh manusia dari kelenjar yang
menghasilkan lebih dari 100 hormon untuk mempertahankan dan mengatur
fungsi tubuh dasar. Hormon adalah zat kimia yang dibawa dalam aliran darah
ke jaringan dan organ, merangsang mereka untuk melakukan beberapa
tindakan. Kelenjar dari sistem endokrin meliputi hipofisis, pineal, tiroid,
paratiroid, timus, pankreas, adrenal, dan ovarium atau testis.
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak
mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari
kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk
mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas
pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta
koordinasi

tubuh.

(Hhtp://Hardinburuhi,2014/07/makalah-anatomi-

fisiologi-sistem,Html.)

Gambar 1.1
B. Gambaran Umum
Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf untuk mengatur dan
mengkoordinasi aktivitas tubuh. Pengendalian endokrin di perantarai oleh
pembawa pesan kimia yang disebut hormon, hormon ini dilepas oleh kelenjar
endokrin ke dalam cairan tubuh, di absorbsi ke dalam aliran darah, dan di
bawa melalui sistem sirkulasi menuju jaringan atau sel target.
Hormon mempengaruhi sel target melalui reseptor hormon, yaitu molekul
protein yang memiliki sifat pengikat untuk hormon tertentu. Respon hormonal
tubuh biasanya lebih lambat, durasi lebih lama, dan distribusinya lebih luas
dari pada respons langsung otot dan kelenjar terhadap stimulus sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki duktus. Kelenjar ini mengsekresi
langsung ke dalam cairan jaringan di sekitar sel-selnya. Kelenjar endokrin
biasanya mengsekresi lebih dari satu jenis hormon (kelenjar paratiroid yang
hanya mengsekresi hormon para tiroid merupakan suatu pengecualian).
Dalam tubuh manusia telah diidentifikasi sekitar 40 sampai 50 jenis hormon.
Hormon-hormon baru ditemukan di berbagai bagian tubuh termasuk di
saluran gastrointestinal, sistem saraf pusat, dan saraf perifer.
Konsentrasi hormon dalam sirkulasi rendah. Hormon yang bersirkulasi
dalam aliran darah hanya sedikit jika di bandingkan dengan zat aktif biologis
lainnya, seperti glukosa dan kolesterol. Walaupun hormon dapat mencapai

sebagian besar sel tubuh, hanya sel target tertentu yang memiliki reseptor
spesifik yang dapat di pengaruhi.
Kelenjar endokrin memiliki persediaan pembuluh darah yang baik.
Secara mikrobiologis, kelenjar tersebut terdiri dari korda atau sejumlah sel
sektori yang dikelilingi banyak kapiler dan di topang jaringan ikat.
Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi
hari dan turun pada malam hari. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik
turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik
dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi. Tipe sekresi
hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat
lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium
serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan
tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon
mengontrol laju aktivitas selular.Hormon tidak mengawali perubahan
biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor
yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan
hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar
lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme
lain dan diekskresi oleh ginjal.
Parathormon mengatur metabolisme kalisum dan fosfat tubuh organ targetnya
adalah tulang, ginjal, dan usus.
Parathormon

Tulang
Ginjal
Sel pencernaan

Merangsang pembentukan Meningkatkan mobilisasi


vitamin D
ca dan P dari tulang
Meningkatkan reabsorbsi ke dalam cairan ekstra sel
Tubulus ginjal terhadap
mengurangi pembentukan
Ca dan mg meningkatkan tulang dan meningkatkan
Pengeluaran p HcO3
penghancuran tulang
dan Na

Meningkatkan absorbsi
ca dan P dengan
bantuan vitamin D

C. Jenis - Jenis Kelenjar Yang Termasuk Dalam Sistem Endokrin


a. Kelenjar endokrin
Adalah kelenjer- kelenjer yang tidak mempunyai saluran keluar,
sedang hasil sekresinya bermuara dalam darah atau cairan limfe, untuk
kemudian diangkut ke bagian tubuh yang dituju (target organ). Sel-sel
kelenjar endokrin semuanya berbatasan dengan kapiler darah. Kelenjar
endokrin adalah kelenjar yang mensekresi substansi kimia yang langsung
dikeluarkan ke dalam pembuluh darah. Beberapa organ mempunyai fungsi
ganda. Organ-organ tersebut menghasilkan hormon dari banyak sel-sel
dan substansi lain dari yang lain (misalnya pankreas menghasilkan insulin
dan glukagon, dua hormon dan juga cairan pancreas).
Kelenjar endokrin mencakup kelenjer hipofisis (pituitaria), tiroid,
paratiroid, adrenal, pulau-pulau langerhans, pankreas, ovarium, dan testis.
Semua sekresi ini menyekresikan produknya langsung kedalam darah.
1. Kelenjar Hipofisis
Hipofisis atau kelenjar pituitaria atau sering disebut master gland
sistem endokrin terdapat di dalam tulang sella tursika dari tulang
sfenoid dan menghasilkan 9 hormon. Kelenjar ini mengekresikan
hormon-hormon yang selanjutnya akan mengendalikan sekresi hormon
oleh kelenjar endokrin lainnya. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi
lobus anterior, intermedius dan posterior. Hipofisis berhubungan
dengan

hipotalamus

melalui

traktus

hipotalamo-hipofisialis.

Hipotalamus mensekresi hormon yang di timbun di posterior.


Hipotalamus adalah sebuah organ neuroendokrin kecil yang terletak di
bagian otak depan yang disebut diensefalon. Hipotalamus adalah

organ primer di tubuh yang berkaitan dengan homeostasis; yaitu,


mempertahankan
Hipotalamus

juga

lingkungan
penting

internal
untuk

tubuh

mengontrol

tetap

konstan.

perilaku

dan

memungkinkan tubuh berespons secara sesuai terhadap bermacammacarn rangsangan yang datang. Kelenjar ini secara terus menerus
menerima informasi dari susunan saraf pusat dan perifer mengenai
suhu tubuh, nyeri, rasa nikmat, makanan, rasa lapar dan status
metabolik. Kelenjar ini juga menerima input dari sebagian besar
hormon lain dalam tubuh.

Gambar 1.2
Kelenjar hipofisis terbagi menjadi 2 bagian :
a) Hipofisis Posterior
Hormon penting yang di sekresikan oleh lobus posterior
kelenjer hipofisis adalah vasopresin hormon antidiuretik
(ADH) dan oksitoksin. Kedua hormon ini disintesis dalam

hipotalamus dan kemudian berjalan lewat sel-sel saraf yang


menghubungkan

hipotalamus

dengan

kelenjar

hipofisis

posterior tempat hormon tersebut di simpan. Sekresi vasopresin


dirangsang oleh peningkatan osmolitas darah atau penurunan
tekanan darah. Fungsi utama vasopresin adalah mengendalikan
eksresi air oleh ginjal. ADH mempengaruhi keseimbangan air
tubuh karena mengatur diuresis (produksi urine).
Sekresi osksitoksin distimulasi selama kehamilan dan pada saat
melahirkan anak. Fungsi utama oksitoksin adalah memudahkan
ejeksi ASI selama laktasi dan meningkatkan kekuatan
kontraksi

uterus

pada

saat

bersalin

serta

melahirkan.

Oksitoksin eksogen digunakan sebagai terapi untuk memicu


persalinan.
b) Hipofisi anterior
Bagian kelenjar ini berasal dari jaringan saraf, melainkan
berasal dari atap rongga mulut dalam perkembangannya.
Tonjolan dari atas rongga mulut tersebut kemudian melepaskan
diri dari dan bersatu dengan neurohipofisi (lobus posterior).
Ada beberapa hormon yang dihasilkan yaitu :
1) ACTH (Adeno corticoctropik hormon) berfungsi
merangsang

pelepasan

glukokortikoid

dan

androgen

(sedikit mineral kortikoid ), korteks adrenal.


2) TSH (Tiroid stimulation hormon) berfungsi merangsang
dan menghasilkan hormon tiroid, kelenjer tiroid).
3) GH (Growth hormone) berfungsi merangsang pertumbuhan
somatik, sel-sel badan khususnya tulang dan otot.
4) PRL (Prolaktin) berfungsi melancarkan laktasi, jaringan
kelenjer mamma.
5) FSH berfungsi pada wanita merangsang maturasi folikel
dan

produksi

estrogen,

pada

spermatogenesis,ovarium dan testis.

pria

merangsang

6) LH (luteinzig hormone) berfungsi pada wanita memicu


ovulasi dan merangsang produksi estrogen dan progesteron
oleh

ovarium,

pada

pria

merangsang

produksi

testosteron,ovarium dan testis.


2. Kelenjar tiroid
Terdiri atas 2 buah lobus yang terletak disebelah kanan dari trakea
diikat bersama oleh jaringan tiroid yang menyatu di bagian tengah
oleh bagian sempit kelenjar yang berbentuk seperti dasi kupu-kupu
dan yang melintasi trakea di sebelah depan. Merupakan kelenjar yang
terdapat di dalam leher bagian depan bawah, letaknya berada di atas
trakea, tepat dibawah laring. Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroid.
Hormon tiroid ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu yang mengandung
tiroksin (t4 ) dan triioditironin ( t3 ). Di luar tiroid sebagian besar t4 yg
disekresikan diubah jadi t3. Sebagian besar t3 dan t4 diangkut di darah
dalam keadaan terikat ke protein plasma tertentu. Sel sekretorik utama
hormon tiroid tersusun membentuk gelembung berongga berisi koloid
yang membentuk unit fungsional yaitu folikel dan menjadi sel folikel.
Di ruang interstisium diantara folikel terdapat sel sekretorik (sel c)
yang menghasilkan hormon kalsitonin. Sel folikel memfagosit koloid
berisi tiroglobulin untuk melakukan sekresi hormon tiroid. Atas
pengaruh hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise lobus
anterior, kelenjar tiroid ini dapat memproduksi hormon tiroksin.
Adapun fungsi dari hormon tiroksin yaitu mengatur metabolisme
tubuh baik metabolisme karbohidrat, protein dan lipid. Hormon
Liotironin yang merupakan bahan baku thyroksin dengan syarat harus
ada ion iodium yang terdapat di dekat laut atau hasil dari laut seperti
ikan, garam yang beriodium. Hormon Kalsitonin yang merupakan
bahan baku pembentukkan parathormon yang juga disekresikan oleh

kelenjar parathyroid dan berfungsi untuk mengatur kadar kalsium (ion


Ca2+) dalam darah.
Struktur kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah besar vesikel-vesikel yang
dibatasi oleh epitelium silinder, disatukan oleh jaringan ikat. Selselnya mengeluarkan sera, cairan yang bersifat lekat yaitu Koloidae
tiroid yang mengandung zat senyawa yodium dan dinamakan hormon
tiroksin.
Fungsi kelenjar tiroid, terdiri dari:
Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi.
Mengatur penggunaan oksidasi.
Mengatur pengeluaran karbondioksida.
Metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan.
Pada anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.

Gambar 1.3

3. Kelenjar paratiroid
Terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher,
kelenjar ini bedumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang

10

menghasilkan para hormon atau hormon para tiroksin. Masing-masing


melekat pada bagian belakang kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid
menghasilkan hormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dan
fosfor di dalam tubuh. Kelenjar paratiroid memiliki panjang kira-kira 6
mm, lebar 3 mm, dan tebal 2 mm. Jika dilihat secara mikroskopik
kelenjar ini terlihat seperti lemak berwarna coklat kehitam-hitaman.
Kelenjar ini sulit ditemukan karena tampak seperti lobus kelenjar
tiroid. Fungsi paratiroid adalah mengatur metabolisme fospor dan
mengatur kadar kalsium darah. Hipofungsi, mengakibatkan penyakit
tetani.

Contohnya

pada

keadaan

Hipoparatiroidisme

terjadi

kekurangan kalsium di dalam darah atau hipokalsemia mengakibatkan


keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas kejang khususnya
pada tangan dan kaki disebut karpopedal spasmus, gejala-gejala ini
dapat

diringankan

dengan

pemberian

kalsium.

Hiperfungsi

mengakibatkan kelainan-kelainan seperti kelemahan pada otot-otot,


sakit pada tulang, kadar kalsium dalam darah meningkat begitu juga
dalam urin, dekolsifikasi dan deformitas, dapat juga terjadi patah
tulang spontan. Contohnya

pada keadaan Hiperparatiroidisme

biasanya ada sangkut pautnya dengan pembesaran tumor kelenjar.


Keseimbangan distribusi kalsium terganggu, kalsium dikeluarkan
kembali dari tulang dan dimasukkan kembali ke serum darah.
Akibatnya terjadi penyakit tulang dengan tanda-tanda khas beberapa
bagian kropos disebut osteomielitis fibrosa sistika karena terbentuk
kristal pada tulang, kalsiumnya diedarkan di dalam ginjal dan dapat
menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal. Kelainan-kelainan di
atas dapat juga terjadi pada tumor kelenjar paratiroid.

11

Gambar 1.4
4. Kelenjer adrenal
Merupakan kelenjar suprarenal yang jumlahnya ada 2, terdapat pada
bagian atas dari ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda,
beratnya rata-rata 5 sampai dengan 9 gram. Secar struktural dan
fungsional kelenjar adrenal terdiri dari 2 kelenjar endokrin yg menyatu
yaitu bagian korteks dan medulla.
Kelenjar suprarenal ini terbagi atas 2 bagian yaitu:
a) Bagian luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan
kortisol yang disebut korteks. Korteks adrenal ini secara histologis
terdiri dari tiga lapisan (zona) yaitu Zona glomerulosa yang
menghasilkan mineralokortikoid 95% aldosteron yang berfungsi
untuk keseimbangan elektrolit dan homeostasis tekanan darah,
Zona fasikulata menghasilkan glukokortikoid yang memiliki efek
metabolik berperan dalam adaptasi thd stress dan Zona retikularis
glukokortikoid dan hormon kelamin/seks (gonadokortikoid).
b) Bagian medula yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nor
adrenalin (nor epinefrin). Medula adrenal ini terdiri dari sel-sel
12

kromafin (modifikasi neuron simpatis) yg bergerombol di sekitar


kapiler darah dan sinusoid. Bagian ini mensekresi katekolamin
(neuron

pascaganglion)

yang

mengalami

modifikasi

yaitu

epinefrin yang merangsang jantung, saraf simpatis dan aktifitas


metabolik dan norepinefrin yang mempengaruhi vasokonstriksi
perifer dan tek darah.
Zat-zat ini disekresikan dibawah pengendalian sistem persarafan
simpatis. Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi seperti
marah dan takut, serta dalam keadaan asfiksia dan kelaparan.
Peningkatan jumlah zat menaikkan tekanan darah guna melawan
shok. Sedangkan Noradrenalin menaikan tekanan darah dengan
jalan merangsang serabut otot didalam dinding pembuluh darah
untuk berkontraksi, adrenalin membantu metabolisme kar-bohidrat
dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati. Beberapa
hormon terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah
Hidrokortison, Aldosteron dan Kortikosteron. Semuanya bertalian
erat dengan metabolisme, pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi
otot. Fungsi kelenjar supra renalis bagian korteks yaitu mengatur
keseimbangan air, elektrolit dan garam, mengatur/mempengaruhi
metabolisme lemak, hidrat arang dan protein, dan mempengaruhi
aktifitas jaringan limfoid. Fungsi kelenjar suprarenalis bagian
medula terdiri dari vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
Relaksasi bronkus. Hipofungsi, menyebabkan penyakit addison
sedangkan kelainan-kelainan yang timbul akibat hiperfungsi mirip
dengan tumor suprarenal bagian korteks dengan gejala-gejala pada
wanita biasa, terjadinya gangguan pertumbuhan seks sekunder.
5. Pankreas
Terdapat pada belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II
terdiri dari sel-sel alpa dan beta. Sel alpa menghasilkan hormon

13

glukagon sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormon insulin.


Hormon yang diberikan untuk pengobatan diabetes, insulin merupakan
sebuah protein yang dapat turut dicernakan oleh enzim-enzim
pencernaan protein. Fungsi hormon insulin adalah mengendalikan
kadar glukosa dan bila digunakan sebagai pengobatan, memperbaiki
kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan
glukosa dan lemak.
Pulau Langerhans, Pulau-pulau langerhans berbentuk oval tersebar di
seluruh pankreas dan terbanyak pada bagian kedua pankreas.Dalam
tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau langerhans, sel dalam
pulau ini dapat dibedakan atas dasar granulasi dan pewarnaannya
separuh dari sel ini mensekresi insulin, yang lainnya menghasilkan
polipeptida dari pankreas diturunkan pada bagian eksokrin pankreas.
Fungsi kepulauan Langerhans adalah Sebagai unit sekresi dalam
pengeluaran homeostatik nutrisi, rnenghambat sekresi insulin,
glikogen dan polipeptida pankreas serta mengnambat sekresi glikogen.
Pulau Langerhans ini mengeluarkan Sel alfa yang mensekresi hormon
glukagon untuk meningkatkan kadar gula darah, sel beta yang
mensekresi hormon insulin yang fungsinya untuk menurunkan kadar
gula darah, sel delta mensekresi hormon somatostatin yang fungsinya
menghambat pelepasan insulin dan glucagon, dan Sel f

yang

menghasilkan polipeptida pankreatik dan fungsinya untuk mengatur


fungsi eksokrin pancreas.
6. Kelenjer pineal
Kelenjar ini terdapat di dalam otak, di dalam ventrikel berbentuk kecil
merah seperti sebuah Gemara. Terletak dekat korpus fungsinya belum
diketahui dengan jelas, kelenjar ini menghasilkan sekresi interns
dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin. Hormon yang
dihasilkan adalah hormon melatonin yang fungsinya untuk mengatasi

14

jet lag atau perbedaan waktu antara negara bagi yg bepergian.


Melatonin ini paling banyak di produksi pada malam hari, dan paling
rendah pada jam 12 siang .
7. Kelenjer Timus
Kelenjar ini terletak di dalarn mediastinum di belakang os sternum,
kelenjar timus ini hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun.
Kelenjar timus terletak di dalam toraks kira-kira setinggi bifurkasi
trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Pada bayi
baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10grarn atau lebih
sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram
kemudian berkerut lagi. Kelenjar timus ini merupakan penghasil
hormon peptida yaitu timosin dan timopietin yang berfungsi dalam
perkembangan normal lymfosit dan respon imun tubuh. Hormon yang
dihasilkan kelenjar timus berfungsi untuk mengaktifkan pertumbuhan
badan dan mengurangi aktifitas kelenjar kelamin.

8. Kelenjer kelamin
Kelenjar kelamin ini terdiri dari kelenjar testika yang terdapat pada
pria. Letaknya di skrotum dan menghasilkan hormon testosteron.
Fungsi hormon testosterone adalah menentukan sifat kejantanan,
misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, menghasilkan sel
mani (spermatozoid) serta mengontrol pekerjaan seks sekunder pada
laki-laki. Dan kelenjar ovarika yang terdapat pada wanita dan terletak
pada ovarium di samping kiri dan kanan uterus. Kelenjar ini
menghasilkan hormon progesteron dan estrogen, hormon ini dapat
mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan,
misalnya pinggul yang besar, bahu sempit dan lain-lain.
b. Kelenjer eksokrin

15

Kelenjer eksokrin adalah kelenjer-kelenjer yang sekresinya disalurkan


melalui suatu sistem saluran dan bermuara pada permukaan dalamatau
permukaan luar tubuh. Saluran keluarnya disebut duktus ekskretorius.
Kelenjer eksokrin maupun kelenjer endokrin terdapat dalam jaringan
pengikat.
Melihat bentuknya, kelenjer eksokrin dapat di bagi berdasarkan jumlah sel
yang menyususn kelenjer tersebut yaitu :
1. Kelenjer uniseluler
Kelenjer jenis ini terdiri sebuah sel saja, sehingga tidak di temukan
saluran keluar,misalnya sel goblet (sel piala) yang banyak terdapat
pada dinding mukosa usus.
2. Kelenjer multiseluler
Kelenjer jenis ini tersusun atas banyak sel dan terbagi lagi atas dua
jenis yaitu : kelenjer intraepitilial dan kelenjer ekstraepitial.
Jika di perhatikan bentuk tubuh sel kelenjernya yakni yang
menghasilkan sekresi, maka jenis kelenjer dapat di bagi-bagi atas tiga
golongan kelenjer yaitu :
Kelenjer tubular ( lurus, bergelung dan bercabang)
Kelenjer alveolar, berbentuk seperti labu
Kelenjer asiner, berbentuk abu duktus eksretorius dapat lurus tidak
bercabang, tetapi ada juga yang bercabang dan disebut sebagai
kelenjer kompleks.
D. Fungsi Sistem Endokrin
Secara umum sistem endokrin bertanggung jawab atas proses tubuh yang
terjadi secara perlahan. Contoh dari fungsi sitem yang dilakukan sistem
endokrin adalah dalam pertumbuhan sel. Meskipun pertumbuhan sel adalah
fungsi yang sangat penting dari sistem ini, ada banyak fungsi lain yang
merupakan tanggung jawab sistem endokrin yaitu :
a. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
b. Menstimulasi urutan perkembangan
c. Mengkoordinasi sistem reproduktif
d. Memelihara lingkungan internal optimal
16

e. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat


E. Cara Kerja Sistem Endokrin Dalam Tubuh Normal
Sistem endokrin memberitahu sel sel anda kemana harus pergi. Itu hal
yang baik. Tanpa kelenjer endokrin dan hormon yang dilepaskan, sel-sel anda
tidak akan tahu kapan harus melakukan hal-hal penting seperti membantu
melawan penyakit. Sebagai contoh, tubuh anda tidak akan tahu kapan harus
lebih besar atau pergi melalui pubertas, jadi pekerjaan sistem endokrin adalah
untuk memastikan itu terjadi. Hormon dari organ endokrin dikirim langsung
ke dalam aliran darah, dimana protein khusus yang biasanya melekat pada
mereka membantu hormon untuk tetap bersatu saat mereka melakukan
perjalanan ke seluruh tubuh. Protein memiliki fungsi lain, karena mereka
bertindak sebagai resevoir sehingga hanya sebagian kecil dari hormon dalam
aliran darah akan mempengaruhi jaringan target. Protein khusus dalam
jaringan target yang disebut reseptor, bergabung bersama dengan hormon
dalam aliran darah menyebabkan perubahan kimia dalam menanggapi
kebutuhan tubuh. Biasanya hormon hanya dalam konsentrasi kecil diperlukan
untuk mencapai efek yang diinginkan.
F. Penyakit Yang Terkait Dengan Sistem Endokrin
Hiportiroidisme
1. Pengertian
Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya
hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan dikuti oleh gejala-gejala
kegagalan tiroid,keadaan ini terjadi akibat kadar hormon tiroid
didalam darah berada dibawah nilai normal (Keperawatan medikal
bedah,Burner dan sudart,edisi 8)
Hipotiroidisme adalah sindrom klinik yang terjadi akibat kadar T3 dan
T4 dalam sirkulasi tidak adekuat. Apabila hipotiroidisme terjadi pada
bayi yang baru lahir akan menimbulkan kegagalan pertumbuhan fisik

17

dan mental, yang sering bersifat irefersibel, keadaan ini disebut


kreatinisme (Hipotiroidisme konginental)
2. Etiologi
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,
atau hipotalamus. Apabila disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid,
maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh peningkatan kadar TSH
dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada
hipofisis anterior dan hipotalamus. Apabila hipotiroidisme terjadi
akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan
oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena tidak
adanya

umpan

balik

negatif

baik

dari

TSH

maupun

HT.

Hipotiroidisme yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan


menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH dan TRH.
3. Penyakit yang menyebabkan hipotiroidisme
a) Penyakit Hashimoto juga disebut tiroiditis otoimun terjadi akibat
adanya otoantibodi yang merusak jaringan kelenjar tiroid. Hal ini
menyebabkan penurunan HT disertai peningkatan kadar TSH dan
TRH akibat umpan balik negatif yang minimal penyebab tiroiditis
otoimun tidak diketahui, tetapi tampaknya terdapat kecenderungan
genetik untuk mengidap penyakit ini. Penyebab yang paling sering
ditemukan adalah tiroiditis.
b) Penyebab kedua tersering

adalah

pengobatan

terhadap

hipertiroidisme. Baik yodium radioaktif maupun pembedahan


cenderung menyebabkan hipotiroidisme.
c) Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi iodium
dalam makanan. Gondok adalah pembesaran kelenjar tiroid. Pada
defisiensi iodiurn terjadi gondok karena sel-sel tiroid menjadi aktif
berlebihan dan hipertrofik dalarn usaha untuk menyerap sernua
iodium yang tersisa dalam. darah. Kadar HT yang rendah akan
disertai kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan

18

balik. Kekurangan yodium jangka panjang dalam makanan,


menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid yang kurang aktif
(hipotiroidisme goitrosa).
d) Karsinoma tiroid dapat, tetapi tidak selalu, menyebabkan
hipotiroidisme. Namun terapi untuk kanker yang jarang dijumpai
ini antara lain adalah tiroidektomi, pemberian obat penekan TSH,
atau terapi iodium radioaktif untuk mengbancurkan jaringan tiroid.
Semua pengobatan ini dapat menyebabkan hipotiroidisme. Pajanan
ke radiasi, terutama masa anak-anak adalah penyebab kanker
tiroid. Defisiensi iodium juga dapat meningkatkan risiko
pembentukan kanker tiroid karena hal tersebut merangsang
proliferasi dan hiperplasia sel tiroid.
4. Patofisiologi
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat pengangkutan kadar tiroid dan
pada pengobatan tirotoksikasi juga terjadi akibat infeksi kronis
kelenjar tiroid akan tetapi kelenjar tiroid yang bersifat idiopatik.
Prevalensi penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30-60 tahun,
empat kali lipat angka kejadian pada wanita dibanding pria,
hipotiroidisme konginetal dijumpai pada empat ribu kelahiran hidup
jika produksi hormon tidak adekuat maka kelenjar tiroid akan
berkompensasi untuk meningkatkan sekresi sebagai respon terhadap
rangsangan hormon TSH. Penurunan sekresi kelenjar tiroid akan
menuju laju metabolisme basal yang akan mempengaruhi semua
sistem tubuh proses matabolik yang dipengaruhi antara lain :
Penurunan produksi asam lambung
Penurunana metabolis usus
Penurunana detak jantung
Gangguan fungsi neurologik
Dampak hipotiroidisme terhadap berbagai sistem tubuh :
a) Sistem integument
Kulit kering, pucat, dingin, kering, bersisik dan menebal
b) Sistem pulmonalis
19

Hipoventilisasi, pleuravusi dan dispnea


c) Sistem kardiovaskuler
Bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap
aktifitas menurun, hipotensi
d) Metabolik
Penurunan metabolisme bassal,penurunan suhu tubuh,intoleransia
terhadap dingin
e) Sistem muskuluskeletal
Nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang terlambat
f) Sistem neurologi
Fungsi Intelektual yang lambat,dan terbata bata,gangguan memori.
g) Sistem Gastroinstestinal
Anoreksia, konstipasi dan distensi abdomen
h) Sistem reproduksi
Pada wanita : Perubahan menstruasi secara amenore,
infertivitas, anovulasi dan penurunan libido
Pada pria : Penurunan libido dan impotensi
i) Psikologis/emosi
Apatis, agitas, depresi serta paranoid dan menarik diri
5. Klasifikasi
a) Primer
Goiter : tiroiditis Hashimoto, fase penyembuhan setelah

tiroiditis dan defisiensi yodium


Non-goiter : destruksi pembedahan, kondisi setelah pemberian
yodium radioaktif atau radiasi eksternal, agenesis dan

amiodaron
b) Sekunder : kegagalan hipotalamus (TRH, TSH yang berubahubah, T4

bebas) ataskegagalan pituitari ( TSH, T4 bebas)

20

Gambar 1.5
6. Manifestasi Klinis
a) Kelambanan, perlambatan daya pikir dan gerakan yang canggung
lambat
b) Penurunan frekuensi denyut jantung, pembesaran jantung (jantung
miksedema) dan penurunan curah jantung
c) Pembengkakkan dan edema kulit terutama di bawah mata dan
pergelangan kaki
d) Penurunan kecepatan metabolisme, penurunan kebutuhan kalori,
penurunan nafsu makan dan penyerapan zat gizi dari saluran cema
e) Konstipasi
f) Perubahan-perubahan dalam fungsi reproduksi
g) Kulit kering dan bersisik serta rambut kepala dan tubuh yang tipis
dan rapuh
7. Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH,
dan TRH akan dapat mendiagnosis kondisi dan lokalisasi masalah
di tingkat susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid. Pemeriksaan
laboratorium

untuk

mengetahui

fungsi

tiroid

biasanya

menunjukkan kadar T4 yang rendah dan kadar TSH yang tinggi.

21

Dimana kadar normal dari :


TSH serum = 0,04-4,00 mU/L
Tiroksin (T4) serum = 4,5 dan 11,5 g/dl (58,5 hingga 150

nmol/L)
Triiodotironin (T3) = 70 hingga 220 ng/dl (1,15 hingga 3,10

nmol/L)
b) Pemeriksaan fisik menunjukkan tertundanya pengenduran otot
selama pemeriksaan refleks. Penderita tampak pucat, kulit kuning,
pinggiran alis mata rontok, rambut tipis dan rapuh, ekspresi wajah
kasar, kuku rapuh, lengan dan tungkai membengkak serta fungsi
mental berkurang. Tanda-tanda vital menunjukkan perlambatan
denyut jantung, tekanan darah rendah dan suhu tubuh rendah.
c) Pemeriksaan rontgen dada bisa menunjukkan adanya pembesaran
jantung.
8. Komplikasi
Koma miksedema adalah situasi yang mengancam nyawa yang
ditandai oleh eksaserbasi (perburukan) semua gejala hipotiroidisme
termasuk

hipotermi

tanpa

menggigil,hipotensi,

hipoglikemia,

hipoventilasi, dan penurunan kesadaran hingga koma. Kematian dapat


terjadi apabila tidak diberikan HT dan stabilisasi semua gejala.

9. Penatalaksanaan
a) Dalam keadaan darurat(misalnya koma miksedem), hormon tiroid
bisa diberikan secara intravena.Hipotiroidisme diobati dengan
menggantikan

kekurangan

hormon

tiroid,

yaitu

dengan

memberikan sediaan per-oral (lewat mulut). Yang banyak disukai


adalah hormontiroid buatan T4. Bentuk yanglain adalah tiroid
yang dikeringkan (diperoleh dari kelenjartiroid hewan).
b) Pengobatan pada penderita usia lanjut dimulai dengan hormon
tiroid dosis rendah, karena dosis yang terlalu tinggi bisa

22

menyebabkan efek samping yang serius. Dosisnya diturunkan


secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini
biasanya terus diminum sepanjang hidup penderita. Pengobatan
selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti
hormon tiroid. Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan
tumor susunan saraf pusat, maka dapat diberikan kemoterapi,
radiasi atau pembedahan.

23

24

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Dampak penurunan kadar hormon dalam tubuh sangat bervariasi, oleh karena
itu lakukanlah pengkajian terhadap ha1-ha1 penting yang dapat menggali
sebanyak mungkin informasi antara lain :
a. Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Sejak kapan klien menderita
penyakit tersebut

dan apakah ada anggota keluarga yang menderita

penyakit yang sama.


b. Kebiasaan hidup sehari-hari seperti :
1. Pola makan
2. Pola tidur (klien menghabiskan banyak waktu untuk tidur)
3. Pola aktivitas
c. Tempt tinggal klien sekarang dan pada waktu balita
d. Keluhan utama klien, mencakup gangguan pada berbagai sistem tubuh :
1. Sistem pulmonari (hipoventilasi, pleuravusi, dipsnea)
2. Sistempencernaan (anoreksia, konstipasi, distensi abdomen)
3. Sistem kardiovaslkuler (bradikardi, distritmia, pembesaran jantung,
intoleransia aktivitas menurun, hipotensi)
4. Sistem muskuloskeletal (nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang
terlambat)
5. Sistem neurologik dan emosi/psikologis (apatis, agitas depresi serta
paranoid, menarik diri)
6. Sistem reproduksi
Pada Wanita : Perubahan menstruasi secara amonere, infertivitas,
anopulasi, penurunan libido
Pada Pria : Penurunan libido dan impotensi
7. Metabolik (penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh,
intoleransia terhadap dingin)
e. Pemeriksaart fisik mencakup
1. Penampilan secara umum : amati wajah klien terhadap adanya edema
sekitar mata, wajah bulan dan ekspresi wajah kosong serta roman
wajah kasar. Lidah tampak menebal dan gerak-gerik klien sangat

25

lamban. Postur tubuh pendek, kulit kasar, tebal dan berisik, dingin dan
pucat
2. Nadi lambat dan suhu tubuh menurun
3. Perbesaran jantung
4. Disritmia dan hipotensi
5. Parastesia dan reflek tendon menurun
f. Pengkajian psikososial klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan
lingkungannya, mengurung diri/bahkan mania. Keluarga mengeluh klien
sangat malas beraktivitas dan ingin tidur sepanjang hari. Kajilah
bagaimana konsep diri klien mencakup kelima komponen konsep diri
g. Pemeriksaan penunjang mencakup pemeriksaan kadar T3 dan T4 serum
pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat
menurun atau normal)
B. Diagnosa Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif b.d Depresi ventilasi
b. Konstipasi b.d penurunan gastrointestinal
c. Perubahan suhu tubuh (Hipotermi) b.d penurunan produksi kalor
d. Intoleransia aktivitas b.d kelemahan dan penurunan proses kognitif
e. Perubahan pola pikir b.d gangguan metabolisme dan perubahan status
kardivaskuler serta pernapasan
C. Intervensi Dan Rasional
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
Tujuan : Perbaikan status respiratorius dan pemeliharaan pola napas yang
normal
Intervensi :
1. Pantau frekuensi : kedalaman, pola pernapasan, oksimetri denyut nadi
dan gas darah arterial
R/ Mengidentifikasi hasil pemeriksaan dasar untuk memantau
perubahan selanjutnya dan mengevaluasi efektifitas intervensi.
2. Dorong pasien untuk napas dalam dan batuk
R/ Mencegah aktifitas dan meningkatkan pernapasan yang adekuat.
3. Berikan obat (hipnotik dan sedatip) dengan hati-hati
R/ Pasien hipotiroidisme sangat rentan terhadap gangguan pernapasan
akibat gangguan obat golongan hipnotik-sedatif.

26

4. Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan


dukungan ventilasi jika diperlukan
R/ Penggunaan saluran napas artifisial dan dukungan ventilasi
mungkin diperlukan jika terjadi depresi pernapasan
b. Konstipasi berhubungan dengan penurunan gastrointestinal
Tujuan : Pemulihan fungsi usus yang normal
Intervensi :
1. Dorong peningkatan asupan cairan
R/ Meminimalkan kehilangan panas
2. Berikan makanan yang kaya akan serat
R/ Meningkatkan massa feses dan frekuensi buang air besar
3. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak
mengandung air
R/ Untuk peningkatan asupan cairan kepada pasien agar feses tidak
keras
4. Pantau fungsi usus
R/ Memungkinkan deteksi konstipasi dan pemulihan kepada pola
defekasi yang normal.
5. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas
toleransi latihan
R/ Meningkatkan evakuasi feses
6. Kolaborasi untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan
R/ Untuk mengencerkan feses
c. Perubahan suhu tubuh
Tujuan : Pemeliharaan suhu tubuh yang normal
Intervensi :
1. Berikan tambahan lapisan pakaian atau tambahan selimut
R/ Meminimalkan kehilangan panas
2. Hndari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar (misalnya,
bantal pemanas, selimut listrik atau penghangat)
3. R/ Mengurangi risiko vasodilatasi perifer dan kolaps vaskuler
4. Pantau suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai
dasar suhu normal pasien
R/ Mendeteksi penurunan suhu tubuh dan dimulainya koma
miksedema
5. Lindungi terhadap pajanan cuaca dingin dan hembusan angin

27

R/ Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien dan menurunkan lebih


lanjut kehilangan panas
d. Intoleran aktivitas berhubungan dengan. kelelahan dan penurunan proses
kognitif
Tujuan : Meningkatkan partisipasi dalam aktivitas dan kemandirian
Intervensi :
1. Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan
latihan yang dapat ditolerir
R/ Mendorong aktivitas sambil memberikan kesempatan untuk
mendapatkan istirahat yang adekuat
2. Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan
lelah
R/ Memberi kesempatan pada pasien untuk berpartisipasi dalam
aktivitas perawatan mandiri
3. Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak
menimbulkan stress
R/ Meningkatkan perhatian tanpa terlalu menimbulkan stress pada
pasien
4. Pantau respons pasien terhadap peningkatan aktititas
R/ Menjaga pasien agar tidak melakukan aktivitas yang berlebihan
atau kurang
e. Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan
perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan
Tujuan : Perbaikan proses berpikir
Intervensi :
1. Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian
disekitar dirinya.
R/ Mengembalikan pasien pada alam nyata
2. Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktifitas yang, tidak bersifat
mengancam
R/ Memudahkan stimulasi dalam batas-batas toleransi pasien terhadap
stres

28

3. Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi


kognitif dan mental merupakan akibat dan proses penyakit
R/ Meyakinkan pasien dan keluarga tentang penyebab perubahan
kogniti dan bahwa hasil akhir yang positif dimungkinkan jika
dilakukan terapi yang tepat

29

Anda mungkin juga menyukai