1
Daftar Isi 2
Konsep Metabolik Endokrin 3
1. Pengertian 3
2. Anatomi Fisiologi 3
3. Patofisiologi 6
4. Tanda Gejala 7
5. Penatalaksanaan 8
6. Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik 8
Konsep Asuhan Keperawatan 9
1. Pengkajian 9
2. Masalah Dan Intervensi Keperawatan 11
Pertanyaan 13
Daftar Pustaka 16
1
1) Pengertian
Sistem endokrin merupakan suatu sistem dimana hormon-hormon diproduksi dan diatur oleh organ
dan kelenjar. Organ-organ yang termasuk dalam sistem endokrin, penyakit dan gangguan kesehatan
yang dapat terjadi pada kelenjar dan organ endokrin dapat mempengaruhi fungsi metabolisme tubuh
secara keseluruhan. Sistem endokrin bertanggung jawab terhadap keseimbangan tubuh melalui
mekanisme homeostatis, sehingga fungsi-fungsi organ tubuh berjalan secara normal. Melalui peran
hormon-hormon yang spesifik fungsi tubuh dapat terkontrol dari pengaruh lingkungan dalam dan
lingkungan luar sehingga berada pada kondisi yang normal (homeostatis). Sistem endokrin juga
berfungsi komunikasikan dengan sistem tubuh lainnya untuk berinteraksi misalnya dengan sistem
saraf yang disebut neuroendokrin.
2) Anatomi Fisiologi
Sistem endokrin mencakup organ-organ kelenjar atau sel yang memproduksi hormon. Pada tubuh
mansia terdapat dua jenis kelenjar yaitu kelenjar eksokrin yang memproduksi cairan, enzim dan
kelanjar endokrin yang menghasilkan hormon. Kelenjar eksokrin mempunyai saluran dan produksinya
langsung pada sasaran, misalnya kelenjar laktrimalis atau kelenjar air mata, kelenjar keringat atau
sebasea, kelenjar pada rambut, kelenjar pankreas. Kelenjar endokrin tidak mepunyai tidak mempunyai
saluran atau kelenjar buntu tetapi banyak terdapat pem buluh-pembuluh darah, produksinya berupa
hormon yang disalurkan ke pembuluh darah atau limfe, mislanya kelenjar hipothalamus, hipofisis,
pineal, tiroid, kelenjar adrenal, kelenjar pankreas dan kelanjar gonad.
a. Hormon
Hormon merupakan substansi kimia yang disekresi oleh kelenjar endokrin dan disalurkan melalui
pembuluh darah atau limfe. Hormon selanjutnya dibawa oleh darah ke sel target. Mekanisme
hubungan antara hormon dan reseptor sel target memicu reaksi biokimia. Berdasarkan struktur
kimianya hormon diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu asam amino, peptide dan lipid.
Asam amino
Kelompok hormon ini tersusun dari senyawa amine yang merupakan bagian dari protein dan
senyawa tryptophan. Hormon yang mengandung senyawa tryptophan adalah melatonin yang
diproduksi oleh kelenjar pineal.
Peptida
Jenis hormon ini dibagi atas hormon yang mengandung gliprotein (senyawa asam amino dan
karbohidrat) dan yang mengandung pepside. Sedangkan hormon-hormon yang mengandung peptide
diantaranya Antidiuretik Hormon (ADH), oksitosin dan prolaktin.
Lipid
Hormon ini banyak mengandung steroid yang merupakan devirat kolesterol. Jenis berperan ini
banyak berperan dalam reproduksi seperti hormon estrogen, progesteron, androgen mineralokortikoid,
glukokartikoid, testosteron.
2
b. Sekresi dan Distribusi Hormon
Hormon disekresi oleh kelenjar endokrin jika ada stimulus baik dari lingkungan internl maupun
eksternal dan juga melalui mekanisme feedback. Hormon yang telah disekresi kemudian masuk ke
pembuluh darah untuk disirkulasi dan dibawa oleh protein khusus menuju sel target. Reseptor sel
target hormon mempunyai dua fungsi yaitu mengenali dan mengikat partikel hormon dan kedua
memberikan signal efektor intraseluler dari stimulasi hormon yang bersangkutan. Meningkatnya
konsentrasi hormon, akan menurunkan jumlah reseptor, keadaan ini disebut down-regulation.
Aktivitas hormon dikontrol oleh mekanisme refleks endokrin. Refleks ini dipicu oleh adanya
stimulasi humoral (perubahan komposisi cairan ekstrasel), stimulasi hormonal (adanya hormon
spesifik) atau stimulasi neural (adanya neurotransmitter). Pada banyak kasus refleks hormonal
dilakukan melalui mekanisme negative feedback. Kontrol aktivitas hormon dilakukan pada level
tinggi yaitu oleh kelanjar hipothalamus dengan mensekresi hormone spesiifk yang dapat menstimulasi
kelenjar hipofisis anterior untuk mensekresi hormon.
Mekanisme refleks endokrin dilakukan melalui negatif feedback (umpan balik negatif) dan
stimulasi impuls saraf automatik.
Umpan balik negatif terjadi jika peningkatan kadar hormon atau non hormon dalam darah
menghambat sekresi hormon selanjutnya, kemudian menghasilkan keseimbangan sesuai nilai normal.
H
k
u
ti
s
m
o
h
r
jaiA
ln
eK
b
g
t
B
Skema mekanisme umpan balik negatif (sumber: Human Anatomy, Kent M.Van De Graaff,1984)
Kontrol saraf terhadap sekresi endokrin, misalnya terjadi pada sekresi hormon di medula adrenal,
yaitu adanya impuls saraf automatik menstimulasi kelenjar medula adrenal untuk mensekresi
epinefrin dan norepinefrin. Disamping itu saraf-saraf dari hipothalamus juga berperan dalam stimulasi
kelenjar hipofisis untuk mensekresi hormon.
e. Hipothalamus
Hipothalamus merupakan bagian dari otak yang terletak diantara cerebrum dan batang otak,
tepatnya diatas kiasma optika dan dibawah thalamus. Hipothalamus mempunyai fungsi :
1. Sekresi hormon
3
2. Regulasi temperatur tubuh
3. Pusat emosi dan perilaku, pusat rasa haus dan pusat rasa lapar, fungsi seksual, pengaturan
gelombang tidur
Hipofisis merupakan kelenjar yang berada pada otak bagian dasar, tepatnya pada stella tursika dan
dilapisi oleh selaput dural. (diafragma sellae). Hipofisis terbagi menajdi dua lobus yaitu lobus anterior
atau adenohipofisis dan lobus atau neurohipofisis.
g. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak didepan trakea, dibawah kartilago krikoid dan terbentuk seperti kupu-kupu
dengan berat sekitar 20 gram. Kelenjar tiroid diperdarahi oleh arteri tiroid superior yang merupakan
cabang dari arteri karotid eksterna dan arteri tiroid inferior.
h. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar ini terdiri dari 4 buah kelenjar yang berada dekat dengan kelenjar tiroid. Paratiroid
menghasilkan parathorman (PTH) yang merupakan hormon polipeptida. Fungsi parathormon
diantaranya :
i. Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal berada pada ujung ginjal kanan dan kiri yang tersusun atas dua lapisan yaitu
lapisan luar disebut korteks adrenal dan lapisan dalam disebut medulla adrenal.
j. Kelenjar Pankreas
Kelenjar endokrin pada pankreas adalah Pulau Langerhans yang menghasilkan hormon. Sel-sel
Pulau Langerhans tersusun atas sel alfa yang menghasilkan hormon glukagon, sel-sel Beta yang
menghasilkan insulin, sel Delta yang menghasilkan somatostatin atau growth hormone-inhibiting
hormone (GH-IH) dan sel F yang menghasilkan polipeptida pankreatik.
k. Kelanjar Gonad
4
Kelenjar gonad terdiri dari ovarium pada wanita dan testis pada laki-laki. Ovarium menghasilkan
esterogen dan progesteron. Testis menghasilkan hormon androgen yang diantaranya adalah
testosteron.
l. Kelenjar Thymus
Kelenjar thymus terletak dibagian atas dada, dekat jantung. Kelenjar ini memproduksi hormon
thymosin dan thymopoietin untuk perkembangan limfosit T yang merupakan tipe sel darah putih
untuk kekebalan tubuh.
m. Kelenjar Pineal
Kelenjar ini terletak dalam otak dekat thalamus, memproduksi melatonin yang penting dalam
pengaturan siklus tidur dan perasaan. Juga berperan dalam menghambat pelepasan gonadoptropin dan
menghambat produksi melanin oleh melanosit kulit.
3) Patofisiologi
Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) merupakan suatu keadaan kekurangan unsur
iodium yang diperlukan untuk pembentukan hormon tiroid dalam tubuh.
Hipotiroidisme merupakan keadaan klinik yang disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid.
Secara garis besar keadaan hipotiroidisme disebabkan oleh tiga ketegori, yaitu :
b. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah sidrom klinis, fisiologis, dan biokimia sebagai akibat terpaparnya jaringan
oleh kadar hormon tiroid yang berlebihan. Hormon tiroid bekerja hampir di semua jaringan, dan
hipertiroidisme merupakan akibat dari tiap-tiap kelainan sistem organ yang terlihat.
5
a. Hipoparatiroid
Jika sekresi hormon paratiroid tidak cukup, osteoklast tidak aktif, sehingga reabsorpsi tulang
akan tertekan sehingga kadar kalsium dalam cairan tubuh berkurang, timbul gejala-gejala tetani.
b. Hiperparatiroid
Penyebab hiperparatiroid adalah tumor pada salah satu kelenjar paratiroid. Pada
hiperparatiroidisme terjadi aktivitas osteoklast pada tulang-tulang menjadi keropos sehingga tulang
muda patah (osteoporosis).
Gangguan pengeluaran insulin dari sel beta dapat disebabkan oleh berbagai faktor :
4) Tanda Gejala
Diabetes
Haus atau lapar yang berlebihan
Kelelahan
Sering buang air kecil
Mual dan muntah
Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan
Perubahan pada penglihatan
Penyakit graves
Mata menonjol
Diare
Kesulitan tidur
Kelelahan dan kelemahan
Detak jantung tidak beraturan
Tremor
Hipertiroidisme
Diare
Kesulitan tidur
Kelelahan
Mudah marah dan perubahan mood
Detak jantung yang cepat
Tremor
Penurunan berat badan tanpa penyebab
Hipotiroidisme
Sembelit
Menurunnya produksi keringat
Rambut kering
Kelelahan
6
Nyeri pada sendi dan otot
Detak jantung yang melambat
Muka membengkak
Kenaikan berat badan
5) Penatalaksanaan
Pola makan dan diet khusus sesuai penyakit yang dialami pasien, mislanya dengan
menghindari atau membatasi asupan nutrisi tertentu
Obat atau suplemen pengganti enzim yang dapat membantu proses metabolisme
Obat untuk menghilangkan zat beracun yang mengendap dalam tubuh, akibat
gangguan metabolisme
7
Pemeriksaan urin
Pemeriksaan aldosteron urin
Pemeriksaan kortisol urin
Pemeriksaan fungsi medulla adrenal
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan urin asam vanillylmandelic
Test supresi klonidin (catapres)
Pemeriksaan fungsi hormon pankreas
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan gula darah puasa
Pemeriksaan toleransi glukosa
Essei hemoglobin glikolisat
Pemeriksaan kolesterol dan kadar serum trigliserida
Pemeriksaan glukosa urin
Pemeriksaan ketone urin
Data biografi yang penting dalam kaitannya dengan sistem endokrin yang merupakan data dasar,
diantaranya umur pasien, jenis kelamin, hal ini berkaitan dengan menentukan jenis penyakit tertentu
seperti pada diabetes melitus tipe I atau II, dan data diri lainnya seperti nama, alamat, suku bangsa,
nomor register.
b) Riwayat keperawatan
Riwayat penyakit yang pernah dialami
Perawat perlu mencatat riwayat penyakit yang dialami oleh pasien selain penyakit yang
dialami sekarang, seperti adakah penyakit hipertensi, riwayat penyakit diabetes melitus,
hipertiroid,hipotiroid, penyakit jantung. Pengobatan yang diberikan, pembedahan yang pernah
dialami.
Tanyakan persepsi pasien tentang penyakitnya, mulai kapan tanda dan gejala muncul, jika ada
nyeri bagaimana karakteristik nyerinya, penyebarannya, upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi
penyakitnya.
8
Kognitif persepsi
Seksualitas
Mekanisme koping
d) Keluhan Utama
1. Sistem integumen
Adanya hiperhiperpigmentasi atau hipopigmentasi
Edema = hipotiroid
Penyembuhan luka yang lama = DM
Pertumbuhan yang terlambat atau cepat
Perubahan distribusi rambut, jumlah, tekstur = gangguan tiroid
2. Sistem kardiovaskuler
Perubahan tanda vital
Meingkatnya nadi dan denyut jantung = hipertiroid
3. Sistem persyarafan
Kelemahan, lokal atau menurun = DM
Perubahan mental, depresi mental ringan = hipertiroid
Tremor =hipertiroid
4. Sistem penglihatan
Kebutaan = DM
Mata yang melotot keluar = hipertiroid
5. Sistem gastrointestinal
Penurunan berat badan = DM dan hipotiroid
Rasa haus dan makan yang berlebihan = DM
Perubahan pola eliminasi bowel seperti diare = hipotiroid
6. Sistem genetalia dan reproduksi
Frekuensi urin yang berlebihan(poliuria) = DM
Adanya batu ginjal = hiperparatiroid
Perubahan siklus mentruasi, penurunan libido
e) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan teknik inspeksi, palpasi, auskultasi untuk mendapatkan data
objektif. Pemeriksaan fisik pada sistem endokrin bersifat menyeluruh, namun manifestasi klinik akan
sangat membantu dalam memfokuskan pemeriksaan fisik.
1) Tanda-tanda vital
2) Kulit, perubahan warna kulit seperti kemerahan, ekimosis, sianosis, striae
3) Kepala, kesimetrisan, proporsi dengan anggota tubuh yang lain, bentuk dan ukuran, ekspresi
wajah pada kecemasan
4) Mata, kaji ketajaman penglihatan, kesimetrisan, posisi, edema pada mata, pergerakan bola
mata
5) Leher, adakah pembesaran, simetris atau tidak, adakah gangguan menelan dan berbicara.
Lakukan pemeriksaan kelenjar tiroid
6) Thoraks, pada laki-laki adakah pembesaran mamae, pada perempuan payudara kecil.
7) Abdomen, dapat ditentukan :
Pembesaran hati, limfe
9
Peristaltik usus menurun pada hipotiroid
8) Genetalia, adanya atropi testis pada laki-laki merupakan indikasi hipopituitri
9) Ekstremitas, kaji bentuk, ukuran, kesimetrisan, kekuatan otot, ROM.
Noc Nic
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji dan dokumentasikan tekanan
diharapkan masalah curah jantung pasien darah, adanya sianosis, status
dapat teratasi dengan kriteria hasil : pernafasan, dan status mental
1. Pasien menunjukkan curah jantung 2. Pantau adanya kelebihan cairan
yang memuaskan, dibuktikan dengan 3. Kaji toleransi aktivitas pasien
kefektifaan pompa jantung, status
sirkulasi
2. Pasien menunjukkan status sirkulasi,
dibuktikan dengan indikator
kegawatan sebagai berikut :
Denyut jantung normal
Tekanan darah dalam batas
normal
Bunyi nafas tambahan tidak
ada
Noc Nic
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Minta pasien menimbang berat badan
diharapkan masalah nutrisi kurang dari setiap hari dan mencatat hasilnya
kebutuhan tubuh pasien dapat teratasi dengan 2. Pantau status nutrisi
kriteria hasil: 3. Ajarkan pasien mengenai kebutuhan gizi
1. Menunjukkan status gizi: asupan tinggi karbohidrat dan protein dan
makanan, cairan, dan zat gizi, ditandai makan kudapan diantara waktu makan
dengan indikator berikut :
Makanan oral
Asupan cairan oral atau IV
2. Mempertahankan berat badan
3. Toleransi terhadap diet yang dilakukan
Gangguan citra tubuh dan ansietas
10
Bina hubungan saling percaya
Dorong pasien mengungkapkan perasaan tentang dirinya dan bertanya
mengenai penyakit dan terapinya
2) Pasien yang mengalami hipotiroidisme
Risiko penurunan curah jantung
Intervensinya :
Noc Nic
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4. Kaji dan dokumentasikan tekanan
diharapkan masalah curah jantung pasien darah, adanya sianosis, status
dapat teratasi dengan kriteria hasil : pernafasan, dan status mental
3. Pasien menunjukkan curah jantung 5. Pantau adanya kelebihan cairan
yang memuaskan, dibuktikan dengan 6. Kaji toleransi aktivitas pasien
kefektifaan pompa jantung, status
sirkulasi
4. Pasien menunjukkan status sirkulasi,
dibuktikan dengan indikator
kegawatan sebagai berikut :
Denyut jantung normal
Tekanan darah dalam batas
normal
Bunyi nafas tambahan tidak
ada
Edema perifer tidak ada
11
Pertanyaan
1. Sebutkan pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada sistem metabolik endokrin ?
Jawab :
12
Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan gula darah puasa
Pemeriksaan toleransi glukosa
Essei hemoglobin glikolisat
Pemeriksaan kolesterol dan kadar serum trigliserida
Pemeriksaan glukosa urin
Pemeriksaan ketone urin
Jawab:
Jawab:
Noc Nic
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 7. Kaji dan dokumentasikan tekanan
diharapkan masalah curah jantung pasien darah, adanya sianosis, status
dapat teratasi dengan kriteria hasil : pernafasan, dan status mental
5. Pasien menunjukkan curah jantung 8. Pantau adanya kelebihan cairan
yang memuaskan, dibuktikan dengan 9. Kaji toleransi aktivitas pasien
kefektifaan pompa jantung, status
sirkulasi
6. Pasien menunjukkan status sirkulasi,
dibuktikan dengan indikator
kegawatan sebagai berikut :
Denyut jantung normal
Tekanan darah dalam batas
normal
Bunyi nafas tambahan tidak
ada
Edema perifer tidak ada
13
Risiko kerusakan integritas kulit
Intervensinya:
Pantau permukaan kuliat apakah ada kemerahan atau lesi
Berikan atau ajarkan cara meningkatkan sirkulasi yang optimal pada pasien
pada pasien yang tidak bergerak
Berikan atau ajari pasien cara memelihara integritas kulit
14
Daftar Pustaka
Bare & Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8). Jakarta : EGC
leMone Priscilla, dkk. 2019. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Endokrin Diagnosia
Keperawatan Nanda Pilihan, NIC & NOC. Jakarta : EGC .
Sapto dan Fitri. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Untuk Akademi Keperawatan. Jakarta: Widya
Medika .
Tarwoto, dkk. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: Trans Info
Media
Wilkinson Judith M. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC Dan Kriteria Hasil
NOC. Jakarta : EGC.
15