Anda di halaman 1dari 15

Cover .

1
Daftar Isi 2
Konsep Metabolik Endokrin 3
1. Pengertian 3
2. Anatomi Fisiologi 3
3. Patofisiologi 6
4. Tanda Gejala 7
5. Penatalaksanaan 8
6. Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik 8
Konsep Asuhan Keperawatan 9
1. Pengkajian 9
2. Masalah Dan Intervensi Keperawatan 11
Pertanyaan 13
Daftar Pustaka 16

A. Konsep Metabolik Endokrin

1
1) Pengertian

Sistem endokrin merupakan suatu sistem dimana hormon-hormon diproduksi dan diatur oleh organ
dan kelenjar. Organ-organ yang termasuk dalam sistem endokrin, penyakit dan gangguan kesehatan
yang dapat terjadi pada kelenjar dan organ endokrin dapat mempengaruhi fungsi metabolisme tubuh
secara keseluruhan. Sistem endokrin bertanggung jawab terhadap keseimbangan tubuh melalui
mekanisme homeostatis, sehingga fungsi-fungsi organ tubuh berjalan secara normal. Melalui peran
hormon-hormon yang spesifik fungsi tubuh dapat terkontrol dari pengaruh lingkungan dalam dan
lingkungan luar sehingga berada pada kondisi yang normal (homeostatis). Sistem endokrin juga
berfungsi komunikasikan dengan sistem tubuh lainnya untuk berinteraksi misalnya dengan sistem
saraf yang disebut neuroendokrin.

2) Anatomi Fisiologi

Sistem endokrin mencakup organ-organ kelenjar atau sel yang memproduksi hormon. Pada tubuh
mansia terdapat dua jenis kelenjar yaitu kelenjar eksokrin yang memproduksi cairan, enzim dan
kelanjar endokrin yang menghasilkan hormon. Kelenjar eksokrin mempunyai saluran dan produksinya
langsung pada sasaran, misalnya kelenjar laktrimalis atau kelenjar air mata, kelenjar keringat atau
sebasea, kelenjar pada rambut, kelenjar pankreas. Kelenjar endokrin tidak mepunyai tidak mempunyai
saluran atau kelenjar buntu tetapi banyak terdapat pem buluh-pembuluh darah, produksinya berupa
hormon yang disalurkan ke pembuluh darah atau limfe, mislanya kelenjar hipothalamus, hipofisis,
pineal, tiroid, kelenjar adrenal, kelenjar pankreas dan kelanjar gonad.

a. Hormon

Hormon merupakan substansi kimia yang disekresi oleh kelenjar endokrin dan disalurkan melalui
pembuluh darah atau limfe. Hormon selanjutnya dibawa oleh darah ke sel target. Mekanisme
hubungan antara hormon dan reseptor sel target memicu reaksi biokimia. Berdasarkan struktur
kimianya hormon diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu asam amino, peptide dan lipid.

 Asam amino

Kelompok hormon ini tersusun dari senyawa amine yang merupakan bagian dari protein dan
senyawa tryptophan. Hormon yang mengandung senyawa tryptophan adalah melatonin yang
diproduksi oleh kelenjar pineal.

 Peptida

Jenis hormon ini dibagi atas hormon yang mengandung gliprotein (senyawa asam amino dan
karbohidrat) dan yang mengandung pepside. Sedangkan hormon-hormon yang mengandung peptide
diantaranya Antidiuretik Hormon (ADH), oksitosin dan prolaktin.

 Lipid

Hormon ini banyak mengandung steroid yang merupakan devirat kolesterol. Jenis berperan ini
banyak berperan dalam reproduksi seperti hormon estrogen, progesteron, androgen mineralokortikoid,
glukokartikoid, testosteron.

2
b. Sekresi dan Distribusi Hormon

Hormon disekresi oleh kelenjar endokrin jika ada stimulus baik dari lingkungan internl maupun
eksternal dan juga melalui mekanisme feedback. Hormon yang telah disekresi kemudian masuk ke
pembuluh darah untuk disirkulasi dan dibawa oleh protein khusus menuju sel target. Reseptor sel
target hormon mempunyai dua fungsi yaitu mengenali dan mengikat partikel hormon dan kedua
memberikan signal efektor intraseluler dari stimulasi hormon yang bersangkutan. Meningkatnya
konsentrasi hormon, akan menurunkan jumlah reseptor, keadaan ini disebut down-regulation.

c. Kontrol Aktivitas Hormon

Aktivitas hormon dikontrol oleh mekanisme refleks endokrin. Refleks ini dipicu oleh adanya
stimulasi humoral (perubahan komposisi cairan ekstrasel), stimulasi hormonal (adanya hormon
spesifik) atau stimulasi neural (adanya neurotransmitter). Pada banyak kasus refleks hormonal
dilakukan melalui mekanisme negative feedback. Kontrol aktivitas hormon dilakukan pada level
tinggi yaitu oleh kelanjar hipothalamus dengan mensekresi hormone spesiifk yang dapat menstimulasi
kelenjar hipofisis anterior untuk mensekresi hormon.

d. Mekanisme Umpan Balik Hormon

Mekanisme refleks endokrin dilakukan melalui negatif feedback (umpan balik negatif) dan
stimulasi impuls saraf automatik.

 Umpan balik negatif

Umpan balik negatif terjadi jika peningkatan kadar hormon atau non hormon dalam darah
menghambat sekresi hormon selanjutnya, kemudian menghasilkan keseimbangan sesuai nilai normal.
H
k
u
ti
s
m
o
h
r
jaiA
ln
eK
b
g
t
B

Skema mekanisme umpan balik negatif (sumber: Human Anatomy, Kent M.Van De Graaff,1984)

 Stimulasi saraf automatik

Kontrol saraf terhadap sekresi endokrin, misalnya terjadi pada sekresi hormon di medula adrenal,
yaitu adanya impuls saraf automatik menstimulasi kelenjar medula adrenal untuk mensekresi
epinefrin dan norepinefrin. Disamping itu saraf-saraf dari hipothalamus juga berperan dalam stimulasi
kelenjar hipofisis untuk mensekresi hormon.

e. Hipothalamus

Hipothalamus merupakan bagian dari otak yang terletak diantara cerebrum dan batang otak,
tepatnya diatas kiasma optika dan dibawah thalamus. Hipothalamus mempunyai fungsi :

1. Sekresi hormon

3
2. Regulasi temperatur tubuh
3. Pusat emosi dan perilaku, pusat rasa haus dan pusat rasa lapar, fungsi seksual, pengaturan
gelombang tidur

Kontrol hypothalamus melalui tiga jalur yaitu :

1. Hipothalamus mensekresi hormon regulator yang mempengaruhi sel-sel kelenjar endokrin


pada hipofisis anterior
2. Hipothalamus sendiri merupakan kelenjar hormon, dimana saraf-saraf yang berasal dari
hipothalamus menghasilkan hormon antidiuretic hormon (ADH) dan oksitocin (OT) yang
tersimpan dalam lobus posterior hipofisis atau disebut neurohifisis karena dihasilkan dari sel-
sel sarah hipothalamus.
3. Hipothalamus merupakan pusat autonomik, dimana saraf-saraf automatik secara langsung
mempengaruhi sel endokrin pada medulla adrenal, ketika saraf simpatis diaktifkan maka
medulla adrena mensekresi epinefrin dan norepinefrin dan masuk ke dalam peredaran darah.

f. Kelenjar Hipofisis atau Pituitari

Hipofisis merupakan kelenjar yang berada pada otak bagian dasar, tepatnya pada stella tursika dan
dilapisi oleh selaput dural. (diafragma sellae). Hipofisis terbagi menajdi dua lobus yaitu lobus anterior
atau adenohipofisis dan lobus atau neurohipofisis.

g. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terletak didepan trakea, dibawah kartilago krikoid dan terbentuk seperti kupu-kupu
dengan berat sekitar 20 gram. Kelenjar tiroid diperdarahi oleh arteri tiroid superior yang merupakan
cabang dari arteri karotid eksterna dan arteri tiroid inferior.

h. Kelenjar Paratiroid

Kelenjar ini terdiri dari 4 buah kelenjar yang berada dekat dengan kelenjar tiroid. Paratiroid
menghasilkan parathorman (PTH) yang merupakan hormon polipeptida. Fungsi parathormon
diantaranya :

 Menstimulasi osteoklas untuk melepaskan kalsium dari tulang


 Menghambat osteoblas, dengan menurunkan deposit kalsium dalam tulang
 Mengaktifkan vitamin D untuk membantu meningkatkan kalsium pada usus

i. Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal berada pada ujung ginjal kanan dan kiri yang tersusun atas dua lapisan yaitu
lapisan luar disebut korteks adrenal dan lapisan dalam disebut medulla adrenal.

j. Kelenjar Pankreas

Kelenjar endokrin pada pankreas adalah Pulau Langerhans yang menghasilkan hormon. Sel-sel
Pulau Langerhans tersusun atas sel alfa yang menghasilkan hormon glukagon, sel-sel Beta yang
menghasilkan insulin, sel Delta yang menghasilkan somatostatin atau growth hormone-inhibiting
hormone (GH-IH) dan sel F yang menghasilkan polipeptida pankreatik.

k. Kelanjar Gonad

4
Kelenjar gonad terdiri dari ovarium pada wanita dan testis pada laki-laki. Ovarium menghasilkan
esterogen dan progesteron. Testis menghasilkan hormon androgen yang diantaranya adalah
testosteron.

l. Kelenjar Thymus

Kelenjar thymus terletak dibagian atas dada, dekat jantung. Kelenjar ini memproduksi hormon
thymosin dan thymopoietin untuk perkembangan limfosit T yang merupakan tipe sel darah putih
untuk kekebalan tubuh.

m. Kelenjar Pineal

Kelenjar ini terletak dalam otak dekat thalamus, memproduksi melatonin yang penting dalam
pengaturan siklus tidur dan perasaan. Juga berperan dalam menghambat pelepasan gonadoptropin dan
menghambat produksi melanin oleh melanosit kulit.

3) Patofisiologi

 Gangguan sekresi hormon pertumbuhan


Terdapat dua macam kelainan fisik akibat gangguan sekresi hormon pertumbuhan yaitu
dwarfisme dan gigantisme. Dwarfisme (kerdil), gangguan ini terjadi akibat defisisensi sekresi
hipofisis anterior pada masa anak-anak. Gambaran tubuh, berkembang satu sama lain dalam
perbandingan yang sama. Gigantisme (raksasa), pada kelainan sel-sel penghasil hormon pertumbuhan
hipofisis anterior menjadi aktif berlebihan.

 Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI)

Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) merupakan suatu keadaan kekurangan unsur
iodium yang diperlukan untuk pembentukan hormon tiroid dalam tubuh.

 Gangguan kelenjar tiroid


a. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme merupakan keadaan klinik yang disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid.
Secara garis besar keadaan hipotiroidisme disebabkan oleh tiga ketegori, yaitu :

 Hilangnya atau atrofi dan jaringan tiroid hipotiroidisme tiroprivik


 Berkurangnya rangsangan terhadap kelenjar normal secara instrinsik, seperti penyakit
hipotalamus dan hipofisis hipetiroidisme trofoprivik.
 Qoitrogenesis kompensasi sebagai akibat berkurangnya biosistesis hormon
hipotiroididme qoitrous

b. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah sidrom klinis, fisiologis, dan biokimia sebagai akibat terpaparnya jaringan
oleh kadar hormon tiroid yang berlebihan. Hormon tiroid bekerja hampir di semua jaringan, dan
hipertiroidisme merupakan akibat dari tiap-tiap kelainan sistem organ yang terlihat.

 Gangguan kelenjar paratiroid

5
a. Hipoparatiroid

Jika sekresi hormon paratiroid tidak cukup, osteoklast tidak aktif, sehingga reabsorpsi tulang
akan tertekan sehingga kadar kalsium dalam cairan tubuh berkurang, timbul gejala-gejala tetani.

b. Hiperparatiroid

Penyebab hiperparatiroid adalah tumor pada salah satu kelenjar paratiroid. Pada
hiperparatiroidisme terjadi aktivitas osteoklast pada tulang-tulang menjadi keropos sehingga tulang
muda patah (osteoporosis).

 Gangguan kelenjar pankreas

Gangguan pengeluaran insulin dari sel beta dapat disebabkan oleh berbagai faktor :

 Gangguan mutasi struktural gen untuk insulin


 Gangguan melimpahnya proinsulin di daerah retikulum endoplasmik sehingga ikatan
disulfida tidak sempurna.
 Gangguan atau kelainan penguraian pro insulin menjadi insulin dan peptida C dalam granula
 Gangguan pada glukosa reseptor sel Beta, dengan respons abnormal terhadap glukosa darah

4) Tanda Gejala
 Diabetes
 Haus atau lapar yang berlebihan
 Kelelahan
 Sering buang air kecil
 Mual dan muntah
 Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan
 Perubahan pada penglihatan
 Penyakit graves
 Mata menonjol
 Diare
 Kesulitan tidur
 Kelelahan dan kelemahan
 Detak jantung tidak beraturan
 Tremor
 Hipertiroidisme
 Diare
 Kesulitan tidur
 Kelelahan
 Mudah marah dan perubahan mood
 Detak jantung yang cepat
 Tremor
 Penurunan berat badan tanpa penyebab
 Hipotiroidisme
 Sembelit
 Menurunnya produksi keringat
 Rambut kering
 Kelelahan

6
 Nyeri pada sendi dan otot
 Detak jantung yang melambat
 Muka membengkak
 Kenaikan berat badan

5) Penatalaksanaan
 Pola makan dan diet khusus sesuai penyakit yang dialami pasien, mislanya dengan
menghindari atau membatasi asupan nutrisi tertentu
 Obat atau suplemen pengganti enzim yang dapat membantu proses metabolisme
 Obat untuk menghilangkan zat beracun yang mengendap dalam tubuh, akibat
gangguan metabolisme

6) Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik


 Pemeriksaan fungsi pituitari
 Pemeriksaan hematologi
 Pemeriksaan radiologi seperti X-Ray, CT Scan
 Pemeriksaan fungsi tiroid
 Pemeriksaan hematologi
 Serum thyroxin test (pemeriksaan T4)
 Serum triiiodothyronine test (pemeriksaan T3)
 T3 Erythrocyte up take test
 T3 resin up take test (T3RU)
 T3 bebas
 T4 bebas
 Protein bound iodine (PBI) test
 Thyroid stimulating hormon (TSH)
 Thyroid 131 I uptake (radioactive iodine uptake)
 Radiologi
 Thyroid test
 Thyroid ultrasound
 Magnetic resonance imaging
 Pemeriksaan fungsi paratiroid
 Pemeriksaan hematologi
 Serum kalsium
 Serum phospor
 Serum alkaline phosphatase
 Paratiroid hormon
 Pemeriksaan urin
 Kalsium urin
 Tubular reabsorption of phosphate
 Ellsworth-howard test
 Pemeriksaan fungsi korteks adrenal
 Pemeriksaan hematologi
 Kadar kortisol
 Aldosteron
 Serum ACTH
 Serum renin assay

7
 Pemeriksaan urin
 Pemeriksaan aldosteron urin
 Pemeriksaan kortisol urin
 Pemeriksaan fungsi medulla adrenal
 Pemeriksaan darah
 Pemeriksaan urin asam vanillylmandelic
 Test supresi klonidin (catapres)
 Pemeriksaan fungsi hormon pankreas
 Pemeriksaan hematologi
 Pemeriksaan gula darah puasa
 Pemeriksaan toleransi glukosa
 Essei hemoglobin glikolisat
 Pemeriksaan kolesterol dan kadar serum trigliserida
 Pemeriksaan glukosa urin
 Pemeriksaan ketone urin

B. Konsep Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian
a) Data biografi

Data biografi yang penting dalam kaitannya dengan sistem endokrin yang merupakan data dasar,
diantaranya umur pasien, jenis kelamin, hal ini berkaitan dengan menentukan jenis penyakit tertentu
seperti pada diabetes melitus tipe I atau II, dan data diri lainnya seperti nama, alamat, suku bangsa,
nomor register.

b) Riwayat keperawatan
 Riwayat penyakit yang pernah dialami

Perawat perlu mencatat riwayat penyakit yang dialami oleh pasien selain penyakit yang
dialami sekarang, seperti adakah penyakit hipertensi, riwayat penyakit diabetes melitus,
hipertiroid,hipotiroid, penyakit jantung. Pengobatan yang diberikan, pembedahan yang pernah
dialami.

 Riwayat kesehatan keluarga dab resiko genetik

Tanyakan tentang riwayat obesitas keluarga, gangguan pertumbuhan dan perkembangan,


diabetes, infertilitas, penyakit tiroid, adakah penyakit herediter hemokromotosis, riwayat penyakit
addison.

 Riwayat penyakit sekarang

Tanyakan persepsi pasien tentang penyakitnya, mulai kapan tanda dan gejala muncul, jika ada
nyeri bagaimana karakteristik nyerinya, penyebarannya, upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi
penyakitnya.

c) Pola kesehatan fungsional


 Pola pemenuhan nutrisi
 Eliminasi
 Aktivitas dan latihan
 Istirahat dan tidur

8
 Kognitif persepsi
 Seksualitas
 Mekanisme koping

d) Keluhan Utama
1. Sistem integumen
 Adanya hiperhiperpigmentasi atau hipopigmentasi
 Edema = hipotiroid
 Penyembuhan luka yang lama = DM
 Pertumbuhan yang terlambat atau cepat
 Perubahan distribusi rambut, jumlah, tekstur = gangguan tiroid
2. Sistem kardiovaskuler
 Perubahan tanda vital
 Meingkatnya nadi dan denyut jantung = hipertiroid
3. Sistem persyarafan
 Kelemahan, lokal atau menurun = DM
 Perubahan mental, depresi mental ringan = hipertiroid
 Tremor =hipertiroid
4. Sistem penglihatan
 Kebutaan = DM
 Mata yang melotot keluar = hipertiroid
5. Sistem gastrointestinal
 Penurunan berat badan = DM dan hipotiroid
 Rasa haus dan makan yang berlebihan = DM
 Perubahan pola eliminasi bowel seperti diare = hipotiroid
6. Sistem genetalia dan reproduksi
 Frekuensi urin yang berlebihan(poliuria) = DM
 Adanya batu ginjal = hiperparatiroid
 Perubahan siklus mentruasi, penurunan libido

e) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan teknik inspeksi, palpasi, auskultasi untuk mendapatkan data
objektif. Pemeriksaan fisik pada sistem endokrin bersifat menyeluruh, namun manifestasi klinik akan
sangat membantu dalam memfokuskan pemeriksaan fisik.

1) Tanda-tanda vital
2) Kulit, perubahan warna kulit seperti kemerahan, ekimosis, sianosis, striae
3) Kepala, kesimetrisan, proporsi dengan anggota tubuh yang lain, bentuk dan ukuran, ekspresi
wajah pada kecemasan
4) Mata, kaji ketajaman penglihatan, kesimetrisan, posisi, edema pada mata, pergerakan bola
mata
5) Leher, adakah pembesaran, simetris atau tidak, adakah gangguan menelan dan berbicara.
Lakukan pemeriksaan kelenjar tiroid
6) Thoraks, pada laki-laki adakah pembesaran mamae, pada perempuan payudara kecil.
7) Abdomen, dapat ditentukan :
 Pembesaran hati, limfe

9
 Peristaltik usus menurun pada hipotiroid
8) Genetalia, adanya atropi testis pada laki-laki merupakan indikasi hipopituitri
9) Ekstremitas, kaji bentuk, ukuran, kesimetrisan, kekuatan otot, ROM.

b. Masalah dan Intervensi Keperawatan


1) Pasien dengan Hipertiroidisme
 Risiko penurunan curah jantung
Intervensinya :

Noc Nic
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji dan dokumentasikan tekanan
diharapkan masalah curah jantung pasien darah, adanya sianosis, status
dapat teratasi dengan kriteria hasil : pernafasan, dan status mental
1. Pasien menunjukkan curah jantung 2. Pantau adanya kelebihan cairan
yang memuaskan, dibuktikan dengan 3. Kaji toleransi aktivitas pasien
kefektifaan pompa jantung, status
sirkulasi
2. Pasien menunjukkan status sirkulasi,
dibuktikan dengan indikator
kegawatan sebagai berikut :
 Denyut jantung normal
 Tekanan darah dalam batas
normal
 Bunyi nafas tambahan tidak
ada

 Gangguan persepsi sensorik : penglihatan


Intervensinya:
 Pantau ketajaman penglihatan, fotofobia (sensitivitas berlebihan terhadap
cahaya), keutuhan kornea, dan penutup kelompak mata
 Ajarkan cara melindungi dari cendera dan memelihara ketajaman penglihatan
 Ketidakseimbangan nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh
Intervensinya:

Noc Nic
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Minta pasien menimbang berat badan
diharapkan masalah nutrisi kurang dari setiap hari dan mencatat hasilnya
kebutuhan tubuh pasien dapat teratasi dengan 2. Pantau status nutrisi
kriteria hasil: 3. Ajarkan pasien mengenai kebutuhan gizi
1. Menunjukkan status gizi: asupan tinggi karbohidrat dan protein dan
makanan, cairan, dan zat gizi, ditandai makan kudapan diantara waktu makan
dengan indikator berikut :
 Makanan oral
 Asupan cairan oral atau IV
2. Mempertahankan berat badan
3. Toleransi terhadap diet yang dilakukan
 Gangguan citra tubuh dan ansietas

10
 Bina hubungan saling percaya
 Dorong pasien mengungkapkan perasaan tentang dirinya dan bertanya
mengenai penyakit dan terapinya
2) Pasien yang mengalami hipotiroidisme
 Risiko penurunan curah jantung
Intervensinya :

Noc Nic
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4. Kaji dan dokumentasikan tekanan
diharapkan masalah curah jantung pasien darah, adanya sianosis, status
dapat teratasi dengan kriteria hasil : pernafasan, dan status mental
3. Pasien menunjukkan curah jantung 5. Pantau adanya kelebihan cairan
yang memuaskan, dibuktikan dengan 6. Kaji toleransi aktivitas pasien
kefektifaan pompa jantung, status
sirkulasi
4. Pasien menunjukkan status sirkulasi,
dibuktikan dengan indikator
kegawatan sebagai berikut :
 Denyut jantung normal
 Tekanan darah dalam batas
normal
 Bunyi nafas tambahan tidak
ada
 Edema perifer tidak ada

 Risiko kerusakan integritas kulit


Intervensinya:
 Pantau permukaan kuliat apakah ada kemerahan atau lesi
 Berikan atau ajarkan cara meningkatkan sirkulasi yang optimal pada pasien
pada pasien yang tidak bergerak
 Berikan atau ajari pasien cara memelihara integritas kulit

11
Pertanyaan
1. Sebutkan pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada sistem metabolik endokrin ?

Jawab :

 Pemeriksaan fungsi pituitari


 Pemeriksaan hematologi
 Pemeriksaan radiologi seperti X-Ray, CT Scan
 Pemeriksaan fungsi tiroid
 Pemeriksaan hematologi
 Serum thyroxin test (pemeriksaan T4)
 Serum triiiodothyronine test (pemeriksaan T3)
 T3 Erythrocyte up take test
 T3 resin up take test (T3RU)
 T3 bebas
 T4 bebas
 Protein bound iodine (PBI) test
 Thyroid stimulating hormon (TSH)
 Thyroid 131 I uptake (radioactive iodine uptake)
 Radiologi
 Thyroid test
 Thyroid ultrasound
 Magnetic resonance imaging
 Pemeriksaan fungsi paratiroid
 Pemeriksaan hematologi
 Serum kalsium
 Serum phospor
 Serum alkaline phosphatase
 Paratiroid hormon
 Pemeriksaan urin
 Kalsium urin
 Tubular reabsorption of phosphate
 Ellsworth-howard test
 Pemeriksaan fungsi korteks adrenal
 Pemeriksaan hematologi
 Kadar kortisol
 Aldosteron
 Serum ACTH
 Serum renin assay
 Pemeriksaan urin
 Pemeriksaan aldosteron urin
 Pemeriksaan kortisol urin
 Pemeriksaan fungsi medulla adrenal
 Pemeriksaan darah
 Pemeriksaan urin asam vanillylmandelic
 Test supresi klonidin (catapres)
 Pemeriksaan fungsi hormon pankreas

12
 Pemeriksaan hematologi
 Pemeriksaan gula darah puasa
 Pemeriksaan toleransi glukosa
 Essei hemoglobin glikolisat
 Pemeriksaan kolesterol dan kadar serum trigliserida
 Pemeriksaan glukosa urin
 Pemeriksaan ketone urin

2. Sebutkan jalur kontrol hipothalamus didalam tubuh mansia ?

Jawab:

a. Hipothalamus mensekresi hormon regulator yang mempengaruhi sel-sel kelenjar endokrin


pada hipofisis anterior
b. Hipothalamus sendiri merupakan kelenjar hormon, dimana saraf-saraf yang berasal dari
hipothalamus menghasilkan hormon antidiuretic hormon (ADH) dan oksitocin (OT) yang
tersimpan dalam lobus posterior hipofisis atau disebut neurohifisis karena dihasilkan dari sel-
sel sarah hipothalamus.
c. Hipothalamus merupakan pusat autonomik, dimana saraf-saraf automatik secara langsung
mempengaruhi sel endokrin pada medulla adrenal, ketika saraf simpatis diaktifkan maka
medulla adrena mensekresi epinefrin dan norepinefrin dan masuk ke dalam peredaran darah.

3. Bagaimana tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien hipotiroidisme ?

Jawab:

 Risiko penurunan curah jantung


Intervensinya :

Noc Nic
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 7. Kaji dan dokumentasikan tekanan
diharapkan masalah curah jantung pasien darah, adanya sianosis, status
dapat teratasi dengan kriteria hasil : pernafasan, dan status mental
5. Pasien menunjukkan curah jantung 8. Pantau adanya kelebihan cairan
yang memuaskan, dibuktikan dengan 9. Kaji toleransi aktivitas pasien
kefektifaan pompa jantung, status
sirkulasi
6. Pasien menunjukkan status sirkulasi,
dibuktikan dengan indikator
kegawatan sebagai berikut :
 Denyut jantung normal
 Tekanan darah dalam batas
normal
 Bunyi nafas tambahan tidak
ada
 Edema perifer tidak ada

13
 Risiko kerusakan integritas kulit
Intervensinya:
 Pantau permukaan kuliat apakah ada kemerahan atau lesi
 Berikan atau ajarkan cara meningkatkan sirkulasi yang optimal pada pasien
pada pasien yang tidak bergerak
 Berikan atau ajari pasien cara memelihara integritas kulit

14
Daftar Pustaka
Bare & Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8). Jakarta : EGC

leMone Priscilla, dkk. 2019. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Endokrin Diagnosia
Keperawatan Nanda Pilihan, NIC & NOC. Jakarta : EGC .

Sapto dan Fitri. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Untuk Akademi Keperawatan. Jakarta: Widya
Medika .

Tarwoto, dkk. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta: Trans Info
Media

Wilkinson Judith M. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi NIC Dan Kriteria Hasil
NOC. Jakarta : EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai