DISUSUN OLEH :
NPM :19201044
Semua hormon umunya memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sifat yang umum
diperlihatkan oleh hormon ialah sebagai berikut:
1. Hormon Polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk precursor yang belum aktif (disebut
sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai yang panjang daripada
bentuk aktifnya.
2. Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan sebagian
hormon berumur pendek.
3. Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera beraksi dengan sel sasaran dalam
waktu beberapa detik, sedangkan hormon yang lain (contohnya esterogen dan tiroksin) bereaksi
secara lambat dalam waktu beberapa jam samapai beberapa hari.
4. Pada sel sasaran, hormon akan berkaitan dengan reseptornya.
5. Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan kedua dalam mekanismenya.
2.1 Definisi
Diabetes mellitus adalah sekelompok penyakit metabolik yang dikarateristikan dengan
meningkatnya kadar gula didalam darah (hiperglikemia) sebagai hasil dari gangguan sekresi
insulin,resistensi insulin atau keduanya (Hinkle dan cheever ,2014,Ignatavicius dan
Workman,2010).diabetes mellitus adalah gangguan metabolism dan penggunaan glukosa sebagai
akibat dari malfungsi sel beta pancreas (Dewit dan Kumagai,2013)
2.2 Etiologi
Pada penderita diabetes mellitus pengaturan system kadar gula darah terganggu,insulin
tidak cukup mengatasi dan akibatnya kadar gula dalam darah bertambah tinggi.peningkatan
kadar glukosa darah akan menyumbat seluruh system energy dan tunuh berusaha kuat
mengeluarkannya melalui ginjal.kelebihan gula dikeluarkan melalui air kemih ketika makan
makanan yang banyak kadar gulannya.peningkatan kadar gula dalam darah sangat cepat dan
ketika insulin tidak mencukupi maka terjadilah diabetes mellitus.insulin berfunfsi unruk
mengatur kadar gula dalam darah guna menjamin kecukupan gula yang disediakan setiap saat
bagi jaringan dan organ sehingga proses-proses kehidupan utama bisa berkesinambungan.
2.3 Patofisiologi
Jaringan tubuh dan sel menggunakan glukosa untuk menghasilkan energy.glukosa adalah
gula sederhana yang kita peroleh dari makanan yang kita makan.makanan yang mengandung
karbohidrat akan dicerna dalam bentuk glukosa kemudian diabsorbsi dalam aliran
darah.karbohidrat paling banyak menghasilkan glukosa dibandingkan dengan lemak dan protein
hanya sedikit saja menghasilkan glukosa pada sel,insulin berperan untuk transportasi dan
metabolism glukosa untuk menghasilkan energy.selama periode puasa ,sel beta pancreas selalu
mengeluarkan sejumlah kecil insulin .insulin dan glukosa bekerja sam mengatur kadar gula darah
yang konstan di dalam darah melalui stimulus pengeluaran glukosa dari hati.hati memproduksi
glukosa melalui pemecahan glikogen (glikogenolisis)setelah 8-12 jam tanpa makanan ,hati
membentuk glukosa dari pemecahan substansi nonkarbohidrat termasuk asam
amino(gluconeogenesis)(HINKLE dan CHEVER ,2014).Diabetes terjadi akibat defisiensi
produksi insulin oleh sel beta pancreas atau akibat ketidakmampuan sel tubuh dalam
menggunakan insulin.pada saat glukosa tidak dapat masuk kedalam sel tubuh maka glukosa akan
meningkat didalam darah dan menyebabkan kondisi hiperglikemia .sel akan mengalami
kekurangan sumber energy.sekresi glucagon yang abnormal juga berperan penting terjadinya
diabetes mellitus tipe 2.
2.5 Komplikasi
Komplikasi DM meliputi komplikasi akut dan komplikasi kronik.komplikasi akut dari
DM yang memerlukan tindakan emergency adalah diabetic ketoacoidosis (DKA) dan keadaan
hiperglikemic –hiperosmolar.komplikasi yang kronik yaitu gangguan makrovaskuler dan
mikrovaskuler.
a. Komplikasi akut
Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah kadar gula yang rendah didalam darah dan terjadi ketika
gula darah kurang dari 70 mg/Dl.
Diabetic ketoasidosis (DKA)
DKA disebabkan oleh tidak ada insulin atau akibat ketidakadekuatan jumlah
insulin.
Hiperglicemic hyperosmolar syndrome
HHS adalah gangguan metabolik pada DM tipe 2 sebagai hasil dari defisiensi
insulin yang relative yang diawali dengan adanya kebutuhan terhadap insulin.
b. Komplikasi kronik
Komplikasi makrovaskuler
Komplikasi makrovaskuler meliputi penyakit jantung coroner,cerebrovaskuler
desease,dan penyakit pembuluh darah peripheral.
Komplikasi mikrovaskuler
Penyakit mikrovaskuler pada DM ,dikarateristikan dengan penebalan membrane
dasar kapiler sebagai respon terhadap hiperglikemia kronik.
Diabetic neuropati
Diabetic neuropati merupakan sekelompok penyakit yang berpengaruh terhadap
semua tipe sharaf termasuk peripheral (sensorimotor),autonomic,dan saraf
spinal.penyebab dari neuropati adalah peningkatan kadar gula darah dalam jangka
waktu yang lama.
Komplikasi pada kaki dan ekstremitas bawah
Komplikasi DM yang berkontribusi terhadap meningkatnya resiko masalah dan
infeksi pada kaki adalah neuropati ,penyakit pembulu darah perifer dan
immunocompromise.
2.6 patofisiologi dan patoflodiagram
2.7 pemeriksaan diagnostic
Abnormalitas dari kadar gula darah yang tinggi merupakan dasar dari kriteria terhadap
diagnose DM.Beberapa kriteria diagnostic terhadap DM adalah memiliki gejala DM ditambah
beberapa diagnostic di bawah ini (Hinkle dan Cheever ,2014,p.1420,Sacks,Arnold,Bakris dan
Bruns,2011)
Kriteria diagnostic DM menurut American Diabetes Association (2015).
Pemeriksaan Pre diabetes Diabetes Normal
diagnostik
Gla drah swktu 200 mg/dl <200 mg/dl
2 jm sth mkn 140-199 mg/dl 200 mg/dl <140 mg/dl
Puasa 100-125 mg/dl 126 mg/dl <100 mg/dl
HbA1C 5.7%-6.4% 6.5 % <5.7 %
Data obyektif
a.mata :katarak
b.integumen:kulit kering,hangat,tidak elastis,adanya lesi pada
kaki,kehilangan rambut pada kaki.
c.pernapasan:cepat dan dalam
d.kardiavaskuler:nadi cepat dan lemah
e.gastrointestinal:mulut kering dan muntah
f.neurologi :perubahan reflex,bingung stupor dan koma
g.muskuloskeletal:kelemahan otot
pemeriksaan fisik
a.tekanan darah (saat berbaring dan duduk untuk mengetahui adanya
hipotensi orthostatic)
b.indeks masa tubuh (tinggi badan dan berat badan )
c.ketajaman pengelihatan dan funduscopic
d.pemeriksaan kaki secara menyeluruh (lesi,tanda dan gejala
infeksi,pulsasidan adanya deformitas)
e.pemeriksaan kulit(lesi dan lokasi injeksi)
f.pemeriksaan neurologi:menggunakan monofilament dan pemeriksaan
reflex tendon
g.pemeriksaan mulut.
Pemeriksaan diagnostic
o Gula darah puasa ,sewaktu 2 jam setelah makan
o HgbA1C(AIC)
o Trigleserida,Kolesterol,hdl
o Serum kreatinin
o Urinalisis
o Elektrokardiogram
o Blood ure nitrogen
o Albunuria
o Serum elektrolit
BAB 1V
HASIL PENELITIAN TERKAIT PENATALAKSANAAN DM
Penatalaksanaan diabetes mellitus tipe 1 berupa terapi non farmakologis seperti olah raga
dan diet serta terapi farmakologis yaitu pemberian insulin. Diet dan penggunaan insulin yang
dijalankan dengan baik merupakan kunci untuk mencegah terjadinya kegawatdaruratan, baik
ketoasidosis diabetik maupun hipoglikemia berat.[9, 14]
a.Berobat jalan
Pasien tidak perlu dilakukan perawatan di rumah sakit bila datang dengan keadaan umum dan
kesadaran masih baik. Pada pasien baru tanpa keluhan muntah, dehidrasi, dan asidosis, panduan
terapi insulin untuk pasien adalah sebagai berikut:
Terapi Awal
Insulin diberikan dengan dosis awal 0,25 unit/kgBB subkutan menggunakan
insulin rapid-acting. Pada anak usia < 4 tahun, atau tidak berada dalam status
ketotik, dosis awal dapat dikurangi menjadi 0,125 unit/kgBB.
Terapi Lanjutaan
Ada dua standar regimen insulin yang dapat dipilih di bawah ini:
1. Dua kali suntikan per hari dengan kombinasi insulin yang short dan intermediate-acting dengan
dosis total 1 unit/kgBB/hari dibagi 2/3nya pada pagi hari dan 1/3nya pada malam hari. Dosis
pagi hari menggunakan insulin intermediate-acting dan 1/3nya short acting.
2. Multipel suntikan per hari dengan insulin analog long-acting malam hari dan suntikan sebelum
makan dengan insulin analog rapid-acting dengan dosis 0,4 unit/kgBB sebagai insulin basal
menggunakan long-acting insulin pada jam 20.00-21.00 kemudian dilanjutkan dengan 0,6
unit/kgBB insulin rapid-acting terbagi dalam 3 dosis sebelum makan pagi, siang, dan malam.
Kelemahan metode ini adalah pasien musti cukup mengerti dan mampu menyuntikkan insulin
sendiri sehingga biasanya dilakukan pada anak usia >10 tahun.[17]
Penanganan Pasien Lama
Pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 yang datang dengan hiperglikemia dan ketosis
dengan pH darah normal, berikan dosis tambahan sebesar 10% total dosis insulin per hari secara
subkutan dalam bentuk insulin rapid-acting lalu monitor kadar gula darah dan keton tiap 1-2
jam. Dosis ini dapat diulangi setelah 2-4 jam bila kadar keton darah masih di atas 1,0 mmol/L.
Self Monitoring
Pasien yang akan diberikan terapi insulin harus diedukasi untuk dapat memonitor dan mencatat
kadar gula darah harian, mengenali gejala ketoasidosis diabetik dini dan melakukan tes urin
keton, serta mengenali tanda hipoglikemia.
Follow Up
Follow up dilakukan terhadap kadar gula darah menggunakan pemeriksaan HbA1c setiap 3 bulan
sekali sampai gula darah terkontrol dengan baik, lalu dilanjutkan setiap 6 bulan sekali. Follow
up juga harus dilakukan terhadap kemungkinan komplikasi, berupa pemeriksaan funduskopi,
pemeriksaan neurologis, dan cek kadar kolesterol darah serta fungsi ginjal.[4,6]
Alat Pompa Insulin (Insulin Pump)
Desain dan model alat pompa insulin sudah berganti-ganti diperbaiki sejak dibuat pertama kali di
tahun 1963 oleh Dr. Arnold Kadish, yang besarnya dan dibawa seperti tas ransel. Sekarang ini,
insulin pump dirancang berbentuk kecil dan diprogram guna memompa rapid-acting insulin
yang tersimpan dalam cartridge plastik ke kanula melalui selang plastik yang fleksibel, dengan
dua cara:
1. Dosis tetap dan kontinu, disebut sebagai basal insulin
2. Dosis yang diatur sesuai dengan kebutuhan, disebut sebagai bolus diberikan pada waktu sekitar
makan
Dosis insulin di atas disalurkan masuk ke jaringan lemak bawah kulit melalui kanula dengan
bantuan jarum kecil, kemudian tempat masuk kanula difiksasi di permukaan kulit. Keuntungan
penggunaan pompa insulin adalah alat ini dapat dibawa ke mana saja, mudah dan nyaman
digunakan, bisa disesuaikan dan akurat. Namun, alat ini mahal harganya, pompa bisa tidak
berfungsi bila batere lemah, kanula dapat terpelintir dalam tubuh, insulin dapat bocor
bila cartridge kosong dan selang menjadi kendur, lokasi masuknya kanula dapat terinfeksi.
Karenanya, monitoring kadar gula darah harian mesti dilakukan secara ketat bilamana
menggunakan alat pompa insulin ini.[18-20]
Hiperglikemia dan Ketosis akibat Sumbatan pada Pompa Insulin
Hiperglikemia dan ketosis dengan pH darah normal pada pasien yang mendapat pompa insulin
dapat ditangani sebagai berikut:
Berikan 20% dari total dosis insulin per hari secara sub kutan yang rapid-acting
Posisikan kembali kanula pada alat pompa insulin dan mulai lagi dosis insulin sebagaimana
biasanya
Monitor kadar gula darah dan keton darah tiap 1-2 jam
Zat keton darah seharusnya turun < 0,6 mmol/L
Rujukan ke Rumah Sakit
Pasien diabetes mellitus tipe 1 memerlukan perawatan di rumah sakit jika pasien mengalami
kejadian hiperglikemia berulang, komplikasi seperti gangren kaki, atau mengalami penurunan
kesadaran baik akibat terjadinya ketoasidosis maupun akibat kejadian hipoglikemia berat.
Jika dibutuhkan tindakan operasi, penting bagi dokter untuk memastikan stabilisasi kadar gula
darah dan terapi insulin pasien saat puasa preoperatif.
Terapi Nonfarmakologis
Selain terapi insulin, pasien diabetes mellitus tipe 1 juga memerlukan penanganan
nonfarmakologis berupa diet dan olah raga. Untuk diet, pasien dan keluarga harus mengerti
mengenai jumlah kalori, karbohidrat, protein, dan lemak yang harus dikonsumsi, serta cara
membaginya antara makan pagi, siang, malam, dan juga cemilan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronik yang menimbulkan gangguan multisistem dan
mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin
2. Pengkajian data penyakit Diabetes Mellitus dapat memberikan hasil bervariasi antara pasien satu
dengan yang lain. Pada umumnya data dan gejala yang ditemukan timbul sebagai akibat
3. Perawatan dan pengobatan Diabetes Mellitus terdiri dari diet, yang merupakan hal yang sangat
berperan, latihan fisik yang tepat, obat-obatan dan juga pendidikan kesehatan mengenai penyakit
tersebut.
Setelah mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus serta komplikasi yang ada maka klien
perlu menyadari keadaan dirinya, sehingga perlu melakukan kontrol yang efektif mungkin untuk
mencegah terjadinya peningkatan gula darah dan diharapkan keluarga dapat bekerja sama dalam
hal ini.
Harus ada kerjasama dan komunikasi yang baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebab dengan adanya kerjasama dan komunikasi
yang baik, dengan memandang individu sebagai makhluk biopsiko sosial dan spiritual.
3. Untuk masa yang akan datang, penulis mengusulkan jika memungkinkan bahwa dalam
melaksanakan asuhan keperawatan untuk penulisan karya tulis ini perlu diberi waktu agak lama
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati.(2013).penatalaksanan keperawatan diabetes mellitus terpadu dengan penerapan teori
keperawatan self care orem.jakarta:mitra wacana media.
Williams,L.S, dan HOPPER,P.D.(2011).understanding medical surgical nursing .unitess states of
America:F.A.Davis company.