Anda di halaman 1dari 8

Nama : Yoza Silfa Asanah

NIM : 204110399
Tingkat : 1C
Tugas : Rangkuman 1 Fisiologi
Dosen :Rati Purnama Sari,M.Tr.Keb

SISTEM ENDOKRIN

Adalah sistem yang bertugas mensekresi hormone yang berfungsi mengatur seluruh
kegiatan organ- organ dalam tubuh sesuai yang dibutuhkan masing-masing organ (hormone
sebagai pembawa pesan) dan merupakan gabungan dari beberapa kelenjar endokrin.

 Kelenjar ensokrin : menghasilkan zat non hormonal seperti keringat dan saliva. Memiliki
duktus (tabung) yang membawa zat-zat ini ke permukaan internal atau eksternal
membran.
 Kelenjar endokrin : melepaskan hormone nya ke jaringan di sekitarnya. Kelenjar tidak
berduktus (ductless).
Fungsi kelenjar endokrin
1. Mengontrol dan merangsang aktifitas kelenjar tubuh.
2. Merangsang pertumbuhan jaringan.
3. Menghasilkan hormone-hormon yang dibutuhkan oleh organ-organ tertentu.
Fungsi hormon
1. Mengendalikan proses-proses dalam tubuh manusia seperti proses metabolisme,
proses oksidatif, perkembangan seksual.
2. Menjaga keseimbangan fungsi tubuh (homeostatis).Sifat-sifat hormon
1. Bekerja secara spesifik pada organ/aktivitas tertentu/waktu tertentu (hanya saat
dibutuhkan).
2. Dihasilkan dalam jumlah sedikit tapi berpengaruh besar.
3. Kerja bersifat cenderung lambat, tidak spontan seperti saraf.
1.Kelenjar hipofisis
Dibagi menjadi 3 bagian berdasar letaknya :
 Bagian depan (anterior).
 Bagian tengah (central).
 Bagian belakang (posterior).
1. Kelenjar hipofisis anterior (adenohipofise) menghasilkan beberapa hormon :
 Hormon gonadotropin (LH dan FSH) mempengaruhi pertumbuhan, maturitas fungsi
organ seks primer dan sekunder, sedangkan pada pria merangsang terjadinya
spermatogenesis (siklus pembentukan sperma pada pria).
 Hormon somatotropin
 Adenocorticotropin (ACTH)
 Somatotropin/GH Merangsang pertumbuhan tubuh, tulang, dan sintesa protein
 Hormon lactogenic
2. Kelenjar hipofise tengah menghasilkan 1 hormon: melanosit stimulating hormone (MSH)
 Menghasilkan melanotropin (MSH) bertanggung jawab terhadap pewarnaan pada kulit
manusia. Semakin banyak melanosit yang diproduksi, maka semakin hitam kulit
seseorang.
3. Kelenjar hipofise belakang (neurohipofise) menhasilkan 2 macam hormon :
 Hormon vasopresin atau hormone diuretic (ADH) mempengaruhi proses reabsorpsi
urine pada tubulus distal ginjal guna mencegah terlalu banyak urine yang keluar.
 Hormon oksitosin merangsang otot polos yang terdapat di uterus, ikut terlibat transport
sperma dalam traktus reproduksi wanita.

Hipotalamus

 Terdiri dari sel-sel neuro sekretoris.


 Hipotalamus berhubungan dengan hipophisis pars anterior (Adeno Hipophisis) melalui
pembuluh darah balik (Vena Porta Hipothalamo Hipophisial).
 Berhubungan dengan Hipophisis Pars Posterior (Neuro Hipophisis) melalui hubungan
tali syaraf.
 Mengontrol/mengendalikan fungsi hipophisis.
2.Kelenjar tiroid
 Terletak dibagian depan leher atau bagian depan kerongkongan tepat di bawah
kartilago krikoid antara fasia koli media dan fasia prevertebralis.
 Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama .
 Hormon tiroid mengatur laju metabolism tubuh, pertumbuhan testis, saraf, dan tulang,
mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin, menambah kekuatan kontraksi otot
dan irama jantung, sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat
metabolisme dan antagonis insulin.
3. Kelenjar paratiroid
 Terletak di setiap sisi dari kelenjar tiroid dan berjumlah 4 buah yang tersusun secara
berpasangan,
 Menghasilkan hormone Paratiroid (Parathyroid Hormon/PTH).
 Berfungsi menjaga keseimbangan kalsium dalam darah dan juga mengatur
metabolisme fosfor.
PTH : Ginjal, meningkatkan reabsorpsi kalsium.
Tulang, merangsang aktivitas osteoplastik.
Usus, PTH meningkatkan absorpsi kalsium.

4. Kelenjar anak ginjal (Adrenal/Suprarenal)

 Terletak di kutub atas kedua ginjal.


 Kelenjar suprarenal /kelenjar anak ginjal menempel pada ginjal. Terdiri dari dua lapis
yaitu bagian korteks dan medula.
Korteks adrenal mesintesa 3 hormon yaitu :
 Mineralokortikoid (Aldosteron), mengatur keseimbangan elektrolit dengan retensi
natrium dan ekskresi kalium.
 Glukokortikoid, berfungsi dalam metabolisme glukosa (glukosaneogenesis), kadar
glukosa darah, metabolisme cairan dan elektrolit, inflamasi, dan imunitas.
 Androgen/hormon seks (Androgen dan Estrogen), mempengaruhi ciri seks
sekunder. Medula mesintesa 2 hormon, yaitu :
 Hormon adrenalin, berhubungan dengan fisiologis manusia, seperti meningkatkan
denyut jantung, kecepatan pernapasan, dan menyempitkan pembuluh darah manusia.
 Hormon noradrenalin fungsi nya adalah kebalikan dari hormon adrenalin.
5.Kelenjar pancreas
 Terletak di retroperitoneal rongga abdomen atas dan terbentang horizontal dari cincin
duodenal ke lien.
 Berfungsi sebagai endokrin dan
eksokrin. Terdiri dari 2 hormon, yaitu :
 Sel alpha, yang menghasilkan hormone glucagon yang berperan dalam produksi
glukosa dalam darah.
 Sel betha, yang menghasilkan hormone insulin yang berperan dalam kadar
glukosa dalam darah.
6. Kelenjar gonad (kelenjar reproduksi)
 Kelenjar gonad terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas.
 Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas dengan sekresi gonadotropin
(FSH dan LH).
 Pada pra di testis, pada wanita di ovarium.
 Testis sebagai organ endokrin menghasilkan hormone testosterone dan estradiol di
bawah pengaruh LH.
 Ovarium sebagai organ endokrin mematangkan ovum/siklus.
Menghasilkan beberapa macam hormon, yaitu :
 Hormon estrogen berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi
sekunder.
 Hormon progesteron berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan alat
reproduksi.
 Hormon androgen berfungsi dalam pertumbuhan dan perkembangan alat reproduksi
primer pria.
Beberapa gangguan hormon, yaitu :
 Penyakit Addison, berkurangnya produksi dari hormon glukortikoid (infeksi/gangguan
imun).
 Sindrom cushing, produksi berlebihan hormon glukortikoid. Gejalanya seperti
osteoporosis, otot lemah, luka yang sulit sembuh.
 Sindrom adrenogenital, kurangnya produksi hormon glukortikoid akibat kekurangan
enzim pembentuk glukortikoid pada kelenjar adrenal.
 Diabetes mellitus, kadar glukosa dalam darah yang meningkat.
 Hipotiroidea, hormone tiroid diproduksi secara berlebihan, graves, penyakit dengan
gejala seperti pembengkakan kelenjar tiroid, pembesaran bola mata.

 Sistem endokrin terdiri dari sel, jaringan, dan organ yang mensekresikan hormon.
 Fungsi
Sistem endokrin memiliki beberapa fungsi sebagaimana dia mempengaruhi berbagai
sel dan jaringan di tubuh. Secara ringkas dari fungsi sistem endokrin yaitu dia
mengkoordinasikan fungsi tubuh seperti:
 Pertumbuhan
 Perkembangan
 Reproduksi
 Metabolisme
 Homeostatis
 Sistem endokrin juga membantu mengatur aktivitas sistem imun dan proses apoptosis.
 Kelenjar eksokrin memiliki duktus, kelenjar endokrin tidak memiliki duktus.
 Hormon adalah utusan kimia yang dibawa oleh darah ke seluruh tubuh dimana
memodifikasi fungsi seluler dari sel target.
 Kelenjar endokrin utama adalah kelenjar adrenal, gonad, kelenjar pineal, kelenjar
hipofisis, timus, dan kelenjar tiroid. Selain itu, fungsi hipotalamus seperti kelenjar
endokrin dalam beberapa cara.
 Hormon dkelompokkan secara kmia, baik sebagai hormone steroid atau nonsteroid.
 Produksi sebagian besar hormon dikontrol oleh mekanisme umpan balik negative.
 Mekanisme umpan balik dar produksi hormon bekerja satu dari tiga cara:hormonal,
neural, dan humoral.
 Gangguan endokrin berhubungan dengan hiposekresi atau hipersekres berat dari
berbagai hormon. Hiposekresi mungkin hasil dari cedera.
 Hipersekresi kadang-kadang disebabkan oleh tumor.
 TSH merangsang sekresi tiroksin (T4) dan triodotironin (T3) yang
meningkatkan metabolisme seluler, sintesis protein, dan aktivitas neural.
 Iodin adalah komponen penting dari molekul T4 dan T3.
 Hipersekresi hormone tiroid menyebabkan penyakit graves. Defisiensi iodin
menyebabkan simple goiter.
 Hiposekresi hormon tiroid pada bayi dan anak-anak menyebabkan kretinisme, pada
orang dewasa menyebabkan miksedema.Hormon paratiroid meningkatkan kadar
ca2+ darah dengan meningkatkan pelepasan ca2+ dari tulang, absorpsi ca2+ dari
usus, tahanan ca2+ oleh ginjal.
 PTH juga mengaktifkan vitamin D, yang membantu merangsang absorpsi kalsum
oleh usus.
 Sekresi paratiroid dikontrol oleh kadar ca2+ darah.
 PTH dan kalsitonin bekerja secara antagonis untuk mengatur kadar ca2+ darah.
 Hiposekresi PTH menyebabkan tetani, yang dapat menyebabkan kematian.
Hiposekresi menyebabkan lelah, kerusakan tulang yang dapat fraktur secara spontan.
 Kelenjar adrenal terletak superior terhadap setiap ginjal. Setiap kelenjar terdiri dari
dua bagian: bagian dalam medulla adrenal dan korteks adrenal bagian luar.
 Medula adrenal mensekresikan epinefrin dan norepinefrin yang menjaga tubuh untuk
merespon terhadap situasi darurat. Keduanya meningkatkan denyut jantung, sirkulasi
ke sistem saraf dan muskuler, dan kadar glukosa dalam darah.
 Korteks adrenal mensekresikan sejumlah hormon yang dikelompokkan
sebagai mineralokortikoid, glukortikoid, dan androgen.
 Aldosteron adalah mineralokortikoid yang paling penting. Dia membantu untuk
mengatur konsentrasi elektrolit dalam darah, khususnya ion natrium, dan kalium, yang
meningkatkan tekanan darah.
 Kortisol adalah glukortikoid yang paling penting. Dia mendorong pembentukan glukosa
dari sumber nonkarbohidrat dan menghambat inflamasi. Sekresinya diatur oleh ACTH.
 Kortisol terlibat dalam respon terhadap stres kronik.
 Sejumlah kecil androgen disekresikan. Mereka memiliki efek kecil pada pria
dewasa, tapi berperan terhadap dorongan seks pada pria dewasa.
 Hiposekresi kortisol menyebabkan penyakit Addison.
 Hipersekresi kortisol menyebabkan sindrom cushing.
 Gonad adalah kelenjar kelamin. Ovarium pada wanita dan testis pada pria. Mereka
mensekresikan hormon kelamin, selain itu memproduksi sel kelamin. Sekresi hormon
ini dikontrol oleh FSH dan LH.
 Estrogen disekresikan oleh folikel ovarium dan mereka merangsang perkembangan
organ reproduksi wanita dan karakteristik kelamin sekunder. Estrogen juga membantu
menyiapkan uterus untuk preembrio dan membantu mempertahankan kehamilan.
 Progesteron disekresikan utamanya oleh korpus luteum dari ovarium setelah ovulasi.
Dia menyiapkan uterus preembrio, mempertahankan kehamilan, dan menyyiapkan
kelenjar susu untuk produksi ASI.
 Testis mensekresikan testosterone, hormone seks pria yang merangsang
perkembangan organ reproduksi pria dan karakteristik kelamin sekunder.
Sistem endokrin dalam kehamilan
Trimester 1
Perubahan besar pada sistem endokrin yang penting terjadi untuk mempertahankan
kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan pascapartum (nifas). Tes HCG positif dan
kadar HCG meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu.
Perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan terutama akibat produksi estrogen dan
progesteron plasenta dan juga hormone-hormon yang dikeluarkan oleh janin. Berikut
perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan (dan trimester 1 sampai trimester 3).
a. Estrogen
Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir kehamilan
kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil.
b. Progesteron
Produksi progesterone bahkan lebih banyak dibandingkan estrogen. Pada akhir kehamilan
produksinya kira-kira 250 mg/hari. Progesteron menyebabkan lemak disimpan dalam
jaringan sub kutan di abdomen, punggung, dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai
cadangan energy baik pada masa hamil maupun menyusui.
c. Human chorionic gonadotropin (HCG).
Hormon ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah perubahan dan merupakan dasar tes
kehamilan. Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah konsepsi. Fungsi
utamanya adalah mempertahankan korpus luteim.
d. Human placental lactogen (HPL).
Hormon ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm mencapai 2 gram/hari. Efeknya
mirip dengan hormone pertumbuhan. Ia juga bersifat diabegotenik, sehingga kebutuhan
insulin wanita hamil naik.
e. Pituitary gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan karena ditekan oleh
estrogen dan progesteron plasenta.
f. Prolaktin
Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi estrogen, sekresi air
susu sendiri dihambat oleh estrogen ditingkat target organ.
g. Growth hormon (STH).
Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan HPL.
h. TSH, ACTH, dan MSH
Hormon-hormon ini tidak banyak dipengaruhi oleh kehamilan.
i. Titoksin
Kelenjar tiroid mengalami hipertropi dan produksi T4 meningkat. Tetapi T4 relativ tetap.
j. Aldosteron, renin, dan angiotensin
Hormon ini naik, yang menyebabkan naiknya volume intravaskuler.
k. Insulin
Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen, progesteron, dan HPL.
l. Parathormon
Hormon ini relativ tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
Trimester II
Estrogen dan progesterone, FSH dan LH
1. Sekresi hipofisis, kelenjar hipofisis anterior membesar sedikitnya 50%
selama kehamilan.
2. Ekresi kortikosteroid, meningkat selama kehamilan untuk membantu mobilisasi
asam.
3. Sekresi kelenjar tiroid, membesar sekitar 50% dan meningkat produksi tiroksin
yang sesuai dengan pembesaran tersebut.
4. Sekresi kelenjar paratiroid, membesar selama kehamilan terjadi bila ibu
mengalami defisiensi Ca/kalsium dalam makanannya.
5. Sekresi relaksin O/ovarium, agak diragukan fungsinya karena mempunyai
efek perlunakan serviks ibu hamil pada saat persalinan.
Trimester III
Hormon somatomamotropin, estrogen, dan progesterone merangsang mammae semakin
membesar dan meregang, untuk persiapan laktasi.

2,Cari dan buatlah penjelasan singkat bagaimana kerja hormon yang berperan pada siklus
menstruasi!
Berikut adalah hormon-hormon yang berperan mengatur fase menstruasi:

1. Estrogen
Estrogen bertugas mengatur siklus dan berperan dalam pertumbuhan lapisan Rahim. Jika sel
telur tidak dibuahi, kadar estrogen akan menurun tajam dan saat itulah haid dimulai. Namun
jika sel telur dibuahi, estrogen bekerja sama dengan progesterone untuk menghentikan
ovulasi selama kehamilan.

2. Progesteron
Dilansir dari Hormone Health Network, progesterone memicu lapisan Rahim untuk menebal
untuk mempersiapkan sebelum kehamilan. Selain itu, progesterone juga mencegah otot
rahim berkontraksi yang bisa membuat sel telur dapat menempel. Ketika hamil, progesterone
akan merangsang tubuh untuk menciptakan pembuluh darah di lapisan rahim. Tujuannya
untuk memberi makan janin yang akan tumbuh nantinya. Jika wanita tidak hamil, korpus
luteum (massa dari folikel yang matang) yang menempel akan rusak sehingga menurunkan
kadar progesterone di dalam tubuh.

3. Hormon luteinizing (LH)


Hormon ini membantu merangsang ovarium untuk menghasilkan estrogen. Dalam fase
menstruasi, lonjakan hormone luteinizing menyebabkan ovarium melepaskan sel telur
selama ovulasi. Jika pembuahan terjadi, hormon luteinizing akan merangsang corpus
luteum menghasilkan progesteron untuk menebalkan dinding rahim.

4. Hormon perangsang folikel (FSH)


FSH adalah hormon yang membantu pertumbuhan folikel di ovarium dan melepaskan sel
telur. Folikel menghasilkan estrogen dan progesteron dalam ovarium untuk menjaga siklus
haid tetap teratur. Ketika wanita tidak memiliki cukup hormon ini, ia akan cenderung lebih
sulit untuk hamil. Hormon pelepas gonadotropin (GnRh) gonadotropin-releasing hormone
(GnRh) adalah hormon yang mengendalikan dan merangsang pelepasan LH dan FSH.
Hormon ini dikeluarkan dari hipotalamus dalam otak.

Anda mungkin juga menyukai