Anda di halaman 1dari 20

TUGAS ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM ENDOKRIN

A. DEFINISI DAN FUNGSI

Sistem endokrin juga dapat kita sebut dengan kelenjar buntu. Kelenjar ini tidak
memiliki saluran yang khusus dalam mengeluarkan sekretnya (hormon). Sistem endokrin
pada manusia selalu bekerja sama dengan sistem saraf. Akan tetapi, cara kerjanya sebagai
pengendali aktivitas tubuh berbeda dengan cara kerja pada sistem saraf. Perbedaannya
adalah sistem endokrin lebih banyak bekerja dengan transmisi kimia. Lalu, sistem endokrin
juga memperhatikan waktu respon yang lebih lambat daripada sistem saraf. Hormon
adrenalin bekerja hanya dalam waktu yang singkat, akan tetapi hormon pertumbuhan
bekerja dalam waktu yang sangat lama. Pada kendali sistem endokrin (memakai hormon
pertumbuhan), proses dari pertumbuhan membutuhkan waktu hingga puluhan tahun dalam
mencapai tingkat pertumbuhan sempurna.1

Sistem endokrin pada manusia ini mempunyai fungsi dalam membantu mengatur
serta menjaga fungsi tubuh dengan melepaskan hormon (pesan kimia). Fungsi kelenjar
endokrin memproduksi serta mensekresikan hormon-hormon tersebut. Kelenjar endokrin
membentuk sistem endokrin. Lalu, hormon yang mereka hasilkan dapat membantu dalam
proses sekresi pada perkembangan generatif, pertumbuhan, pencernaan, reproduksi, dan
juga fungsi dari jaringan. Kelenjar yang membantu tersebut termasuk kelenjar pankreas,
tiroid, paratiroid, kelenjar adrenal, badan pineal, dan juga kelenjar reproduksi. Sistem
endokrin tak bekerja sendiri. Ia bekerja dengan sistem kekebalan tubuh dan juga sistem
saraf. Hal tersebut mereka lakukan dalam membentuk fungsi tubuh dengan cara benar.
Sementara itu, kelenjar adalah sekelompok sel yang berfungsi untuk memproduksi serta
mengeluarkan bahan kimia. Ia melakukan penyeleksian kelenjar serta menghilangkan
material dalam darah untuk nantinya berguna bagi tubuh. Terdapat beberapa kelenjar yang
mengeluarkan sekresinya pada daerah tertentu. Misalnya kelenjar eksokrin, yang
melepaskan sekresi pada kulit (kelenjar keringat) atau pada mulut (kelenjar ludah). Sistem
endokrin pada manusia dapat melepaskan lebih dari 20 hormon yang utama. Lalu masuk
pada aliran darah yang nantinya akan diangkut menuju sel-sel ke semua bagian tubuh.1

B. KELENJAR ENDOKRIN PADA MANUSIA


1. Kelenjar Pituitari
Kelenjar pituitary atau kelenjar hipofisis adalah terletak di dasar otak besar dan
menghasilkan macam-macam hormone yang mengatur kinerja kelenjar lainnya.
Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anteriori, bagian tengah, dna
bagian posterior. Hipofisis anterior atau adenohypophysis mengeluarkan hormon yang
mengatur berbagai kegiatan tubuh, dari pertumbuhan reproduksi. Pelepasan hormon
hipofisis anterior distimulasi dengan merilis hormon dan menekan dengan menghambat
hormon dari hipotalamus. Pada hipofisis anterior terdapat lima jenis sel, antara lain
somatotrophs hipofisis anterior, thyrotrophs, gonadotrophs, lactotrophs, dan
corticotrophs. Somatotrophs mengeluarkan human Growth Hormone (hGH), juga
dikenal sebagai somatotropin. Thyrotrophs mengeluarkan thyroid-stimulating hormone
(TSH), juga dikenal sebagai thyrotropin. Gonadotrophs mengeluarkan dua
gonadotropin: follicle-stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH).
Lactotrophs mengeluarkan prolaktin (PRL), yang memulai produksi ASI di kelenjar
payudara. Corticotrophs mengeluarkan adrenocorticotropic hormone (ACTH), juga
dikenal sebagai corticotropin, yang menstimulasi korteks adrenal untuk mensekresikan
glukokortikoid seperti kortisol.2,3

Hipofisis bagian tengah menghasilkan hormone perangsang melanosit atau


melanosit stimulating hormone (MSH). Sekresi MSH dirangsang oleh faktor pengatur
yang disebut faktor perangsang pelepasan hormone melanosit dan dihambat oleh faktor
inhibisi hormone melanosit (MIF).2,3

Hopifisis posterior menghasilkan oksitosin vasopressin. Oksitosin berperan dalam


merangsang otot polos yang terdapat di uterus, sedangkan vasopressin disebut juga
hormone antidiuretic (ADH) yang bepengaruh pada proses reabsorbsi urine pada
tubulus distal sehingga mencegah pengeluaran urine yang terlalu banyak.2,3
2. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Tiroid merupakan klenjar yang berbentuk cuping kembar dan diantara keduanya
terdapat daerah yang tersusun berlapis. Kelenjar ini terletak di bawah jakun di depan
trakea. Kelenjar tiroid terdiri dari lobus lateral kanan dan kiri, terletak di kedua sisi
trakea, yang dihubungkan oleh sebuah isthimus anterior ke trakea. Kelenjar tiroid adalah
satu-satunya kelenjar endokrin yang menyimpan produk sekretori dalam besar jumlah-
biasanya sekitar persediaan 100-hari. Pada kelenjar tiorid dihasilkan hormone tiroksin
yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh. Hormone
tiroksin mengandung banyak yodium. Jika terjadi keadaan yang mana dalam makanan
kekurangan yodium dalam jangka waktu yang panjang akan mengakibatkan
pembesaran kelenjar gondok karena harus bekerja secara terus-menerus untuk
menghasilkan hormone tiroksin untuk memenuhi kandungan yodium. Kekurangan
hormone tiroksin mengakibatkan terganggunya kecepatan metabolisme sel tubuh yang
berakibat pada pertumbuhan yang lambat dan tingkat kecerdasan menurun.2,3
3. Kelenjar Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
Kelenjar paratiorid terletak menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini
menghasilkan hormone yang disebut hormone parathormone yang berfungsi dalam
mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Jika terjadi kekurangan hormone
parathormone dapat menyebabkan penyakit tetani. Hormon paratiroid adalah regulator
utama dari kadar kalsium (Ca2+), magnesium (Mg2+), dan ion fosfat (HPO4 2- ) dalam
darah. Hormon ini juga berperan pada ginjal antara lain memperlambat tingkat di mana
Ca2+ dan Mg2+ hilang dalam darah ke dalam urin, meningkatkan hilangnya HPO4 2-
dari dalam darah ke dalam urin, untuk meningkatkan pembentukan hormon calcitriol,
bentuk aktif dari vitamin D.2,3

4. Kelenjar Adrenal (Suprarenal)

Kelenjar adrenal berbentuk seperti bola, menempel pada bagian atas ginjal, maka
disebut juga kelenjar anak ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar adrenal yang
dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medulla).
Kelenjar adrenal bagian korteks menghasilkan hormone kortison yang terdiri atas
mineralokortikoid yang berperan dalam membantu metabolisme garam natrium dan
kalium serta menjaga keseimbangan hormone seks, ada juga hormone glukokortikoid
yang berfungsi dalam membantu metabolisme karbohidrat. Kelenjar adrenal bagian
medulla menghasilkan hormone adrenalin dan hormone noradrenalin. Kinerja homon
adrenalin ini menyebabkan meningkatnya denyut jantung, kecepatan bernapas, dan
tekanan darah (menyempitkan pembuluh darah). Sedangkan, hormone noradrenalin
berfungsi dalam menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.2,3

5. Kelenjar Pankreas

Pada pancreas terdapat beberapa kelompok sel yang yang dikenal sebagai pulai
Langerhans. Pada bagian ini yang berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormone insulin. Selain itu, pancreas juga menghasilkan hormone
glucagon yang bekerja secara berlawanan dengan hormon insulin. Setiap pulau pada
pancreas meliputi empat jenis sel yang mensekresi hormone, antara lain alpha atau suatu
sel mencakup sekitar 17% dari sel-sel islet pankreas dan mensekresikan glukagon. Beta
atau B sel mencakup sekitar 70% dari sel-sel islet pankreas dan mensekresikan insulin.
Delta atau D sel mencakup sekitar 7% dari sel islet pankreas dan mensekresikan
somatostatin. Sel F merupakan sisa sel islet pankreas dan mensekresikan polipeptida
pancreas. Hormone insulin berfungsi untuk mengatur konssentrasi glukosa dalam
darah.2,3

6. Kelenjar Gonad

Gonad adalah organ yang memproduksi gamet-sperma pada laki-laki dan oosit
pada wanita. Selain fungsi reproduksi mereka, gonad mengeluarkan hormon. Pada
manusia, kelenjar gonad atau kelenjar seks berbeda antara laki-laki dan perempuan.
Pada laki-laki disebut dengan testis, sedangkan pada perempuan disebut dengan
ovarium.2,3

Testis adalah organ reproduksi pada laki-laki. Testis merupakan kelenjar berbentuk
oval yang terletak di skrotum. Hormon utama yang dihasilkan dan disekresi oleh testis
adalah testosteron, merupakan androgen atau hormon seks pria. Hormone testosterone
berfungsi dalam menstimulasi turunnya testis sebelum kelahiran, mengatur produksi
sperma, dan menstimulasi perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder
laki-laki, seperti pertumbuhan janggut dan pendalaman suara. Selain itu, testis juga
memproduksi inhibin, dimana menghambat sekresi FSH.2

Ovarium adalah organ reproduksi pada wanita. Ovarium berperan dalam


menghasilkan sel telur dan juga hormone – hormone seks pada wanita, antara lain
estrogen dan progesteron. Hormone estrogem dihasilkan oleh Folikel de Graaf.
Pembentukan hormone ini dirangsan oleh folliclestimulating hormone (FSH). Fungsi
dari hormone estrogen adalah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin
sekunder pada wanita. Kemudian, ada hormone progesterone yang dihasilkan oleh
korpus luteum. Pembentukan hormone ini dirangsang oleh luteinizing hormone (LH).
Hormone progesterone berperan dalam menyiapkan dinding uterus agar dapat
menerima sel telur yang sudah dibuahi. Hormon seks wanita ini, bersama dengan
folliclestimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari hipofisis anterior,
mengatur siklus menstruasi, menjaga kehamilan, dan mempersiapkan kelenjar susu
untuk menyusui.2,3

C. MEKANISME SISTEM ENDOKRIN

Hormone bekerja dalam sistem umpan balik. Mekanisme umpan balik dapat
bersifat positif maupun negative. Tingkat hormon dalam darah diatur oleh mekanisme
homeostasis disebut umpan balik negatif. Jika kadar hormone dalam darah di bawah
normal, umpan balik negatif merespon kelenjar endokrin tertentu untuk menghasilkan
lebih banyak hormon, yang ketika naik ke tingkat yang normal menyebabkan penurunan
produksi. Ketika konsentrasi hormone meningkat, produksi hormone akan dihambat.
Sebaliknya, ketika konsentrasi hormone berkurang, maka produksi hormone akan lebih
ditingkatkan.2,3

Mekanisme umpan balik positive juga terjadi dalam sistem endokrin. Dalam umpan
balik positive, kenaikan tingkat satu hormon akan memicu pelepasan hormon lain. Sebagai
contoh, selama melahirkan, hormon oksitosin merangsang kontraksi rahim, dan kontraksi
rahim pada gilirannya merangsang lebih oksitosin direlease. Hal ini adalah bentuk efek
dari umpan balik positif.2,3
D. HIPOFISIS (PITUITARY)

1. Anatomi

Hipotalamus adalah bagian dari diencephalon thalamus dengan hipotalamus


dipisahkan oleh sulcus hypotalamycus. Bagian dari hipotalamus yang bisa diliat dari
luar yaitu corpus mamillare, tuber cinerium, infundibulum, hipofisis dan chiasma
optikus. Fungsi Hipotalamus mengatur sekresi kelenjar hipofisis atau pituitary. Bagian
ujung saraf ini berbeda dari kebanyakan ujung saraf pada SSP yaitu bukan untuk
menghantarkan sinyal dari neuron ke neuron lain, namun hanya mensekresikan hormon
pelepas dan penghambat ke dalam cairan jaringan.4 Bagian-bagian utama pada otak
yaitu :

• Prosenchepalon : - Telenchepalon - Dienchepalon.

• Mesenchepalon.

• Rhombenchepalon : - Metenchepalon - Myelenchepalon.

Kelenjar pituitari atau hipofisis merupakan salah satu kelenjar pada sistem
endokrin yang berukuran kecil (500-1000 mg), memiliki bentuk seperti kacang merah
dan terletak di dasar tengkorak di bagian tulang sphenoid yang disebut sela tursika
(saddle Turki). Terdapat pula optik kiasma, sekitar 5 - 10 mm di superior dari diafragma
sela dan bagian anterior dari tangkai hipofisis. Kelenjar pituitari memiliki dua bagian
lobus yaitu bagian lobus anterior dan posterior. Hipofisis anterior atau adenohipofisis
yang berasal dari kantong Rathke, yaitu sebuah evaginasi ektodermal dari orofaring, dan
bermigrasi untuk bergabung dengan neurohipofisis yang merupakan bagian posterior
dari hipofisis.5

Adenohipofisis memiliki fungsi dalam sintesis dan mengeluarkan sejumlah


hormon, yang sebagian besar bekerja untuk mempengaruhi kelenjar endokrin lainnya.
Enam hormon utama yang dihasilkan oleh hipofisis anterior yaitu : growth hormone
(GH, atau somatotropin), dua jenis hormon gonadotropin yaitu follicle-stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH), thyroid-stimulating hormone (TSH),
adrenocorticotrophin (ACTH, atau kortikotropin) dan prolaktin (PRL). Sedangkan
bagian posterior dari kelenjar pituitari atau neurohipofisis berfungsi dalam menyimpan
dan mengeluarkan dua hormon yang disintesis di dalam hipotalamus yaitu, hormon
antidiuretik (ADH; vasopressin) dan oksitosin. Lobus ini secara langsung berhubungan
dengan hipotalamus melalui tangkai hipofisis (infundibulum).6

Tubuh merespon stres melalui hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal.
Kelenjar dan hormon yang dilepaskan, dikendalikan sebagian oleh otak. Area kecil yang
disebut hipotalamus menghasilkan hormon yang menstimulasi bagian lain yang disebut
kelenjar hipofisis/ Pituitary. Kelenjar ini melepaskan hormon lainnya ke dalam sirkulasi
yang merangsang kelenjar adrenal yang terletak di atas ginjal memproduksi hormon
yang antara lain menciptakan reaksi fisik kita untuk stres. Contohnya saat nilai jantung
meningkat ketika adrenal menghasilkan lebih banyak adrenalin, kita menjadi kurang
sensitif terhadap rasa sakit ketika produksi kortisol naik. Stres kronis dapat
meningkatkan kadar kortisol untuk waktu yang lama, ini dapat memiliki banyak efek
negatif seperti kelebihan lemak di daerah perut yang selalu dikaitkan dengan masalah
kesehatan, jika sudah melebih dibagian tersebut maka akan disimpan di daerah lain.

2. Fisiologi

Hipotalamus dapat melepaskan hormon pelepas (releasing hormones) dan


hormon penghambat. Berikut beberapa jenis dari hormon pelepas dan hormon
penghambat yaitu:3

1. GHRH (Growth Hormone Releasing Hormone)

• Yang menstimulasi GH yang berasal dari sel somatotroph

• Terdapat pada Arciute nuclei, ujung akson berakhir di eksternal layer dari
median eminensial

• Disintesis dari perkusor besar 180 asam amino SS—Somatostatin

• Inhibisi pensekresian GH san TSH

• Terletak di perivnerikular nuclei diatas opik chiasma

• Terdiri dari 116 asam amino

• Tidak hanya ditemukan di adenohipofisis anterior saja, SS ditemukan di pulau-


pulau pancreas (sel D) dan ditemukan di mukosa gastrointerstinal (parafolikel
cell) di tiroid

2. PRF (Prolactin Releasing Factor)

• Menstimulasi sekresi PRL (hormone prolaktin)

• Meningkat pada saat tidur, sedang stress, dan pada setelah 'penyedotan' papilla
mamae

PIH (Prolactin Release-Inhibiting Hormone disebut juga Dopamine)

• Inhibitor sekresi PRL

• Terikat di dopamine reseptor di lactotrophs cell

• Neuron pensekresi hormone ini adalah Arcuate Nuclei Ujung akson neuron ini
berada di lapisan luar dari median eminence

• Neurotransmitter gamma-aminobutryic acid (GABA) dan Cholinergicc


Pathway juga bekerja untuk inhibitor PRL

3. TRH (Thyrotropin Releasing Hormone)

• Merupakan tripeptida yang mengatur pensekresian TRH

• Neuron pensekresi terletak di medial dari paraventrikular nuclei dan

• Bagian akhir aksonnya terletak dibagian tengah eksternal median eminance

4. CRH (Corticotropin Releasing Hormone)

• Menstimulasi pensekresian dari ACTH dan produk lain dari perkusor molekul,
POMC

• Disintesis dari 196 asam amino

• CRH disekresikan oleh bagian depan lateral dari paraventrikular nuclei


disamping pensekresi TRH

• Disekresikan di plasenta
• Kadar hormon tinggi pada saat late pregnancy

5. GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone)

• Mengontrol pensekresian sex hormone, yaitu menstimulasi pensekresian dari


LH dan FSH

• Neuron pensekresinya terletak di Preoptic area anterior hipotalamus dan akhir


persarafan terletak di lapisan eksternal median eminence.

E. TIROID

1. Anatomi

Kelenjar Tiroid terletak dibagian depan dan samping leher, kurang lebih setinggi
vertebra CV s.d C.VII. Beratnya rata-rata 20 - 30 gram. Glandula thyroidea terdiri atas
lobus kanan dan kiri yang dihubungkan oleh isthmus yang sempit. Kelenjar ini
merupakan organ vascular yang dibungkus oleh selubung yang berasal dari lamina
pretrechealis fasciae profundae. Selubung ini melekatkan glandula pada larynx dan
trachea.7

Setiap lobus berbentuk seperti buah alpukat, dengan apeks nya menghadap keatas
sampai linea obligue cartilage thyroidea: basisnya terletak di bawah setinggi cincin
trachea keempat atau kelima. Isthmus meluas melintasi garis tengah di depan cincin
trachea 2,34. Sering terdapat lobus pyramidalis, yang menonjol ke atas dari isthmus,
biasanya ke sebelah kiri garis tengah. Sebuah pita fibrosa atau muscular sering
menghubungkan lobus pyramidalis dengan os hyoideum. Bila pita ini muscular, disebut
m. levator giandulae thyroideae.7

2. Fisiologi

1) Hormon Tiroid

Kelenjar tiroid menyekresikan dua macam hormon utama, yaitu tiroksin


(T,) dan triiodotironin (T3). Kedua hormon ini sangat meningkatkan kecepatan
metabolisme tubuh. Sekresi kelenjar tiroid terutama diatur oleh hormon perangsang
tiroid (TSH) yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. Kelenjar tiroid juga
menyekresikan kalsitonin, hormon yang penting bagi metabolisme kalsium.7

2) Struktur dan Fungsi Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan, tepat di bawah kartilago


krikoid, disamping kiri dan kanan trakea. Pada orang dewasa beratnya lenih kurang
18 gram. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang
dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan
lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm, dan panjang 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai
lobuli yang dimasingmasing lobuli terdapat folikel dan para folikuler. Di dalam
folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana harmon-hormon di sintesa.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T, dan sedikit
tirokalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan tirokalsitonin
dihasilkan oleh parafolikuler.7

Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari
makanan dan minuman. Yodium yang dikonsumsi akan berubah menjadi ion
yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan
ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat
oleh ATP-ase, ion klorat, dan ion sianat.8

3) Fungsi Hormon Tiroid

Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin


yang kemudian mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan
diidotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT
yang akan membentuk Tri iodotironin atau T, dan DIT. Penggabungan ini
dirangsang olej TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamit, dan
metil kaptoimidazol. Hormon T, dan T, berikatan dengan protein plasma dalam
bentuk PBI (protein binding lodine). Fungsi hormon tiroid antara lain:9

a. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T, dan T, kedua-duanya meningkatkan


metabolisme karena peningkatan konsusmsi oksigen dan produksi panas. Efek
Ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testis. Kedua hormon ini tidak
berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3
lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding
dengan T,. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T, dapat diubah menjadi
T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.

b. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan


saraf dan tulang.

c. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin.

d. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan


kontraksi otot dan menambah irama jantung.

e. Merangsang penbentukan sel dalam darah

f. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh


terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.

g. Bereaksi terhadap antagonis insulin.

h. Tirokalsitonin mempuyai jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama


menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium I
tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar
kalsium serum. Kadar kalsium serum rendah akan menekan pengeluaran
tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang
pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi
gastrin di lambung.

F. PARATIROID

1. Anatomi

Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak tepat
dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub
inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat cukup
bervariasi, jaringan paratiroid kadang-kadang ditemukan di mediastinum. Setiap kelenjar
paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter, dan tebalnya dua millimeter
dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat kehitaman. Kelenjar paratiroid sulit
untuk ditemukan selama operasi tiroid karena kelenjar paratiroid sering tampak sebagai
lobulus yang lain dari kelenjar tiroid.10

Kelenjar ini mensekresikan hormon paratiroid (PTH) yang mengatur mekanisme


untuk konsentrasi kalsium dan fosfat ekstrasel lewat pengaturan reabsorpsi usus
(pengaktifan vit. D), rearbsorpsi kalsium di ginjal, dan pertukaran ion-ion antara ekstrasel
dan intra sel. Kelenjar paratiroid adalah sebuah kelenjar endokrin di leher yang
memproduksi hormon paratiroid. Manusia biasanya mempunyai empat kelenjar paratiroid,
yang biasanya terdapat di bagian belakang daripada kelenjar tiroid atau kelenjar yang dekat
dengan kelenjar tiroid sehingga disebut dengan "paratiroid", atau, di kasus yang langka, di
dalam kelenjar tiroid itu sendiri atau di dada.10

Hormon paratiroid mengontrol jumlah kalsium di darah dan di dalam tulang.


Hormon Paratiroid bisa menurun sangat rendah pada pasien post operasi pengangkatan
kelenjar tiroid karena ikut terangkatnya kelenjar paratiroid yang akibatnya adalah
penurunan kadar kalsium dalam darah hipokalsemia. Hormon Paratiroid mengakibatkan :
peningkatan resorpsi kalsium dari tulang, peningkatan reabsorbsi kaisium di ginjal,
peningkatan absorbsi kalsium di Saluran cerna oleh Vitamin D. Namun, Peningkatan kadar
hormon paratiroid juga mengakibatkan penurunan kadar fosfat dalam darah, karena
hormon ini meningkatkan sekresi fosfat dalam darah.10

2. Fisiologi

Selain mengatur konsentrasi molekul nutrien organik dalam darah dengan


memanipulasi jalur anabolik dan katabolik, sistem endokrin juga mengatur konsentrasi
sejumlah elektrolit inorganik dalam plasma. Seperti yang sudah diketahui, aldosteron
mengontrol konsentrasi Na" dan K-F di dalam CES. Tiga hormon lain hormon paratiroid,
kalsitonin, dan vitamin D mengontrol metabolisme kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43-).
Hormon-hormon ini melakukan regulasi atas Ca2+ plasma dan, dalam prosesnya,
PO43plasma juga dipertahankan. Konsentrasi Ca2+ plasma adalah salah satu variabel yang
dikontrol paling ketat di tubuh. Perlunya regulasi Ca2+ plasma yang ketat ini berakar dari
pengaruhnya yang besar pada banyak aktivitas tubuh.11

Hormon paratiroid (PTH) manusia adalah suatu polipeptida linear dengan berat
molekul 9500 yang mengandung 84 residu asam amino. PTH disintesis sebagai bagian dari
suatu molekul yang lebih besar yang mengandung 115 residu asam amino (prapo-PTH).
Setelah prapo-PTH masuk ke dalam retikulum endoplasma, maka leader seguence yang
terdiri dari 25 residu asam amino dikeluarkan dari terminal N untuk membentuk
polipeptida proPTH yang terdiri dari 90 asam amino. Enam residu asam amino lainnya
juga dikeluarkan dari terminal N pro-PTH di apparatus Golgi, dan produk sekretorik utama
chief cells adalah polipeptida PTH yang terdiri dari 84 asam amino. Kadar normal PTH
utuh dalam plasma adalah 10-55 pg/mL. Waktu paruh PTH kurang dari 20 menit, dan
polipeptida yang disekresikan ini cepat diuraikan oleh sel-sel Kupffer di hati menjadi 2
polipeptida, sebuah fragmen terminal C yang tidak aktif secara biologis dengan berat
molekul 2500.11

G. KELENJAR ADRENAL

Gambar 1. Letak Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal berada di atas ginjal tepatnya di dalam ruang retropeneal. Oleh
karena itu, kelenjar adrenal sering disebut sebagai kelenjar suprarenal. Hormon yang
dihasilkan yaitu cortisone dan adrenalin. Cortisone berfungsi untuk meregulasi
karbohidrat, protein, dan metabolisme lemak. Adrenalin berfungsi untuk meningkatkan
gula darah, meningkatkan detak jantung, dan mempercepat pernapasan. Dua kelenjar
adrenal (kanan dan kiri) terdiri dari lapisan medula bagian dalam (tengah) dan lapisan
kortikal (korteks) bagian luar yang berfungsi untuk menghasilkan hormon katekolamin dan
hormone steroid. Kelenjar adrenal terdiri dari banyak pembuluh darah sama halnya seperti
kelenjar tiroid. Bagian korteks adrenal dibawa kontrol ACTH (kortikotropin) yaitu suatu
hormon hipofisis anterior, sedangkan bagian medula adrenal dibawa kontrol saraf. Baik
medula dan korteks adrenal berada di bawah kontrol hipotalamus ketika membantu kita
dalam merespon stres meliputi emosi dan trauma fisik. Adrenocorticotropic hormone
(ACTH) diperlukan untuk mempertahankan aktivitas sekrestori dari korteks adrenal, yang
mana dapat mengalami atropi secara cepat tanpa hormon ini. Hipotalamus akan
melepaskan corticotropin-releasing hormone (CRH) untuk merangsang hipofisis anterior
untuk menghasilkan ACTH. Zona fasikulata sangat sensitif terhadap ACTH dan merespon
dengan meningkatkan sekresi kortisol. Baik ACTH dan kortisol menghambat sekresi CRH
yang dihasilkan oleh hipotalamus melalui umpan balik negatif. Selain itu, ACTH juga
merangsang terjadinya sekresi aldosterone.12

i. Struktur kelenjar adrenal

Korteks adrenal terdiri dari tiga lapisan histologi, yaitu1:

1. Zona glomerulosa terluar, berfungsi untuk mensintesis hormon


mineralokortikoid terutama aldosteron. Disebut mineralokortikoid karena
mempengaruhi homeostasis mineral.

2. Zona fasikulata, berfungsi untuk menghasilkan hormon glukortikoid, yaitu


kortisol. Disebut glukortikoid karena mempengaruhi homeostasis glukosa.

3. Zona retikularis bagian dalam, berfungsi untuk menghasilkan hormon seks


pria (androgen) terutama dehydroepiandroeterone (DHEA) dan
androstenedion.

Hormon korteks adrenal memiliki struktur yang mirip, mengandung inti


steroid, yaitu derivat lipid dari kolesterol. Hormon ini larut dalam lipid sehingga
hormon tidak disimpan dalam sel kelenjar adrenal melainkan berdifusi dari sel
ketika disintesis. Hormon kortikal adrenal diangkut ke dalam darah dalam
kombinasi dengan protein plasma spesifik, mereka dimetabolisme di hati dan
diekskresikan dalam empedu dan urin. Hormon korteks adrenal terikat ke reseptor
nuklear dan merangsang sintesis protein spesifik yang bertanggung jawab untuk
menghasilkan respon sel1.
ii. Hormon korteks adrenal

1. Mineralokortikoid

Mineralokortikoid utama adalah aldosteron. Aldosteron berfungsi mengatur


homeostasis dua mineral utama, yaitu ion natrium dan ion kalium. Selain itu,
aldosterone berfungsi untuk mengatur tekanan dan volume darah. Aldosteron juga
memiliki peran untuk meningkatkan ekskresi H+ dalam urin. Hal tersebut akan
melepaskan asam dari tubuh yang dapat membantu mencegah asidosis. Jalur renin-
angiotensin-aldosteron (RAA) bekerja mengontrol sekresi aldosteron.12

2. Glukortikoid

Glukortikoid berfungsi untuk membantu metabolisme dan resistensi


terhadap stress, termasuk kortisol yang biasa disebut hidrokortison, kortikosteron,
kortikosteron dan kortison. Kortisol merupakan hormon yang paling banyak
disekresikan oleh zona fasikulata. Kortisol menyumbang 95% aktivitas
glukortikoid. Glukortikoid memiliki efek, seperti pemecahan protein, pembentukan
glukosa, lipolisis, resistensi terhadap stres, efek antiinflamasi, penekanan respon
imun, dan pematangan jaringan seperti pada paru fetus. Glukortikoid sintetik dapat
digunakan untuk membantu menekan respon imun pada orang yang terkena
penyakit autoimun dan yang menerima trasplantasi organ.12

3. Androgen adrenal

Androgen merupakan istilah umum hormon steroid yang menyebabkan


perkembangan karakteristik seks sekunder pada pria. Kebanyakan androgen
dihasilkan oleh sistem reproduksi. Adrogen utama yang disekresikan oleh kelenjar
adrenal adalah dehydroepiandroeterone (DHEA). Androgen disekresi oleh zona
retikularis dan diubah oleh jaringan perifer menjadi androgen testosteron yang
poten. Androgen testosteron dilepaskan dalam jumlah yang besar oleh testis setelah
masa pubertas pada pria. Umumnya, androgen yang disekresikan oleh kelenjar
adrenal pada pria jumlahnya sedikit sehingga tidak memberikan efek yang berarti.
Namun, androgen adrenal memainkan peran penting pada wanita. Androgen
adrenal membangkitkan libido (dorongan seks) dan androgen diubah menjadi
estrogen (hormone steroid wanita) oleh jaringan tubuh lainnya. Semua estrogen
wanita akan berasal dari androgen adrenal setelah meopause ketika sekresi estrogen
oleh ovarium berhenti. Selain itu, androgen adrenal juga menstimulasi perumbuhan
rambut ketiak dan pubis pada pria dan wanita. Walaupun kontrol sekresi androgen
adrenal belum sepenuhnya dimengerti, tetapi hormon utama yang merangsang
sekresinya adalah ACTH.12

iii. Medula adrenal

Medula adrenal terletak di bawah korteks, pada bagian tengah kelenjar,


mengandung sel kromafin yang berfungsi sebagai sel pascaganglion dari sistem
saraf simpatis, utamanya mensekresikan epinefrin (sekitar 80% dari sekresi) dan
dopamin dengan kadar yang kecil ke dalam aliran darah. Neurohormon adalah hasil
sekretori dari medula adrenal.12

Epinefrin dan norepinefrin memiliki efek, yaitu penurunan alirah darah ke


visera dan kulit, peningkatan aliran darah ke otot rangka, sistem saraf, dan paru-
paru, konversi glikogen menjadi glukosa untuk meningkatkan kadar glukosa dalam
darah, dan peningkatan laju respirasi seluler.12

Epinefrin dan norepinefrin memiliki peran penting dalam kondisi stress


jangka pendek. Epinefrin dan norepinefrin bergabung dengan reseptor adrenergik,
yaitu reseptor yang terikat pada membran sel target. Mereka dikelompokkan
sebagai reseptor α dan β adrenergik, dan setiap kelompok ini memiliki sub kelas
lagi yang mempengaruhi jaringan target secara berbeda.12

Sekresi hormon medula adrenal mempersiapkan individu untuk aktifitas


fisik dan komponen utama dari respon fight or flight. Utamanya, pelepasan hormon
medula adrenal terjadi sebagai respon terhadap stimulasi neuron simpatis karena
medula adrenal bagian khusus dari sistem saraf otonom. Terdapat beberapa kondisi
yang menyebabkan pelepasan neuropeptida medula adrenal, seperti emosi, stress,
dan kadar glukosa rendah.12

H. PULAU LANGERHANS
Pankreas memiliki dua jaringan dasar yaitu asini (berfungsi menghasilkan enzim
pencernaan) dan pulau Langerhans (berfungsi menghasilkan hormon).13 Sel-sel endokrin
pada pankreas (pulau Langerhans) mensekresi hormon insulin dan glukagon.

Sel-sel endokrin (pulau Langerhans) mensekresi beberapa hormone. Terdapat


empat jenis sel penghasil hormon yang teridentifikasi dalam pulau Langerhans, yaitu:14

i. Sel alfa, berfungsi untuk menghasilkan glukagon. Sel alfa memiliki bentuk inti yang
tak beraturan dan granula sekretori yang berisi glukagon. Sel ini menempati 15% pulau
Langerhans dan terletak di bagian perifer pulau Langerhans. Glukagon berperan dalam
meningkatkan kadar glukosa dalam darah.

ii. Sel beta, berfungsi untuk menghasilkan insulin. Sel beta memiliki inti yang berbentuk
bulat dan besar. Sel ini menempati 70% dari sel-sel endokrin pulau Langerhans dan
terletak di tengah pulau Langerhans. Insulin berperan dalam menurunkan kadar
glukosa dalam darah. Insulin berfungsi untuk mempercepat perubahan glukosa
menjadi glikogen, menstimulasi perubahan glukosa atau zat gizi lain ke dalam asam
lemak, membantu menstimulasi sintesis protein, dan menurunkan glikogenolisis dan
gluconeogenesis.

iii. Sel delta, berfungsi untuk menghasilkan hormon somatostatin. Sel delta menempati
10% pulau Langerhans dan terletak dekat dengan sel-sel alfa.

iv. Sel F, berfungsi untuk menghasilkan polipeptida pankreas, sejenis hormon


pencernaan.

I. KADAR GULA DARAH

Glukosa darah atau gula darah merupakan gula yang berada dalam darah yang
terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot
rangka. Hormon yang mempengaruhi kadar glukosa adalah insulin dan glukagon yang
berasal dari pankreas.3 Ada beberapa hal yang menyebabkan gula darah naik, yaitu kurang
berolah raga, bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi, meningkatnya stres dan
faktor emosi, pertambahan berat badan dan usia, serta dampak perawatan dari obat,
misalnya steroid.15 kadar gula darah membutuhkan insulin yang dikeluarkan oleh sel-sel
beta dalam pankreas. Insulin berfungsi dalam mengendalikan kadar gula darah dengan cara
mengatur dan penyimpanannya. Kadar gula tidak boleh lebih tinggi dari 180 mg/dl dan
tidak lebih rendah dari 60 mg/dl sehingga tubuh mempunyai mekanisme dalam
mengaturnya agar selalu konstan.16 Penyakit yang berhubungan dengan kadar gula darah
adalah diabetes melitus.

a. Diabeter Melitus

Diabetes melitus adalah suatu kelompok gangguan metabolik dengan karakteristik


hiperglikemia atau kadar glukosa darah yang tinggi yang dapat terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.Hiperglikemia kronik pada
Diabetes Berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan
beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah.16
Jenis Diabetes Mellitus yang paling banyak diderita adalah Diabetes mellitus tipe
2.

b. Diabetes Melitus Tipe 1

Diabetes mellitus (DM) tipe 1 merupakan kelainan sistemik akibat terjadinya


gangguan metabolisme glukosa yang ditandai oleh hiperglikemia kronis. Keadaan ini
disebabkan oleh proses autoimun yang merusak sel β pankreas sehingga produksi
insulin berkurang bahkan terhenti, penderitanya akan memerlukan asupan insulin
eksogen. Faktor penyebab terjadinya penyakit diabetes melitus tipe 1 secara umum
yaitu faktor genetik, penyakit autoimun dan faktor lingkungan seperti inveksi virus
bakteri, makanan yang dikonsumsi dan zat kimia.17

c. Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes mellitus tipe 2 atau Insulin Non-dependent Diabetes Mellitus/NIDDM


adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan gula darah akibat
penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi insulin,
meskipun jumlah insulin tidak berkurang. Hal ini menyebabkan glukosa tidak dapat
masuk ke dalam sel insulin, walaupun telah tersedia. Kondisi ini disebabkan oleh
obesitas terutama tipe sentral, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat, kurang
olahraga, serta faktor keturunan. Penderita DM tipe 2 masih dapat menghasilkan
insulin akan tetapi, insulin yang dihasilkan tidak cukup atau tidak bekerja sebagaimana
mestinya di dalam tubuh sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh.
Diabetes melitus tipe 2 biasanya terjadi pada orang dewasa dan lebih banyak terjadi
pada seseorang yang obesitas.15

DAFTAR PUSTAKA

1. M. Alfarabi. Blok 10: Sistem Endrokin. 2020.

2. Manurung R, Bolon CMT, Manurung N. Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin


Dilengkapi Mind Mapping dan Asuhan Keperawatan Nanda Nic Noc. Yogyakarta: CV
Budi Utama; 2017.

3. Nugroho SA. Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin. Probolinggo: Universitas Nuzul Jadid;
2021.

4. Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 24. Jakarta: EGC. 2015

5. Gardner DG, Shoback D. Greenspan ’ s Basic & Clinical Endocrinology. 9th ed. United
States: McGraw Hill; 2011.

6. Hammett-Stabler CA, Maygarden SJ. Pathology of the Endocrine System. Pathol A Mod
Case Study [Internet] ;205–28. Available from:
http://mhmedical.com/content.aspx?aid=1115281093. 2015.

7. William F. Ganong; Kim E. Barrett. Ganong Fisiologia Medica. 25th Edition. McGraw-
Hill. 2017.

8. Anthony L. Mescher. Junqueuira’s Basic Histology Text and Atlas. 14th Edition. McGraw-
Hill. 2016.

9. John Hall, Michael Hall. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 14th Edition.
Elsevier. 2020.

10. Eroschenko, Victotr P. Altas Of Histology with Function Correlation. 13th Edition.
Philadephia : Wolters Kluwer. 2017
11. Barret, Kim E. et al. Ganong’s Review of Medical Physiology. 26th Edition. New York:
McGraw-Hill Education. 2019.

12. Chalik, Raimundus. Anatomi Fisiologi Manusia. Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia. 2016.

13. Puji Wahyuningsih, Heni dan Yuni Kusmiyati. Anatomi Fisiologi. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2017.

14. Permatasari, Aniatul Amalia. Pengaruh pemberian jus jambu biji (psidium guajava L)
terhadap kadar gula darah dan histologi pankreas mencit (Mus musculus) yang diindusi
alokasi. PhD Thesis. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. 2014.

15. Berkat. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rsud K.R.M.T Wongsonegoro Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 2018;6(1):200-206

16. Nita Rachmawati. Gambaran Kontrol Dan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus
Di Poliklinik Penyakit Dalam Rsj Prof. Dr. Soerojo Magelang. Jurusan Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. 2016

17. Siregar RA. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu, Kadar Asam Urat Dan Kadar
Cholesterol Pada Masyarakat Di Desa Eretan Wetan Kabupaten Indramayu Periode
Februari 2020. Jurnal Comunita Servizio. 2020;2(1):291-300

18. Kemenkes RI. 2020. Tetap Produktif, Cegah dan Atasi Diabetes Mellitus. Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai