Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOLOGI BAB III : SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA

SISTEM ENDOKRIN (HORMON)

KELOMPOK 3:

 Agus Rama Prasetya (01/XI IPA 6)


 I Komang Odi Siantika (06/XI IPA 6)
 I Wayan Agustiana (09/XI IPA 6)
 Ida Ayu Ika Pramesti Kesuma (13/XI IPA 6)
 Ketut Bayu Pramana Putra (17/XI IPA 6)
 Ni Kadek Nilla Dwi Cahyani (22/XI IPA 6)
 Ni Wayan Cahya Amelia Putri (27/XI IPA 6)
 Putu Arimbawa (30/XI IPA 6)

SMA NEGERI 6 DENPASAR


TAHUN AJARAN 2022/2023
SISTEM ENDOKRIN (HORMON)

Sistem hormon (endokrin) adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi
hormon, yaitu senyawa organik pembawa pesan kimiawi di dalam aliran darah menuju sel
atau jaringan tubuh. Jumlah hormon dalam aliran darah hanya sedikit jika dibandingkan
dengan jumlah glukosa atau kolesterol. Sistem endokrin berinteraksi dengan sistem saraf
berfungsi mengatur aktivitas tubuh seperti metabolisme, homeostasis, pertumbuhan,
perkembangan seksual dan siklus reproduksi, siklus tidur, serta siklus nutrisi.

A. Karakteristik Kelenjar Endokrin


1. Tidak memiliki saluran dan menyekresikan hormon langsung ke dalam cairan di
sekitar sel.
2. Menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelenjar paratiroid.
3. Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan
ditopang oleh jaringan ikat.
4. Masa aktif kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon berbeda-beda.
5. Sekresi hormon dapat distimulasi atau dihambat oleh kadar hormon lainnya dan
senyawa nonhormon dalam darah, serta impuls saraf.

B. Kelenjar Endokrin dan Sekresi Hormon


Kelenjar endokrin pada manusia meliputi hipofisis (pituitari), tiroid, paratiroid,
adrenal, pankreas, pineal, dan timus.
1. Hipofisis (pituitari)
Organ berbentuk oval, melekat di bagian dasar hipotalamus otak, sebesar kacang,
dan memiliki berat 0,5 gram. Hipofisis terbagi menjadi tiga bagian, yaitu lobus
anterior, intermedia, dan posterior. Kelenjar berukuran kecil dan terletak di otak ini
berperan dalam produksi hormon-hormon penting dalam tubuh, seperti hormon
kortisol, hormon prolaktin, dan hormon pertumbuhan.
a. Hipofisis lobus anterior menghasilkan hormon seperti:
1) Hormon pertumbuhan (growth homone/GH) atau hormon somatotropin
berfungsi sebagai:
 mengendalikan pertumbuhan dan perbanyakan sel sel tubuh. Contohnya
pada pertumbuhan tulang dan pertambahan massa otot rangka.
 menyebabkan hati memproduksi somatomedin yang berperan dalam
pertumbuhan tulang dan kartilago.
 mempercepat laju sintesis protein dengan cara meningkatkan pemasukan
asam amino melalui membran sel.
 menurunkan laju penggunaan karbohidrat oleh sel sel tubuh, sehingga
menambah kadar glukosa darah.
 meningkatkan pemakaian lemak untuk energi.
Abnormalitas sekresi growth homone/GH :
 Kerdil (dwarfism), jika kekurangan (hiposekresi) GH selama masa anak
anak sehingga pertumbuhan terhenti.
 Gigantisme, akibat kelebihan (hipersekresi) GH selama masa remaja
sebelum penutupan cakram epifisis yang menyebabkan pertumbuhan
tulang panjang berlebihan.
 Akromegali, pembesaran tulang yang tidak proporsional seperti
penambahan ketebalan tulang pipih pada wajah, serta pembesaran pada
tangan dan kaki. Akromegali terjadi akibat hipersekresi GH selama masa
remaja setelah penutupan cakram epifisis.

2) Hormon tirotropin atau Thyroid Stimulating Hormone (TSH)

Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok atau tiroid


serta merangsang sekresi tiroksin, laju produksi hormonnya (trioksin), dan
metabolisme sel, pajanan udara dingin dalam wkatu lama akan merangsang
produksi trioksin sehingga mempercepat metabolisme untuk menghangatkan
tubuh.
3) Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)

Berbentuk peptide yang terletak pada korteks adrenal. Berfungsi


mengontrol pertumbuhan dan perkembangan ak- tivitas kulit ginjal dan
merangsang kelenjar adre- nal untuk mensekresikan glukokortikoid (hormon
yang dihasilkan untuk metabolisme karbohidrat). Hormone gonadotropin atau
gonadotropikyang mengatur fungsi gonad . hormone gonadotropinterdiri atas
hormone-hormon berikut.

4) Follicle Stimulating Hormone (FSH)


 Pada wanita, FSH berbentuk glikoprotein pada ovarium yang berfungsi
mengatur perkembangan folikel ovarium dan hormon estrogen dan
memproduksi hormone estrogen yang dapat mencegah kanker atau tumor
pada oarium. Jika FSH kurang dalam tubuh wanita maka akan
menyebabkan mandul
 Pada pria, FSH berbentuk glikoprotein pada testis yang berfungsi
mengatur spermatogenesis pada tubulus semini- ferus dan sel sertoli yang
mrnstimulasi pembekangkan atau pertumbuhan spermatozoa dalam tubuh
seminiferous testis, dan mencegah terjadinya kanker atau tumor pada tetis.
Jika FSH kurang dalam tubuh pria maka akan menyebabkan mandul.

5) Luteinizing Hormone (LH)


 Pada wanita, LH berbentuk glikoprotrin pada ovarium yang berfungsi
menstimulasi ovulasi bersama hormon estrogen dan pembentukan
progesteron yang berperan dalam ovaluasi dan sekresi progresteron, serta
juga dapat mencegah terlambatnya menstruasi, dankuatnya dinding
Rahim. Jika LH kurang dalam tubuh wanita akan menyebabkan
menstruasi berlebihan, mudah luruhnya dinding Rahim.
 Pada pria, LH berbentuk glikoprotein pada testis yang berfungsi
menstimulasi sel Leydig testis untuk menghasilkan hormon testosterone,
serta dapat membuat munculnya ciri kelamin sekunder secara berlebihan.
Jika LH kurang pada tubuh laki laki akan menyebabkan tidak munculnya
ciri kelamin sekunder.

6) Hormon prolaktin (PRL)


Hormon yang diproduksi di bagian depan kelenjar hipofisis (pituitary),
rahim, otak, payudara, prostat, lapisan lemak, kulit, dan sel-sel imun. Produksi
prolaktin dikendalikan oleh dua hormon utama, yaitu dopamin dan estrogen.
Diekresikan pada saat hamil dan menyusui.

b. Hipofisis lobus intermedia (tengah)


Merupakan bagian tengah dari kelenjar hipofisis yang bersifat unik karena
bagian ini akan mengalami kemunduran (rudimenter) selama masa pertumbuhan
dan belum secara jelas diketahui fungsinya. Penelitian yang dilakukan pada katak
menemukan bahwa bagian ini menghasilkan melanosit stimulating hormone atau
intermedin yang berperan dalam mengatur pigmentasi (perubahan warna kulit)
dalam hal ini mengatur penyuburan pigmen melanin. Bagian ini menghasilkan
endorfin dan melanocyte stimulating hormone (MSH). Hormon ini juga
dihasilkan di lobus anterior.
 Endorfin, adalah zat penghilang nyeri alamiah, merespons stres, dan aktivitas
seperti olahraga.
 MSH, berfungsi merangsang pembentukan pigmen dan penyebaran sel-sel
penghasil pigmen (melanosit) pada epidermis.

c. Hipofisis lobus posterior


Merupakan bagian belakang dari kelenjar hipofisis. Bagian ini menghasilkan
dua jenis hormon, yaitu :
 Hormon ADH (Antidiuretik Hormone atau hormon vasopresin)
Hormon ini berfungsi menurunkan volume air yang hilang dalam urine
melalui peningkatan reabsorpsi air dari tubulus kontortus distal dan duktus
kolektivus di ginjal sehingga dapat mengatur banyak sedikitnya jumlah urine
yang dihasilkan. Selain itu juga ikut berperan dalam mengatur tekanan darah.
Adapun Hiposekresi ADH menyebabkan diabetes insipidus (produksi urine
berlebihan) disertai rasa haus yang terus menerus. Hipersekresi ADH
menyebabkan peningkatan volume darah.

 Hormon oksitosin yang berfungsi merangsang kontraksi otot polos pada


dinding uterus. Terutama penting dalam proses persalinan. Bagian ini juga
menghasilkan hormon ADH (antidiuretic hormone), yang berfungsi
menurunkan volume air yang hilang dalam urine melalui peningkatan
reabsorpsi air dari tubulus kontortus distal dan duktus kolektivus di ginjal.
Hiposekresi ADH menyebabkan diabetes insipidus (produksi urine
berlebihan) disertai rasa haus yang terus menerus. Hipersekresi ADH
menyebabkan peningkatan volume darah.

2. Tiroid (Kelenjar gondok)


Terletak di daerah leher lebih tepatnya di dekat jakun. Kelenjar tiroid sendiri
menghasilkan menghasilkan hormon tiroksin (tetraiodotironin/T4) sebanyak 90% dan
triiodotironin (T3) sebanyak 10% dari seluruh sekresi tiroid. Hormon tersebut terbuat
dari asam amino tirosin yang menggandung iodin. Jika seseorang mengalami
kekurangan iodin dalam waktu yang lama, tiroid seseorang tersebut akan
membengkak dan menyebabkan penyakit gondok atau yang di sebut juga dengan
goiter. Hormon tiroksin berfungsi untuk meningkatkan energi panas, menurunkan
kadar kalsium (Ca) dalam darah, Mempengaruhi proses metabolisme dan
mempengaruhi perkembangan mental.
Abnormalitas sekresi tiroid dapat di bagi menjadi 2 yaitu Hipotiroidisme dan
Hipertiroidisme :
1. Hipotiroidisme atau penurunan sekresi hormon adalah Kondisi dimana ketika
kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup artinya sel tubuh
tidak mendapatkan hormon tiroid yang cukup untuk bekerja dengan baik dan
metabolisme tubuh pun melambat yang menyebabkan penurunan metabolisme,
konstipasi, reaksi mental lambat dan juga peningkatan simpanan lemak. Pada
orang dewasa menyebabkan miksedema yang di tandai dengan terjadinya edema
(akumulasi air dan musin di bawah kulit ) sedangkan pada anak anak
menyebabkan kretinisme di tandai dengan keterlambatan mental dan fisik.

2. Hipertiroidisme atau sekresi hormon berlebihan adalah masalah kesehatan yang


terjadi karena kelenjar tiroid dalam tubuh memproduksi hormon tiroid secara
berlebihan. Kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi ini pula menyebabkan
metabolisme tubuh bekerja dengan sangat cepat, berat badan menurun tanpa
alasan yang jelas, gelisah, diare, frekuensi denyut jantung meningkat, toksisitas
hormon dan penyakit grave (yaitu pembengkakan jaringan di bawah kantong mata
sehingga bola mata menonjol).

3. Paratiroid (kelenjar anak gondok)


Terdiri atas 4 organ kecil berukuran sebesar biji apel. Terletak pada permukaan
belakang tiroid atau daerah dorsal kelenjar gondok. Paratiroid menyekresi hormon
parathormon (Parathyroid hormone/PTH). PTH berfungsi untuk mengendalikan
kadar kalsium dan fosfat dalam darah dan tulang melalui:
 stimulasi aktivitas osteoklas (sel penghancur tulang) yang menyebabkan
pengeluaran kalsium.
 pengaktifan vitamin D yang diperlukan untuk mengabsorpsi kalsium dalam
makanan.
 stimulasi reabsorpsi kalsium dari tubulus ginjal sehingga menurunkan kehilangan
ion kalsium dalam urine dan meningkatkan kadar kalsium dalam darah.
Abnormalitas sekresi PTH, yaitu sebagai berikut:
 Hiperparatiroidisme, menyebabkan peningkatan aktivitas osteoklas dan
pelemahan tulang.
 Hipoparatiroidisme, menyebabkan penurunan kadar kalsium dalam darah,
peningkatan iritabilitas sistem neuromuskular, dan tetanus (kejang otot rangka).
4. Adrenal (suprarenalis/kelenjar anak ginjal)
Terletak di kutub atas ginjal, berwarna kuning, dan tertanam pada jaringan
adiposa. Kelenjar adrenal terdiri atas korteks di bagian luar dan medula di bagian
dalam. Kelenjar adrenal bagian medula menghasilkan hormon sebagai berikut.
 Adrenalin (Epinefrin)
Adrenalin adalah suatu obat dan hormon yang yang terlibat dalam mengatur
fungsi visceral. Adrenalin diproduksi baik kelenjar adrenal dan sejumlah kecil
neuron di medula oblongata. fungsi adrenalin sebagai berikut : meningkatkan
frekuensi jantung, metabolisme, dan konsumsi oksigen.
 Noradrenalin (Norepinefrin)
Hormon ini bekerja sama dengan hormon kortisol dan adrenal dalam
mengatur reaksi tubuh terhadap kondisi stres. Fungsi lainnya dari hormon ini juga
memengaruhi cara otak memperhatikan dan merespons berbagai peristiwa,
meningkatkan tekanan darah dan menstimulasi otot jantung.
Kelenjar adrenal bagian korteks menghasilkan hormon sebagai berikut.
 Aldosteron, mengatur keseimbangan air dan elektrolit melalui pengendalian
kadar natrium dan kalium dalam darah.
 Glukokortikoid (kortisol, kortison, dan kortikosteron), memengaruhi
metabolisme glukosa, protein, lemak, serta menjaga membran lisosom sehingga
mencegah kerusakan jaringan. sebagai prekursor pengubahan
 Gonadokortikoid (steroid kelamin), testosteron dan estrogen oleh jaringan lain.
Abnormalitas sekresi kelenjar adrenal:
 Hiposekresi menyebabkan penyakit Addison, dengan gejala ketidakseimbangan
natrium dan kalium dalam darah sehingga kulit menghitam.
 Hipersekresi menyebabkan peningkatan tekanan darah, cushings disease
(kelemahan otot serta penumpukan lemak di leher dan wajah), sindrom
adrenogenital (terjadi pubertas dini), serta perempuan dewasa yang memiliki
karakteristik pria (tumbuh rambut di wajah, suara menjadi berat, dan
perkembangan otot).
5. Pankreas
Organ berbentuk pipih, terletak di bagian belakang bawah lambung. Pankreas
sebagai endokrin yang menghasilkan hormon antara lain sebagai berikut.
 Glukagon, dihasilkan oleh sel alfa, berfungsi meningkatkan penguraian glikogen
hati menjadi glukosa sehingga kadar gula darah meningkat.
 Insulin dihasilkan oleh sel beta, berfungsi menurunkan katabolisme lemak dan
protein, menurunkan kadar gula darah, serta meningkatkan sintesis protein dan
lemak.
 Somatostatin, dihasilkan oleh sel delta, merupakan penghalang hormon
pertumbuhan dan penghambat sekresi glukagon dan insulin.
 Polipeptida pankreas, hormon pencernaan yang dilepaskan setelah makan.
berfungsi memperlambat penyerapan makanan, namun fungsi utamanya belom
diketahui.
Abnormalitas sekresi kelenjar pankreas, yaitu sebagai berikut.
Defisiensi insulin menyebabkan diabetes melitus. Diabetes melitus dapat disebabkan
oleh faktor genetik, obesitas, penyakit autoimunitas, dan virus.

6. Pineal (epifisis serebri)


Terletak di langit-langit otak dan menghasilkan melatonin yang berpengaruh pada
pelepasan gonadotropin serta menghambat produksi melanin. Produksi melatonin
terendah terjadi pada siang hari dan terbesar pada malam hari.

7. Timus
Terdiri atas dua lobus berwarna kemerahan, terletak di bagian posterior toraks di
atas jantung. Pada bayi yang baru lahir, bentuknya sangat kecil, hanya sekitar 10
gram. Ukurannya bertambah pada masa pubertas, menjadi 30-40 gram. Namun,
setelah dewasa berangsur-angsur menyusut. Timus menghasilkan timosin untuk
pengendalian perkembangan sistem imun.
8. Ovarium, testis, dan plasenta.
 Ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
 Testis menghasilkan hormon testosteron.
 Plasenta menghasilkan gonadotropin korion, estrogen, progesteron, dan
somatotropin.

Anda mungkin juga menyukai