Anda di halaman 1dari 13

Laporan Pendahuluan Metabolik Endokrin

A. Definisi

Gangguan endokrin adalah penyakit yang terkait dengan kelenjar endokrin pada tubuh. Sistem
endokrin adalah jaringan kelenjar yang menghasilkan hormon, yang merupakan sinyal kimia yang
dikeluarkan melalui aliran darah. Hormon membantu tubuh mengatur berbagai proses, seperti nafsu
makan, pernapasan, pertumbuhan, keseimbangan cairan, feminisasi, dan virilisasi (pembentukan tanda-
tanda seks sekunder seperti pembesaran payudara atau testis), serta pengendalian berat badan.

System endokrin merupakan sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless).

Respons Sistem Endokrin sifatnya lambat : menit, jam,bulan, atau tahun.

Komunikasi Sistem Endokrin melalui media yaitu HORMON. Hormon bertindak sebagai "pembawa
pesan“ melalui aliran darah ke berbagai sel dan menerjemahkan "pesan“ sebagai tindakan.

B. Etiologi

Gangguan endokrin biasanya dikelompokkan dalam 2 kategori:

1. Kelenjar menghasilkan terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon endokrin, yang disebut
ketidakseimbangan hormon
2. Pembentukan luka (seperti bintil atau tumor) pada sistem endokrin, yang dapat atau tidak
mempengaruhi kadar hormon.

C. Patofisiologi

SIFAT-SIFAT HORMON

1. Bekerja secara spesifik pada organ, bagian tubuh tertentu atau aktivitas tertentu
2. Dihasilkan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit tetapi memiliki pengaruh besar terhadap
aktivitas tertentu dalam tubuh
3. Bekerja lambat, pengaruh hormon tidak spontan seperti pada pengaturan oleh syaraf
4. Sebagai senyawa kimia, hormon tidak dihasilkan setiap waktu. Hormon diproduksi hanya apabila
dibutuhkan

KELENJAR ENDOKRIN
Kelenjar hipofise atau pituitary (hypophysis or pituitary gland), terletak di dalam rongga kepala
dekat dasar otak.

1. Kelenjar Pineal, di atas kel. hipofise


2. Kelenjar tiroid (thyroid gland) atau kelenjar gondok, terletak di leher bagian depan
3. Kelenjar paratiroid (parathyroid gland), dekat kelenjar tiroid
4. Kelenjar suprarenal (suprarenal gland), terletak di kutub atas ginjal kiri-kanan
5. Pulau langerhans (islets of langerhans), di dalam jaringan pancreas
6. Kelenjar kelamin (gonad) laki-laki di tetis dan perempuan di indung telur.
7. Kelenjar Timus, di dalam mediastinum di belakang os sternum

HIPOTALAMUS

Merupakan pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui hormonal
dan saraf.

Hormon yang dihasilkan adalah faktor R (releasing) dan I (inhibiting) yang mengontrol sintesa dan
sekresi hormon hipofise anterior sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior melalui kerja saraf.

HORMON YG DIHASILKAN HIPOTALAMUS

1. ACRH – ACIH
2. TRH – TIH
3. GRH – GIH
4. GnRH -- GnIH
5. PTRH – PTIH
6. PRH – PIH
7. MRH – MIH

GLAND HYPOPHYSE (KELENJAR PITUITARY)

Disebut sebagai Master Gland karena mensekresi hormon yang selanjutnya akan mengendalikan
sekresi hormon oleh kelenjar endokrin lainnya

Dibagi menjadi 3 lobus :

 Lobus anterior
 Lobus Posterior
 Lobus intermediate
LOBUS ANTERIOR Hormon yg dihasilkan :

 GH / somatotropik merangsang pertumbuhan jaringan tubuh dan tulang, merangsang sintesa


protein
 Prolaktin merangsang pertumbuhan jaringan payudara dan laktasi
 TSH merangsang kelenjar tyroid, menambah metabolisme lemak
 Gonadotropik hormon (LH dan FSH)  mempengaruhi pertumbuhan, maturitas fungsi organ
seks sekunder dan primer
 ACTH  merangsang pembentukan steroid oleh korteks adrenal

LOBUS POSTERIOR

Terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut neurohipofise

Hormon yg dihasilkan :

 ADH/ vasopressin  meningkatkan reabsopsi air oleh tubulus distal dan tubulus koleduktus ginjal
sehingga menurunkan produksi urin.
 Oksitosin  merangsang pengeluaran ASI, kontraksi uterus, terlibat dalam transport sperma
dalam traktus reproduksi wanita.

LOBUS INTERMEDIATE

 Terletak diantara lobus posterior dan anterior.


 Menghasilkan MSH/ melanotropin yang berfungsi merangsang melanogenesis : memberi warna
gelap pada kulit.
 Selain itu juga menghasilkan Endorphin: Mengendalikan reseptor rasa nyeri

GLAND PINEAL

 Terletak diatas kelenjar Hipofise.


 Menghasilkan hormon Melatonin.
 Fungsi: mengatur sekresi yang dilakukan Oleh Corpus Lutheum dan mengaktifkan sel melanosit
menghasilkan melatonin untuk warna kulit.

GLAND THYROID

Terletak di leher bagian depan, di samping kiri dan kanan trakea.


Kelenjar tyroid menghasilkan 3 jenis hormon :

1. T3 (triiodotironin)
2. T4 (tetraiodotironin)
3. Tyrokalsitonin

GLAND PARATYROID

Menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tyroid, menghasilkan hormon
paratiroksin.

Fungsi hormon paratyroid :

1. Meningkatkan kadar Ca dan menurunkan kadar fosfat


2. Meningkatkan resorbsi tulang shg serum Ca meningkat
3. Organ target PTH  tulang, ginjal dan usus halus

KELENJAR PANKREAS

Terletak di retroperitoneal rongga abdomen bagian atas dan terbentang horizontal dari duodenum
ke lien. Jaringan utama pankreas terdiri atas :

 Asini berfungsi untuk mensekresikan getah pencernaan ke dalam duodenum


 Pulau Lagerhans
 Tidak mengeluarkan sekretnya keluar tapi langsung ke dalam darah
 Pulau lagerhans terdiri dari beberapa sel : sel alfa / sel A, sel beta / sel B, sel C dan sel D

Pulau Langerhans

1. Sel alfa/ sel A

Menghasilkan glukagon yang berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa dalam darah dengan
cara memobilisasi glukosa, asam lemak dan asam amino dari tempat cadangannya ke dalam darah.

2. Sel beta/ sel B

Mensekresi insulin yang berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa darah dengan cara
meningkatkan simpanan glukosa hati ke hati

3. Sel C Sel D Mensekresi somatotastin yang berpengaruh : Menekan Gh


Menghambat saluran cerna (pengosongan lambung, sekresi asam lambung, kontraksi bladder)

4. Sel D

Mensekresi polipeptida (Gastrin)

KELENJAR ADRENAL

Terletak di kutub atas kedua ginjal sehingga disebut juga kelenjar suprarenal

Kelenjar adrenal terdiri dari 2 lapis :

1. Medula adrenal

2. Korteks adrenal

Medulla Adrenal

Berfungsi sebagai bagian dari sistem saraf otonom. 90% hasil sekresi medula adrenal adalah
efinefrin/adrenalin, sisanya norefinefrin

Fungsi:

1. Meningkatkan denyut jantung


2. Menambah tekanan darah
3. Mempercepat pernapasan
4. Meningkatkan produksi gula darah di hati

Korteks adrenal Dibagi menjadi 3 zona :

ZONA GLOMERULUS

Menghasilkan aldosteron (mineralokortikoid), Fungsi: merangsang penyerapan ion Natrium dari


tubulus ginjal dan menurunkan penyerapan ion Kalium, sehingga mempertahankan tekanan osmotik
darah. Efek primer pada metabolisme air dan mineral.

ZONA FASICULATE

Menghasilkan cortisol (glukokortikoid), Fungsi: meningkatkan pembentukan glukosa dari asam


Amino, antialergi dan inflamasi, menghasilkan energi. efek primer pada metabolisme protein, lemak,
karbohidrat.

ZONA RETIKULARIS
Menghasilkan androgen (efek maskulinisasi) dan estrogen (tidak mempunyai efek feminisasi), efek
primer untuk tanda-tanda sex sekunder.

KELENJAR TIMUS

Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum. Menghasilkan hormon timus. Hanya


dijumpai pada anak usia di bawah 18 tahun, ukurannya pada bayi kira2 10 gr, bertambah pada masa
remaja gr, kemudian berkerut.

Fungsi kelenjar timus:

1. Mengaktifkan pertumbuhan badan


2. Mengurangi aktivitas kelenjar kelamin
3. Sebagai imunitas tubuh

Kelenjar Testis

Kelenjar Testis terletak di bagian interstitial testis. Kelenjar ini dibentuk oleh sel-sel leydig dan
menghasilkan hormon Ralaksin dan Testosteron. Hormon Ralaksin berperan dalam mengatur relaksasi
otot-otot yang berkaitan dengan sifat kelamin. Hormon Testosteron berperan penting dalam
pengaturan pembentukan sperma dan ciri kelamin skunder pria

Tiga macam sel di testis :

1. Spermatogonia  spermatozoa
2. Leydig  testosteron  LH
3. Sertoli  ABP  FSH

Kelenjar Ovarium Ovarium menghasilkan 2 macam hormon

1. Hormon estrogen (hormon-hormon folikuler) dihasilkan oleh folikel de Graff


2. Hormon progesteron  korpus luteum

Hormon estrogen berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi dan mengatur sistem
reproduksi

Hormon Progesteron berperan penting dalam mengatur siklus menstruasi, perkembangan ovum
dan ciri kelamin skunder wanita.
D. Manifestasi Klinis

Gejala Gangguan Sistem Endokrin

1. Diabetes

Gangguan endokrin yang paling umum adalah diabetes mellitus yang terjadi ketika pankreas tidak
menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang tersedia dengan
optimal. Gejala diabetes dapat meliputi:

1. Haus atau lapar yang berlebih.


2. Kelelahan.
3. Sering buang air kecil.
4. Mual dan muntah.
5. Kenaikan atau penurunan berat badan yang tidak disertai alasan.
6. Perubahan pada penglihatan.

2. Akromegali

Akromegali adalah gangguan ketika kelenjar pituitari menghasilkan hormon pertumbuhan yang
berlebih. Ini menyebabkan pertumbuhan yang berlebih, terutama pada tangan dan kaki. Gejala
akromegali biasanya meliputi:

1. Ukuran bibir, hidung, atau lidah yang terlalu besar.


2. Tangan atau kaki yang terlalu besar atau bengkak.
3. Perubahan struktur tulang muka.
4. Nyeri pada tubuh dan sendi.
5. Suara yang dalam.
6. Kelelahan dan kelemahan.
7. Sakit kepala.
8. Pertumbuhan tulang dan kartilago yang berlebih serta penebalan kulit.
9. Disfungsi seksual, termasuk penurunan libido.
10. Sleep apnea.
11. Gangguan pada penglihatan.

3. Penyakit Addison

Penyakit Addison ditandai dengan penurunan produksi kortisol dan aldosteron akibat kerusakan
kelenjar adrenal. Gejala penyakit Addison biasanya meliputi:

1. Depresi.
2. Diare.
3. Kelelahan.
4. Sakit kepala.
5. Hiperpigmentasi pada kulit.
6. Hipoglikemia.
7. Nafsu makan rendah.
8. Tekanan darah rendah.
9. Periode menstruasi yang terlewat.
10. Mual dengan atau tanpa muntah.
11. Ingin mengonsumsi garam.
12. Penurunan berat badan.
13. Kelemahan.

4. Sindrom Cushing

Sindrom cushing disebabkan oleh kelebihan kortisol yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Gejala
dari sindrom cushing biasanya, meliputi:

1. Buffalo hump (lemak di antara bahu, seperti punuk).


2. Diskolorasi kulit seperti memar.
3. Kelelahan.
4. Merasa sangat haus.
5. Penipisan dan melemahnya tulang (osteoporosis).
6. Sering buang air kecil.
7. Gula darah tinggi (hiperglikemia).
8. Tekanan darah tinggi (hipertensi).
9. Mudah marah dan perubahan mood.
10. Obesitas pada bagian atas tubuh.
11. Wajah bundar.
12. Kelemahan.

5. Penyakit Graves

Penyakit graves merupakan salah satu jenis hipertiroidisme yang mengakibatkan produksi hormon
tiroid. Gejala penyakit graves biasanya meliputi:

1. Mata menonjol.
2. Diare.
3. Kesulitan tidur.
4. Kelelahan dan kelemahan.
5. Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).
6. Intoleransi terhadap panas.
7. Detak jantung yang tidak teratur.
8. Mudah marah dan perubahan mood.
9. Detak jantung berdebar cepat (takikardia).
10. Kulit yang tebal atau merah pada betis.
11. Tremor.
12. Penurunan berat badan.

6. Hashimoto’s Thyroiditis

Hashimoto’s thyroiditis adalah suatu kondisi ketika tiroid diserang oleh sistem imun yang
menyebabkan hipotiroidisme dan produksi hormon tiroid yang rendah. Gejalanya meliputi:

1. Intoleransi terhadap dingin.


2. Konstipasi.
3. Rambut kering dan rontok.
4. Kelelahan.
5. Goiter (pembesaran kelenjar tiroid).
6. Nyeri sendi dan otot.
7. Periode menstruasi yang terlewat.
8. Detak jantung yang melambat.
9. Pertambahan berat badan.

7. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah kondisi yang ditandai dengan kelenjar tiroid yang overaktif. Gejala umum
dari hipertiroidisme meliputi:

1. Diare.
2. Kesulitan tidur.
3. Kelelahan.
4. Goiter.
5. Intoleransi terhadap panas.
6. Mudah marah dan perubahan mood.
7. Detak jantung yang cepat (takikardia).
8. Tremor.
9. Penurunan berat badan tanpa penyebab.
10. Kelemahan.

8. Hipotiroidisme

Hipotiroidisme merupakan kondisi ketika tiroid underaktif dan menghasilkan terlalu sedikit hormon
tiroid. Gejala umum dari hipotiroidisme meliputi:

1. Intoleransi terhadap dingin.


2. Sembelit.
3. Menurunnya produksi keringat.
4. Rambut kering
5. Kelelahan.
6. Goiter.
7. Nyeri pada sendi dan otot.
8. Periode menstruasi yang terlewat.
9. Detak jantung yang melambat.
10. Muka membengkak.
11. Kenaikan berat badan.

9. Prolaktinoma
Prolaktinoma muncul apabila kelenjar pituitari yang disfungsional menghasilkan hormon prolaktin
berlebih yang berguna dalam produksi ASI. Prolaktin berlebih dapat menyebabkan berbagai gejala,
seperti:

1. Disfungsi ereksi.
2. Kemandulan.
3. Kehilangan libido.
4. Periode menstruasi yang terlewat.
5. Produksi ASI tanpa penyebab.

E. Komplikasi

Komplikasi Gangguan Sistem Endokrin:

Kegelisahan atau insomnia (pada banyak kondisi tiroid) Koma (pada hipotiroidisme) Depresi (pada
banyak kondisi tiroid) Penyakit jantung.

F. Penatalaksanaan Medis

Tindakan yang Dilakukan Dokter Spesialis Endokrin

Dalam melakukan diagnosis, dokter spesialis endokrin biasanya akan menelusuri riwayat kesehatan
pasien mengenai gejala yang dirasakan pasien. Setelah itu kemungkinan dokter akan melibatkan
beberapa pemeriksaan, seperti pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tanda-tanda vital, termasuk
tekanan darah dan denyut nadi. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik untuk menilai tanda-
tanda gangguan atau kelainan yang dialami.

Usai melakukan pemeriksaan tubuh secara menyeluruh, dokter dapat meminta pemeriksaan
lanjutan berupa tes darah dan urine. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kadar hormon, sehingga dokter
dapat menentukan apakah Anda memiliki gangguan pada sistem endokrin atau tidak.

Jika dokter menemukan adanya tanda gangguan pada sistem endokrin, maka dokter dapat
memberikan obat atau penanganan sesuai kondisi kesehatan maupun gangguan yang Anda rasakan.

G. Penatalaksanaan Keperawatan

 Pencegahan Gangguan Sistem Endokrin


Beberapa cara untuk mencegah munculnya gangguan sistem endokrin:

1. Tetap menjaga berat badan yang sehat, mengonsumsi makanan sehat, dan banyak berolahraga.
2. Sertakan yodium dalam diet. Ini dapat membantu mencegah masalah tiroid.

 Pengobatan dan Efek Samping Gangguan Sistem Endokrin

Apabila gejala gangguan sistem endokrin mulai mengganggu, gejala tersebut umumnya dapat
diatasi dengan memperbaiki ketidakseimbangan hormon. Ini sering dilakukan melalui pemberian
hormon sintesis. Pada kasus prolaktinoma (ketika tumor non-kanker menyebabkan gejala) operasi atau
terapi radiasi dapat dilakukan untuk mengatasinya. Tidak jarang diagnosis dan perawatan penyebab
gangguan endokrin dapat mengatasi gejala.

H. Diagnosis Keperawatan

Tes darah dan urine untuk memeriksa kadar hormon dapat membantu dokter untuk menentukan
apakah seseorang memiliki gangguan endokrin. Tes imaging juga dapat dilakukan untuk membantu
menunjukkan lokasi bintil atau tumor.

Komplikasi Gangguan Sistem Endokrin

Terdapat beberapa komplikasi gangguan endokrin tertentu, meliputi:

 Kegelisahan atau insomnia (pada banyak kondisi tiroid)

 Koma (pada hipotiroidisme)

 Depresi (pada banyak kondisi tiroid)

 Penyakit jantung

 Kerusakan saraf

 Kerusakan atau gagal pada organ

 Kualitas hidup yang tidak baik.


Daftar Pustaka

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_endokrin#:~:text=Sistem%20endokrin%20adalah%20sistem
%20kontrol,untuk%20memengaruhi%20organ%2Dorgan%20lain.

https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-sistem-endokrin

https://prezi.com/8-kpeaq6bms6/patofisiologi-endokrin/

Anda mungkin juga menyukai