Anda di halaman 1dari 24

SISTEM ENDOKRIN

A. Pengertian Sistem Endokrin


Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi
organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan dibawa oleh aliran darah
ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan “pesan” tersebut
menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti
kelenjar ludah., kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin.

Endokrinologi merupakan cabang ilmu biologi yang membahas tentang hormon dan
aktivitasnya. Hormon merupakan satu dari sistem komunikasi utama dalam tubuh meskipun
kadarnya hanya dalam jumlah yang sangat kecil namun dapat menjalankan atau menghentikan
proses-proses metabolik. Hormon disekresikan langsung oleh khusus yaitu yang ada pada
kelenjar endokrin, hormon berupa senyawa kimia, ada dalam darah dengan kadar yang sangat
rendah, fungsinya pengatur metabolisme jaringan.

Sistem endokrin bekerja sama secara kooperatif dengan sistem saraf dan disebut dengan
sistem neuronendokrin. Yang memiliki fungsi kendali dan koordinasi pada makhluk hidup.
Perbedaan cara kerja antara sistem endokrin dan sistem saraf yaitu pada sistem endokrin
cara kerjanya dengan menggunakan transmisi kimia dan waktu respons lambat. Sedangkan
pada sistem saraf cara kerjanya yaitu dengan menggunakan transmisi elektrik dan waktu
respons yang cepat.

Efek hormon pada tubuh makhluk hidup yaitu, kelenjar endokrin mensekresikan hormon
dan hormon tersebut akan ditangkap atau diterima plh organ sasaran melalui reseptor
khusus, dan apabila ikatannya sudah tepat maka akan mengaktivasikan enzim di sel dan
diperantai oleh duta kedua, maka metabolisme dan fungsi sel sasaran akan aktif dan
memberikan efek biologis untuk menunjang aktivitas kehidupan yaitu berupa
perkembangan, pertumbuhan. Peredaran darah, denyut jantung, osmoregulasi, komposisi
darah, regenerasi, reproduksi, dan pergantian kulit.

B. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin


Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan
mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau
gumpalan sel disokong oleh jaringan ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler.

Sistem Endokrin | 1
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostatis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan
karakteristik tertentu. Misalnya, medula adrenal dan kelenjar hipofisis posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi
dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan tidak melalui saluran,
tapi dari sel-sel endokrin langsung masuk ke pembuluh darah. Selanjutnya hormon tersebut
dibawa ke sel-sel target (responsive cells) tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi
kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti uretra dan saluran
kelenjar ludah.
Tubuh kita memeliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-kelenjar tersebut, ada
yang berfungsi sebagai endokrin murni artinya hormon tersebut hanya menghasilkan
hormon misalnya kelenjar paneal, kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid, kelenjar adrenal suprenalis, dan kelenjar timus.

C. Kelenjar-Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan


Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid,
paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.

Sistem Endokrin | 2
1) Hipofisis
Kelenjar hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali
karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar
lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm.
Hipofisis dibagi menjadi hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia), dan
bagian posterior.

Gambar : hipofisis bagian anterior dan posterior

Hipofisis lobus anterior


Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anyerior dapat dilihat pada
gambar

Gambar : hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ targetnya

Sistem Endokrin | 3
Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior
dan gangguannya

Hormon yang dihasilkan Fungsi dan gangguannya


Hormon Somatotropin (STH) Merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak,
Hormon Pertumbuhan (Growth serta merangsang pertumbuhan tulang ( terutama
Hormone / GH) tulang pipa) dan otot. Kekurangan hormon ini pada
anak-anak menyebabkan pertumbuhannya terhambat
/ kerdil (kretinisme), jika kelebihan akan
menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika
kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan
menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang pada
tulang jari tangan, kaki, rahang ataupun tulang hidung
yang disebut akromegali.

Hormon tirotoprin atau Thyroid Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan kelenjar


Stimulating Hormone (TSH) gondok atau tiroid serta merangsang sekresi tiroksin

Adrenocorticotropic hormone Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan aktivitas


(ACTH) kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal untuk
mensekresikan glukokortikoid (hormon yang
dihasilkan untuk metabolisme karbohidrat)
Prolaktin (PRL) atau Membantu kelahiran dan memelihara sekresi susu
Lactogenic hormone (LTH) oleh kelenjar susu
Hormon gonadrotopin pada
wanita : Follicle Stimulating Merangsang pematangan folikel dalam
Hormone (FSH) Luteinizing ovarium dan menghasilkan estrogen Mempengaruhi
Hormone (LH) pematangan folikel dalam ovarium dan
menghasilkan progesteron

Hormon gonadotropin pada pria


Merangsang terjadinya spermatogenesis
: Follicle Stimulating Hormen
(proses pematangan sperma) Merangsang sel-sel
(FSH) Intersitial Cell
intersitial testis untuk memproduksi testosteron dan
Stimulating Hormone (ICSH)
androgen

Sistem Endokrin | 4
Hipofisis pars media

Jenis hormon serta fungsi hipofisis pars media :


Hormon Fungsi
MSH (Melanosit Stimulating Mempengaruhi warna kulit individu. Dengan cara
Hormone) menyebarkan butir melanin, apabila hormon ini
banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit
menjadi hitam.

Hipofisis lobus posterior

Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya dapat
dilihat pada gambar dan tabel di bawah ini

Gambar : hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya

Jenis hormon serta fungsi dari hipofisis posterior

Hormon Fungsi

Oksitosin Mentsimulasi kontraksi otot polos pada rahim wanita selama


proses melahirkan
Hormon ADH Menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah
dengan cara menyempitkan pembuluh darah

Sistem Endokrin | 5
Regulasi hormon ADH
Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi oleh hipotalamus.
Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka hipofisis akan mensekresikan ADH untuk
melakukan reabsorpsi (penyerapan kembali) sehingga darah mendapatkan asupan
cairan dari hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian kadar cairan (plasma) dalam
darah dapat kembali seimbang. Selain itu, karena cairan pada ginjal sudah diserap, maka
urinenya kini bersifat pekat. Jika seseorang buang air kecil terus menerus,
diperkirakan hipofisis posteriornya mengalami gangguan sebab ADH tidak berfungsi
dengan baik. Nama penyakit ini disebut diabetes insipidus.

2) Tiroid

Tiroid merupakan kelenjar yang terdiri dari folikel-folikel dan terdapat di depan
trakea.

Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah bawah jakun dan terdiri
dari dua buah lobus.

Sistem Endokrin | 6
Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan
Triiodontironin (T3).
Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin) yang
mengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid dari
darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka waktu
yang lama mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15 kali. Hormon
yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid beserta fungsinya

No Hormon Fungsi
1 Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan,
dan kegiatan system saraf

2 Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan


dan kegiatan sistem saraf

3 Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara


mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang

Regulasi hormon Tiroid


Jenis penyakit tiroid yang utama:

Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
Hipotiroidisme
Hyperthyroidism / thyrotoxicosis, hormon tiroid T3 dan T4 didapati lebih tinggi
daripada orang biasa

Sistem Endokrin | 7
3) Paratiroid

Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid


Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur
konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur : absorpsi
kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang.
Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang reabsorpsi
kalsium di ginjal dan dengan cara penginduksian sel–sel tulang osteoklas untuk
merombak matriks bermineral pada osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada
tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah
Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat kadar kalsium dalam darah
meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada ginjal.
Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.
Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga fungsinya
menurunkan kalsium darah.
Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:
a) Mengatur metabilisme fosfor
b) Mengatur kadar kalsium darah

4) Kelenjar adrenal (anak ginjal)

Sistem Endokrin | 8
Kelenjar ini berbentuk bola, atau topi yang menempel pada bagian atas ginjal.
Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis dan dibagi atas dua bagian, yaitu
bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).
Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :

No. Hormon Prinsip kerja


1 Bagian korteks adrenal
a. Mineralokortikoid Mengontol metabolisme ion anorganik
b. Glukokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa
2 Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja sama dalam hal
Adrenalin (epinefrin) dan berikut :
noradrenalin a. dilatasi bronkiolus
b. vasokonstriksi pada arteri
c. vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot
e. mengubah glikogen menjadi glukosa dalam
hati
f. gerak peristaltik
g. bersama insulin mengatur kadar gula dara

Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula


adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal. Medulla
adrenal memperantarai respons jangka pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan
hormon katekolamin yaitu efinefrin dan norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon
yang berlangsung lebih lama dengan cara mensekresikan hormone steroid

5) Pankreas

Fungsi pankreas sangatlah penting dalam sistem pencernaan dan metabolisme.


Selain dapat memproduksi hormon, pankreas juga memiliki fungsi utama sebagai organ
yang memproduksi enzim untuk menghancurkan dan mencerna makanan di dalam perut.

Sistem Endokrin | 9
Pankreas adalah salah satu organ yang terletak di belakang rongga perut dengan
panjang sekitar 12–18 cm. Organ yang bentuknya memanjang ini bisa saja mengalami
gangguan. Jika fungsi pankreas terganggu atau rusak, bisa timbul masalah pada pencernaan
dan penyakit lain, misalnya diabetes.

6) Ovarium, dan Testis.

OVARIUM
Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormone
estrogen dan hormone progesterone.
Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH
Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda kelamin
sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi
halus.
Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH
Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang
sudah dibuahi.
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:

FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan


hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin.

TESTIS
Testis pada mammalia terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel – sel benih (sel
germinal), tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus.

Sistem Endokrin | 10
Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi merangsang pematangan
sperma (spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda kelamin pria, misalnya
pertumbuhan kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian
anterior.
Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH dan
LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin Releasing
Factor) yang berasal dari hipotalamus

D. Macam-macam Hormon yang Penting di Tubuh manusia


Hormon merupakan suatu kelompok heterogen pesan-pesan kimia yang berperan
mengkoordinasi aktifitas berbagai jaringan dalam tubuh. Hormon adalah suatu pesan kimia
yang disintesa pada sel-sel khusus dan ditranspor ke sel sasaran yang jauh letaknya melalui
darah. Kebanyakan hormon disekresi langsung ke sirkulasi. Akan tetapi, beberapa hormon
disekresi oleh jaringan yang secara primer bukan jaringan endokrin. Hormon lainnya disekresi
oleh lebih dari satu jaringan. Suatu jaringan merupakan sasaran untuk hormon tertentu hanya
bila jaringan tersebut mengandung protein reseptor spesifik yang mengikat hormon dan
menimbulkan respon selular.

Tubuh manusia terdiri dari berbagai macam hormon yang memiliki fungsi masing- masing.
Semua hormon harus dalam porsi seimbang agar tidak menimbulkan efek buruk bagi
tubuh. dari ratusan hormon yang ada berikut 10 macam hormon terpenting dalam tubuh
manusia, yaitu:

1) Melatonin
Hormon ini diproduksi di kelenjar pineal dan berfungsi sebagai antioksidan dan
mengontrol tidur. Meskipun hormon ini diproduksi secara alami oleh tubuh, tapi kelebihan
maupun kekurangan hormon dapat berakibat buruk bagi tubuh.

Kelebihan hormon melatonin dapat menyebabkan lesu, gangguan hati, gangguan mata,
kelelahan, disorientasi, pikiran dan perilaku psikotik, kebingungan, mengantuk, gangguan
berbicara, gemetar, sakit kepala dan pusing. Sedangkan defisiensi atau kekurangan hormon
melatonin akan menyebabkan kesulitan tidur atau insomnia, tidur tidak nyenyak, pembesaran
prostat, depresi, kelelahan, siklus haid tidak teratur, gelisah, sindrom premenstruasi (PMS),
katarak, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, gangguan irama jantung (aritmia).

2) Serotonin
Hormon serotonin diproduksi di saluran pencernaan. Hormon ini berfungsi mengontrol
mood atau suasana hati, nafsu makan dan tidur.

Sistem Endokrin | 11
Kelebihan hormon serotonin bisa menyebabkan kegelisahan, kebingungan, peningkatan
denyut jantung, pupil melebar, kehilangan koordinasi otot, berkeringat, diare, sakit kepala,
menggigil, mual, muntah, kejang, demam tinggi, detak jantung tak teratur, gerakan tidak
terkendali dan hilangnya kesadaran. Kekurangan hormon serotonin dapat menyebabkan
kecemasan, tertekan, fobia, pesimistis, gelisah, tidak percaya diri, mudah marah, gangguan
tidur, PMS, sakit kepala dan sakit punggung.

3) Tiroid
Hormon tiroid diproduksi di kelenjar tiroid. Hormon ini berfungsi untuk peningkatan
tingkat metabolisme basal dan mempengaruhi sintesis protein.
Kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan diare, denyut jantung tidak teratur, sakit
kepala, menggigil, gugup, kejang perut, demam, sakit dada, atau kesulitan tidur.
Sedangkan kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan lelah, lesu, sembelit, nyeri sendi
dan otot, ramput atau kuku tipis dan rapuh, kurang dorongan seksual, tekanan darah tinggi,
kolesterol tinggi, detak jantung lambat, gangguan konsentrasi dan memori. Bahkan
beberapa dapat menyebabkan depresi dan gangguan jiwa lainnya.

4) Adrenalin
Hormon adrenalin diproduksi di medula adrenal. Hormon ini berfungsi untuk
meningkatkan pasokan oksigen dan glukosa ke otak dan otot (dengan meningkatkan denyut
jantung), meningkatkan katalisis dari glikogen dalam hati, kerusakan lipid dalam sel
lemak, serta menekan sistem kekebalan. Kekurangan hormon adrenalin dapat
menyebabkan pening, pusing, kelelahan, penurunan berat badan. Beberapa mengalami
gangguan usus, peningkatan pigmentasi kulit, depresi, nyeri otot dan sakit pinggang akut.

5) Dopamin
Hormon ini diproduksi di ginjal dan hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk
meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, menghambat pelepasan prolaktin dan
TRH dari hipofisis anterior.

Kelebihan dopamin dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, detak jantung
tidak teratur, sakit dada, kesulitan bernapas, perubahan jumlah urin, perubahan warna kulit,
sakit di kaki dan lengan. Kekurangan hormon dopamin dapat menyebabkan tertekan,
motivasi rendah, kesulitan memberikan perhatian dan berkonsentrasi, berpikir lambat,
rendah libido dan impotensi, mudah lelah, berat badan cepat naik, dan mengalami
gangguan tidur.

Sistem Endokrin | 12
6) Gastrin
Hormon ini diproduksi di duodenum (usus 12 jari), yang befungsi untuk sekresi asam
lambung oleh sel parietal.Kelebihan gastrin dapat menyebabkan penyakit gastrinoma yaitu
tumor jinak.

7) Hormon pertumbuhan (HGH)


Hormon ini diproduksi di pituitari anterior, dan berfungsi merangsang pertumbuhan
dan reproduksi sel, melepaskan faktor pertumbuhan 1 mirip insulin dari hati.
Kelebihan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan tumor hipofisis yang jinak dan
tumbuh secara perlahan. Juga dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan penglihatan,
tekanan saraf optik, kelebihan tulang rahang, jari tangan dan kaki, kelemahan otot,
resistensi insulin. Bahkan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dan berkurangnya fungsi
seksual. Kekurangan hormon ini pada anak-anak dapat menyebabkan kegagalan
pertumbuhan dan tubuh pendek dan tertundanya kematangan seksual. Sedangkan pada orang
dewasa kekurangan hormon pertumbuhan jarang terjadi, tapi dalam beberapa kasus dapat
menyebabkan obesitas, penurunan massa otot dan pengurangan energi dan kualitas hidup.

8) Insulin
Hormon ini diproduksi di pankreas dan berfungsi untuk pengambilan glukosa,
glikogenesis dan glikolisis di hati dan otot dari darah.

Kelebihan insulin dapat menyebabkan kadar gula darah sangat rendah, detak jantung
tidak teratur, berkeringat, gemetaran, mual, kelaparan berat dan kecemasan. Kadang-
kadang juga menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah). kekurangan insulin dapat
menyebabkan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang dapat mengakibatkan
penyakit diabetes mellitus.
9) Testosteron\
Hormon ini diproduksi di testis dan berfungsi sebagai hormon seks pria. Hormon ini
merangsang pematangan organ-organ seks pria, skrotum, pertumbuhan jenggot,
pertumbuhan massa otot dan kekuatan, dan peningkatan kepadatan tulang.

Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan peningkatan libido berlebihan dan mudah
marah. Kekurangan testosteron dapat menyebabkan penyakit atau kerusakan pada
hipotalamus (kelenjar di bawah otak) atau testis yang menghambat sekresi hormon dan
produksi testosteron (hipogonadisme). Kekurangan testoreton juga dapat membuat kerutan
di wajah, kehilangan otot tubuh, pinggang menggendut, kelelahan yang kronis, penurunan
libido, disfungsi ereksi dan kesulitan mencapai orgasme ini bisa terjadi pada pria juga wanita.

Sistem Endokrin | 13
10) Progesteron
Hormon ini diproduksi di ovarium, kelenjar adrenal dan plasenta (saat hamil). Hormon
progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan epidermal, meningkatkan temperatur
inti selama ovulasi, mengurangi kejang dan rileks otot polos (memperluas saluran
pernapasan dan mengatur lendir), anti-inflamasi, mengurangi kandung empedu kegiatan,
normalisasi darah dan pembekuan pembuluh darah.
Hormon progesteron juga membantu fungsi tiroid dan pertumbuhan tulang dengan
osteoblast Relsilience di tulang, gigi, gusi, sendi, tendon, ligamen dan kulit. Penyembuhan
dengan mengatur fungsi kolagen saraf dan penyembuhan dengan mengatur mielin, serta
mencegah kanker endometrium dengan mengatur efek estrogen. Kekurangan progesteron
bisa membuat kecemasan, susah tidur, susah beristirahat, panik, gelisah, kekurangan cairan
dan payudara membengkak.

E. Mekanisme Kerja Hormon


1) Mekanisme Kerja Insulin
Dimulai dengan berikatnya insulin dengan reseptor glikoprotein yang spesifik pada
permukaan sel sasaran. Reseptor ini terdiri dari 2 subunit yaitu:
subunit α yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler terlibat pada pengikatan
molekul insulin
subunit β yang lebih kecil dengan BM 90.000yang dominan di dalam sitoplasma
mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada pengikatan insulin dengan akibat
fosforilasi terhadap subunit β itu sendiri (autofosforilasi)
Reseptor insulin yang sudah terfosforilasi melakukan reaksi fosforilasi terhadap substrat
reseptor insulin ( IRS -1).IRS-1 yang terfosforilasi akan terikat dengan domain SH2 pada
sejumlah protein yang terlibat langsung dalam pengantara berbagai efek insulin yang
berbeda.

Pada dua jaringan sasaran insulin yang utama yaitu otot lurik dan jaringan adiposa,
serangkaian proses fosforilasi yang berawal dari daerah kinase teraktivasi tersebut akan
merangsang protein-protein intraseluler, termasuk Glukosa Transpoter 4 untuk berpindah ke
permukaan sel. Jika proses ini berlangsung pada saat pemberian makan, maka akan
mempermudah transport zat-zat gizi ke dalam jaringan-jaringan sasaran insulin tersebut.

2) Mekanisme Kerja Thyroid


Hormon 3,5,3’-l-triiodotironin ( T3) dan 3,5,3’,5’-l- tetraiodotironin (T4) berikatan
dengan reseptor spesifiknya dengan afinitas yang tinggi di nukleus sel sasaran. Di
sitoplasma hormon ini berikatan pada tempat dengan afinitas yang rendah dengan reseptor

Sistem Endokrin | 14
spesifiknya. Kompleks hormon reseptor berikatan pada suatu regio spesifik DNA,
menginduksi atau merepresi sintesis protein dengan meningkatkan atau menurunkan
transkripsi gen.

Dari transkripsi gen–gen ini timbul perubahan dari tingkat transkripsi m RNA mereka.
Perubahan tingkat mRNA ini mengubah tingkatan dari produk protein dari gen ini.Protein
ini kemudian memperantarai respon hormon Thyroid. Hormon Thyroid dikenal sebagai
modulator tumbuh kembang → penting pada usia balita.

F. Karakteristik Sistem Hormon

Hormon mempunyai mempunyai karakteristik unik dan berbeda dari sistem-sistem


lain di dalam tubuh. Karakteristik sistem hormon dapat dijelaskan di bawah ini:
 Hormon mempunyai pola sekresi yang pulsatif dan siklik dan bersifat naik turun pada
kurun waktu tertentu, sebagai contoh hormon-hormon yang mengatur siklus
menstruasi yaitu estrogen. Estrogen merupakan hormon dengan hormon
reproduksi yang disekresikan dengan pola non siklik dan titik puncak dan lembah pola
sekresinya menyebabkan menstruasi.
 Sekresi hormon bergantung kepada substrat atau senyawa lain, sebagai contoh
hormon Paratiroid yang mengatur kadar kalsium dalam tubuh, sekresinya dipengaruhi
oleh kadar kalsium dalam serum darah.
 Beberapa hormon mempunyai pola sekresi diurnal, yaitu sekresi akan naik turun dalam
periode 24 jam. Sebagai contoh hormon kortisol yang akan meningkat pada pagi hari,
namun akan turun di malam hari.
 Hormon bekerja dengan mekanisme umpan balik baik positif maupun negatif.
Dengan sistem ini, sekresi hormon akan memastikan kondisi tubuh dalam keadaan
optimal untuk kelangsungan metabolismenya. Sebagai contoh kadar hormon
testosterone dalam darah akan diatur dengan sistem umpan balik negatif. Artinya jika
kadarnya telah cukup atau naik, maka ada mekanisme menurunkan atau
mempertahankan kadar testosteron dalam darah. Sebaliknya, jika kadar testosterone
turun, maka tubuh memberikan umpan balik agar kadarnya dinaikkan. Sementara itu
contoh umpan balik positif adalah hormon oksitosin. Hormon oksitosin yang
menstimulasi kontraksi otot saat melahirkan. Oksitosin akan diproduksi lebih
banyak ketika kontraksi otot tersebut makin hebat.
 Hormon bersifat dependen dan independen. Artinya, sekresi hormone dari satu kelenjar
akan menginduksi sekresi hormon dari kelenjar lain.
 Hormon hanya bekerja pada sel/jaringan/organ tertentu yang reaktif dan mempunyai
reseptor yang spesifik.

Sistem Endokrin | 15
G. Mekanisme Kerja Hormon
Untuk dapat memahami mekanisme kerja hormon, maka perlu diketahui konsep
komunikasi sel. Sel berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui sinyal kimiawi. Sinyal
kimiawi tersebut dapat berupa molekul kimia sederhana seperti derivat asam amino atau
derivat asam lemak, atau senyawa yang lebih komplek seperti peptida, protein, atau steroid.
Komunikasi biasanya terjadi antar sel di dalam jaringan atau organ, juga dengan jarak
tertentu dalam rangka integrasi aktivitas sel atau jaringan di organ yang berbeda. Untuk terjadi
komunikasi antar sel, maka permukaan/membran sel harus melakukan kontak atau ada
substansi kimia yang terpisah dari permukaan sel atau molekul yang dapat melintas dari
sitosol sel ke sel yang lain melalui tautan (gap junction).

Untuk komunikasi dengan sel dekatnya, sinyal kimiawi dibebaskan suatu sel di
ekstraseluler menuju sel yang ada di sekitarnya. Mekanisme ini dinamakan parakrin atau
sekresi lokal. Kadang-kadang respon sel yang timbul karena hasil sekresinya sendiri.
Mekanisme komunikasi ini disebut autokrin. Namun apabila letak sel, jaringan/organ jauh
dari sumber dilepaskannya sinyal kimiawi, maka molekul kimiawi pembawa pesan tadi
dilewatkan pembuluh darah dan menutu organ target. Metode komunikasi itu dinamakan
endokrin atau sekresi internal, sementara hasil sekretnya disebut hormon.

Gambar. Mekanisme Dasar Kerja Hormon: (A) Autokrin; (B) Parakrin; dan (C) Endokrin
Dalam bekerja terhadap sel target, hormon mempunyai tiga mekanisme kerja utama,
yaitu:
1. Mengubah permeabilitas saluran (membran) dengan bekerja pada protein saluran (protein
kanal) yang sudah ada;
2. Bekerja melalui sistem pembawa pesan kedua (second messenger) untuk mempengaruhi
aktivitas sel;
3. Pengaktifan gen spesifik untuk sintesis protein baru.

Sistem Endokrin | 16
Hormon dalam bekerja juga memerlukan reseptor spesifik. Reseptor pada umumnya adalah
molekul protein dengan struktur tertentu sehingga hanya melakukan pengikatan dengan
hormon/analog dengan struktur hormon tertentu. Reseptor hormon terletak di membrane
sel/sitoplasma sel. Dengan demikian hormon yang dibebaskan ke dalam darah hanya bekerja
pada sel atau jaringan tertentu yang mempunyai reseptor spesifik terhadap hormon tersebut.

Gambar. Kerja Hormon Steroid


Gambar di atas menunjukkan mekanisme aksi hormon steroid di target sel. Hormon
steroid dapat melewati membran sel dan bersatu dengan reseptor protein di sitoplasma.
Komplek steroid protein kemudian masuk ke nucleus dan mengaktivasi sintesis mRNA.
mRNA kemudian menuju sitoplasma dan mengaktivasi sintesis protein bersama dengan
ribosom.

Sistem Endokrin | 17
Gambar : Mekanisme Umum Kerja Hormon Sesuai Struktur Kimia
Berdasarkan lokasinya, reseptor hormon dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu:
1. Reseptor membran (secara umum untuk hormon protein, peptida, dan katekolamin)
2. Reseptor sitoplasma (steroid)
3. Reseptor nukleus (tiroid dan steroid)

Selain itu, reseptor hormon juga dibedakan berdasarkan hubungan dengan kanal ion,
protein G, enzim intraseluler pada sel target, yakni:
a) Reseptor hormon terhubung dengan kanal ion

Pada kenyataannya substansi neurotransmiter seperti asetilkolin, norepinephrine,


berkombinasi dengan reseptor di membran post-sinapsis. Hal tersebut menyebabkan
perubahan struktur reseptor, biasanya terjadi pembukaan atau penutupan kanal untuk satu
atau lebih ion. Sebagai contoh, pembukaan atau penutupan ion kanal natrium yang terikat
dengan reseptor, kanal lain kalium dan kalsium. Pergerakan ion melaluI kanal selanjutnya
menyebabkan efek bertahap pada sel post-sinapsis.

Meskipun sejumlah hormon beraksi melalui aktivasi reseptor ion kanal, kebanyakan
hormon membuka dan menutup kanal ion melakukannya dengan cara tidak langsung
karena terhubung dengan protein G atau reseptor hormon terhubung enzim.

Sistem Endokrin | 18
b) Reseptor hormon terhubung dengan protein G
Banyak hormon mengaktivasi reseptor yang secara tidak langsung mengatur aktivitas
protein target (contoh: enzim atau kanal ion) dengan melakukan pasangan dengan
sekelompok protein membran sel yang disebut heteromerik GTP-binding protein (G
protein). Ada lebih dari 1000 protein G terikat reseptor yang telah diketahui, semuanya
mempunyai segemne transmembran keluar dan masuk membran sel. Sebagian sisi
reseptor menembus membran sel (khususnya bagian ekor sitoplasmik dari reseptor)
berikatan dengan protein G yang termasuk 3 bagian subunit (trimerik) yaitu subunit: α, β,
dan γ. Pada saat ligand (hormon) berikatan bagian ekstraseluler reseptor, perubahan
konformasi terjadi di reseptor yang akan mengaktivasi protein G dan menginduksi signal
intraseluler baik membuka atau menutup kanal ion membran sel atau perubahan aktivitas
enzim di sitoplasma sel.
Protein G trimerik, dinamakan demikian karena kemampuan mengikat nukelotida
guanosin. Pada keadaan inaktif: subunit α, β, γ, dan protein G membentuk komplek
mengikat guanosine diposphate (GDP) di subunit α. Pada saat reseptor aktif, terjadi
perubahan konformasi yang menyebabkan komplek GDP trimerik protein G berasosiasi
dengan bagian sitoplasmik reseptor dan terbentuk guanosine triphosphate (GTP) dari
GDP. Pemindahan GDP menjadi GTP menyebabkan subunit α mengalami disosiasi dari
komplek trimerik dan berasosiasi dengan protein signal intraseluler lain. Sebailknya protein
ini meningkatkan aktivitas kanal ion atau enzim intraseluler seperti adenylyl cyclase
atau phospholipase C yang kemudian meningkatkan fungsi sel. Terjadinya signal cepat
berhenti saat hormon dipindahkan dan subunit α inaktif sendiri mengubah ikatan GTP
menjadi GDP, kemudian subunit α akan bergabung dengan subunit β dan γ membentuk
kondisi inaktif, protein G trimerik terikat membran

Beberapa hormon berikatan dengan protein G inhibitory (Gi protein), Sementara yang
lain berikatan dengan protein G stimulatory (Gs protein). Sehingga, tergantung berikatan
dengan Gi protein atau Gs protein, hormone bisa meningkatkan atau menurunkan
aktivitas enzim intraseluler. Sistem komplek protein G membran menyediakan banyak
potensial respon sel terhadap hormon berbeda di berbagai jaringan target dalam tubuh.

c) Reseptor hormon terhubung enzim


Beberapa reseptor ketika diaktivasi, berfungsi langsung sebagai enzim atau
berhubungan erat dengan enzim yang diaktifkan. Komplek reseptor enzim merupakan
protein yang melintasi membran hanya sekali, berbeda dengan reseptor protein G tujuh
transmembran. Reseptor komplek enzim mempunyai sisi pengikatan hormon sendiri di
bagian sisi luar membran sel dan sisi katalitik atau pengikatan enzim di sisi dalam. Pada
saat hormon terikat di bagian ekstraseluler reseptor, enzim di dalam membran sel dengan
segera diaktifkan (jarang inaktif). Meskipun banyak reseptor terikat enzim mempunyai

Sistem Endokrin | 19
aktivitas enzim intrinsik, yang lainnya tergantung pada enzim yang berhubungan erat
dengan reseptor untuk menghasilkan perubahan fungsi sel.

Contoh reseptor terikat enzim adalah reseptor leptin. Leptin merupakan hormon yang
disekresikan sel lemak dan mempunyai banyak efek fisiologi, terutama pada pengaturan
keseimbangan energi. Reseptor leptin merupakan anggota keluarga besar reseptor cytokine.
Pada reseptor leptin, satu dari jalur signal terjadi melalui tyrosine kinase dari keluarga janus
kinase (JAK), JAK2. Reseptor leptin merupakan dimer (dua bagian) dan mengikat leptin
di bagian ekstraseluler reseptor, memungkinkan fosforilasi dan aktivasi asosiasi intraseluler
molekul JAK2.

Molekul JAK2 yang aktif kemudian memfosforilasi residu tyrosine yang lain di dalam
komplek reseptor leptin-JAK2 untuk mediasi signal intraseluler. Signal intraseluler
termasuk fosforilasi protein signal transduser dan activator transkripsi (STAT = Signal
Transducer and Activator Transcription) yang mengaktivasi transkripsi oleh gen target
leptin untuk menginisiasi sintesis protein. Fosforilasi JAK2 memicu aktivasi jalur enzim
intraseluler lain seperti mitogen-activated protein kinases (MAPK) dan
phosphatidylinositol 3-kinase (PI3K). Beberapa efek leptin terjadi begitu cepat
sebagaimana hasil aktivasi enzim intraseluler sementara yang lain terjadi lebih lambat
dan membutuhkan sintesis protein baru.

H. Hormon Pengatur Metabolisme Tubuh

1. Pankreas
Pankreas merupakan kelenjar besar sebagaimana hepar. Saat embrio pankreas
berkembang dari foregut primitive. Pankreas merupakan kelenjar eksokrin sekaligus kelenjar
endokrin. Bagian eksokrin kelenjar pancreas mensekresi cairan alkalin yang kaya akan
enzim. Cairan ini akan disekresikan melalui duktus pancreas

Pankreas kaya akan saraf otonom yang juga berfungsi mengatur sekresi pankreas. Selain
persarafan, sekresi pankreas juga diatur secara hormonal. Sel-sel neuroendokrin yang
terdapat pada duoenum melepaskan hormone sekretin. Sekretin akan merangsang sekresi
cairan kaya bikarbonat dari pankreas. Selain sekretin, sel-sel neuroendokrin duodenum juga
melepaskan kolesistokininpankreosimin (CCK). CCK akan merangsang sekresi cairan kaya
akan enzim dari pankreas. Selain duodenum, sel-sel neuroendokrin pilorus lambung juga
mensekresi hormone yaitu gastrin. Sama halnya dengan CCK, gastrin berperan merangsang
sekresi cairan kaya akan enzim dari pancreas

Sistem Endokrin | 20
2. Hormon Insulin
Insulin adalah suatu hormon protein yang dihasilkan oleh pulau-pulau langerhans yang
merupakan 1% dari jaringan pankreas. Dalam sel-sel beta pankreas, insulin disintesis seperti
protein lainnya, melalui ribosom dan retikulum endoplasma. Kira-kira 50 unit insulin setiap
hari diperlukan, dan 1/5 dari jumlah yang ada disimpan dalam pamkreas manusia.
Insulin dihasilkan awalnya sebagai preprohormon, selanjutnya berubah menjadi
prohormon dan aktif menjadi hormon insulin. Sintesis insulin dimulai dalam bentuk
preproinsulin (precursor hormon insulin) di dalam reticulum endoplasma sel beta.
Selanjutnya enzim peptidase menghidrolisis preproinsulin sehingga terbentuk proinsulin,
yang dikemas dalam secretory vesicles. Proinsulin diaktifkan menjadi insulin dan peptida-C
(C-peptide) yang disekresikan secara bersamaan melalui membran sel.

3. Hormon Glukagon
Mekanisme kerja glukagon berlawanan dengan insulin yaitu terjadi peningkatan
glikogenolisis, lipolisis dan glukoneogenesis. Pengaruh glukagon pada jaringan hati akan
menyebabkan peningkatan adenilat siklase membran, meningkatkan AMP siklik dan
meningkatkan fan meningkatkan fosforilase selanjutnya peningkatan metabolism
glikogenolisis dimana glikogen dirubah menjadi glukosa. Somatostatin juga berperan dalam
reaksi metabolisme tubuh. Keberadaan somatostatin perpengaruh pada penurunan sekresi
insulin dan glukagon. Peran glukagon dalam metabolism meningkatkan kadar glukosa darah
melalui peningkatan pembentukan cAMP sehingga menstimulasi terjadinya glikogenolisis
dan glukoneogenesis.
Glukagon mempengaruhi banyak proses metabolisme yang juga dipengaruhi oleh insulin
dan berlawanan dengan efek insulin. Glukagon bekerja terutama di hati, tempat hormon ini
menimbulkan berbagai efek pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Peran pada
karbohidrat, mengakibatkan peningkatan pembentukan dan pengeluaran glukosa oleh hati
sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa darah. Glukagon menimbulkan efek
hiperglikemik dengan menurunkan sintesis glikogen, meningkatkan glikogenolisis, dan
merangsang glukoneogenesis. Peran glukagon pada lemak, mendorong hidrolisis lemak dan
menghambat sintesis triasilgliserida.
Glukagon dapat meningkatkan ketogenesis di hati, meningkatkan asam lemak dalam
pembentukan badan keton. Peran glukagon pada molekul protein, yaitu menghambat sintesis
protein dan meningkatkan hidrolisis protein di hati. Glukagon menstimulasi terjadinya
glukoneogenesis melalui mekanisme metabolisme protein hati.

Sistem Endokrin | 21
I. Kelaian Pada Sistem Endokrin
Sistem endokrin terdiri atas kelenjar adrenal, hipotalamus, ovarium, pankreas, paratiroid,
kelenjar pineal, kelenjar hipofisis, testis, timus, sampai tiroid. Fungsi sistem ini turut
memengaruhi tumbuh kembang, metabolisme, fungsi seksual, sampai suasana hati.
Kadar hormon yang terlalu tinggi atau terlalu rendah pada salah satu kelenjar di atas
dapat memicu penyakit atau gangguan sistem endokrin. Selain itu, penyakit dan gangguan
endokrin juga bisa terjadi ketika tubuh tidak dapat merespons hormon secara normal.
Berikut beberapa jenis penyakit atau gangguan sistem endokrin yang perlu diwaspadai:

1. Diabetes mellitus
Jenis penyakit atau gangguan sistem endokrin yang paling umum adalah diabetes
mellitus. Penyakit ini terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan hormon insulin yang
cukup, atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik. Gejala diabetes tipe 1 dan
tipe 2 yang umum yakni rasa haus atau lapar berlebihan, mudah lelah, sering kencing, mual
dan muntah, berat badan naik atau turun tanpa sebab jelas, dan gangguan penglihatan.

2. Penyakit Addison
Gngguan kelenjar endokrin dapat mengganggu fungsi kelenjar adrenal, salah satunya
memicu penyakit addison. Akibat gangguan pada kelenjar adrenal, hormon kortisol atau
hormon aldosteron yang dikeluarkan dari tubuh jadi terlalu sedikit. Penderita penyakit addison
dapat merasakan gejala kelelahan, sakit perut, dehidrasi, dan perubahan warna kulit.

3. Penyakit Cushing
Kelenjar pituitari yang terlalu banyak menghasilkan hormon bisa membuat kelenjar
adrenal terlalu aktif. Kondisi ini dikenal dengan sindrom cushing. Gangguan kelenjar endokrin
ini bisa dialami setiap orang, terutama anak-anak yang mengonsumsi obat kortikosteroid dosis
tinggi.
4. Gigantisme atau penyakit akromegali
Gigantisme atau penyakit akromegali adalah gangguan sistem endokrin yang
disebabkan masalah hormon pertumbuhan. Jika kelenjar pituitari menghasilkan terlalu
banyak hormon pertumbuhan, tulang dan bagian tubuh anak dapat tumbuh dengan cepat
sehingga ukurannya jauh di atas normal.

5. Hipertiroid
Kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid bisa menyebabkan penyak it
hipertiroid atau kelenjar tiroid terlalu aktif. Gejala hipertiroid ditandai dengan penurunan berat
badan, detak jantung yang cepat, berkeringat, dan mudah gugup. Penyebab paling

Sistem Endokrin | 22
umum untuk tiroid yang terlalu aktif adalah gangguan autoimun yang disebut penyakit
grave.

6. Hipotiroid
Ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid, seseorang bisa mengalami
penyakit hipotiroid atau kelenjar tiroid kurang aktif. Gejala hipotiroid yang umum
dirasakan penderitanya yakni kelelahan, sembelit, kulit kering, dan depresi. Kelenjar yang
kurang aktif dapat menyebabkan umbuh kembang anak terlambat. Beberapa jenis
hipotiroid merupakan penyakit bawaan lahir.

7. Hipopituitari
Hipopituari adalah kondisi saat kelenjar pituitari tidak bisa menghasilkan atau bisa
melepaskan hormon tapi terlalu sedikit. Kondisi ini bisa disebabkan sejumlah penyakit. Pada
wanita, gejala hipopituari ditandai dengan mati haid atau menopause dini.

8. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)


Gangguan sistem endokrin juga bisa memengaruhi produksi hormon androgen dan
memicu penyakit sindrom ovarium polikistik atau PCOS. Produksi hormon androgen yang
berlebihan mengganggu perkembangan sel telur dan pelepasan sel telur dari ovarium. PCOS
adalah penyebab utama masalah kesuburan wanita.

9. Pubertas dini
Pubertas dini atau pubertas abnormal juga termasuk jenis penyakit yang menyerang
sistem endokrin. Kondisi ini terjadi ketika kelenjar melepaskan hormon seks terlalu cepat
sebelum waktu pubertas normal.

10. Prolaktinoma
Prolaktinoma adalah jenis penyakit atau gangguan sistem endokrin yang disebabkan
gangguan kelenjar hipofisis. Penyakit ini dapat membuat penderitanya memproduksi
hormon penghasil ASI prolaktin berlebih. Gejala prolaktinoma di antaranya disfungsi ereksi,
gangguan kesuburan, gairah seks menurun, haid terlambat, keluar ASI padahal tidak sedang
menyusui.

Sistem Endokrin | 23

Anda mungkin juga menyukai