SISTEM ENDOKRIN
ANATOMI KELENJAR ENDOKRIN
Sistem endokrin adalah sistem yang mengontrol fungsi tubuh dengan
perantaraan zat kimia atau hormon yang diangkut ke seluruh tubuh dalam
darah.
Sel-sel ini sering dianggap sebagai kelenjar tak bersaluran karena sekresinya,
hormon masuk secara langsung ke dalam darah yang mengalir dalam kelenjar
tersebut, tidak ke dalam saluran, seperti halnya dengan kelenjar eksokrin
(Kimball, 1994: 613).
Sistem endokrin bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
PERBEDAAN SISTEM HORMON DAN SISTEM SARAF
LANJUTAN ANATOMI KELENJAR ENDOKRIN
Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin terdapat pada
pulau Langerhans, kelenjar gonad (ovarium dan testis), kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid.
Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh seperti kulit dan organ
internal (lapisan traktus intestinal-sel APUD) (Sherwood, 2001).
Kelenjar Hipotalamus
Kelenjar Pituitary / Hipofisis
Kelenjar Tyroid
Kelenjar Paratyroid
Kelenjar Pankreas
Kelenjar Adrenal
Kelenjar Pineal
Kelenjar Timus
Kelenjar Gonad
KELENJAR HIPOTHALAMUS
Berikut adalah beberapa hormon penting yang diproduksi di bagian anterior hipotalamus:
Oksitosin
Oksitosin dapat mengontrol berbagai perilaku dan emosi penting, seperti ketertarikan seksual, kepercayaan, dan kasih
sayang. Hormon ini juga terkait dengan beberapa fungsi reproduksi, seperti saat melahirkan dan menyusui.
Vasopressin
Vasopressin adalah hormon yang mengatur kadar air dalam tubuh. Pelepasan hormon ini akan memberi sinyal pada
ginjal untuk menyerap air.
Somatostatin
Somatostatin adalah hormon yang bekerja untuk menghentikan kelenjar pituitari memproduksi beberapa hormon
tertentu, seperti hormon pertumbuhan dan TSH (Thyroid Stimulating Hormon).
Bagian depan hipotalamus juga membantu mengatur temperatur tubuh dengan mengeluarkan keringat. Bagian ini juga
yang mengatur ritme sirkadian tubuh, seperti bangun saat siang hari dan tidur di malam hari.
LANJUTAN KELENJAR HIPOTHALAMUS
2. Bagian tengah
Bagian tengah hipotalamus berfungsi untuk mengontrol
nafsu makan dan terlibat dalam pelepasan hornon GHRH.
GHRH alah hormon pemicu untuk kelenjar pituitari agar
kelenjar ini memproduksi hormon pertumbuhan.
b. Lobus intermediet
MSH (Melanocyte-stimulating hormone) atau hormon
perangsang melanosit berfungsi dalam proses pengaturan
sel melanosit yang menghasilkan melanin yang terdapat
pada kulit serta berfungsi dalam proses pewarnaan pada
kulit (Ganong, 1990).
c. Lobus Posterior
1. Hormon antidiuretic (ADH) adalah hormon yang
dibuat oleh hipotalamus dan berfungsi untuk
mempengaruhi ginjal meningkatkan retensi air
sehingga menurunkan volume urine.
2. Oksitoksin berfungsi untuk menginduksi kontraksi
otot uterus dan menyebabkan kelenjar susu
mengeluarkan susu selama menyusui anak (Campbell,
2004).
KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) atau Tetra Iodotironin.
Bentuk aktif hormon ini adalah triyodotironin (T3) yang sebagian besar berasal dari konversi hormon T4 di
perifer dan sebagian kecil langsung dibentuk oleh kelenjar tiroid. Iodida anorganik yang diserap dari
saluran cerna merupakan bahan baku hormon tiroid. Yodida anorganik mengalami oksidasi menjadi bentuk
organik dan selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat dalam tiroglobulin sebagai
monoiodotirosin (MIT)
(Campbell, 2004).
Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid yaitu Thyroid Stimulating
Hormon (TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar hipofisis. Kelenjar ini secara langsung
dipengaruhi dan diatur aktivitasnya oleh kadar hormon tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan
balik negatif terhadap lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin (Thytotropine
Releasing Hormon (TRH) dari hipotalamus.
Kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin dari sel parafolikuler. Kalsitonin adalah polipeptida yang
menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorbsi kalsium dan tulang (Sherwood, 2001).
KELENJAR PARATIROID
Panjangnya sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm. Mendapat asupan darah dari
arteri mesenterika superior dan splenikus.
Sel alfa menghasilkan glukagon dan sel beta merupakan sumber insulin, sedangkan sel delta
mengeluarkan somatostatin, gastrin dan polipeptida pankreas.
Glukagon juga dihasilkan oleh mukosa usus menyebabkan terjadinya glikogenesis dalam hati
dan mengeluarkan glukosa ke dalam aliran darah. Fungsi insulin terutama untuk memindahkan
glukosa dan gula lain melalui membran sel ke jaringan utama terutama sel otot, fibroblast dan
jaringan lemak.
Bila tidak ada glukosa maka lemak akan digunakan untuk metabolisme sehingga akan timbul
ketosis dan asidosis (Bagus, 2008).
Dalam meningkatkan kadar gula dalam darah, glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan
glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta
meningkatkan glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam
metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipopisis (pemecahan lemak) (Bagus, 2008).
KELENJAR ADRENAL
Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram
atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah pada masa remaja dari
30-40 gram kemudian berkerut lagi.
Namun, terdapat mekanisme kerja hormon yang lain seperti pada beberapa kelenjar endokrin yang
menyekresi hormon sebagai respon dari hormon Iainnya. Hormon yang mengakibatkan sekresi hormon
yang lain disebut hormon tropik. Hormon dari kelenjar "A" mengakibatkan kelenjar "B" untuk menyekresi
hormon kelenjar B. Misalnya, Thyroid-stimulating-hormone (TSH) dari kelenjar pituitari anterior
menyebabkan kelenjar tiroid untuk menyekresi hormon tiroksin.
Selain itu, juga terdapat mekanisme pengaturan sekresi hormon melalui stimulasi sistem saraf secara
langsung. Sebuah stimulus dari sel saraf dapat menyebabkan kelenjar untuk menyekresi hormon. Contoh
yang paling mudah adalah adanya stimulasi pada saraf simpatik dari medula adrenal yang mengakibatkan
tersekresinya epinefrina (hormon adrenalin) (Applegate, 2011).
PENYAKIT DAN KELAINAN PADA SISTEM ENDOKRIN
A. Penyakit dan kelainan pada sistem endokrin yang berkaitan dengan fungsi
kardiovaskular :
1. Kenaikan detak jantung (epinefrin) peningkatan laju detak jantung akibat peningkatan
jumlah epinefrin yang dilepaskan oleh medula adrenal.
2. Hipertensi
B. Penyakit dan kelainan pada sistem endokrin yang berkaitan dengan fungsi reproduksi :
1. Hipergonadisme (estrogen dan testosteron) sterilitas dan kurangnya karakteristik seks
sekunder yang dikarenakan karena kurangnya estrogen pada wanita dan androgen pada
pria.
2. Sindrom andrenogenital (estrogen dan testosteron) gejala-gejala yang berkaitan dengan
karakteristik seks sekunder yang diakibatkan oleh peningkatan hormon seks dari korteks
adrenal; peningkatan androgen pada wanita yang dapat mengakibatkan maskulinisasi dan
peningkatan estrogen pada pria yang dapat mengakibatkan tumbuhnya payudara
(gynekomastia).
LANJUTAN PENYAKIT DAN KELAINAN PADA SISTEM ENDOKRIN
E. Penyakit dan kelainan pada sistem endokrin yang berkaitan dengan keseimbangan elektrolit :
Gangguan garam dan metabolisme air ditandai dengan haus teramat sangat dan buang air kecil yang
teramat sering.
Diabetes insipidus terjadi ketika tubuh tidak dapat mengatur bagaimana menangani cairan. Kondisi ini
disebabkan oleh kelainan hormon dan tidak berhubungan dengan diabetes.
Selain rasa haus yang ekstrem dan buang air kecil berat, gejala lainnya yaitu bangun di malam hari untuk
buang air kecil atau mengompol.
Tergantung bentuk gangguannya, penanganannya mungkin termasuk terapi hormon, diet rendah garam,
atau minum lebih banyak air
Terima Kasih