Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI SIATEM ENDOKRIN DAN SISTEM


IMONOLOGI

DOSEN PENGAMPU :

NAMA KELOMPOK 1 :
1. APRILIANTI
2. DEWI HASTUTI KOMALASARI
3. GITA SOFIYAN ARDY
4. HASNIA
5. HILDA RIZA FEBRIANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) HAMZAR


LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatNya
sehingga makalah kami yang berjudul “Anatomi Fisiologi Siatem Endokrin
Dan Sistem Imonologi” dapat selesai tepat pada waktunya.

Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk


menambah pengetahuan dan wawasan terhadap materi ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh


sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan makalah yang telah penulis buat.
ANATOMI FISIOLOGI SIATEM ENDOKRIN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran
(ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui
aliran darah untukmempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin
disusun oleh kelenjar-kelenjarendokrin. Kelenjar endokrin mensekresikan
senyawa kimia yang disebut hormon.
Hormon merupakan senyawa protein atau senyawa steroid yang
mengatur kerja proses fisiologis tubuh. Kelenjar endokrin dalam tubuh
terdiri dari kelenjar hipofisis, kelenjar adrenal,kelenjar tiroid, kelenjar
paratiroid, kelenjar pineal, dan pulau langerhans
pada pankreas. Kelenjar tersebut memiliki struktur yang berbeda satu sama 
lain. Selain struktur, yang membedakan setiap kelenjar adalah sekresi yang
dihasilkan dan fungsinya. Untuk mengetahui tentang struktur histologis dan
fungsi kelenjar endokrindari sistem endokrin, maka disusun makalah yang
berjudul “Sistem Endokrin” ini.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana Anatomi dan Fisisologi Sistem Endokrin ?
2. Apa fungsi Sistem Endokrin ?
3. Bagaimana Klasifikasi dalam hal Struktur Kiminya ?
4. Bagaimana Karakteristik Sistem Endokrin ?
5. Bagaimana pengendalian hormon secara umum?
6. Apa saja Klasifikasi hormon?
7. Apakah fungsi hormon utama Sistem Endokrin?
8. Bagaiman patofisiologi hormon secara umum?
BAB II
PEMBAHASAN

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN-


Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang
mempunyai susunan mikroskopis sangat sederhana. Kelompok ini terdiri
dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan
ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler.
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol
dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja
untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain
saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau
diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh
sistem saraf.
Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, hasil sekresi dihantarkan
tidak melaui saluran, tapi dari selsel endokrin langsung masuk ke
pmbuluh darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target
(responsive cells) tempat terjadinya efek hormon. Sedangkan ekresi
kelenjar eksokrin keluar dari tubuh kita melalui saluran khusus, seperti
uretra dan saluran kelenjar ludah.
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin. Diantara kelenjar-
kelenjar tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni
artinya hormon tersebut hanya menghasilkan hormon misalnya kelenjar
pineal, kelenjar hipofisis / pituitary, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,
kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus.
Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan

Gambar. Kelenjar-kelenjar endokrin dalam tubuh manusia


Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting,
yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal),
pankreas, ovarium, dan testis.

1. HIPOFISIS
Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau
kelenjar pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang
mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Kelenjar ini berbentuk bulat dan
berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Hipofisis dibagi menjadi
hipofisis bagian anterior, bagian tengah (pars intermedia), dan bagian
posterior.

Gambar : hipofisis bagian anterior dan posterior


a. Hipofisis lobus anterior
Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus anterior dapat dilihat pada
gambar .

Gambar.Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta organ


targetnya

Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus


anterior dan gangguannya
No. Hormon yang dihasilkan Fungsi dan gangguannya
1 Hormon Somatotropin (STH), merangsang sintesis protein dan metabolisme
Hormon pertumbuhan (Growth lemak, serta merangsang pertumbuhan tulang
Hormone / GH) (terutama tulang pipa) dan otot. kekurangan
hormon ini pada anak-anak-anak
menyebabkan pertumbuhannya
terhambat /kerdil (kretinisme), jika kelebihan
akan menyebabkan pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Jika kelebihan terjadi pada saat
dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan
tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki,
rahang, ataupun tulang hidung yang disebut
akromegali.
2 Hormon tirotropin atau Thyroid Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan
Stimulating Hormone (TSH) kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang
sekresi tiroksin
3 Adrenocorticotropic hormone Mengontrol pertumbuhan dan perkembangan
(ACTH) aktivitas kulit ginjal dan merangsang
kelenjar adrenal untuk mensekresikan
glukokortikoid (hormon yang dihasilkan
untuk metabolisme karbohidrat)
4 Prolaktin (PRL) atau Membantu kelahiran dan memelihara sekresi
Lactogenic hormone (LTH) susu oleh kelenjar susu
5 Hormon gonadotropin pada
wanita : · Merangsang pematangan folikel dalam
1. Follicle Stimulating ovarium dan menghasilkan estrogen
Hormone (FSH) · Mempengaruhi pematangan folikel dalam
2. Luteinizing Hormone (LH) ovarium dan menghasilkan progestron
6 Hormone gonadotropin pada
pria : · Merangsang terjadinya spermatogenesis
1. FSH (proses pematangan sperma)
· Merangsang sel-sel interstitial testis
2. Interstitial Cell untuk memproduksi testosteron dan
Stimulating Hormone androgen
(ICSH)

a. Hipofisis pars media


Jenis hormon serta fungsi hipofisis pars media
No Hormon Fungsi
1. MSH (Melanosit Mempengaruhi warna kulit individu. dengan
Stimulating Hormon) cara menyebarkan butir melanin, apabila
hormon ini banyak dihasilkan maka
menyebabkan kulit menjadi hitam.
b. Hipofisis lobus posterior
Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus posterior beserta organ targetnya
dapat dilihat pada gambar dan tabel dibawah ini.

Hormon yang dihasilkan hipofisis lobus anterior beserta


organ targetnya

Jenis hormon serta fungsi dari hipofisis posterior


No Hormon Fungsi
1. Oksitosin Menstimulasi kontraksi otot polos pada rahim wanita selama
proses melahirkan
2. Hormon ADH Menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah
dengan cara menyempitkan pembuluh darah
b. Regulasi hormon ADH
Banyak sedikitnya cairan yang masuk dalam sel akan di deteksi
oleh hipotalamus. Jika cairan (plasma) dalam darah sedikit, maka
hipofisis akan mensekresikan ADH untuk melakukan reabsorpsi
(penyerapan kembali) sehingga darah mendapatkan asupan cairan dari
hasil reabsorpsi tersebut. Dengan demikian kadar cairan (plasma) dalam
darah dapat kembali seimbang. Selain itu, karena cairan pada ginjal sudah
diserap, maka urinenya kini bersifat pekat. Jika seseorang buang air kecil
terus menerus, diperkirakan hipofisis posteriornya mengalami gangguan
sebab ADH tidak berfungsi dengan baik. Nama penyakit ini disebut
diabetes insipidus.

2. TIROID

Tiroid merupakan kelenjar yang terdiri dari folikel-folikel dan terdapat di


depan trakea.
• Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah bawah
jakun dan terdiri dari dua buah lobus.
• Kelenjar tiroid menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4)
dan Triiodontironin (T3).
• Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino
(tiroksin) yang mengandung yodium. Yodium secara aktif di
akumulasi oleh kelenjar tiroid dari darah. Oleh sebab itu kekurangan
yodium dalam makanan dalam jangka waktu yang lama
mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok hingga 15 kali.
Hormon yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid beserta fungsinya
No Hormon Fungsi
1 Tiroksin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan, dan kegiatan system saraf

2 Triiodontironin Mengatur metabolisme, pertumbuhan,


perkembangan dan kegiatan sistem saraf
3 Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan
cara mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang
Regulasi hormon Tiroid
Jenis penyakit tiroid yang utama:
• Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
• Hipotiroidisme
Hyperthyroidism / thyrotoxicosis, hormon tiroid T3 dan T4 didapati lebih
tinggi daripada orang biasa

KELAINAN
Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga
pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-
anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang
menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang
masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di
dalam makanan.

Gambar . orang yang mengalami kretinisme

Jika kelebihan tiroid, (hipertiroidisme) akan menyebabkan pertumbuhan


raksasa (gigantisme). Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan
menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki,
rahang, ataupun tulang hidung yang disebut akromegali.
Gambar pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang,
ataupun tulang hidung yang disebut akromegali

3. PARATIROID

a. Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid


b. Kelenjar ini menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk
mengatur konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan
cara mengatur : absorpsi kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh
ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang.
c. Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara
merangsang reabsorpsi kalsium di ginjal dan dengan cara
penginduksian sel–sel tulang osteoklas untuk merombak matriks
bermineral pada osteoklas untuk merombak matriks bermineral pada
tulang sejati dan melepaskan kalsium ke dalam darah
d. Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat kadar kalsium
dalam darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya
endapan kapur pada ginjal.
e. Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.
f. Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH,
sehingga fungsinya menurunkan kalsium darah.
Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:
a. Mengatur metabilisme fosfor
b. Mengatur kadar kalsium darah.

4. KELENJAR ADRENAL (ANAK GINJAL)

Kelenjar ini berbentuk bola, atau topi yang menempel pada bagian atas
ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenalis dan dibagi atas
dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).
Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :
No Hormon Prinsip kerja
.
1 Bagian korteks adrenal
a. Mineralokortikoid Mengontol metabolisme ion anorganik
b. Glukokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa
2 Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja sama
Adrenalin (epinefrin) dan dalam hal berikut :
noradrenalin a. dilatasi bronkiolus
b. vasokonstriksi pada arteri
c. vasodilatasi pembuluh darah otak dan
otot
e. mengubah glikogen menjadi glukosa
dalam hati
f. gerak peristaltik
bersama insulin mengatur kadar gula
dara
Gambar : Regulasi hormon adrenal Gambar : Regulasi hormon medula
adrenal

Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus


mengaktifkan medula adrenal melalui impuls saraf dan korteks adrenal
melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal memperantarai respons jangka
pendek terhadap stress dengan cara mensekresikan hormon katekolamin
yaitu efinefrin dan norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang
berlangsung lebih lama dengan cara mensekresikan hormone steroid.
(Campbell, 1952 : 146).

5. PANKREAS

a. Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pancreas


sehingga dikenal dengan pulau – pulau langerhans.
b. Kelenjar pancreas menghasilkan hormone insulin dan glukogon. insulin
mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh
menembus membrane sel.
c. Di dalam otot glukosa dimetabolisme dan disimpan dalam bentuk
cadangan.
d. Di sel hati insulin mempercepat proses pembentukan glikogen
(glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis).
Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk
mensekresikan insulin. Sebagai contoh, insulin akan meningkat setelah kita
makan. Setelah makan, maka kadar glukosa dalam darah akan naik karena
tubuh mendapatkan glukosa dari pemecahan makanan tersebut. Tubuh
mengambil kelebihan glukosa dengan cara mensekresikan insulin untuk
menyeimbangkannya pada kadar normal. Sebaliknya glukagon bekerja
secara berlawanan terhadap insulin. Glukagon berfungsi mengubah
glikogen menjadi glukosa sehingga kadar glukosa naik. Contohnya pada
saat kita berpuasa. Karena tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa ketika
berpuasa, maka tubuh mensekresikan glukagon untuk menyeimbangkan
kekurangan glukosa tersebut.
- Kekurangan hormone insulin akan menyebabkan penyakit diabetes
mellitus (kencing manis).
- Insulin berperan mengubah glukosa menjadi glikogen agar dapat
menurunkan kadar gula darah. Jika seseorang tidak dapat memproduksi
insulin, maka glukosa dalam darah terus bertambah karena glukosanya
tidak bisa dirubah menjadi glikogen. Akibatnya urine yang
dikeluarkannyapun mengandung glukosa.

Gambar : anatomi pancreas


6. OVARIUM, DAN TESTIS.

OVARIUM
• Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan
sel telur, hormone estrogen dan hormone progesterone.
• Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang
oleh FSH
• Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda –
tanda kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan
pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus.
• Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH
• Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat
menerima sel telur yang sudah dibuahi.

Gambar : Regulasi hormon di ovarium

• Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:


a. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang
dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan
FSH.
b. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
c. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis
untuk mengeluarkan prolaktin.

TESTIS
• Testis pada mammalia terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel – sel
benih (sel germinal), tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus.
• Testis mensekresikan hormon testosterone yang berfungsi
merangsang pematangan sperma (spermatogenesisi) dan
pembentukan tanda – tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan
kumis, janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
• Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh
hipofisis bagian anterior.
• Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin,
yaitu hormone FSH dan LH. Sekresi kedua hormone ini dipengaruhi
oleh GnRF (Gonadotropin Releasing
Factor) yang berasal dari hipotalamus

B. FUNGSI SISTEM ENDOKRIN :


Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin
yang sedang berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi
darurat.

C. Klasifikasi Dalam hal struktur Kimianya


1. Hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau
yang tidak larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk
polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik
(ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis. dopamin,norepinefrin, epinefr
in)
2. Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen,
progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis.,
tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem
mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus
membran sel dengan bebas.

D. KARAKTERISTIK SISTEM ENDOKRIN


Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan
struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.
Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:
1. sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat
pada pagi hari dan menurun pada malam hari.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu
tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak
dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.
3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung
pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam
berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan
tubuh untuk dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon
mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak mengawali perubahan
biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor
yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan
hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari
kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau
mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.
E. PENGENDALIAN ENDOKRIN
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar
hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga
mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka
pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batasbatas yang tepat.
Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan
lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa
melepaskan hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon
lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon
hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk merangsang aktivitas di
kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target dalam darah mencukupi,
maka hipotalamus dan kelenjar Hipofisa mengetahui bahwa tidak
diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan hormon.
Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada
dibawah kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali
hipofisa memiliki fungsi yang memiliki jadwal tertentu.
Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan
sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon
estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-
naik setiap bulannya.
Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa
terhadap bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat
bahwa organ memberikan respon terhadap semacam jam biologis.

F. KLASIFIKASI HORMON
1. Hormon perkembangan : hormon yangmemegang peranan di dalam
perkembangandan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh
kelenjar gonad.
2. Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh
diatur oleh bermacammacam hormon, contoh glukokortikoid,
glukagon, dan katekolamin.
3. Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan
fungsi endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang
pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium dan proses
spermatogenesis (LH).
4. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin
dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium
dan fosfor.

G. HORMON UTAMA
Hormon Yang menghasilkan Fungsi
Aldosteron Kelenjar adrenal Membantu keseimbangan garam &
air dengan cara menahan garam & air
serta membuang kalium
Antidiuretik(vasopresin) Kelenjar Hipofisa . Menyebabkan ginjal menahan air
. Bersama dengan aldosteron, membantu
mengendalikan tekanan darah
Kortikosteroid Kelenjar adrenal . Anti peradangan
memiliki efek yang luas . Mempertahankan kadar gula darah,
diseluruh tubuh tekanan darah & kekuatan otot
. Membantu mengendalikan tekanan darah

Kortikotropin Kelenjar Hipofisa Mengendalikan pembentukan &


pelepasan hormon oleh korteks adrenal
Eritropoietin Ginjal Merangsang pembentukan sel darah
merah
Estrogen Indung telur Mengendalikan perkembangan ciri
seksual & sistem reproduksi wanita
Glukagon Pankreas Meningkatkan kadar gula darah
Hormon pertumbuhan Kelenjar Hipofisa . Mengendalian pertumbuhan &
perkembangan
. Meningkatkan pembentukan protein
Insulin Pankreas Menurunkan kadar gula darah
Mempengaruhi metabolisme
glukosa,protein & lemak di seluruh
tubuh
LH (Luteinizing Kelenjar Hipofisa . Mengendalikan fungsi reproduksi
Hormone) (pembentukan sperma &
smentum,pematangan sel telur,siklus
FSH (Follicle Stimulating menstruasi)
Hormone)
. Mengendalikan ciri seksual pria &
wanita (penyebaran rambut,
pembentukan otot, tekstur & ketebalan
kulit, suara & bahkan mungkin sifat
kepribadian
Oksitosin Kelenjar Hipofisa Menyebabkan kontraksi otot rahim
& saluran susu di payudara
Hormon Paratiroid Kelenjar Paratiroid . Mengendalikan pembentukan tulang
Polaktin Kelenjar Hipofisa Memulai & mempertahankan
pembentukan susu di kelenjar susu
Renin & angiotensin Ginjal Mengenalikan tekanan darah
Hormon Tiroid Kelenjar Tiroid Mengatur pertumbuhan, pematangan
& kecepatan metabolisme
TSH (Tyroid-Stimulating Kelenjar Hipofisa Merangsang pembentukan & pelepasan
Hormone) kelenjar tiroid

H. AKTIVASI SEL-SEL TARGET :


Manakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi
cara sel berfungsi dengan satu atau dua metoda : Pertama melalui
penggunaan mediator intraselular dan, kedua yaitu mengaktifkan gen-gen di
dalam sel. Salah satu mediator intraselular adalah cyclic adenosine
monophosphate (cAMP), yang berikatan dengan permukaan dalam dari
membran sel. Ketika hormon melekat pada sel, kerja sel akanmengalami
sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon pankreatik glukagon berikatan
dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan
glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel dengan
berinteraksi dengan gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan
pada akhirnya protein (misalnya enzim, steroid). Substansi
inimempengaruhi reaksi dan proses selular.

I. PATOFISIOLOGI HORMON SECARA UMUM :


Hormon berperan mengatur dan mengontrol fungsi organ.
Pelepasannya bergantung pada perangsangan atau penghambatan melalui
faktor yang spesifik. Hormon dapat bekerja di dalam sel yang menghasilkan
hormone itu sendiri (autokrin), mempengaruhi sel sekirtar (parakrin), atau
mencapai sel target di organ lain melalui darah (endokrin).
Di sel target, hormon berikatan dengan reseptor dan memperlihatkan
pengaruhnya melalui berbagai mekanisme transduksi sinyal selular. Hal
ini biasanya melalui penurunan faktor perangsangan dan pengaruhnya
menyebabkan berkurangnya pelepasan hormon tertentu, berarti terdapat
siklus pengaturan dengan umpan balik negatif. Pada beberapa kasus,
terdapat umpan balik positif (jangka yang terbatas), berarti hormon
menyebabkan peningkatan aktifitas perangsangan sehingga meningkatkan
pelepasannya. Istilah pengontrolan digunakan bila pelepasan hormon
dipengaruhi secara bebas dari efek hormonalnya. Beberapa rangsangan
pengontrolan dan pengaturan yang bebas dapat bekerja pada kelenjar
penghasil hormon.
Berkurangnya pengaruh hormon dapat disebabkan oleh
gangguan sintesis dan penyimpanan hormon. Penyebab lain adalah
gangguan transport di dalam sel yang mensintesis atau gangguan pelepasan.
Defisiensi hormon dapat juga terjadi jika kelenjar hormon tidak cukup
dirangsang untuk memenuhi kebutuhan tubuh, atau jika sel penghasil
hormon tidak cukup sensitive dalam bereaksi terhadap rangsangan, atau jika
sel panghasil hormon jumlahnya tidak cukup (hipoplasia, aplasia).
Berbagai penyebab yang mungkin adalah penginaktifan hormon
yang terlalu cepat atau kecepatan pemecahannya meningkat. Pada hormon
yang berikatan dengan protein plasma, lama kerja hormon bergantung pada
perbandingan hormon yang berikatan. Dalam bentuk terikat, hormon tidak
dapat menunjukkan efeknya, pada sisi lain, hormon akan keluar dengan
dipecah atau dieksresi melalui ginjal.
Beberapa hormon mula-mula harus diubah menjadi bentuk efektif di
tempat kerjanya. Namun, jika pengubahan ini tidak mungkin dilakukan,
misalnya defek enzim, hormon tidak akan berpengaruh. Kerja hormon dapat
juga tidak terjadi karena target organ tidak berespons (misal, akibat
kerusakan pada reseptor hormone atau kegagalan transmisi intra sel) atau
ketidakmampuan fungsional dari sel atau organ target .
Penyebab meningkatnya pengaruh hormon meliputi, yang
pertama peningkatan pelepasan hormon. Hal ini dapat disebabkan oleh
pengaruh rangsangan tunggal yang berlebihan. Peningkatan sensitivitas,
atau terlau banyak jumlah sel penghasil hormon (hyperplasia, adenoma).
Kelebihan hormon dapat juga disebabkan oleh pembentukan hormon pada
sel tumor yang tidak berdiferensiasi diluar kelenjar hormonnya
(pembentukan hormon ektopoik).
Peningkatan kerja hormon juga diduga terjadi jika hormone dipecah
atau diinaktifkan terlalu lambat, missal pada gangguan inaktivasi organ
(ginjal atau hati). Pemecahan dapat diperlambat dengan meningkatnya
hormon ke protein plasma, tetapi bagian yang terikat dengan protein.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan
memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis,
membatu mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem
persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol
perkembangan seksual dan reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA

Murray Robert.K, Bender David.A, Botham Katleen.M, dkk. 2014. Biokimia


Harper. Jakarta:EGC
J. H. Green. 2002. Fisiologi Kedokteran. Tangerang : Binarupa Aksara
Price & Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta : EGC
Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Kedokteran : dari Sel ke Sistem. Jakarta :
EGC
http://www.biol.pmf.hr/e-skola/odgovori/odg-slike/odg305-2.gif
http://www.scribd.com/doc/146434283/Anfisman-endokrin
http://www.tribunnews.com/foto/bank/images/Tiroid.jpg
http://www.biyolojiegitim.yyu.edu.tr/k/Parthrdm/images/paratiroid_jpg.jpg
http://training.seer.cancer.gov/images/anatomy/endocrine/adrenal_gland.jpg
http://www.klikdokter.com/userfiles/fisio1.JPG
ANATOMI FISIOLOGI SIATEM IMONOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tahukah kalian, mengapa tubuh kita bisa terserang penyakit? , Hal Itu
Karena Disebabkan fungsi dari Sistem  Imun Kita Menurun, didalam tubuh
kita terdapat mekanisme perlindungan yang dinamakan sistem imun. Ia
dirancang untuk mempertahankan tubuh kita terhadap jutaan bakteri,
mikroba, virus, racun dan parasit yang setiap saat menyerang tubuh kita.
Sistem imun terdiri dari ratusan mekanisme dan proses yang berbeda
yang semuanya siap bertindak begitu tubuh kita diserang oleh berbagai bibit
penyakit seperti virus, bakteri, mikroba, parasit dan polutan. Sebagai contoh
adalah cytokines yang mengarahkan sel-sel imun ke tempat infeksi, untuk
melakukan proses penyembuhan.
Karena di hari ini kita hidup di lingkungan yang selalu dikelilingi
oleh berbagai ancaman bibit penyakit maka memiliki dan memelihara Sistem
imun yang sehat & optimal menjadi sangat penting. Olehkarena itu kita
sangat penting mengetahui apa itu sistem imun, Dalam makalah ini akan di
bahas tentang anatomi dan fisiologi dari sistem imun, yang  dapat kita
pelajari.

B. TUJUAN
Setelah  kita engetahui anatomi dan fisiologi di harapkan kita dapat
menerapkan dalam lingkungan bagaimana cara kita mempertahankan sistem
imun kita agar bekerja dengan sempurna.
BAB II
PEMBAHASAN
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM IMUN

A. PENGERTIAN
Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem
pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari
makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri,
protozoa dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam perlawanan
terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang terjadi pada
autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.
(Wikipedia.com)
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan
pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada
suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini
akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika
sistemkekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga
berkurang, sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang
menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem
kekebalan juga memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan
terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena
beberapa jenis kanker.

B. FUNGSI
1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit menghancurkan &
menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit,
jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan
jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal Sasaran utama:
bakteri patogen & virus Leukosit merupakan sel imun utama
(disamping sel plasma, makrofag, & sel mast)

C. LETAK-LETAK SISTEM IMUN


1. Sumsum
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk
dalam sumsum tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah
merah, sel darah putih (termasuk limfosit dan makrofag) dan platelet.
Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh juga terdapat di tempat lain.
2. Timus
Dalam kelenjar timus sel-sel limfoid mengalami proses
pematangan sebelum lepas ke dalam sirkulasi. Proses ini
memungkinkan sel T untuk mengembangkan atribut penting yang
dikenal sebagai toleransi diri.
3. Getah bening
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di
sepanjang perjalanan limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti
leher, axillae, selangkangan dan para-aorta daerah. Pengetahuan
tentang situs kelenjar getah bening yang penting dalam pemeriksaan
fisik pasien.
Getah adalah basa (pH> 7,0) cairan yang biasanya jelas,
transparan, dan tidak berwarna. Mengalir di pembuluh limfatik dan
jaringan mandi dan organ dalam meliput pelindung. Tidak ada sel
darah merah dalam getah bening dan memiliki kandungan protein
lebih rendah dari darah. Seperti darah, hal ini sedikit lebih berat
daripada air (densitas = 1,019 ± 0,003). Getah bening mengalir dari
cairan interstisial melalui pembuluh limfatik sampai dengan baik
duktus toraks atau saluran getah bening kanan, yang berakhir di
pembuluh darah subklavia, dimana getah bening dicampur ke dalam
darah. (Duktus getah bening yang tepat mengalir di sisi kanan leher,
dada, dan kepala, sedangkan duktus toraks menguras seluruh tubuh.)
Limfe membawa lipid dan vitamin yang larut dalam lemak diserap
dari saluran gastrointestinal (GI).
Karena tidak ada pompa aktif dalam sistem getah bening,
tidak ada tekanan-kembali diproduksi. Pembuluh limfatik, seperti
vena, memiliki arah katup yang mencegah aliran balik. Selain itu,
sepanjang kapal tersebut terdapat kelenjar getah bening berbentuk
kacang kecil yang berfungsi sebagai filter dari cairan limfatik. Hal ini
dalam kelenjar getah bening di mana antigen biasanya disajikan
kepada sistem kekebalan tubuh.
Sistem limfoid manusia sebagai berikut:
 organ utama: tulang sumsum (di pusat cekungan tulang) dan
kelenjar timus (terletak di belakang tulang dada di atas jantung),
dan, sekunder organ pada atau dekat portal kemungkinan
masuknya patogen: kelenjar gondok, amandel, limpa (terletak di
bagian kiri atas perut), kelenjar getah bening (di sepanjang
pembuluh limfatik dengan konsentrasi di leher, ketiak, perut, dan
pangkal paha), Peyer’s patch (dalam usus), dan usus buntu.
Mukosa jaringan limfoid terkait (MALT)
Di samping jaringan limfoid berkonsentrasi dalam kelenjar
getah bening dan limpa, jaringan limfoid juga ditemukan di tempat
lain, terutama saluran pencernaan, saluran pernafasan dan saluran
urogenital.

D. MEKANISME PERTAHANAN
1. Non Spesifik
Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan  non
spesifik disebut juga respons imun alamiah. Yang merupakan
mekanisme pertahanan non spesifik tubuh
kita adalah kulit dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya,
serta kelenjar lain dengan enzimnya seperti kelenjar air mata.
Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit,
polimorfonuklear) dan komplemen merupakan komponen mekanisme
pertahanan non spesifik.
Imunitas non spesifik merupakan respon awal terhadap mikroba
untuk mencegah,mengontrol dan mengeliminasi terjadinya infeksi pada
host, merangsang terjadinya imunitas spesifik untuk mengoptimalkan
efektifitas kerja dan Hanya bereaksi terhadap mikroba ,bahan bahan
akibat kerusakan sel (heat shock protein) dan memberikan respon yang
sama untuk infeksi yang berulang.
a. pertahanan fisik: kulit, selaput lendir, silia saluran pernafasan
b. pertahanan kimia : bahan yang disekresi mukosa saluran nafas,
kelenjar sebaseus kulit, kel kulit, telinga, asam HCL dalam cairan
lambung , lisosim yang dikeluarkan oleh makrofag menghancurkan
kuman gram negatif dengan bantuan komplemen, keringat, ludah, air
mata dan air susu (melawan kumangrampositif)
c. pertahanan humoral
1) komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif bakteri
dan parasit ( menghancurkan sel membran bakteri, faktor
kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke tempat bakteri, diikat
pada permukaan bakteri yg memudahkan makrofag untuk
mengenal dan memakannya
2) interferon – suatu glikoprotein yg dihasilkan sel manusia yg
mengandung nukleus dan dilepaskan sebagai respons terhadap
infeksi virus.
2.  Mekanisme Pertahanan Spesifik
Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi  invasi
mikroorganisme maka imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme
pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan yang diperankan oleh
sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya
seperti sel makrofag dan komplemen.
 Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme  pertahanan spesifik
disebut juga respons imun didapat.  Mekanisme Pertahanan Spesifik
(Imunitas Humoral dan Selular)
 Imunitas humoral adalah imunitas yang diperankan oleh sel limfosit
B dengan atau tanpa bantuan sel imunokompeten lainnya. Tugas sel
B akan dilaksanakan oleh imunoglobulin yang disekresi oleh sel
plasma. Terdapat lima kelas imunoglobulin yang kita kenal, yaitu
IgM, IgG, IgA, IgD, dan IgE.
 Imunitas selular didefinisikan sebagai suatu respons imun terhadap
antigen yang diperankan oleh limfosit T dengan atau tanpa bantuan
komponen sistem imun lainnya.
a. Komponen Sistem Imun Spesifik
1) Barier Sel Epitel
Sel epitel yang utuh merupakan barier fisik terhadap
mikroba dari lingkungan dan menghasilkan peptida yang berfungsi
sebagai antibodi natural. Didalam sel epitel barier juga terdapat sel
limfosit T dan B, tetapi diversitasnya lebih rendah daripada limfosit
T dan B pada sistem imun spesifik. Sel T limfosit intraepitel akan
menghasilkan sitokin, mengaktifkan fagositosis dan selanjutnya
melisiskan mikroorganisme. Sedangkan sel B limfosit intraepitel
akan menghasilkan IG M.
2) Neutrofil dan Makrofag
Ketika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama
yang bekerja adalah neutrofil dan makrofag dengan cara ingesti dan
penghancuran terhadap mikroba tersebut. Hal ini di karenakan
makrofag dan neutrofil mempunyai reseptor di permukaannya yang
bisa mengenali bahan intraselular (DNA), endotoxin dan
lipopolisakarida pada mikroba yang selanjutnya mengaktifkan
aktifitas antimikroba dan sekresi sitokin.
3) NK Sel
NK sel mampu mengenali virus dan komponel internal
mikroba. NK sel di aktifasi oleh adanya antibodi yang melingkupi
sel yang terinfeksi virus, bahan intrasel mikroba dan segala jenis sel
yang tidak mempunyai MCH class I. Selanjutnya NK sel akan
menghasilkan porifrin dan granenzim untuk merangsang tterjadinya
apoptosis.

Antibodi (Immunoglobulin)
Antibodi (bahasa Inggris:antibody,  gamma globulin) adalah
glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap
limfosit-B yang telah teraktivasi menjadi sel plasma, sebagai respon dari
antigen tertentu dan reaktif terhadap antigen tersebut. Pembagian
Immunglobulin Antibodi A (bahasa Inggris: Immunoglobulin A, IgA)
adalah antibodi yang memainkan peran penting dalam imunitas mukosis
(en:mucosal immune). IgA banyak ditemukan pada bagian sekresi tubuh
(liur, mukus, air mata, kolostrum dan susu) sebagai sIgA
(en:secretoryIgA) dalam perlindungan permukaan organ tubuh yang
terpapar dengan mencegah penempelan bakteri dan virus ke membran
mukosa. Kontribusi fragmen konstan sIgA dengan ikatan komponen
mukus memungkinkan pengikatan mikroba.
Antibodi D (bahasa Inggris: Immunoglobulin D, IgD) adalah sebuah
monomer dengan fragmen yang dapat mengikat 2 epitop. IgD ditemukan
pada permukaan pencerap sel B bersama dengan IgM atau sIga, tempat IgD
dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel B. IgD berperan dalam
mengendalikan produksi autoantibodi sel B. Rasio serum IgD hanya sekitar
0,2%.
Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E, IgE)
adalah jenis antibodi yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE
memiliki peran yang besar pada alergi terutama pada hipersensitivitas tipe
1. IgE juga tersirat dalam sistem kekebalan yang merespon cacing parasit
(helminth) seperti Schistosoma mansoni, Trichinella spiralis, dan Fasciola
hepatica,  serta terhadap parasit protozoa tertentu sepertiPlasmodium
falciparum, dan artropoda.
Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G, IgG) adalah
antibodi monomeris yang terbentuk dari dua rantai berat dan rantai
ringan , yang saling mengikat dengan ikatan disulfida, dan mempunyai
dua fragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan
terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan rasio
serum sekitar 75% pada manusia dan waktu paruh 7 hingga 23 hari
bergantung pada sub-tipe.
Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M,
IgM, macroglobulin)  adalah antibodi dasar yang berada pada plasma B.
Dengan rasio serum 13%, IgM merupakan antibodi dengan ukuran paling
besar, berbentuk pentameris 10 area epitop pengikat, dan teredar segera
setelah tubuh terpapar antigen sebagai respon imunitas awal (en:primary
immune response)  pada rentang waktu paruh sekitar 5 hari. Bentuk
monomeris dari IgM dapat ditemukan pada permukaan limfosit- B dan
reseptor sel-B. IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu
pertama masa janin kehidupan seorang manusia dan berkembang secara
fitogenetik (en:phylogenetic). Fragmen konstan IgM adalah bagian yang
menggerakkan lintasan komplemen klasik. 

E. MACAM-MACAM IMUN
1. Imunitas bawaan
Sistem kekebalan bawaan adalah apa yang kita dilahirkan
dengan dan itu spesifik, semua antigen diserang sama cukup banyak.
Hal ini genetik berdasarkan dan kami sebarkan ke anak cucu kita.

Permukaan Hambatan atau Imunitas Mukosa


Dan, tentu saja, yang paling penting penghalang pertama adalah
kulit. Kulit tidak dapat ditembus oleh sebagian besar organisme kecuali jika
sudah memiliki celah, seperti goresan, nick, atau dipotong. Mekanis,
patogen dikeluarkan dari paru-paru dengan tindakan ciliary sebagai langkah
rambut-rambut kecil di gerakan ke atas, batuk dan bersin tiba-tiba
mengeluarkan baik dan tak hidup makhluk hidup dari sistem pernafasan,
aksi penyiraman air mata, air liur, dan urin juga memaksa keluar patogen ,
seperti halnya off peluruhan kulit. Lengket lendir di saluran pencernaan dan
pernafasan perangkap banyak mikroorganisme. PH asam (<7,0) dari sekresi
kulit menghambat pertumbuhan bakteri. Folikel rambut mengeluarkan
sebum yang mengandung asam laktat dan asam lemak baik yang
menghambat pertumbuhan beberapa bakteri patogen dan jamur. Area kulit
tidak ditutupi dengan rambut, seperti telapak tangan dan telapak kaki, yang
paling rentan terhadap infeksi jamur. Pikirkan’s kaki atlet. Air liur, air
mata, sekresi hidung, dan keringat mengandung lisozim, suatu enzim yang
menghancurkan dinding sel bakteri positif Gram menyebabkan lisis sel.
sekret vagina juga sedikit asam (setelah onset menstruasi). Spermine dan
seng dalam air mani menghancurkan beberapa patogen. Laktoperoksidase
merupakan enzim yang kuat ditemukan dalam susu ibu. Perut merupakan
hambatan yang hebat sepanjang mukosa mensekresi asam klorida nya (0,9
<pH <3,0, sangat asam) dan protein-mencerna enzim yang membunuh
patogen banyak. perut bahkan dapat menghancurkan obat-obatan dan bahan
kimia lainnya. Flora normal adalah mikroba, terutama bakteri, yang hidup
di dan di tubuh dengan, biasanya, tidak ada efek berbahaya bagi kami.
Kami memiliki sekitar 10 13 sel di dalam tubuh kita dan 10 14 bakteri,
yang sebagian besar tinggal di usus besar. Ada 10 3 -10 4 mikroba per cm 2
pada kulit (Staphylococcus aureus, Staph,. Epidermidis diphtheroid,
streptococci, Candida, dll). Berbagai bakteri hidup di hidung dan mulut.
Lactobacillus tinggal di lambung dan usus kecil. Usus bagian atas memiliki
sekitar 10 4 bakteri per gram, sedangkan usus besar memiliki 10 11 per
gram, dimana 95-99% adalah anaerob (anaerob adalah sebuah
mikroorganisme yang dapat hidup tanpa oksigen, sementara sebuah aerob
memerlukan oksigen.) Atau Bacteroides. Saluran urogenitary adalah ringan
dijajah oleh berbagai bakteri dan diphtheroid. Setelah pubertas, vagina
dijajah oleh aerophilus Lactobacillus bahwa glikogen fermentasi untuk
mempertahankan pH asam. Normal flora mengisi hampir semua relung
ekologis yang tersedia dalam tubuh dan menghasilkan bacteriocidins,
defensin, protein kationik, dan laktoferin yang semuanya bekerja untuk
menghancurkan bakteri lain yang bersaing untuk ceruk mereka dalam
tubuh.
Bakteri penduduk bisa menjadi masalah ketika mereka menyerbu
ruang di mana mereka tidak dimaksudkan untuk menjadi. Sebagai contoh:
(a) aureus hidup pada kulit dapat memperoleh masuk ke tubuh melalui luka
kecil / nick. (B) Beberapa antibiotik, di klindamisin khususnya, membunuh
beberapa bakteri di saluran usus kita. Hal ini menyebabkan pertumbuhan
berlebih dari Clostridium difficile, yang menghasilkan kolitis
pseudomembran, suatu kondisi yang agak menyakitkan dimana lapisan
dalam usus retak dan berdarah. Fagosit adalah sel yang menarik (oleh
chemotaxis), mematuhi, menelan, dan ingests benda asing. Promonocytes
dibuat di sumsum tulang, setelah itu mereka dilepaskan ke dalam darah dan
disebut monosit sirkulasi, yang akhirnya matang menjadi makrofag (Berarti
“pemakan besar”, lihat di bawah).
Beberapa makrofag terkonsentrasi di paru-paru, hati (Kupfer sel),
lapisan kelenjar getah bening dan limpa, mikroglia otak, mesoangial sel-sel
ginjal, sinovial A sel, dan osteoklas. Mereka berumur panjang, tergantung
pada mitokondria untuk energi, dan yang terbaik di menyerang sel-sel mati
dan patogen mampu hidup dalam sel. Setelah makrofag sebuah
phagocytizes sel, ia menempatkan beberapa protein tersebut, disebut epitop,
pada permukaannya-mirip pesawat tempur menampilkan hits-nya. ini
penanda permukaan berfungsi sebagai alarm untuk sel kekebalan lainnya
yang kemudian menyimpulkan bentuk penyerbu. Semua sel-sel yang
melakukan hal ini disebut presentasi antigen sel (APC).
The-tetap atau mengembara makrofag tidak berkeliaran di
pembuluh darah dan bahkan dapat meninggalkan mereka untuk pergi ke
situs infeksi di mana mereka menghancurkan jaringan yang mati dan
patogen. Emigrasi dengan menekan melalui dinding kapiler ke jaringan
disebut diapedesis atau ekstravasasi. Kehadiran histamines di lokasi infeksi
menarik sel ke sumber mereka.
sel-sel pembunuh alami bergerak dalam darah dan getah bening
terhadap pelet (menyebabkan meledak) sel kanker dan sel-sel tubuh yang
terinfeksi virus. Mereka limfosit butiran besar yang menempel pada
glikoprotein pada permukaan sel yang terinfeksi dan membunuh mereka.
Plmorphonuclear neutrofil, juga disebut polys untuk jangka pendek, adalah
fagosit yang tidak mitokondria dan mendapatkan energi dari glikogen yang
tersimpan. Mereka adalah nondividing, berumur pendek (paruh 6-8 jam,
umur 1-4 hari), dan memiliki inti tersegmentasi]. The [gambar di bawah ini
menunjukkan phagocytizing neutrofil bakteri, dengan warna kuning.
Mereka merupakan 50-75% dari seluruh leukosit. Para neutrofil
memberikan pertahanan utama terhadap pyogenic (pembentuk nanah)
bakteri dan yang pertama di tempat kejadian untuk melawan infeksi.
Mereka diikuti oleh makrofag berkeliaran sekitar tiga sampai empat jam
kemudian.
Sistem komplemen adalah plasma dipicu sistem enzim utama. Ini
mantel mikroba dengan molekul yang membuat mereka lebih rentan
terhadap terperosok oleh fagosit meningkatkan permeabilitas Vascular.
Mediator permeabilitas kapiler untuk memungkinkan plasma yang lebih
dan melengkapi cairan mengalir ke lokasi infeksi juga. Mereka mendorong
polys untuk mematuhi dinding kapiler (pinggiran) dari mana mereka dapat
masuk melalui dalam hitungan menit untuk tiba di daerah yang rusak.
Setelah fagosit melakukan pekerjaan mereka, mereka mati dan mereka
"mayat-mayat," kantong-kantong jaringan yang rusak, dan nanah bentuk
cair.
Eosinofil tertarik untuk sel dilapisi dengan pelengkap C3B, di mana
mereka melepaskan protein dasar mayor (MBP), protein kationik, perforins,
dan metabolit oksigen, yang semuanya bekerja sama untuk membakar
lubang dalam sel dan cacing (cacing). Sekitar 13% dari leukosit adalah
eosinofil. umur mereka sekitar 8-12 hari. Neutrofil, eosinofil, dan makrofag
semua fagosit.
sel Dendritic ditutupi dengan selaput labirin proses yang terlihat
seperti dendrit sel saraf. Kebanyakan dari mereka adalah sangat penyajian
antigen sel efisien. Ada empat tipe dasar: sel Langerhans, sel dendritik
interstisial, interdigitating sel dendritik, dan sel dendritik beredar. perhatian
utama kami akan sel Langerhans, yang ditemukan pada epidermis dan
selaput lendir, terutama di, vagina, dan rongga mulut dubur. Sel-sel ini
membuat titik antigen menarik dan efisien menyajikannya ke sel penolong
T untuk aktivasi mereka]. [Akun ini, sebagian, untuk transmisi HIV melalui
kontak seksual.
Setiap sel dalam sistem kekebalan tubuh bawaan untuk mengikat
antigen menggunakan pengenalan reseptor-pola. Reseptor ini dikodekan di
garis kuman setiap orang. kekebalan ini diwariskan dari generasi ke
generasi. Selama pembangunan manusia ini terkait molekul reseptor untuk
pola-patogen telah berevolusi melalui seleksi alam untuk lebih spesifik
dengan karakteristik tertentu dari kelas luas organisme menular. Ada
beberapa ratus reseptor dan mereka mengakui pola lipopolisakarida bakteri,
peptidoglikan, DNA bakteri, dsRNA, dan zat lainnya. Jelas, mereka
ditetapkan untuk menargetkan baik-negatif dan Gram-positif bakteri Gram.
a. Imunitas adaptif atau Acquired
Limfosit datang dalam dua tipe utama: sel B dan sel T. Darah
perifer mengandung 20-50% dari limfosit beredar, sisanya bergerak
dalam sistem getah bening. Sekitar 80% dari mereka adalah sel T, sel B
15% dan sisanya adalah sel atau dibeda-bedakan null. Limfosit
merupakan 20-40% dari tubuh leukosit tersebut. massa total mereka
adalah sama seperti yang dilakukan oleh otak atau hati.
sel B diproduksi di sel-sel batang dari sumsum tulang, mereka
memproduksi antibodi dan mengawasi imunitas humoral kekebalan. T-
sel nonantibody memproduksi adalah limfosit yang juga diproduksi di
tulang sumsum tapi peka dalam timus dan merupakan dasar sel-
dimediasi . Produksi sel-sel ini adalah yang digambarkan di bawah ini.
Bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berubah dan dapat
beradaptasi dengan lebih baik menyerang antigen menyerang. Ada dua
mekanisme adaptif mendasar:-mediated imunitas sel dan kekebalan
humoral.
b. Cell-mediated imunitas
Makrofag menelan antigen, proses mereka secara internal,
kemudian menampilkan bagian mereka di permukaan mereka bersama-
sama dengan beberapa protein mereka sendiri. Ini sel T peka untuk
mengenali antigen tersebut. Semua sel yang dilapisi dengan berbagai
zat. CD adalah singkatan untuk cluster diferensiasi dan ada lebih dari
seratus enam puluh cluster, masing-masing adalah molekul kimia yang
berbeda yang melapisi permukaan. CD8 + dibaca "CD8 positif." Setiap
T dan sel B memiliki sekitar 10 5 = 100.000 molekul pada
permukaannya. sel B yang dilapisi dengan CD21, CD35, CD40, dan
CD45 selain molekul non-CD lainnya. Sel T memiliki CD2, CD3, CD4,
CD28, CD45R, dan non-CD molekul pada permukaannya.
Jumlah besar molekul pada permukaan limfosit memungkinkan
variabilitas yang sangat besar dalam bentuk reseptor. Mereka
diproduksi dengan konfigurasi acak pada permukaan mereka. Ada
beberapa 10 18 reseptor struktural berbeda beda. Pada dasarnya, antigen
bisa menemukan-sempurna sesuai dekat dengan jumlah yang sangat
kecil limfosit, mungkin sedikitnya satu.
T sel prima di timus, di mana mereka menjalani dua proses
seleksi. Proses seleksi positif pertama gulma keluar hanya sel-sel T
dengan set yang benar reseptor yang dapat mengenali molekul MHC
bertanggung jawab atas diri-pengakuan. Kemudian proses seleksi
negatif dimulai dimana T sel-sel yang dapat mengenali molekul MHC
dikomplekskan dengan peptida asing bisa lewat keluar dari timus.
Sitotoksik atau pembunuh sel T (CD8 +) melakukan pekerjaan
mereka dengan lymphotoxins melepaskan, yang menyebabkan lisis sel
tumbuh. Helper sel T (CD4 +) berfungsi sebagai manajer, mengarahkan
kekebalan respon. Mensekresikan Mereka zat kimia yang disebut
limfokin yang sitotoksik T merangsang sel B dan sel untuk dan
membagi, menarik neutrofil, dan meningkatkan kemampuan makrofag
untuk menelan dan menghancurkan mikroba.. Suppressor sel T
menghambat produksi sel T sitotoksik sekali mereka yang tidak
diperlukan, karena mereka lebih menyebabkan kerusakan dari yang
dibutuhkan memori T sel diprogram untuk mengenali dan merespon
untuk patogen sekali itu telah menyerang dan telah ditolak.
c. Imunitas humoral
Sebuah tetapi imunokompeten belum dewasa B-limfosit
dirangsang untuk jatuh tempo apabila antigen mengikat reseptor
permukaan dan ada sel T pembantu dekat (untuk melepaskan sitokin a).
Ini peka atau bilangan prima sel B dan mengalami seleksi klonal, yang
berarti mereproduksi aseksual oleh mitosis. Sebagian besar keluarga
klon menjadi sel plasma. Sel-sel ini, setelah lag awal, menghasilkan
antibodi yang sangat spesifik pada tingkat sebanyak 2.000 molekul per
detik selama empat sampai lima hari. Sel B lain menjadi tinggal
memori sel-panjang.
Antibodi, disebut juga immunoglobulin atau Igs [dengan berat
molekul 150-900 Md], merupakan bagian gamma globulin dari protein
darah. Mereka adalah protein larut disekresikan oleh plasma keturunan
(klon) sel B prima. Antibodi menonaktifkan antigen oleh, (a) fiksasi
komplemen (protein menempel pada permukaan antigen dan
menyebabkan lubang untuk membentuk, yaitu, lisis sel), (b) netralisasi
(mengikat ke situs tertentu untuk mencegah lampiran-ini sama dengan
mengambil parkir mereka ruang), (c) aglutinasi (penggumpalan), (d)
presipitasi (memaksa hal tdk dpt memecahkan dan menyelesaikan
keluar dari solusi), dan metode yang lebih misterius lainnya.
Konstituen globulin gamma adalah: IgG-76%, IgA-15%, IgM-
8%, IgD-1%, dan IgE-0.002% (bertanggung jawab untuk respon
autoimun, seperti alergi dan penyakit seperti arthritis, multiple sclerosis,
dan sistemik eritematosus lupus). IgG adalah antibodi-satunya yang
dapat melewati sawar plasenta untuk janin dan bertanggung jawab
untuk 6 bulan kekebalan perlindungan 3 dari bayi yang diberikan oleh
ibu.
IgM adalah antibodi yang dominan dihasilkan dalam respon kekebalan
primer, sedangkan IgG mendominasi dalam respon imun sekunder. IgM
secara fisik jauh lebih besar dibandingkan imunoglobulin lainnya.
Perhatikan banyak derajat fleksibilitas dari molekul antibodi. Ini
kebebasan bergerak memungkinkan untuk lebih mudah menyesuaikan diri
dengan sudut dan celah pada antigen. Bagian atas atau Fab (ntigen b
inding) sebagian dari molekul antibodi (fisik dan tidak harus kimia)
menempel pada protein tertentu [disebut epitop] pada antigen antibodi.
Dengan demikian mengakui dan tidak epitop antigen keseluruhan. Daerah
Fc adalah crystallizable dan bertanggung jawab untuk fungsi efektor, yaitu,
akhir yang sel-sel imun dapat melampirkan.
Agar Anda berpikir bahwa ini adalah bentuk-satunya antibodi yang
dihasilkan, Anda harus menyadari bahwa sel-sel B dapat memproduksi
sebanyak 10 14 berbeda bentuk conformationally.
Proses di mana sel T dan sel B berinteraksi dengan antigen diringkas dalam
diagram di bawah ini.
Dalam mengetik darah sistem ABO, ketika sebuah antigen A hadir
(dalam orang darah tipe A), tubuh menghasilkan antibodi anti-B, dan juga
untuk B antigen. Darah seseorang jenis AB, memiliki keduanya antigen,
maka telah antibodi tidak. Dengan demikian orang yang dapat
ditransfusikan dengan semua jenis darah, karena tidak ada antibodi untuk
menyerang antigen darah asing. Seseorang darah tipe O memiliki antigen
tidak namun kedua antibodi dan tidak bisa menerima AB, A, atau golongan
darah B, tetapi mereka dapat menyumbangkan darah untuk digunakan oleh
siapa pun. Jika seseorang dengan tipe darah A darah yang diterima dari tipe
B, tubuh anti-B antibodi yang akan menyerang sel-sel darah baru dan
kematian akan menjadi dekat.
Semua mekanisme ini bergantung pada lampiran dan sel reseptor
antigen. Karena ada banyak, banyak reseptor bentuk tersedia, leukosit
berusaha untuk mengoptimalkan tingkat pertemuan antara kedua reseptor.
Jumlah ini “best fit” reseptor mungkin sangat kecil, bahkan beberapa
sebagai sel tunggal. Hal ini membuktikan kekhasan interaksi. Namun
demikian, sel-sel dapat mengikat pada reseptor yang fit kurang dari optimal
bila diperlukan. Hal ini disebut sebagai-reaktivitas silang. Cross-reaktivitas
memiliki batas-batasnya. Ada banyak reseptor yang virion tidak mungkin
mengikat. Sangat sedikit virus dapat mengikat sel-sel kulit.
Desain mengimunisasi vaksin bergantung pada kekhususan dan
lintas-reaktivitas obligasi tersebut. The ikatan yang lebih spesifik, yang
efektif dan berumur panjang vaksin lebih. Vaksin cacar, yang dibuat dari
virus yang menyebabkan cacar sapi vaccinia, adalah pertandingan yang
sangat baik untuk reseptor cacar. Oleh karena itu, vaksin yang 100% efektif
dan memberikan kekebalan selama sekitar 20 tahun. Vaksin untuk kolera
memiliki fit yang relatif miskin sehingga mereka tidak melindungi terhadap
segala bentuk penyakit dan melindungi kurang dari setahun.
Tujuan dari semua vaksin adalah meningkatkan reaksi imun primer
sehingga ketika organisme lagi terkena antigen, lebih kuat respon imun
sekunder banyak yang akan diperoleh. Setiap respon imun setelah antigen
disebut respon sekunder dan memiliki
 lag waktu yang lebih singkat,
 lebih cepat penumpukan,
 tingkat respons secara keseluruhan lebih tinggi,
 yang lebih baik “cocok” lebih spesifik atau terhadap antigen
menyerang,
 memanfaatkan IgG bukan antibodi IgM serbaguna besar.

F. SISTEM YANG MEMILIKI PRIORITAS PERTAMA DALAM


TUBUH
Sistem imun mempengaruhi tingkat energi kita. Sistem imun
menduduki prioritas pertama didalam tubuh kita. Mengapa? Karena
mereka setiap hari berjuang supaya kita tetap hidup. Kuman pilek yang
sederhana ( dengan kemampuannya menggandakan diri ) bisa membunuh
kita jika sistem imun kita tidak mampu menghentikannya. Setiap hari
kuman memasuki tubuh kita beberapa kali. 
Masing-Masing dari mereka bisa membunuh kita. Tubuh kita
secara terus menerus selalu mendapat serangan dari radikal bebas yang
bisa mengakibatkan sel-sel mengalami mutasi. Macrophage mencari sel
yang bermutasi ini kemudian membunuhnya. Ketika macrophage
membunuh sel itu, ia segera mengeluarkan zat kimia yang menciptakan
fibroblast, yang mana sangat penting untuk pembentukan sel baru.
Karena sistem imun menduduki prioritas pertama dalam tubuh
kita, ia ada diurutan teratas untuk mendapatkan sumber daya tubuh kita
ketika kita sedang mendapat serangan. Coba pikirkan tentang bagaimana
rasanya ketika kita sedang sakit. Kebanyakan yang kita rasakan bukan
dari kuman yang ada didalam tubuh kita, tetapi itu adalah dari reaksi dari
sistem imun kita.
Sistem imun kita menggunakan vitamins, mineral, energi selular,
oksigen, hormon, dan banyak dari sumber daya tubuh kita yang lain.
Ketika tubuh kita sedang diserang, sistem imun akan mengalirkan semua
sumber daya tubuh kita, sehingga menyebabkan kita merasa lelah dan
lemah. Bahkan orang yang sehat memerlukan bantuan dari luar untuk
membantu sistem imunnya, yang mana secara terus menerus bekerja keras
agar kesehatan individu tersebut tetap terjaga. Pertimbangkan ini.
Sistem imun harus berfungsi pada kisaran 60-70% dari
kapasitasnya sedemikian sehingga ketika ada kuman yang memasuki
tubuh atau ada sel yang bermutasi, mereka dapat meningkatkan
aktivitasnya dengan cepat untuk mengalahkan ancaman tersebut. Ketika
sistem imun bekerja pada kisaran 90-100% dari kapasitasnya dikarenakan
stress, polusi atau beberapa alasan lain, maka sistem yang lain dalam
tubuh kita akan menderita atau mengalami penuaan dini.
Transfer factor mempunyai peran yang sangat sentral terhadap
semua aktivitas ini. Transfer factor bahkan dilibatkan dalam tingkatan
antioxidants didalam tubuh kita dan didalam sel-sel kita seperti
glutathione, catalase, dan asam ascorbic. Transfer factor alami tubuh kita
hanya dilibatkan pada tingkatan glutathione-S-transferase, sebuah agen
dasar detoxification didalam sel tubuh kita.
G. PENTINGNYA SISTEM IMUN YANG SEIMBANG
Mutlak diperlukan sistem imun yang seimbang agar tubuh kita
selalu sehat. Sebenarnya sebab timbulnya penyakit dibagi menjadi dua :
H. PENYAKIT AKIBAT SISTEM IMUNL EMAH
Jika sistem imun lemah, maka bibit penyakit leluasa memasuki
tubuh. Akibatnya timbullah penyakit seperti : Hipertensi, Jantung, Ginjal,
Stroke, Kanker, Diabetes, Flu Babi, Flu Burung, dll.
Penyakit akibat sistem imun bekerja terlalu aktif Jika sistem imun terlalu
aktif maka yang terjadi adalah sistem imun yang menyerang agen yang
bukan bibit penyakit, hingga timbullah penyakit seperti : Alergi, Asthma,
Multiple Sclerosis, Psoriasis, Rematik, Asam Urat, Lupus, dll.
Jadi sistem imun yang optimal adalah yang mengetahui kapan harus bekerja
dan kapan harus beristirahat.

I. SISTEM KERJA SISTEM IMUN 


Ketika bakteri, virus atau jamur memasuki tubuh kita, lusinan sel
imun, molekul dan zat kimia tubuh segera beraksi dan saling bekerja sama
untuk menghancurkan para penyerbu tersebut berikut sel-sel yang telah
terinfeksi yang bisa menjadi kanker.
Saat para penyerbu telah dihancurkan, para prajurit sistem imun
akan menurunkan aktifitasnya dan kemudian tenang kembali. Jika tidak
demikian, maka yang terjadi adalah penyakit autoimun seperti Lupus, MS,
Diabetes tipe 1, Crohn, rheumatoid arthritis, dan lebih dari 100 penyakit
autoimun lainnya.
Contoh kasus bagaimana sistem imun tubuh bekerja bagi kita
1. Misalnya pada waktu tangan kita tersayat pisau, segala macam
bakteri dan virus masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang terbuka
tsb. sistem imun tubuh kita langsung meresponnya dan menghalau
penyerang itu sambil kulit berusaha untuk menyembuhkan dirinya
dan menutup lukanya. Kadang-kadang kuman yang harus dihadapi
lebih banyak dan sistem imun kita dalam kondisi tidak optimal
sehingga ada kuman bisa juga lolos. Maka jadilah luka yang infeksi,
bernanah dan bengkak. Nanah dan bengkak itu juga menandakan
bahwa sistem imun tubuh kita sedang terus bekerja.
2. Setiap hari kita menghirup ribuan kuman-kuman (bisa bakteri dan
virus) yang ada di udara. Sistem imun tubuh kita bisa menanganinya
tanpa masalah. Contoh pilek/batuk, ini menandakan dengan jelas
dan nyata bahwa sistem imun tubuh kita gagal
menghalangi/menghalau penyerang masuk ke dalam tubuh.
3. Setiap hari kita memakan ratusan kuman melalui makanan yang kita
makan, dan kebanyakan dari kuman itu mati di air liur atau di
keasaman lambung. Tetapi kadang-kadang, ada juga kuman yang
lolos, sehingga kita menjadi diare atau muntah-muntah.
4. Ada juga penyakit yang disebabkan oleh karena sistem imun yang
bekerja tidak sesuai harapan atau dengan cara yang salah sehingga
menimbulkan masalah, misalnya alergi. Allergi hanyalah sebuah
reaksi terhadap rangsangan tertentu di mana bagi orang lain tidak
mempunyai reaksi sama sekali.
5. Ada lagi penyakit autoimmun ( sistem imun yang menyerang tubuh
yang seharusnya dia lindungi ), disebabkan karena adanya
kesalahan sistem imun. Mengapa Anda Harus Peduli Terhadap
Sistem Imun Anda ?Apakah anda mengetahui apa yang akan terjadi
pada tubuh anda ketika sistem imun anda tidak lagi melindungi
tubuh anda dari para penyerang. Kebanyakan ancaman yang
mengancam sistem imun tidak terlihat oleh kita, tetapi pengaruh
yang ditimbulkan lebih dari apa yang kita bayangkan.
Sel-sel imun menyebar diseluruh tubuh kita, termasuk kulit,
node limpa dan darah. Dari masalah sepele, seperti luka kecil pada
kulit kita sampai skala besar seperti melawan efek dari radikal
bebas, ketepatan dan keefektifan komunikasi dan koordinasi antar
sel menjadi kunci kesehatan sistem imun.

Walaupun beberapa produk di pasaran menyediakan nutrisi


untuk sel-sel imun, namun apa yang sebenarnya sistem imun
butuhkan (dan apa yang telah 4Life Transfer Factor berikan) adalah
mendidik dan mengarahkan sistem imun agar bekerja optimal dalam
menjaga tubuh kita.
Ketika sistem imun anda dalam kondisi prima, efeknya
andapun dalam kondisi prima, anda mampu untuk melakukan
apapun yang anda inginkan. Tetapi ketika fungsi sistem imun
melemah karena kurang tidur, lingkungan yang tidak ramah, diet
yang buruk, atau tingkat stress yang tinggi, sistem imun tidak dapat
bekerja sebagaimana mestinya. Dan ketika sistem imun tidak dapat
melaksanakan tugasnya, maka saat itu anda langsung merasakan
akibatnya.
Anda seharusnya peduli terhadap sistem imun anda, karena
sistem imun anda begitu peduli terhadap anda, dia selalu setia
menjaga tubuh anda tanpa berhenti sedikitpun. Semakin Anda
Peduli Terhadap Sistem Imun Anda, maka Sistem imun Anda Akan
Semakin peduli Terhadap Anda Ia Akan Menjaga Kesehatan Anda
Tanpa Batas.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem imun terdiri dari ratusan mekanisme dan proses yang
berbeda yang semuanya siap bertindak begitu tubuh kita diserang oleh
berbagai bibit penyakit seperti virus, bakteri, mikroba, parasit dan polutan.
Sebagai contoh adalah cytokines yang mengarahkan sel-sel imun ke tempat
infeksi, untuk melakukan proses penyembuhan.

B. SARAN
Karena di hari ini kita hidup di lingkungan yang selalu dikelilingi
oleh berbagai ancaman bibit penyakit maka memiliki dan memelihara
Sistem imun yang sehat & optimal menjadi sangat penting.

Anda mungkin juga menyukai