Anda di halaman 1dari 23

TUGAS INDIVIDU

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

OLEH :

FATRA TAIB
(2118016)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT, karena dengan
rahmat dan ridha-Nya kami masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini.Terima kasih tak lupa kami ucapkan pada semua pihak yang ikut
serta mendukung atas pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat
selesai tepat pada waktunya.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan dan juga jauh dari sempurna, oleh
sebab itu penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun.
Semoga dengan terselesainya makalah ini dapat memberikan ilmu, informasi,
pengetahuan, dan wawasan baru yang bermanfaat, guna untuk
mengembankan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan  bagi kita
semua. Amin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin


B. Fungsi Sistem Endokrin
C. Klasifikasi Dalam hal struktur Kimianya
D. Karakteristik Sistem Endokrin
E. Pengendalian Endokrin
F. Klasifikasi hormon
G. patofisiologi hormon

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem endokrin merupakan system kelenjar yang memproduksi substans


untuk digunanakn di dalam tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang
tetap beredar dan bekerja didalam tubuh.

Hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin


tertentu. terdapat hormon setempat dan hormon umum. contoh dari hormon
setempat adalah: Asetilkolin yang dilepaskan oleh bagian ujung-ujung syaraf
parasimpatis dan syaraf rangka. Sekretin yang dilepaskan oleh dinding duedenum
dan diangkut dalam darah menuju penkreas untuk menimbulkan sekresi pankreas
dan kolesistokinin yang dilepaskan diusus halus, diangkut kekandung empedu
sehingga timbul kontraksi kandung empedu dan pankreas sehingga timbul sekresi
enzim.

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana Anatomi dan Fisisologi Sistem Endokrin ?


2. Apa fungsi Sistem Endokrin ?
3. Bagaimana Klasifikasi dalam hal Struktur Kiminya ?
4. Bagaimana Karakteristik Sistem Endokrin ?
5. Bagaimana pengendalian hormon secara umum?
6. Apa saja Klasifikasi hormon?
7. Bagaiman patofisiologi hormon secara umum?
C. Tujuan

Mampu memahami Anatomi & Fisiologi dari Sistem Endokrin


BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi Sistem Endokrin

System endokrin adalah suatu system yang bekerja dengan perantaraan zat-
zat kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.Kelenjar endokrin
merupakan kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung
masuk ke dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa
melewati duktus (saluran).Hasil sekresinya disebut hormon, dan excresi hormonnya
ke cairan intrasel (tidak langsung ke pembuluh darah). Hormone ini masuk ke dalam
darah dan dibawa oleh system peredaran darah ke seluruh bagian tubuh.Sistem
endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan system
saraf, mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh.
Meskipun darah menyebarkan hormone ke seluruh tubuh namun hanya sel sasaran
tertentu yang dapat berespon terhadap masing-masing hormone, karena hanya sel
sasaran yang memiliki reseptor untuk mengikat hormone tertentu.Jadi setelah
dikeluarkan, hormone mengalir dalam darah ke sel sasaran di tempat yang jauh,
tempat bahan ini mengatur atau mengarahkan fungsi tertentu.

Kelenjar endokrin yang terdapat didalam tubuh adalah sebagai berikut :

a. Kelenjar yang seluruhnya kelenjar endokrin


1. Hypophysis (Glandula pituitaria)
2. Glandula thyreoidea
3. Glandula parathyreoidea
4. Thymus
5. Glandula pinealis
6. Glandula suprarenalis
b. Organ- organ yang dilengkapi dengam kumpulan sel-sel endokrin
Selain menjalankan tugas tertentu organ ini juga mengeluarkan hormone dari
bagian endokrinnya. Organ yang termasuk kedalam kelompok ini adalah :
1. Pulau-pulau Langerhans di dalam pancreas
2. Organ reproduksi atau gonad :
 Ovarium pada perempuan
 Testis pada laki-laki
3. Gaster dari intestinal
 Hypophysis
Kelejar hipofisis atau pituitary adalah suatu kelenjar endokrin yang
terletak di dasar tengkorak (sela tursika) fossa os sfenoid. Besarnya kira-kira
10x13x6 mm dan beratnya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini memegang peranan
penting dalam menyekresi hormone dari semua organ endokrin (sebagai
pengatur), kegiatan hormone yang lain, dan mempengaruhi pekerjaan
kelenjar yang lain. Hipofisis dihubungkan dengan hipotalamus oleh sebuah
tangkai penghubung tipis.Fungsi hipofise dapat diatur oleh sususnan saraf
pusat melalui hypothalamus yang dilakukan oleh sejumlah hormone yang
dihasilkan hipotalamus.Hormone-hormon yang mengatur fungsi hipofise
disebut hipophysiotropic hormone dihasilkan ole sel-sel neorosekretori yang
terdapat dalam hipotalamus.
Kelenjar hipofise mempunyai dua lobus, yaitu lobus anterior, dan lobus
posterior.
1. Lobus anterior (adenohipofise), berasal dari kantong rathke ( dua tulang
rawan ) yang menempel pada jaringan otak lobus posterior , menghasilkan
sejumlah hormone yang bekerja sebagai pengendali produksi dari semua
organ endokrin yang lain.
a. Hormon somatotropik ( growth hormone). Hormon pertumbuhan yang
berfungsi merangsang pertumbuhan tulang, jaringan lemak, dan visera
penting pada individu yang masih muda untuk pertumbuhan. Efek langsung
( efek anti-insulin) memerlukan adanya kortisol untuk meningkatkan lipolysis
dan glukosa darah. Efek tidak langsung merangsang hati untuk membentuk
somatomedin ( sekelompok peptida) untuk meningkatkan pertumbuhan tulang
rawan dan kerangka serta meningkatkan sintesis protein meningkatkan
poliferasi sel. Pengaturan sekresi GH dikendalikan oleh system saraf pusat.
Stress, gerak badan, suhu dingin, anesthesia, pembedahan, dan perdarahan
akan meningkatkan sekresi.
b. Hormon tirotropik, thyroid stimulating hormone (TSH) mengendalikan kelenjar
tiroid dalam menghasilkan hormone tiroksin. Sel-selnya besar dan berbentuk
polyhedral mengandung granula kecil yang berdiameter 50-100 nm.
Fungsinya menstimulasi pembesaran tiroid, menambah uptake yodium, dan
menambah sintesis tiroglobulin. Hormone-hormon dari kelenjar tiroid
menyebabkan menurunnya jumlah sel-sel tirotropik yang merupakan reseptor
terhadap thyroid releasing factor (TRF) menyebabkan menurunnya sekresi
hormone TSH.
c. Hormon adrenokortikotropik ( ACTH) mengendalikan kelenjar suprarental
dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
Selnya mengandung granul sekretori berdiameter 375-550 nm, merupakan
yang terbesar ditemukan dalam sel-sel hipofisis. Se l ini menyintesis hormone
ACTH dan beta lipoprotein, diproduksi dan disimpan dalam sel basophil
hipofise anterior, mempunyai efek terhadap supraren dan ekstraadrenal.
d. Hormon gonadotropin , menghasilkan :
1. Follicle stimulating hormone (FSH) yang memiliki fungsi berbeda pada
wanita dan pria. Pada wanita, hormone ini merangsang pertumbuhan dan
perkembangan folikel ovarium, tempat berkembangnya ovum atau sel telur.
Hormone ini juga mendorong sekresi hormone estrogen dan ovarium. Pada
pria FSH diperlukan untuk produksi sperma.
2. Luteinzing hormone (LH) juga berfungsi berbeda pada wanita dan pria.
Pada wanita LH berperan dalam ovulasi dan luteinisasi (yaitu,
pembentukan korpus luteum penghasil hormone di ovarium setelah
ovulasi). LH juga mengatur sekresi hormone-hormon seks wanita, estrogen
dan progesterone, oleh ovarium. Pada pria hormone ini merangsang sel
interstisium leydig di testis untuk mengeluarkan hormone seks pria,
testosterone, sehingga hormone ini memiliki nama alternative interstitial
cell-stimulating hormone (ICSH)
3. Prolactin (PRL) meningkatkan perkembangan payudara dan produksi susu
pada wanita. Fungsinya pada pria belum jelas, meskipun bukti menunjukan
bahwa hormone ini mungkin merangsang produksi reseptor LH di testis.
Selain itu, studi-studi terakhir mengisyaratkan bahwa prolactin mungkin
meningkatkan system imun dan menunjang pembentukan pembuluh darah
baru di tingkat jaringan pada kedua jenis kelamin – kedua efek ini sama
sekali tidak berkaitan dengan perannya dalam fisiologi reproduksi.
a) Lobus Posterior (neurohipofisis)
Lobus posterior hipofise terdiri dari jaringan saraf dan karenanya juga
dinamai neurohipofisis, berasal dari evaginasi atau penonjolan dasar
ventrikel otak ketiga, menghasilkan dua macam hormone :

1) Vasopresin atau arginen vasopressin (APV), hormone anti-diuretik


(ADH) yang bekerja melalui reseptor-reseptor tubulus distal ginjal,
menghemat air, mengonsentrasi urine dengan menambah aliran
osmotic dari lumina-lumina ke intestinum medular yang membuat
kontraksi otot polos. Dengan demikian ADH memelihara konstannya
osmolaritas dan volume cairan dalam tubuh.
2) Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus untuk membantu
mengeluarkan janin selama persalinan, dan hormone ini juga
merangsang penyemprotan (ejeksi) susu dari kelenjar mamaria
(payudara) selama menyusui. Sekresi oksitosin ditingkatkan oleh
refleks-refleks yang terpicu ketika bayi menghisap payudara. Selain
kedua efek fisiologik utama tersebut, oksitosin terbukti juga
mempengaruhi berbagai perilaku, terutama perilaku ibu. Sebagai
contoh, hormon ini meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya.
 Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah
melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada
dinding laring. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus (lobus dekstra dan lobus
sinsitra ), saling berhubungan, masing-masing lobus tebalnya 2 cm, panjang 4
cm, dan lebar 2,5 cm. kelenjar tiroid menghasilkan hormone
tiroksin.Pembentukan hormone tiroid bergantung pada jumlah yodium
eksogen yang masuk ke dalam tubuh sumber utama untuk memelihara
keseimbangan yodium dalam makanan dan air minum.
Struktur mikroskopis kelenjar ini terdiri dari folikel seperti kelenjar asiner,
berdinding selapis sel, bila sedang aktif berbentuk kuboid yang tinggi.Bila
sedang istirahat sel ini pipih bagian tengah asiner terisi koloid senyawa
tiroglobulin, tirosin dan hormone tiroksin pada lenjar tiroid.Sekresi hormone
tiroid memerlukan bantuan TSH untuk endositosiskoloid oleh mikrovili, enzim
proteolitik untuk memecahkan ikatan hormone T3 (triiodothyronine) dan T4
(tetraidothyronine) dari trigobulin dan melepaskan T3 dan T4 ke peredaran
darah.
Distribusi dalam plasma terikat pada protein plasma proteinbound iodine
(PBI), sebagian besar PBI T4, sebagian kecil PBI T3 terikat pada protein
jaringan yang bebas dalam keadaan keseimbangan. Reaksi yang diperlukan
untuk sintesis dan sekresi hormone tiroid :
1. Transport yodium dari plasma ke dalam tiroid dan lumen dari folikel-
folikel, proses ini dibantu oleh thyrotrop stimulating hormone (TSH).
2. Dalam kelenjar yodium tiroid dioksidasi sehingga menjadi yodium yang
aktif dan dibantu oleh TSH.
3. Idiotirosin mengalami perubahan kondensasi oksidatif dengan bantuan
peroksidase. Reaksi ini terjadi dalam molekul triglobulin membentuk
idiotironin di antaranya T4 (tetraiodotironin) dan T3 (triidotironin) yang
terikat pada tirosin, dalam kelenjar tirod dalam bentuk tirosin.
4. Tahap terakhir, pelepasan iodotironin bebas ke dalam darah. Setelah
triglobulin dipecah melalui hidrolisis, T4 dan T3 dalam kelenjar tiroid
dapat lepas dalam darah.

Efek T3 dan T4 :
1. Kalorigenik :
a. Meningkatkan konsumsi oksigem di semua jaringan kecuali
pada orang dewasa (otak, limpa, hipofisis, anterior, testes,
uterus, dan kelenjar limfe)
b. Bergantung pada banyak katekolamin
c. Merangsang metabolism zat dalam sel glikogenolisis dalam sel
hati katabolisme protein dan lemak pada tulang dan otot.
d. Meningkatkan produksi panas.
2. Pertumbuhan dan perkembangan :
a. Merangsang sekresi growth hormone (GH)
b. Memperkuat efek GH
c. Mempengaruhi sel-sel saraf, perkembangan mental pada anak
balita dan janin.
a. Fungsi Hormon Tiroid :
1. Mempengaruhi pertumbuhan dan maturasi (pematangan) jaringan tubuh,
penggunaan energy total.
2. Mengatur kecepatan metabolism tubuh dan memengaruhi beberapa reaksi
metabolic dalam tubuh.
3. Menambah sintesis asam ribonukleus (RNA) dan protein, suatu aksi yang
mendahului meningginya basal metbolisme.
4. Dalam konsentrasi tinggi, balans nitrogen negative dan sintesis protein
berkurang.
5. Menambah produksi panas dan menyimoan energy pada konsentrasi
hormone tiroid yang tinggi.
6. Absropsi intestinal glukosa bertambah lancer oleh hormone tiroid,
memungkinkan factor toleransi glukosa yang abnormal sering, ditemukan
pada hipertiroidsme.

b. Fungsi Tiroksin :
1. Tiroksin mempengaruhi proses okdidasi dalam tubuh sehingga memengaruhi
metabolism didalam tubuh.
2. Tiroksin berperan penting dalam pertumbuhan pada masa kanak-kanak dan
perkembangan mental
3. Koloid yang terdapat dalam gelembung tiroid menjadi tempat penyimpanan
yodium untuk pertumbuhan.
4. Tiroksin mempengaruhi stimulais system saraf.
5. Tiroksin memelihara kesehatan kulit dan rambut
c. Produksi yang berlebihan

Produksi yang berlebihan (pada orang dewasa) mengakibatkan penyakit


tiroroksikosis, peyakit ini juga dikenal dengan nama penyakit grave. Gejala penyakit
tiroksikosis antara lain

1. Nilai metabolisme basal tinggi


2. Suhu tubuh meningkatkan dan produksi keringat bertambah
3. Jumlah denyut nadi meningkat
4. Timbul rasa terharu, gugup, atau ketakutan
5. Bola mata menonjol (eksoftalmus)
6. Napsu makan biasanya baik, tetapi penderita menjadi lebih kurus.
d. Produksi yang Kurang
1. Pada orang dewasa
Mengakibatkan penyakit miksedema dengan gejala-gejala: badan gemuk
walaupun nafsu makan jauh berkurang; kulit menjadi kasar dan seolah-olah
bengkak atau sembab ; kehilangan kecerdasan otak; nilai metabolism
basal menjadi rendah.
2. Pada anak-anak
Menimbulkan kretinisme.Anak-anak yang menderita kretinisme kurang akal
dan bodoh seta pertumbuhan terhambat.

 Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid terletak diatas selaput yang membungkus kelenjar
tiroid.Terdapat dua pasang (4 buah) terletak di belkaang tiap lobus dari kelenjar
tiroid, dua sebelah kiri dan dua sebelah kanan.Besarnya setiap kelenjar kira-kira
5x5x3 mm dengan berat antara 25-30 mg berat keseluruhan lebih kurang 120
mg.

Kelenjar tiroid menghasilkan hormone paratiroksin yaitu suatu peptida,


terdiri dari 84 asam amino. Dalam melaksanakan kerjanya kelenjar tiroid diatur
dan diawasi secara langsung oleh kelenjar hipofise. Produksi hormone
paratiroid akan meningkat apabila kadar kalsium di dalam plasma menurun
dalam keadaan fisiologis normal. Kadar kalsium dalam plasma berada dalam
pengawasan homeostatic dalam batas yang sangat sempit.Pengawasan ini
dipengaruhi oleh perubahan diet setiap hari dan pertukaran mineral antara
tulang dengan darah.Mineral lain selain kalsium yang mempengaruhi fungsi
kelenjar paratiroid adalah magnesium di dalam darah atau sebaliknya.

Fungsi kelenjar paratiroid :

1. Memelihara konsentrasi ion kalsium plasma dalam batas yang sempit


meskipun terdapat variasi-variasi yang luas
2. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfor oleh ginjal, mempunyai efek
terhadap reabsorbsi tubuler dari kalsium dan sekresi fosfor
3. Mempercepat absorpsi kalsium di intestinum.
4. Jika pemasukan kalsium berkurang, hormone paratiroid menstimulasi
resorpsi tulang sehingga menambah kalsium dalam darah.
5. Dapat menstimulasi transpor kalsium dan fosfat melalui membrane dari
mitokondria
Fungsi Ion Kalsium :
1. Penting dalam cairan intrasel dan ekstrasel
2. Komponen utama dalam tulang
3. Penting dalam pembekuan darah dan kegiatan berbagai system enzim
4. Penglepasan kalsiu (Ca) intrasel untuk mengaktifkan sel ( proses
sekresi dan kontraksi otot)
5. Kalsium ekstrasel mengadakan perubahan kecil pada konsentrasi
untuk perubahan kepekaan sel (hipokalsemia) yang menimbulkan
epilepsy dan tetani.
 Thymus

Kelenjar timus terletak dalam rongga mediastinum di belakang os


sternum, di dalam rongga toraks, kira-kira setinggi bifukasi trachea.Warnanya
kemerah-merahan dan terdiri dari dua lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil
dan beratnya kira-kira 10 gram, ukurannya bertambah setelah masa remaja
antara 30-40 gram dan setelah dewasa akan mengerut.
Kelenjar timus menginduksi diferensiasi sel induk limfosit yang mampu
berpartisipasi dalam reaksi kekebalan. Di antara bukti tentang adanya aktivasi
endokrin pada timus ialah kenyataan bahwa timus peka terhadap hormone
tiroid.Mengecilnya ukuran timus sementara kedewasaan kelamin tercapai
disebabkan oleh hambatan yang diberikan oleh steroid gonald. Steroid adrenal
juga menghambat timus, pengaruh ini dipakai sebagai parameter untuk
kortikosteroid

Kelenjar timus adalah suatu sumber dari sel yang mempunyai


kemampuan imunologis. Sumber hormone timus mempersiapkan proliferasi dan
maturasi sel-sel yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam
jaringan lain. Setelah dewsa pertumbuhan akan berkurang sehingga mengurangi
aktivitas kelamin.

Fungsi kelenjar timus :

1. Suatu sumber sel yang mempunyai kemampuan imunologis.


2. Sumber hormone timik yang mempersiapkan proloferasi dan maturasi
sel-sel yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam
banyak jaringan lain.
3. Mengurangi aktivitas kelamin.

Kelainan pada kelenjar timus :

1. Hiperplasia : ditandai dengan adanya limfoid folikel di dalam medula.


Dalam keadaan normal, tidak terdapat folikel limfoid. Ini merupakan
kelainan autoimun, reaksinya mempengaruhi daya imun.
2. Tumor timoma :Neoplasmanya adalah sel epitel, ada yang jinak da
nada yang ganas, mempunyai sel epitel neoplastic. Tumot menekan
alat sekelilingnya menimbulkan sesak napas, batuk, dan nyeri
menelan.
 Kelenjar Suprarenalis
Kelenjar suprarenalis atau adrenal berbentuk ceper terdapat pada bagian
atas dari ginjal.Beratnya kira-kira 5-9 gram berjumlah dua buah sesuai
dengan jumlah ginjal.Kelenjar ini terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar
(Korteks) yang berasal dari sel-sel mesodermal, bagian dalam disebut medula
yang berasal dari sel-sel ectodermal.Berdasarkan perbedaan dari zat yang
dihasilkan, fungsi dan peranan dalam mengatur kehidupan sel di dalam tubuh
juga berbeda.
Bagian korteks menghasilkan hormone-hormon yang dikatagorikan
sebagai hormone steroid, sedangkan bagian medula menghasilkan
katekolamim.
Kelenjar suprarenalis dibagi atas :
1. Korteks adrenal. Bagian luar berwarna kekuning-kuningan yang
menghasilkan kortisol, disebut korteks yang terdiri dari sel-sel epitel yang
besar berisi lipoid yang disebut foam cells, terdiri ari zona
glomerulosa( lapisan luar), zona fasikulata ( lapisn tengah yang paling
besar) , zona retikularis (lapisan dalam langsung yang mengelilingi
medulla). Pemeliharaan struktur tubuh dan aktivitas sekresi dari korteks
suprarenal dipengaruhi oleh hormone adrenokortikotropin (ACTH) dari
lobus anterior hipofise. Korteks adrenal menghasilkan hormone :
a. Kortikosteroid (kortikoid), mengandung struktur dasar nucleus. Faal dari
kostikostiroid memproduksi sekitar 30 jenis kortikostiroid, tetapi hanya
beberapa yang mempunyai aktivitas biologis yang jelas. Pengaturan
sekresi glukokortikoid, sekresinya dirangsang oleh ACTH dari
adenohipofise melalui pengaruh trofiknya ACTH, mempertahankan
struktur dan perdarahan korteks adrenal terutama zona fasikulata dan
zona retikularis. Sekresi ACTH diatur oleh
1) Menakisme umpan balik negative kortisol dan kortikosteron langsung
pada produksi ACTHdi adenohipofisis melalui hipotalamus.
2) Sekresi ACTH pagi hari meningkat dan menurun pada malam hari.
3) Sters meningkatkan sekresi ACTH dan sekresi kortisol.
Fungsi glukokortikoid :
1) Meningkatkan kegiatan metabolism berbagai zar dalam tubuh:
meningkatkan glikogenesis dan glikogenesis di dalam sel hati,
meningkatkan katabolisme protein terutama di otot dan tulang,
meningkatkan sintesis GNA dan RNA di dalam sel hati, menahan ion
Na dan ion Cl, meningkatkan sekresi ion K di ginjal, meningkatkan
lipolysis jaringan perifer, deposit lemak di abdomen, leher, dan wajah.
2) Menurunkan ambang rangsang neuron-neuron susunan saraf pusat
3) Menggiatkan sekresi asam lambung.
4) Menguatkan efek noradrenalin terhadap pembuluh darah,
merendahkan permeabilitas dinding pembuluh darah.
5) Menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, menghambat
pembentukan antibody
6) Menghambat penglepasan histamine dalam reaksi alergi, seringkali
dipakai untuk mengatasi syok anafilatik bersama dengan pemberian
adrenalin
b. Mineralokortikoid
Hormone mineralkortikoid terdiri atas aldosterone dan
deoksikortikosteron ( DOC ). Kedua hormone ini berperan penting dalam
keseimbangan elektrolit dan air di dalam tubuh.Kadar natrium dalam
darah ditentukan dan kalium yang berlebihan dibuang melalui urine.
c. Hormon kelamin
Korteks adrenal juga menghasilkan sedikit hormone kelamin pada laki-
laki dan perempuan untuk pertumbuhan dan perkembangan sifat
kelamin.Hormone tersebut adalah androgen, estrogen dan
progesterone.Kadar hormone yang dihasilkn sedikit sehingga tidak
memberikan dampak yang buruk. Namun jika kadar hormone tersebut
bertambah, sifat kelamin sekunder akan berubah.
 Sekresi berlebihan pada masa anak-anak
keadaan ini akan mempercepat perkembangan kelamin atau
perkembangan tersebut terjadi lebih awal dari pada biasa dan
anak tersebut akan mencapai masa pubertas lebih awal daripada
seharusnya.
 Sekresi berlebih pada masa dewasa.
Keadaan ini biasanya terjadi karena kelebihan hormone androgen
(Hormon laki-laki) pada perempuan. Perempuan tersebut akan
menunjukan sifat laki-laki, misalnya tumbuh janggut dan kumis.
Kondisi seperti ini dikenal sebagai virilisma.

2. Medula
Terdiri dari sel-sel yang menghasilkan hormone epinefrin dan hormone
norepinefrin yang mengandung sel-sel ganglion simpatis dan kelenjar
medula adrenal.Kelenjar medula adrenal dapat membentuk dan
melepaskan adrenalin di samping noradrenalin.Dalam medula adrenal
norepinefrin dibuha oleh enzim yang dirangsang oleh kortisol.Pada
dasarnya katekolamin (adrenallin) dan noradrenalin terbentuk melalui suatu
hidroksilasi dan dekarboksilasi asam amino fenilanin dan tirosin.Tirokisn
ditanspor ke dalam sel untuk menyekresi katekolamin ditosin.

Fungsi epinefrin dan norepinefrin :

a. Terhadap system kerdiovaskuler ( jantung )


 Epinefrin menyebabkan vasodilatasi arteriole dari otot tulang dan
vasokontriksi arteriole dari kulit. Sebagai stimulus untuk aksi jantung,
menambah frekuensi dan kontraksi otot jantung, dan memperbesar
curah jantung.
 Norepinefrin vasokontriksi dan hormone ini menyebabkan tekanan
darah meninggi, sangat berguna untuk memperbaiki keadaan syok
yang bukan disebabkan oleh perdarahan.
b. Terhadap otot polos dari visera. Epinefrin menyebabkan relaksasi oto
polos gaster, usus, dan vesika urinaria, otot polos bronkus sehingga
sebagai terapi serangan asam bronchial.
c. Efek metabolic epinefrin :
 Dalam hepar menstimulasi pemecahan glikogen, suatu aksi yang
menaikan kadar gula darah melalui penambahan (adenosine
monofosfat) AMP
 Dalam otot menambah pemecahan glikogen juga melalui penambahan
AMP
 Dalam jaringan lemak mempunyai efek lipolysis yang mengakibatkan
pelepasan asam amino dan gliserol dalam darah. Asam lemak sebagai
bahan pembakar dalam otot dan di hati untuk gluconeogenesis.
 Dalam pancreas menghalangi pelepasan insulin
 Keadaan darurat epinefrin dipakai untuk melepas asam lemak dari
jaringan menjadi bahan pembakar dalam otot, mobilisasi glukosa
dengan menambah glikogenolisis dan gluconeogenesis dalam hepar,
dan mengurangi uptake glukosa dalam otot, mengurangi pelepasan
insulin menghindarkan pemakaian glukosa oleh jaribgab perifer
sehingga dipakai oleh system saraf sentral.
 Kelenjar Pienalis
Kelenjar pienalis (epifise) ini terdapat dalam ventrikel otak, berbentuk kecil
dengan warna merah seperti sebuah cemara.Kelenjarna menonjol dari
mensefalon ke atas dan ke belakang kolikus superior.Fungsinya belum
diketahui dengan jelas. Kelenjar in menghasilkan sekresi interna dalam
membantu pancreas dn kelenjar kelamin berperan penting dalam mengatur
aktivitas seksual dan reproduksi manusia.
Glandula pienalis diatur oleh isyarat syaraf yang ditimbulkan oleh cahaya
yang terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupa
melewati aliran darah atau cairan ventrikel III ke glandula hipofise anterior
menghambat sekresi hormone gonadotropin, dan gonad menjadi terhambat
lalu berinvolusi
Mekanisme kerja insulin :
1. Meningkatkan transport glukosa dalam sel/jaringan tubuh
2. Meningkatkan transport asam amino ke dalam sel
3. Meningkatkan sintesis protein di orak dan hati
4. Menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase dan
meningkatkan sintesis lipida.
5. Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.

 Kelenjar Pankreas (Pulau Langerhans)


Pancreas adalah suatu alat tubuh yang agak panjang terletak retroperitoneal
dalam abdomen bagian atas, di depan vertebrae lumbalis I dan II. Kepala
pancreas terletak dekat kepala duodenum, sedangkan ekornya sampai ke
lien.Pancreas mendapat darah dari arteri linealis dan arteri mesenterika
superior.
Pancreas menghasilkan dua kelenjar aitu kelenjar endokrin dan kelenjar
eksokrin. -Diantara sel-el eksokrin di seluruh pancreas tersebar kelompok-
kelompok atau “pulau”, sel endokrin yang dikenal sebagai pulau (islets)
Langerhans. Pulau-pulu Langerhans berbentuk oval tersebar di seluruh
pancreas. Dalam tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau-pulau Langerhans
yang dibedakan atas granulasi dan pewarnaan, setengan dari sel ini
menyekresi hormone insulin
Dalam tubuh manusia normal pulau Langerhans menghasilkan empat jenis
sel :
1. Sel-sel A (alfa) sekitar 20-40 % memproduksi glucagon menjadi factor
hiperglikemik, mempunyai anti-insulin aktif
2. Sel-sel B (beta) 60-80% fungsinya membuat insulin
3. Sel-sel D 5-15 % membuat somatostatin
4. Sel-sel F 1% mengandung dan menyekresi pankreatik polipeptida.

Insulin merupakan protein kecil terdiri dari dua rantai asam amino, satu sama
lainnya dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sebelum dapat berfungsi ia harus
berikatan dengan protein reseptor yang besar dalam membrane sel. Sekresi
insulin dikendalikan oleh kadar glukosa darah.

Mekanisme kerja insulin :

1) Insulin meningkatkan transport glukosa ke dalam sel/jaringan tubuh


kecuali otak, tubulus ginjal, mukosa usus halus, dan sel darah merah.
Masuknya glukosa adalah suatu proses difusi, karena perbedaan
konsentrasi glukosa bebs antara luar sel dan dalam sel
2) Meningkatkan transport asam amino ke dalam sel.
3) Meningkatkan sintesis protein di otak dan hati.
4) Menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase,
meningkatkan sintesis lipida.
5) Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.

Kekurangan insulin dapat menyebabkan kelainan yang dikenal dengan


diabetes mellitus, yang mengakibatkan glukosa tertahan di luar sel (cairan
ekstraseluler), mengakibatkan sel jaringan mengalami kekurangan glukosa/
energy dan akan merangsang glikogenolisis di sel hati dan sel jaringan.
 Kelenjar Kelamin
Kelenjar gonad yaitu testis pada pria dan ovarium pada wanita, mempunyai
fungsi endokrin dan reproduksi.Sebagai kelenjar endokrin, testis
menghasilkan hormone seks yaitu androgen dan sperma.Sedangkan ovarium
menghasilkan estrogen dan progesterone serta memproduksi sel telur.
Gonad dan kelenjar-kelenjar aksesori pada waktu lahir mempunyai ukuran
yang lebih kecil dan tidak berfungsi. Pada masa pubertas kelenjar gonad
menjadi aktif dan sifat kelamin sekunder mulai Nampak, terjadi peningkatan
sekresi gonadotropin ( FSH dan LH) yang merangsnag perkembangan dan
produksi kelenjar Gonad. Peningkatan sekresi FSH dan LH disebabkan
kepekaan hipotalamus terhadap inhibisi (hambatan) steroid menurun.
Fungsi reproduksi pria dapat dibagi menjadi tiga golongan :
1) Spermatogenesis untuk pembentukan sperma
2) Pelaksanaan keja seksual
3) Pengaturan fungsi seksual pria oleh berbagai hormon ( fungsi endokrin )
yang berhubungan dengan fungsi reproduksi, efek hormone seks pria pada
organ seks tambahan, metabolisme sel dan fungsi tubuh lain.
1. Testis :
Testis meghasilkan beberapa hormone seks pria yang bersama-sama
dinamakan androgen. Salah satu diantaranya adalah testoteron yang
lebih banyak dan lebih kuat dari yang lainnya, serta bertanggungjawab
pada efek hormone pria. Testosterone dibentuk oleh sel interstisial
leyding yang terletak pada interstisial antara tubulus seminalis. Sekresi
androgen (Hormon seks pria) , misalnya kelenjar adrenal menyekrsi
androgen dalam keadaan normal tidak menyebabkan sifat maskulinisasi
yang bermakna.
Fungsi Endokrin testis :
1) Testis janin dapat menurun hingga trimester ke -3 kehamilan,
mensintesis androgen pada minggu ke-6 sampai 8 (maksimum
minggu 11-18), menghasilkan testosterone.
2) Pada janin testosterone diperlukan untuk diferensiasi genitalia
interna dan eksterna laki-laki.
3) Pada pria dewasa untuk perkembangan dan memperthankan ciri-
ciri seks sekunder pria serta spermatogenesis.

Testoteron bertanggung jawab untuk perkembangan sifat kelamin


sekunder bagi laki-laki. Sifat ini termasuk :

1) Perubahan pada larynx – suara menjadi pecah dan lebih dalam


( suara laki-laki)
2) Pertumbuhan rambut di bagian muka ( janggut dan kumis), dan
rambut ketiak serta pelvis.
3) Sifat pembentukan tubuh mengambil bentuk susunan laki-laki
4) Organ kelamin laki-laki membesar.

2. Ovarium :
Hormone perempuan yang dihasilkan dalam ovarium adalah estrogen dan
progesterone .
1) Estrogen :
Estrogen alami yang menonjol adalah estradiol.Ovarium hanya
membuat estradiol yang merupakan produk degradasi steroid-steroid
pada wanita yang tidak hamil.Selama kehamilan estrogen diproduksi
oleh plasenta.Estrogen beredar terikat pada protein plasma.Urine wanita
hamil banyak mengandung estrogen yang dihasilkan oleh plasenta.
Mekanisme aksi estrogen mengatur ekspresi gen tertentu dalam sel
yang bekerja sebagai sasaran. Khasiat umumnya sebagai perangsang
DNA melalui RNA sehingga terjadi peningkatan sintesis protein. Khasiat
khususnya :
a. Serviks : produksiestradiol meningkatkan fase folikuler sekresi getah
serviks dalam mengubah konsentrasi getah pada saat ovulasi.
b. Vagina : estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina,
meningkatkan produksi getah dan odar glikogen, meningkatkan
produksi asam laktat nilai pH menjadi rendah sehingga memperkecil
terjadinya infeksi, mempersiapkan spermatozoa dalam genitalia
wanita agar dapar menembus selubung ovum.

2) Progesteron :
LSH dari hypophysis menstimulasi seksresi progesterone.Sturuktur
yang menghasilkan progesteron adalah corpus luteum yang berasal
dari folikel de graff. Progesteron merupakan hormone yang
bertanggung jawab pada masa kehamilan.Hormone ini menyebabkan
terjadinya kehamilan dan mengembangkan pertumbuhan plasenta.
Pada perempuan hamil sumber progesterone pada tahap awal
kehamilan (hingga bulan keempat) adalah corpus luteum.Setelah itu
sumber progesterone adalah sel-sel didalam plasenta.
Hormone kelamin perempuan dan laki-laki adalah hormone penting
dan yang dapat digunakan sebagai obat pada beberapa penyakit.

B. Fungsi Sistem Endokrin :

Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :

1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal optimal
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat

C. Klasifikasi Dalam hal struktur Kimianya


1. Hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut
dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin,
glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin
(mis.,dopamin,norepinefrin, epinefrin)
2. Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen,
progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis.,
tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-
kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan
bebas.

D. Karakteristik Sistem Endokrin :

Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur

tersendiri, namun semua hormon mempunyai karakteristik berikut.

Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut:

1. sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol
adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan
menurun pada malam hari.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu,
seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya
menyebabkan siklus menstruasi.
3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar
subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar
kalsium serum.

Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk
dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas
selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon hanya
mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan
fungsi spesifik.

Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon


dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya.
Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan
diekskresi oleh ginjal.

E. Pengendalian Endokrin

Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di


dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi
tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon
harus diatur dalam batas-batas yang tepat.

Tubuh perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak
atau lebih sedikit hormon. Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan
hormonnya jika mereka merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka
kontrol terlalu tinggi atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam
aliran darah untuk merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon
kelenjar target dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar

Hipofisa mengetahui bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka


berhenti melepaskan hormon.

Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada dibawah
kendali hipofisa. Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki
fungsi yang memiliki jadwal tertentu.

Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita melibatkan peningkatan sekresi LH


dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap bulannya. Hormon estrogen dan
progesteron pada indung telur juga kadarnya mengalami turun-naik setiap
bulannya.

Mekanisme pasti dari pengendalian oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap


bioritmik ini masih belum dapat dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ
memberikan respon terhadap semacam jam biologis.

F. Klasifikasi hormon :
1. Hormon perkembangan : hormon yangmemegang peranan di dalam
perkembangandan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
2. Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh
bermacam-macam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan
katekolamin.
3. Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi
endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan
folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
4. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh
kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
G. Patofisiologi hormon secara umum :

Hormon berperan mengatur dan mengontrol fungsi organ. Pelepasannya


bergantung pada perangsangan atau penghambatan melalui faktor yang
spesifik. Hormon dapat bekerja di dalam sel yang menghasilkan hormone itu
sendiri (autokrin), mempengaruhi sel sekirtar (parakrin), atau mencapai sel
target di organ lain melalui darah (endokrin).

Di sel target, hormon berikatan dengan reseptor dan memperlihatkan


pengaruhnya melalui berbagai mekanisme transduksi sinyal selular. Hal ini
biasanya melalui penurunan faktor perangsangan dan pengaruhnya
menyebabkan berkurangnya pelepasan hormon tertentu, berarti terdapat siklus
pengaturan dengan umpan balik negatif. Pada beberapa kasus, terdapat
umpan balik positif (jangka yang terbatas), berarti hormon menyebabkan
peningkatan aktifitas perangsangan sehingga meningkatkan pelepasannya.
Istilah pengontrolan digunakan bila pelepasan hormon dipengaruhi secara
bebas dari efek hormonalnya. Beberapa rangsangan pengontrolan dan
pengaturan yang bebas dapat bekerja pada kelenjar penghasil hormon.

Berkurangnya pengaruh hormon dapat disebabkan oleh gangguan sintesis


dan penyimpanan hormon. Penyebab lain adalah gangguan transport di dalam
sel yang mensintesis atau gangguan pelepasan. Defisiensi hormon dapat juga
terjadi jika kelenjar hormon tidak cukup dirangsang untuk memenuhi kebutuhan
tubuh, atau jika sel penghasil hormon tidak cukup sensitive dalam bereaksi
terhadap rangsangan, atau jika sel panghasil hormon jumlahnya tidak cukup
(hipoplasia, aplasia).

Berbagai penyebab yang mungkin adalah penginaktifan hormon yang terlalu


cepat atau kecepatan pemecahannya meningkat. Pada hormon yang berikatan
dengan protein plasma, lama kerja hormon bergantung pada perbandingan
hormon yang berikatan. Dalam bentuk terikat, hormon tidak dapat
menunjukkan efeknya, pada sisi lain, hormon akan keluar dengan dipecah atau
dieksresi melalui ginjal.
Beberapa hormon mula-mula harus diubah menjadi bentuk efektif di tempat
kerjanya. Namun, jika pengubahan ini tidak mungkin dilakukan, misalnya defek
enzim, hormon tidak akan berpengaruh. Kerja hormon dapat juga tidak terjadi
karena target organ tidak berespons (misal, akibat kerusakan pada reseptor
hormone atau kegagalan transmisi intra sel) atau ketidakmampuan fungsional
dari sel atau organ target .

Penyebab meningkatnya pengaruh hormon meliputi, yang pertama


peningkatan pelepasan hormon. Hal ini dapat disebabkan oleh pengaruh
rangsangan tunggal yang berlebihan. Peningkatan sensitivitas, atau terlau
banyak jumlah sel penghasil hormon (hyperplasia, adenoma). Kelebihan
hormon dapat juga disebabkan oleh pembentukan hormon pada sel tumor
yang tidak berdiferensiasi diluar kelenjar hormonnya (pembentukan hormon
ektopoik).

Peningkatan kerja hormon juga diduga terjadi jika hormone dipecah atau
diinaktifkan terlalu lambat, missal pada gangguan inaktivasi organ (ginjal atau
hati). Pemecahan dapat diperlambat dengan meningkatnya hormon ke protein
plasma, tetapi bagian yang terikat dengan protein.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan


memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling
berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.

Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan hemoestatis, membatu


mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan
pertumbuhan dan perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan
reproduksi.
hormon merupakan senyawa kimia khsus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu.
terdapat hormon setempat dan hormon umum.
DAFTAR PUSTAKA

L, Tao & K, Kendall.(2014). Synopsis organ system endrokinolo.Jakarta ; Dr.


Lyndon Saputra
AMK, Syaifuddin. H. (2010).Anatomi fisiologi kurikulum berbasis
kompetensi.Jakarta; EGC
S.Si, Dwisang. Luvina Evi (2014). Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan
Paramedis. Jakarta; Dr. Lyndon saputra

Anda mungkin juga menyukai