Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM ENDOKRIN

Dosen Pengampu : Apt. Marta Halim, S.S.i, M.Farm

Disusun oleh :

Dara Puspita (332198420186)

Dwi Rahayu (332198420108)

Laras Ayu Widya Saputri (332198420053)

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat- Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Anatomi Fisiologi Manusia semester genap sub materi “Sistem Endokrin”. Selain itu untuk
dapat mempelajari dan memahami sistem endokrin pada manusia.
Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Marta Halim selaku dosen mata kuliah ini, dan
kepada semua pihak yang sudah membantu dalam pembuatan makalah ini dari awal sampai
akhir.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk bahan pertimbangan
perbaikan dari makalah ini.

Jakarta, 12 Mei 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Metode Penulisan
1.4. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Fisiologi Sistem Endokrin
2.2. Fungsi Sistem Endokrin
2.3. Jenis Kelenjar Endokrin Dan Hormon Yang Dihasilkan
2.4. Klasifikasi Hormon
2.5. Karakteristik Sistem Endokrin
2.6. Penyakit atau Gangguan Pada Sistem Endokrin
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem endokrin merupakan jaringan kelenjar dan organ yang memiliki peran penting
dalam mengatur banyak fungsi tubuh seperti pertumbuhan sel, metabolisme, tumbuh kembang
tubuh, dan proses reproduksi. Dalam sistem endokrin terdapat beberapa kelenjar seperti kelenjar
tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, dan kelenjar reproduksi yang memiliki fungsinya
masing-masing.
Sistem endokrin memiliki kemiripan dengan sistem saraf pada manusia karena keduanya
berperan dalam mengontrol dan memadukan satu sama lain. Jika sistem endokrin mengontrol
proses tubuh yang berlangsung lambat, sistem saraf mengatur proses tubuh yang berlangsung
cepat seperti pernapasan dan metabolisme. Meskipun saling berpengaruh, kedua sistem ini
memiliki penghubung yang berbeda. Sistem saraf terhubung menggunakan implus saraf dan
neurotransmitter, sementara sistem endokrin dihubungkan oleh senyawa kimia yang disebut
hormon.
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah
bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan
fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh
perlu merasakan dari waktu ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan Sistem Endokrin?
2. Apa fungsi Sistem Endokrin?
3. Jenis kelenjar dan hormon yang dihasikannya?
4. Apa saja klasifikasi hormon?
5. Apa saja gangguan yang bisa terjadi pada Sistem Endokrin?

1.3. Metode Penulisan


Metode yang kami gunakan dalam penyusunan makalah yang berjudul “Sistem
Endokrin” ini adalah berdasarkan metode literatur (pustaka) dan mengintisarikan buku-buku
pustaka dan informasi yang kami dapat dari jaringan internet.
1.4. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem endokrin.
2. Untuk mengetahui fungsi dari sistem endokrin.
3. Untuk mengetahui jenis kelenjar yang termasuk dalam sistem endokrin.
4. Untuk mengetahui sebenarnya bagaimana cara kerja sistem endokrin dalam tubuh.
5. Untuk mengetahui bagaimana jika sistem endokrin mengalami kerusakan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Fisiologi Sistem Endokrin


Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya
langsung ke dalam darah, yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus atau
saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Secara umum sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk memproduksi hormon
yang mengatur aktivitas tubuh. Sistem endokrin dalam kaitannya dengan sistem saraf,
mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk
mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun
dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofisis
posterior yang berasal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi
dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya
bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh
ujung-ujung saraf. Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah . Kelenjar
endokrin ini termasuk hepar, pancreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar
lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus
pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan tractus intestinal. Sistem
endokrin merupakan sistem kelenjar yang memproduksi substans untuk digunakan di dalam
tubuh. Kelenjar endokrin mengeluarkan substans yang tetap beredar dan bekerja di dalam tubuh.
Tubuh kita memiliki beberapa kelenjar endokrin diantaranya kelenjar tiroid, kelenjar
hipofisis/putuitari,kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid
dan kelenjar buntu. Beberapa dari kelenjar endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon
(hormon tunggal) juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon (hormon ganda)
misalnya kelenjar hipofisis sebagai pengatur kelenjar yang lain. Di antara kelenjar-kelenjar
tersebut, ada yang berfungsi sebagai organ endokrin murni artinya hormon tersebut hanya
menghasilkan hormon misalnya kelenjar pineal, kelenjar hipofisis / putuitary, kelenjar tiroid,
kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal suprarenalis, dan kelenjar timus.

2.2. Fungsi Sistem Endokrin


Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :
1. Mempertahankan homeostasis.
2. Pengaturan pertumbuhan dan perkembangan.
3. Mengkoordinasi dan mengontrol perkembangan seksual dan sistem reproduksi.
4. Memelihara lingkungan internal optimal.
5. Mensekresikan hormon-hormon yang bekerja dalam sistem saraf.

2.3. Jenis Kelenjar Endokrin Dan Hormon Yang Dihasilkan

Gambar Kelenjar-kelenjar Endokrin dalam tubuh manusia


Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid,
kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.
1. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar pengendali. Karena
kelenjar ini dapat mengontrol kelenjar endokrin lainnya, yang juga dikendalikan oleh
hipotalamus. Kelenjar ini berbentuk bulat dan berukuran kecil, dengan diameter 1,3 cm. Berada
di sela tursika dari tulang sphenoid dan melekat dengan tangkai, sangat dekat dengan
hipotalamus. Kelenjar Hipofisis dibagi menjadi hipofisis anterior, bagian tengah(pars
intermedia), dan hipofisis posterior.
Gambar Kelenjar Hipofisis (Pituitary)
a. Hipofisis anterior
Hormon hipofisis anterior dirangsang dengan melepaskan hormon dan ditekan oleh hormon
dari hipotalamus. Melalui sistem portal hypophyseal yang menghubungkan hipotalamus dan
hipofisis anterior. Beberapa hormon hipofisis anterior adalah hormon tropik (hormon yang
mempengaruhi sekresi kelenjar endokrin lainnya). Sekresi hormon hipofisis anterior diatur oleh 2
faktor :
1. Melepaskan dan menghambat hormon hipotalamus.
2. Umpan balik negatif dari kenaikan tingkat darah dari kelenjar sasaran hormon.
Hipotalamus mengatur sekresi hipofisis anterior untuk 7 hormon penting. Yang dapat dilihat
pada tabel berikut.

Gambar Hipofisis anterior


Hormon yang dihasilkan hipofisis anterior :
Hormon Fungsi
Hormon Somatotropin (STH), merangsang sintesis protein dan metabolisme lemak,
hormon pertumbuhan atau serta merangsang pertumbuhan tulang (terutama
Growth Hormone (GH) tulang pipa) dan otot.
Merangsang kelenjar tiroid mensekresi hormon
Hormon tirotropin atau Thyroid tiroksin dan triiodothyronine. Sekresi dirangsang
Stimulating Hormone (TSH)
oleh hormone thyrotropin-releasing.
Mengontrol sekresi glukokortikoid seperti kortisol
dari korteks adrenal. Corticotropin Releasing
Adrenocorticotropic Hormon
Hormone (CRH) merangsang sekresi ACTH.
(ACTH)
Glukokortikoid menyebabkan penghambatan CRH
dan melepas ACTH.

Hormon Laktogenik atau Merangsang sekresi susu oleh kelenjar susu.


Prolaktin (sekresi ASI)

Hormon Gonadotropin pada


Wanita:
 Follicle Stimulating . Merangsang pematangan folikel dalam ovarium
Hormone (FSH) dan menghasilkan estrogen.
. Mempengaruhi pematangan folikel dalam ovarium
 Luteinizing Hormone (LH) dan menghasilkan progesteron.
Hormon Gonadotropin pada pria
Merangsang terjadinya spermatogenesis (proses
 FSH
pematangan sperma)
 Interstitial Cell Stimulating
Merangsang sel-sel interstitial testis untuk
Hormone (ICSH)
memproduksi testosteron dan androgen.

b. Hipofisis Pars Intermedia


Jenis hormon serta fungsi hipofisis pars media
Hormon Fungsi
Mempengaruhi warna kulit individu. Apabila
Melanosit Stimulating Hormone
hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan
(MSH)
kulit menjadi hitam.

c. Hipofisis Posterior
Hipofisis posterior melepaskan 2 hormon yang diproduksi oleh sel neurosecretory
hipotalamus. Jenis hormon beserta organ targetnya dapat dilihat pada gambar dan tabel
dibawah ini.
Gambar hipofisis posterior

Hormon Fungsi
Menstimulasi kontraksi otot polos pada rahim
Hormon Oksitosin
Wanita selama proses melahirkan.
Menurunkan volume urin dan meningkatkan tekanan
Antidiuretik Hormone (ADH)
darah dengan cara menyempitkan pembuluh darah.

2. Kelenjar Tiroid

 Kelenjar tiroid terletak sedikit di bawah laring dan anterior ke trakea. Terdiri dari folikel tiroid
dan sel folikel yang memproduksi 2 hormon yaitu Triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4).
 Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino (tiroksin) yang mengandung
yodium. Yodium secara aktif di akumulasi oleh kelenjar tiroid dari darah. Oleh sebab itu
kekurangan yodium dalam makanan dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan pembesaran
kelenjar gondok hingga 15 kali.
Hormon yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid beserta fungsinya :
Hormon Fungsi
Triiodotironin dan Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
tiroksin perkembangan dan kegiatan sistem saraf
Menurunkan kadar kalsium dan fosfat dalam
darah dengan cara mempercepat absorpsi
Kalsitonin
kalsium oleh tulang

3. Kelenjar Paratiroid

 Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid


 Kelenjar ini menghasilkan Paratiroid Hormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur
konsentrasi ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur : absorpsi kalsium dari
usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium dari tulang.
 Hormon paratiroid meningkatkan kalsium darah dengan cara merangsang reabsorpsi kalsium di
ginjal dan dengan cara penginduksian sel–sel tulang osteoklas untuk merombak matriks
bermineral pada osteoklas dan tulang sejati serta melepaskan kalsium ke dalam darah
 Jika kelebihan hormon ini akan berakibat kadar kalsium dalam darah meningkat, hal ini akan
mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada ginjal.
 Jika kekurangan hormon menyebabkan kekejangan disebut tetanus.
 Kalsitonin mempunyai fungsi yang berlawanan dengan PTH, sehingga fungsinya menurunkan
kalsium darah.
Fungsi umum kelenjar paratiroid adalah:
1. Mengatur metabolisme fosfor
2. Mengatur kadar kalsium darah

4. Kelenjar adrenal (anak ginjal)

Kelenjar ini berbentuk bola, atau topi yang menempel pada bagian atas ginjal. Secara struktural
dan fugsional adalah 2 kelenjar endokrin independent. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar
suprarenalis dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks adrenal) dan bagian tengah
(medula adrenal).
 Korteks adrenal mensekresi mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen lemah.
 Medula adrenal mensekresi epinefrin dan norepinefrin. Hormon-hormon ini menambah
respon sistem saraf simpatik untuk fight-or-flight.
Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :
Hormon Fungsi
Bagian korteks adrenal Meningkatkan rearbsorpsi ginjal Na dan air dari urin ke
a. Mineralokortikoid dalam darah. Meningkatkan ekskresi Kalium ke dalam
(utama aldosteron) urin dan membantu mengatur tekanan dan volume
darah (sekresi aldosteron dikendalikan oleh sistem
renin-angiotensin-aldosteron.

b. Glukokortikoid Meningkatkan pemecahan protein, pembentukan


glukosa, memecah trigliserida, menghambat
peradangan, menekan kekebalan tubuh respon imun.

(utama Kortisol) Mengatur metabolisme dan daya tahan terhadap stres.


Bagian Medula Adrenal : Kedua hormon bekerja sama dalam hal
Adrenalin (epinefrin) dan - Dilatasi bronkiolus
noradrenalin - Vasokonstriksi pada arteri
- Vasodilatasi pembuluh darah otak dan otot.
- Mengubah glikogen menjadi glukosa dalam hati
- Gerak peristaltic
- Bersama insulin mengatur kadar gula darah
Merangsang pertumbuhan ketiak dan rambut
kemaluan., membantu ledakan pertumbuhan
Androgen
prapubertas, dan berkontribusi untuk libido pada
wanita.

Gambar : Regulasi hormon adrenal Gambar : Regulasi hormon medula adrenal


Stimulus yang mencekam menyebabkan hipotalamus mengaktifkan medula adrenal melalui
impuls saraf dan korteks adrenal melalui sinyal hormonal. Medulla adrenal memperantarai
respons jangka pendek terhadap stres dengan cara mensekresikan hormon katekolamin yaitu
efinefrin dan norefinefrin. Korteks adrenal mengontrol respon yang berlangsung lebih lama
dengan cara mensekresikan hormon steroid. (Campbell, 1952 : 146).

5. Pankreas
 Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang membentuk jaringan endokrin
pankreas yang disebut pulau pankreas (pulau Langerhans). Pulau pankreas mengatur
kadar glukosa darah dengan mengeluarkan glukagon dan insulin.
 Terdiri dari sel alpha yang mensekresi glucagon dan sel beta yang mensekresi insulin.
 Insulin berfungsi mengatur kadar gula darah, dengan cara mengubah glukosa menjadi
glikogen.
 di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan
pembentukan lemak (lipogenesis).
 kadar glukosa darah yang tinggi menyebabkan sekresi insulin. Sebagai contoh, insulin
akan meningkat setelah kita makan. Setelah makan, maka kadar glukosa dalam darah
akan naik karena tubuh mendapatkan glukosa dari pemecahan makanan tersebut. Tubuh
mengambil kelebihan glukosa dengan cara mensekresikan insulin untuk
menyeimbangkannya pada kadar normal. Sebaliknya glukagon bekerja secara berlawanan
terhadap insulin. Glukagon berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa sehingga
kadar glukosa naik. Contohnya pada saat kita berpuasa. Karena tubuh tidak mendapatkan
asupan glukosa ketika berpuasa, maka tingkat glukosa darah yang rendah mensekresikan
glukagon untuk menyeimbangkan kekurangan glukosa tersebut.
 Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus (kencing
manis).
Jika seseorang tidak dapat memproduksi insulin, maka glukosa dalam darah terus bertambah
karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi glikogen. Akibatnya urin yang dikeluarkan
mengandung glukosa.
Gambar : anatomi pankreas

6. Ovarium dan Testis

OVARIUM
 Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur, hormon estrogen
hormon progesterone dan inhibin.
 Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh FSH.
 Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda – tanda kelamin sekunder pada
wanita, misalnya perkembangan pinggul, payudara, serta kulit menjadi halus.
 Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH.
 Progesteron berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel telur yang sudah
dibuahi.
 Inhibin adalah hormon yang dapat menghambat sekresi FSH.

Gambar : Regulasi hormon di ovarium

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:


1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH.
2. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk
merangsang hipofisis mengeluarkan LH.
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin.
Gambar Regulasi Hormon Wanita

TESTIS
 Testis pada mamalia terdiri dari tubulus yang dilapisi oleh sel – sel benih (sel germinal),
tubulus ini dikenal dengan tubulus seminiferus.
 Testis mensekresikan hormon testosteron yang berfungsi merangsang pematangan sperma
(spermatogenesisi) dan pembentukan tanda – tanda kelamin pria, misalnya pertumbuhan kumis,
janggut, bulu dada, jakun, dan membesarnya suara.
 Sekresi hormon tersebut dirangsang oleh ICTH yang dihasilkan oleh hipofisis bagian anterior.
 Sewaktu pubertas, hipofisis anterior memproduksi gonadotrofin, yaitu hormone FSH dan LH.
Sekresi kedua hormon ini dipengaruhi oleh GnRF (Gonadotropin Releasing Factor) yang berasal
dari hipotalamus.
Gambar : regulasi hormon jantan

7. Kelenjar Pineal, Thymus dan organ lain juga mengeluarkan hormon.


Kelenjar pineal melekat di atap ventrikel ketiga di otak. Mengeluarkan hormon melatonin, yang
memberikan kontribusi untuk pengaturan jam biologis tubuh. Selama tidur tingkat melatonin
meningkat.
Thymus mengeluarkan beberapa hormon yang berhubungan dengan kekebalan dengan
merangsang pematangan sel T.
Prostagladin dan leukotrien yang eicosanoid bertindak di sebagian besar jaringan tubuh untuk
merangsang atau menghambat sintesis utusan kedua (2nd messenger) seperti siklik AMP.

2.4. Klasifikasi Hormon


Klasifikasi hormon berdasarkan sifat kimia
Hormon dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelas yaitu :
1. Hormon yang larut dalam air diantaranya polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon
adrenocorticotropic (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin, norepinefrin, epinefrin)
2. Hormon yang larut dalam lemak yaitu steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron,
glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin).
Klasifikasi Hormon berdasarkan fungsinya:
1. Hormon perkembangan : hormon yang memegang peranan di dalam perkembangan dan
pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
2. Hormon metabolisme : proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh bermacam-macam
hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.
3. Hormon tropik : dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin yakni
kelenjar hipofisis sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium dan
proses spermatogenesis (LH).
4. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid
untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.

2.5 Karakteristik Sistem Endokrin :


Meskipun setiap hormon adalah unik dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun
semua hormon mempunyai karakteristik berikut. Hormon disekresi melalui tiga pola berikut:
1. sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh
hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan menurun pada malam hari.
2. Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan.
Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.
3. Tipe sekresi hormonal yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk dipertahankan
dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas selular. Hormon tidak
mengawali perubahan biokimia, hormon hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor
yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik. Hormon mempunyai fungsi dependen dan
interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering merangsang pelepasan hormon dari
kelenjar lainnya. Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan
diekskresi oleh ginjal.

2.6. Penyakit atau Gangguan Pada Sistem Endokrin


Penyakit atau Gangguan system endokrin terutama menimbulkan keadaan kelebihan atau
defisiensi dari hormone akibat dari hiperfungsi atau hipofungsi dari kelenjar. Jika kelenjar
endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa menjadi tinggi
atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Berkurangnya pengaruh hormon dapat
disebabkan oleh gangguan sintesis dan penyimpanan hormon. Penyebab lain adalah gangguan
transport di dalam sel yang mensintesis atau gangguan pelepasan. Defisiensi hormon dapat juga
terjadi jika kelenjar hormon tidak cukup dirangsang untuk memenuhi kebutuhan tubuh, atau jika
sel penghasil hormon tidak cukup sensitif dalam bereaksi terhadap rangsangan, atau jika sel
penghasil hormon jumlahnya tidak cukup (hipoplasia, aplasia).
Namun, ahli endokrinologi juga dihadapkan dengan tumor spesifik dan masalah lain dengan
kelenjar endokrin yang kemungkinan tidak berkaitan dengan kelebihan atau defisiensi, kelainan
primer atau sekunder dalam kepekaan terhadap hormon, dan sindroma iatrogenik.
1. HIPOFUNGSI
Destruksi Kelenjar
Penyebab yang paling lazim dari destruksi kelenjar endokrin adalah penyakit autoimun. Hal ini
ditemukan pada sebagian besar dari diabetes mellitus dependen-insulin, hipotiroidisme,
insufisiensi adrenal, dan kegagalan gonad. Pada kelenjar hipofisis, suatu gangguan seperti tumor
atau hipotensi sebagai akibat syok atau perdarahan merupakan penyebab yang lebih khas.
Setiap kelenjar endokrin dapat mengalami kerusakan, dengan akibat hipofungsi, oleh karena
neoplasma, infeksi, atau perdarahan.
Gangguan Ekstraglanduler
Gangguan ini merupakan gangguan kerusakan terhadap kelenjar endokrin yang merupakan organ
dengan fungsi utama lain. Contoh pada penyakit ginjal, menimbulkan konversi cacat akibat
kelainan metabolik, kerusakan terhadap sel juxtaglomeruler penghasil rennin yang menyebabkan
hipoaldoteronisme hiporeninemik, dan kerusakan terhadap sel-sel penghasil eritropoietin yang
menyebabkan anemia.
HIPERFUNGSI
Hiperfungsi dari sebagian besar kelenjar endokrin biasanya timbul sebagai akibat tumor. Adanya
tumor menghasilkan kelebihan hormon. Contoh tumor pada hipofisis dapat menyebabkan
produksi kelebihan dari sebagian besar hormon (ACTH, GH, PRL, TSH, LH, FSH, dll).
Contoh kelainan yang terjadi karena gangguan sistem endokrin yaitu
 Hipertiroidisme / Tirotoksikosis
Dimana hormon tiroid T3 dan T4 didapati lebih tinggi daripada orang biasa. Kekurangan tiroksin
menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun.
Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang
menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat
diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan.
Gambar . orang yang mengalami kretinisme
Jika kelebihan tiroid, (hipertiroidisme) akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme).
Jika kelebihan terjadi pada saat dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang pada
tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang hidung yang disebut akromegali.

Gambar pertumbuhan tidak seimbang pada tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang
hidung yang disebut akromegali.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sistem endokrin dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.
Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi
mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Sistem endokrin memiliki fungsi untuk mempertahankan homeostasis, membantu mensekresikan
hormon-hormon yang bekerja dalam sistem persyarafan, pengaturan pertumbuhan dan
perkembangan dan kontrol perkembangan seksual dan reproduksi.
3.2. Saran
Pada sistem endokrin ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena bawaan
maupun karena faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan. Untuk itu
jagalah kesehatan anda agar selalu dapat beraktivitas dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

1. Halim, Marta. Leonov Rianto. DASAR DASAR FISIOLOGI & ANATOMI MANUSIA.
2019. Jakarta.
2. Arifin. Herlyana Putri. Makalah Anatomi fisiologi Manusia “Sistem Endokrin”. Sekolah
Tinggi Farmasi Bandung. 2013.
( https://www.academia.edu/7337905/Makalah_sistem_endokrin )
3. Pengertian Sistem Endokrin Serta Fungsinya ( https://www.gurupendidikan.co.id/sistem-
endokrin/ )

Anda mungkin juga menyukai