Sister Callista Roy adalah anggota dari sister of Saint Joseph of Carondolet yang lahir
pada 14 Oktober 1939 di Los Angeles, California. Dia menerima gelar S1 Keperawatan
pada tahun 1963 dari Mount Saint Mary’s College di Los Angeles dan menyelesaikan
master keperawatan di universitas California Los Angeles tahun Setelah menyelesaikan
pendidikan keperawatan, Roy memulai pendidikan di bidang sosiologi, dan
menyelesaikan master pada tahun 1973 dan menerima gelar Ph. D pada tahu 1977 di
Universitas California.
B. Sumber Teori
Dimulai dengan pendekatan teori system, Roy menambahkan kerja adaptasi dari Harry
Helson ( 1964 ) seorang ahli fisiologis-psikologis. Untuk memulai membangun
pengertian konsepnya Harry Helson mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari
datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu.
Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu :
1. Focal stimuli : Individu segera menghadap
2. Konsektual stimuli : semua kehadiran stimuli yang menyumbangkan efek Dari focal
stimuli.
3. Residual stimuli : faktor lingkungan mengakibatkan tercemarnya keadaan.
Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helson dengan definisi dan pandangan terhadap
manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga
mengadaptasi nilai “Humanisme” dalam model konseptualnya berasal dari konsep A.H.
Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari manusia. Menurut Roy humanisme
dalam keperawatan adalah keyakinan, terhadap kemampuan koping manusia dapat
meningkatkan derajat kesehatan. Sebagai model yang berkembang, Roy menggambarkan
kerja dari ahli-ahli lain dari ahli-ahli lain di area adaptasi seperti Dohrenwend (1961),
Lazarus (1966), Mechanic ( 1970) dan Selye (1978).
2. Kontrol
Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping yang di
gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang merupakan
subsistem.
1. Subsistem regulator
Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-proses dan output.
Input stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter regulator sistem adalah
kimia, neural atau endokrin.
2. Subsistem kognator
Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal. Perilaku
output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan balik untuk
kognator subsistem. Kognator kontrol proses berhubungan dengan fungsi otak
dalam memproses informasi, penilaian dan emosi.
1) Mode Fisiologis/ Fisik
2) Mode Konsep Diri – Identitas Kelompok
3) Mode Fungsi Peran
4) Mode interdependen
3. Efektor
Proses internal yang terjadi pada individu sebagai sistem adaptasi, disebut juga
sebagai model adaptasi. Respon-respon subsistem tersebut semua dapat terlihat pada
empat perubahan yang ada pada manusia sebagai sistem adaptif yaitu : fungsi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.
4. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat di amati, diukur atau secara
subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar.
Terdapat dua respon adaptasi yang dinyatakan Roy yaitu:
- Respon yang adaptif
- Respon yang tidak adaptif/Maldatif
Respon tersebut selain menjadi hasil dari proses adaptasi selanjutnya akan juga
menjadi umpan balik terhadap stimulus adaptasi.
1. Manusia
Menurut model adaptasi Roy, manusia merupakan.
- Sistem adaptif yang holistic.
- Sistem manusia mencakup orang sebagai individu, atau dalam kelompok, yang
meliputi keluarga, organisasi, komunitas dan masyarakat sebagai kesatuan.
- Penerima asuhan keperawatan.
2. Lingkungan
- Semua kondisi, keadaan dan pengaruh lingkungan sekitar dan mempengaruhi
perkembangan dan perilaku manusia dan kelompok, dengan beberapa
pertimbangan yang menguntungkan individu dan sumber daya alam.
- Beberapa perubahan lingkungan meskipun positif menuntut peningkatan energi
untuk beradaptasi terhadap keadaan. Faktor dalam lingkungan yang
mempengaruhi individu terdiri atas stimulus focal, kontekstual dan residual.
4. Keperawatan
Keperawatan di pandang sebagai mekanisme pengaturan eksternal ketika perawat
memanipulasi stimulus dengan cara sedemikian rupa sehingga pasien dapat
beradaptasi seadekuat mungkin. Tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan
adaptasi pasien, karena adaptasi memiliki efek yang positif pada kesehatan, intervensi
yang diberikan oleh perawat berdasarkan teori adaptasi berfokus pada stimulus yang
mempengaruhi. Tindakan tersebut di lakukan oleh perawat dengan cara memanipulasi
stimulus fokal, kontekstual atau residual dengan memanipulasi semua stimulus
tersebut, di harapkan individu akan berada pada zona adaptasi.
Tindakan keperawatan :
Berdasarkan teori Roy, ada dua pengkajian yang harus di lakukan oleh perawat yaitu
pengkajian prilaku dan pengkajian stimulus
Perilaku dilakukan pada 4 model adaptasi yaitu fisiologis, konsep diri,peran,dan
independen. Sedangkan pengkajian stimulus ada 3 yaitu fokal,kontekstual,dan residual.
Hasil pengkajian dan intervensi dapat dilihat pada tabel berikut :