Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP TEORI DOROTHEA OREM

OLEH KELOMPOK 2 :
HEDY
ILHAM
AHMAD SYAMSUL HUDA
GAZALI RAHMAN
AFRINA HAYATI
FEBBY AYULIANI
GUSTI WAHYUNI HIKMAYANTI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
S1 KEPERAWATAN ALIH JENIS
2017
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam ilmu keperawatan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini supaya kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 24 November 2017

Penyusun

1
Daftar isi

Kata pengantar ...................................................................................................... 1


Daftar isi .................................................................................................................. 2
Bab I pendahuluan
1.1. Latar belakang ............................................................................... 3
1.2. Rumusan masalah ......................................................................... 3
1.3. Tujuan Masalah .............................................................................. 4
Bab II pembahasan
2.1. Latar Belakang Dorothea Orem ................................................ 5
2.2. Definisi Keperawatan .................................................................. 5
2.3. Keyakinan dan Nilai-Nilai ............................................................ 6
2.4. Konsep Utama .................................................................................. 7
2.5 asumsi dasar .................................................................................... 11
2.6. pernyataan-pernyataan teoritis ................................................ 12
Bab III Penutup
3.1. Kesimpulan ........................................................................................... 15
3.2. Saran ....................................................................................................... 17
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 18

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya
harus dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh.
Dengan demikian perawat harus mampu berfikir logis dan kritis
dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon manusia.
Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis
harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan
menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan
dan tiap model dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai
dengan kebutuhan.
Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori
tersebut akan berorientasi pada satu bidang cakupan dalam
keperawatan, misalkan Nightingale menyoroti masalah lingkungan,
Henderson lebih pada pemenuhan kebutuhan dasarnya, selain itu ada
juga teori yang berorientasi pada optimalisasi peran klien dalam
proses penyembuhanya. Semua teori tersebut bersinergi dalam
membentuk suatu sistem yang holistik dengan penjelasan masalah
yang detail, sehingga mampu memberikan konstribusi dalam
memberikan arah asuhan.
1.2. Rumusan masalah
Pemilihan model keperawatan yang tepat dengan situasi klien yang
spesifik, memerlukan pengetahuan yang mendalam tentang variable-
variable utama yang mempengaruhi situasi klien. Langkah-langkah
yang harus dilakukan perawat dalam memilih model keperawatan
yang tepat untuk kasus spesifik adalah sebagai berikut :
1. Mengumpulkan informasi awal tentang fokus kesehatan klien,
umur, pola hidup dan aktivitas sehari-hari untuk mengidentifikasi
dan memahami keunikan pasien.

3
2. Mempertimbangkan model keperawatan yang tepat dengan
menganalisa asumsi yang melandasi, definisi konsep dan
hubungan antar konsep.
1.3. Tujuan Masalah
1. Memberikan pemahaman tentang Theory “Self Care Defisit” oleh
Dorothea E. Orem dalam lingkup pelayanan keperawatan
2. Menjelaskan Riwayat hidup Dorothea E. Orem
3. Menjelaskan secara umum tentang “Self Care Defisit”
4. Menjelaskan “Theory Self Care Defisit” dalam lingkup komponen
paradigm keperawatan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang Dorothea Orem


Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan
terkemuka di Amerika. Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di
tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun
1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir
profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan,
perawat pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta perawat
konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea
Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia
mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan
konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-
idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang
kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.
2.2. Definisi Keperawatan
Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan
yang menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri
sendiri. Orem menggambarkan filosofi tentang kaperawatan dengan
cara seperti berikut : Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada
kebutuhan manusia terhadap tindakan perawatan dirinya sendiri dan
kondisi serta penatalaksanaannya secara terus menerus dalam upaya
mempertahankan kehidupan dan kesehatan, penyembuhan dari
penyakit, atau cidera, dan mengatasi hendaya yang ditimbulkannya.
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik
laki-laki perempuan dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat
dipertahankan akan terjadi kesakitan atau kematian. Keperawatan
berupaya mengatur dan mempertahankan kebutuhan keperawatan
diri secara terus menerus bagi mereka yang secara total tidak mampu

5
melakukannya. Dalam situasi lain, perawat membantu klien untuk
mempertahankan perawatan diri dengan melakukannya sebagian,
tetapi tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan pada orang
yang membantu klien dengan memberikan instuksi dan pengarahamn
secara individual sehingga secara bertahap klien mampu
melakukannya sendiri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam
pandangan mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi
dalam konsep kebutuhan dasar yang terdiri dari:
1. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.
2. Water (air): pemeliaraan pengambilan air
3. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
4. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
5. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara
istirahat dan aktivitas.
6. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) :
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan
interaksi sosial
7. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan
pencegahan risiko pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
8. Promotion of Normality
2.3. Keyakinan dan Nilai-Nilai
Keyakinan Orem tentang empat konsep utama keperawatan
adalah :
 Individu/Klien
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus
menerus mempertahankan self care untuk hidup dan sehat,
pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.

6
 Sehat
Kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn self
care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan
integritas structural fungsi dan perkembangan.
 Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak
spesifik.
 Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok
masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup,
integritas struktural, fungsi dan perkembangan
Berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem’s
mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
2.4. Konsep Utama
1. Universal Self-Care Requisites
Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan
diri atau kebebasan merawat diri dimana harus memiliki
kemampuan untuk mengenal, memvalidasi dan proses dalam
memvalidasi mengenai anatomi dan fisiologi manusia yang
berintegrasi dalam lingkaran kehidupan. Dibawah ini terdapat 8
teori self care secara umum yaitu :
a. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
b. Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
c. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi
dan eksresi

7
e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi
social
g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan
kesehatan manusia.
h. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia
dalam kelompok social sesuai dengan potensinya
2. Developmental self-care requisites
Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan
lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan
perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal
yang berhubungan dengan tingkat perkembangan perawatan diri
adalah:
a. Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri
b. Terlibat dalam pengembangan diri
c. Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan
situasi kehidupan yang mungkin mempengaruhi
perkembangan manusia. (Orem, 1980,p.231)
3. Health deviation self-care requisit
Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit
atau trauma, yang mengalami gangguan patologi, termasuk
ketidakmampuan dan penyandang cacat juga yang berada sedang
dirawat dan menjalani terapi. Adanya gangguan kesehatan terjadi
sepanjang waktu sehingga mempengaruhi pengalaman mereka
dalam menghadapi kondisi sakit sepanjang hidupnya.
Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi
dan psikologi tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri
manusia mengalami gangguan (termasuk retardasi mental atau
autisme), perkembangan individu akan memberikan dampak baik
permanen maupun sementara. Dinegara-negara yang warganya

8
banyak mengalami gangguan kesehatan, self-care (perawatan diri)
digunakan sebagai alat dalam pengobatan dan terapi kesehatan.
Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan
perawatan diri individu yang merupakan langkah-langkah dalam
perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas dari
self-care atau system dependent-care (ketergantungan perawatan)
adalah meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-
waktu tertentu.
4. Therapeutic self-care demand
Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu
program perawatan dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar
pasien sesuai dengan tanda dan gejala yang ditampilkan oleh
pasien. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat ketika
memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien diantaranya
:
1. Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar
yang dibutuhkan oleh pasien dan cara pemberian ke pasien
2. Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan
kebutuhan dasar seperti promosi dan pencegahan yang bisa
menunjang dan mendukung pasien untuk memenuhi
kebutuhan dasar pasien sesuai dengan taraf kemandiriannya.
Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan
dasar diantaranya :
a. Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan
lingkunganya yang mengarah pada gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar manusia
b. Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan
yang bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien,
memanfaatkan segala sumberdaya yang ada disekitar pasien

9
untuk memberikan pelyenana pemenuhan kebutuhan dasar
pasien semaksimal mungkin.
5. Self Care Agency
Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya
dapat dilakukan pada perawat yang memiliki kemampuan
komprehensif, memahami konsep dasar manusia dan
perkembangan manusia baik secara holistik ( orem, 2001, p. 514)
6. Agent
Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien adalah perawat dengan keahlian dan
ketrampilan yang berkompeten dan memiliki kewenangan untuk
memberikan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara
holistik.
7. Dependent Care Agent
Dependent care agency merupakan perawat profesional yang
memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam upaya
perawatan pemenuhan kebutuhan dasar pasien termasuk pasien
dalam derajat kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau
sebagain memenuhi kebutuhan dasar pada pasien. Pemberian
kebutuhan dasar tetap menekankan pada kemandirian pasien
sesuai dengan tingkat kemampuannya. Perawatan yang diberikan
bisa bersifat promoting, prevensi dan lain-lain
8. Self Care Deficit
Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya, utamanya pada pasien yang dalam perawatan
total care. Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif dan
rehabilitatif. Pemenuhan kebutuhan pasien hampir semunay
tergantung pada pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tim
tenaga kesehatan utamanya perawat.

10
9. Nursing Agency
Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan
kemampuanya secara terus menerus untuk bisa memberikan
pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien secara holistik sehingga
mereka mampu membuktikan dirinya bahwa mereka adalah
perawat yang berkompeten untuk bisa memberika pelayanan
profesional untuk memenuhi kebutuhan dasar pasie. Beberapa
ktrempilan selain psikomotor yang juga harus dikuasai perawat
adala komunikasi terapetik, ketrampilan intrapersonal,
pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan
pasien untuk bisa memberikan pelayanan yang profesional.
10. Nursing Design
Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan
asuhan keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien
secara holistik adalah perawata yang profesioanl, mampu berfikir
kritis, memiliki dan menjalankan standar kerja dll.
11. Sistem Keperawatan
Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang
dilakukan pada satu waktu untuk kordinasi dalam melakukan
tindakan keperawatan pada klien untuk mengetahui dan memenuhi
komponen kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan
untuk melindungi serta mengetahui perkembangan perawatan diri
klien
2.5. Asumsi Dasar
Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori
keperawatan terkait kebutuhan dasar manusia :
 Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana
pemenuhannya dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien
ataupun dari lingkungan

11
 Human agency, pasien yang memiliki tingkatan
ketergantungan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya
 Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa
memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien
secara profesional
2.6. Pernyataan-Pernyataan Teoristis
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan
ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan
keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam
konsep praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori
Self Care, di antaranya
1. Theory of nursing system
Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh
perawat, oleh pasien itu sendiri atau kedua–duanya. Sistem
keperawatan didesain berupa sistem tindakan yang dilakukan
oleh perawat untuk melatih/ meningkatkan self agency seseorang
yang mengalami keterbatasan dalam pemenuhan self care.
Terdapat tiga tingkatan/kategori sistem keperawatan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan self care pasien sebagai
berikut :
a. Wholly Compensatory system (Sistem Bantuan Penuh)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan
memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan
ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan
secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,
pngontrolan, dan ambulansi serta adanya manipulasi gerakan.
Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.
b. Partially Compensatory System (system bantuan sebagian)
Merupakan system dalam pemberian perawatan diri
sendiri secara sebagian. tindakan pemenuhan kebutuhan

12
sebagian dilakukan oleh perawat dan sebagian lagi oleh pasien
sendiri. Perawat menyediakan kebutuhan self care akibat
keterbatasan pasien, membantu pasien sesuai indikasi yang
dibutuhkan. Biasanya dilakukan pada pasien – pasien dengan
keterbatasan gerak, dan lain-lain
c. Supportif-Educative System
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien
yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan
pasien mampu memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem
ini dilakukan agara pasien mampu melakukan tindakan
keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh:
pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang
memelukan informasi pada pengaturan kelahiran.
2. Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di
mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat
perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada
saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya
secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada anak
yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan
serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan
dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas
maupun kuantitas.
Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu
dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk
proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang
lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support,
meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan
pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
3. Teori Self Care

13
Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands
dengan kekuatan self care agency yang tidak adekuat.
Kemampuan Self Care Agency lebih kecil dibandingkan dengan
therapeutic self care demands sehingga self care tidak terpenuhi.
Kondisi ini menentukan adanya kebutuhan perawat (nursing
agency) melalui sistem keperawatan.
a. Nursing Agency (Agen keperawatan)
Nursing agency adalah karakteristik orang yang mampu
memenuhi status perawat dalam kelompok – kelompok sosial.
Tersedianya perawatan bagi individu laki – laki, wanita, dan
anak atau kumpulan manusia seperti keluarga – keluarga,
memerlukan agar perawat memiliki kemampuan khusus yang
memungkinkan mereka memberikan perawatan yang akan
menggantikan kerugian atau bantuan dalam mengatasi
turunan kesehatan atau hubungan antar perawatan mandiri –
kesehatan atau perawatan dependen deficit bagi orang lain.
Kemampuan khusus yang merupakan agen keperawatan.

b. Self care agency (Agen perawatan diri)


Self care agency adalah kekeuatan individu yang
berhubungan dengan perkiraan dan esensial operasi – operasi
produksi untuk perawatan mandiri.
c. Therapeutik self care demand (Permintaan perawatan diri)
Self care demand adalah totalitas upaya –upaya
perawatan diri sendiri yang ditampilkan untuk beberapa
waktu agar menemukan syarat–syarat perawatan mandiri
dengan cara menggunakan metode–metode yang valid dan
berhubungan dengan perangkat–perangkat operasi atau
penanganan.

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah
petunjuk praktik dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia.
antara teori satu dengan teori lain tidaklah saling bertentangan,
melainkan saling berkaitan. penggunaan teori keperawatan
memungkinkan perbaiakan pelayanan keperawatan yang lebih
berkualitas. keperawatan dalam menghadapi tangtangan di masa
depan haruslah memiliki sebuah model dan pandangan sendiri
tentang disiplin ilmunya. keperawatan yang merupakan bagian
dari ilmu-ilmu kesehatan berusaha menampilkan sebuah cabang
ilmu yang berbeda dari ilmu kesehatan yang lainya.
Orem dengan Self-Care Dependent-Care Nursing teori nya
mencoba memberikan pelayanan keperawatan dengan
memunculkan potensi dari tiap klien yang terganggu karena
kondisi sakitnya. teori orem menjelaskan bahwa proses
keperawatan akan terjadi ketika kemampuan klien dalam
memenuhi kondisnya yang terganggu. dalam teori ini disebutkan
bahwa kemampuan seseorang dalam memberikan pealayanan
tergadap dirintya sendiri itu akan di pengaruhi oleh kebutuhan
dasar tang dependen, artinya kebutuhan dasar manusia akan terap
porsi kebutuhanya dalam kondisi apapun seorang klien. selain
kebutuhan self care juga di pengaruhi self care agency, yaitu
kekempuan seseorang untuk memenuhi kebutuhanya sendiri. hal
ini tifdak bersipat dependen, artinya kemampuan ini kan
terganggu bila keadaan tubuh dei klien terganggnu. mislanya sakit.
bila ini terjadi maka kemampuan diri sendiri dalam memenuhi
kebutuhanya akan berjurang, akibatnya suplai kebutuhan yang

15
harsusnya terpenuhi akan tidak optimal. keadaan seperti ini yang
akana menjadi permasalahan dalam teori ini. disaat seperti ini
maka yang diperluakan adalah nursing agency,maksudnya disaat
self care agency tidak mampu memenuhi kebutuhanya maka
perawat yang bertindak sebagai nursing Agency harus mampu
memberikan bantuan pada klien tapi lebih pada sisi self care
agency nya.maksudnya tidak langsung diberikan pemenuhan
kebutuhanya, tapi melalui optimalisasi kemampuan klien itu
sendiri.
Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang
menekankan pada kemampuan keluarga untuk merawat dirinya
sendiri secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk
mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Menurut Orem
bukanlah suatu proses intuisi tetapi merupakan suatu perilaku
yang dapat dipelajari.
Model Konseptual Orem mengembangkan Teori Self
Care melalui 3 (tiga) teori yang berkaitan , yaitu : Self care, Self
Care Deficit dan Nursing System. Ketiga teori ini dihubungkan oleh
6 (enam) konsep sentral yaitu : self care, self care agency, self care
therapeutic demand, self care deficits, nursing agency dan nursing
system serta di lengkapi dengan 1 (satu) konsep perifer yaitu basic
conditioning factor ( factor kondisi dasar)
Penerapan Teori Orem dalam proses keperawatan keluarga di
lakukan melalui 3 (tiga) langkah yaitu pelaksanaan manajemen
kasus, mendesain nursing system dan perencanaan untuk
pemberian perawatan dan pengontrolan.
Kekuatan yang paling utama dari teori Orem ini adalah
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dilakukan dengan
efektif dan efisien karena terlebih dahulu melihat kemampuan self
care yang dimiliki oleh keluarga tersebut.

16
Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya pengetahuan
dan teknologi keperawatan yang baik dan terstandarisasi guna
pelaksanaan teori ini secara komprehensif dan holistik.
3.2. Saran
Penerapan teori orem pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatanharus terus dikembangkan dan ditingkatkan menjadi
beberapa teorikeperawatan yang penerapanya sesuai dengan
kondisi pasien.
Model teori Dorothea E. Orem dapat diaplikasikan pada
praktek keperawatan pada semua unit pelayanan kesehatan baik
di rumah sakit,klinik, puskesmas, keluarga, komunitasa, maupun
jiwa tergantung padaareanya dan sasaran pasiennya.
Pada pemenuhan kebutuhan perawatan diri pasien,
diperlukanadanya self-care agent yang membantu pasien tidak
mampu sehinggakebutuhan perawatan diri klien tetap terpenuhi
meskipun dalam kondisisakit
Kami sebagai penulis makalah ini menyatakan siapapun yang
membaca makalah ini dapat memahami pengertian dan
memahami model dan konsep dari Teori Konseptual Keperawatan
Dorothea E. Orem.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menciptakan
pemilihihan kepemimpinan yang baik,dan semoga makalah ini
memberikan dorongan, semangat, bahkan pemikiran para
pembaca,dengan makalah ini menjadi pedoman kaidah yang baik.
Demikianlah penjelasan tentang Teori Konseptual
Keperawatan Dorothea E. Orem, bila kiranya ada salah dalam
penulisan kata-kata kami mohon maaf, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bgi kita semua.

17
Daftar Pustaka

A.Aziz Alimul Hidayat (2008), Pengantar konsep dasar keperawatan salemba


medika, jakarta

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4 : EGC

18

Anda mungkin juga menyukai