Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI DOROTHEA OREM


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas I
Dosen : Amiyani Kristina, Ners., M.Kep

Dibuat oleh :
Kelompok 2
Adella Putri NIM.2019.C.11a.0996
Cindy Masdy NIM.2019.C.11a.1002
Erlisa NIM.2019.C.11a.1008
Muntiara Sri Mampung NIM.2019.C.11a.1019

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Teori Dorothea
Orem.
Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat
bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran
dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan, dukungan dan doanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
Makalah ini mungkin kurang sempurna untuk itu penulis mengharap kritik dan saran
untuk penyempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, 10 September 2021

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Dorothe Orem ................................................................. 3
2.2 Keyakinan dan Nilai-Nilai ........................................................................ 3
2.3 Pengertian Keperawatan Menurut Dorothe Orem .................................... 4
2.4 Konsep Keperawatan Dorothe Orem ........................................................ 4
2.5 Asuhan Keperawatan Menurut Dorothe Orem ......................................... 6
2.6 Tujuan Keperawatan Menurut Model Orem's .......................................... 8
2.7 Pengetahuan dan Ketrampilan Untuk Praktik .......................................... 9
2.8 Deskripsi Konsep Sentral Orem ............................................................... 10
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 12
3.2 Saran .......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian perawat
harus mampu berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi
fenomena respon manusia. Banyak bentuk-bentuk pengetahuan dan ketrampilan
berfikir kritis harus dilakukan pada setiap situasi klien, antara lain dengan
menggunakan model-model keperawatan dalam proses keperawatan dan tiap model
dapat digunakan dalam praktek keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan Model Self Care
(perawatan diri) memberikan pengertian jelas bahwa bentuk pelayanan keperawatan
dipandang dari suatu pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan individu dalam memenuhi
kebutuhan dasar dengan tujuan mempertahankan kehidupan, kesehatan, kesejahteraan
sesuai dengan keadaan sehat dan sakit, yang ditekankan pada kebutuhan klien tentang
perawatan diri sendiri.
Model Self Care (perawatan diri) ini memiliki keyakinan dan nilai yang ada
dalam keperawatan di antaranya dalam pelaksanaan berdasarkan tindakan atas
kemampuan. Self Care didasarkan atas kesengajaan serta dalam pengambilan
keputusan dijadikan sebagai pedoman dalam tindakan, setiap manusia menghendaki
adanya Self Care (perawatan diri) dan sebagai bagian dari kebutuhan dasar manusia.
Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki kebutuhan
masyarakat bahwa setiap manusia memiliki lima dasar kebutuhan dasar yaitu
kebutuhan fisiologis (makan, minum), keamanan,cinta, harga diri dan aktualisasi diri.
Seseorang mempunyai hak dan tanggung jawab dalam perawatan diri sendiri
dan orang lain dalam memelihara kesejahteraan, Self Care (perawatan diri)
merupakan perubahan tingkah laku secara lambat dan terus menerus didukung atas
pengalaman sosial sebagai hubungan interpersonal (hubungan antara satu individu
dengan individu lain), hubungan interpersonal dimana ketika kita berkomunikasi, kita

4
bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan sekedar hubungan
interpesonal. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menuntukan conten (isi
pesan) melainkan juga menentukan relationship (hubungan).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara perawat mengaplikasikan teori dari Dorothea Orem di
lingkungan rumah sakit ?
2. Bagaimana kaitannya teori Dorothea Orem dengan kepercayaan atau agama
seseorang ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara perawat mengaplikasikan teori dari Dorothea Orem di
lingkungan rumah sakit.
2. Untuk mengetahui kaitannya teori Dorothea Orem dengan kepercayaan atau
agama seseorang.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Dorothea Orem


Dorothea Orem adalah salah satu teoritis keperawatan terkemuka di Amerika,
Dorothea Orem Lahir di Baltimore, Maryland pada tahun 1914, Ia memperoleh gelar
sarjana keperawatan pada tahu 1939 dan master keperawatn pada tahun 1945, selama
kariernya, dia berkerja sebagai staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik,
perawat administrasid, dan, perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun
1976, Dorothe Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas katolik, ia
mengukur kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan,
ia pertama kali mempublikasikan ide-idenya dalam “keperawatan : Konsep praktik”,
pada tahun 1971. Yang kedua pada tahun 1980, dan yang terakhir pada tahun 1995.
2.2 Keyakinan dan Nilai-Nilai
Keyakinan Orem’s tentang empat konsep utama keperawatan adalah :
a. Klien Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/trauma
atau coping dan efeknya.
b. Sehat Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural
fungsi dan perkembangan.
c. Lingkungan Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
d. Keperawatan Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat
dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas structural, fungsi
dan perkembangan berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas,
Orem’s mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.

6
2.3 Pengertian Keperawatan Menurut Dorothea Orem
Menurutnya teori keperawatan adalah Pelayanan manusia yang berpusat
kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya secara terus
menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau
kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).
2.4 Konsep Keperawatan Dorothea Orem
Konsep keperawatan Orem mendasari peran perawat dalam memenuhi
kebutuhan perawatan dari klien untuk menerapkan kemandirian dan kesehatan yang
optimal, Orem mengembangkan teori yang saling berhubungan yaitu teori “Self Care
Deficit”, Teori “Self Care”, dan teori “Nursing System”, ketiga teori tersebut
berfokus pada manusia menyeimbangkan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya
dengan merawat diri mereka sendiri.
1. Teori Self care Deficite
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di
mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan.
Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk
melakukan self carenya secara terus menerus. Inti dari teori ini menggambarkan
manusia sebagai penerima perawatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
keperawatan dirinya dan memeliki berbagai keterbatasan-keterbatan dalam
mencapai dalam mencapai taraf kesehatannya, perawatn yang diberikan
didasarkan kepada tingkat ketergantungan, yaitu ketergantungan total atau parsial.
Deficit perawatan diri menjelaskan hubungan antar kemampuan seseorang dalam
bertindak/beraktivitas dengan tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri, sehingga
bila tuntutan lebih besar dari kemampuan, maka ia akan memngalami penurunan
deficit perawat diri.
2. Teori Self Care
Teori Self Care adalah tindakn yang matang dan mementingkan orang lain yang
mempunyai potensi untuk berkembang, serta mengembangkan kemampuan yang
dimiliki agar dapat menggunakan secara tepat, nyata dan valid untuk
mempertahankan fungsi dan berkembang dengan stabil dalam perubahan

7
lingkungan, Self Care digunakan untuk mengontrol atau faktor external dan
internal yang mempengaruhi aktifitas seseorang untuk menjalankan fungsinya dan
berperanan untuk mencapai kesejahteraannya.
Teori self care meliputi :
a) Self Care merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan
oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan,
kesehatan serta kesejahteraan.
b) Self Care Agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.
c) Theurapetic Self Care Demand tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri
sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu
untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam
tindakan yang tepat.
d) Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang
ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal
dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya
mepertahankan fungsi tubuh. Self Care Reuisites terdiri dari beberapa jenis,
yaitu: Universal Self Care Requisites (kebutuhan universal manusia yang
merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisites (kebutuhan
yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites
(kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).
3. Teori Nursing Sistem
Sistem keperawatan, ketika perawat menentukan, mendisain, dan
menyediakan perawatan yang mengatur individu dan mencapai pemenuhan
kebutuhan perawatan diri. Orem memberikan identifikasi dalam sistem pelayanan
keperawatan diantaranya :
a. Sistem Bantuan Secara Penuh (Wholly Copensatory System ).Merupakan suatu
tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien
dikarenakan ketidamampuan pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara

8
mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi
serta adanya manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.
b. Sistem Bntuan Sebagian (Partially Compensatory System).Merupakan siste dalam
pemberian perawatan diri sendiri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien
yang memerlukan bantuan secara minimal. Contoh: perawatan pada pasien post
operasi abdomen di mana pasien tidak memiliki kemampuan untuk melakukan
perawatan luka.
c. Sistem Supportif dan Edukatif. Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada
pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara pasien mampu
melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh:
pemberian sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memelukan informasi pada
pengaturan kelahiran.
2.5 Asuhan Keperawatan Menurut Dorothea Orem
Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap
orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu
individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan. Teori
ini dikenal dengan teori self care (perawatan diri).
Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia dan
orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self care mereka. Orem
mengklasifikasikan dalam 3 kebutuhan, yaitu:
1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal): kebutuhan
yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus kehidupannya seperti
kebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air, makanan,
eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial, dan pencegahan bahaya. Hal tersebut
dibutuhkan manusia untuk perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap
lingkungan, dan lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.
2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan):
kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan manusia dan proses
perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi selama variasi tahap dalam

9
siklus kehidupan (misal, bayi prematur dan kehamilan) dan kejadian yang dapat
berpengaruh buruk terhadap perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan
proses perkembangan sepanjang siklus hidup.
3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan
kesehatan): kebutuhan yang berhubungan dengan genetik atau
keturunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau penyimpanngan cara,
struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran dengan pengaruhnya, diagnosa
medis dan penatalaksanaan terukur beserta pengaruhnya, dan integritas yang dapat
mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self care.
Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu:
a) Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki kebutuhan umum
akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan untuk mengelola
kondisi kehidupan yang menyokong proses hidup, pembentukan dan
pemeliharaan integritas structural, serta pemeliharaan dan peningkatan
integritas fungsional.
b) Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga pematangan ke
dewasaan memerlukan pembentukan dan pemeliharaan kondisi yang
meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan di setiap periode dalam
daur hidup.
c) Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan dari struktur
normal dan integritas fungsional serta kesehatan menimbulkan beberapa
persyaratan/permintaan untuk pencegahan, tindakan pengaturan untuk
mengontrol perluasan dan mengurangi dampaknya.
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat
ketergantuangan atau kebutuhan klien dan kemampuan klien. Oleh karena itu ada 3
tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri, yaitu:
1) Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan
dilakukan karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi (sistem pengganti
keseluruhan).

10
2) Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan (sistem
pengganti sebagian).
3) Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (sistem
dukungan/Pendidikan).
2.6 Tujuan Keperawatan Menurut Model Orem’S
Tujuan keperawatan pada model Orem’s secara umum adalah :
1. Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat memenuhinya,
ini berarti menghilangkan self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan
self care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan
asuhan depenent (dependent care) jika self care tidak memungkinkan, oleh
karenanya self care deficit apapun dihilangkan.
Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai, perawat secara langsung dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.
Tujuan kepewatan pada model Orem’s yang diterapkan kedalam praktek
keperawatan keluarga /komunitas adalah :
1. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara
therapeutik.
2. Menolong klien bergerak kearah tindakan-tindakan asuhan mandiri.
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada Model Orem’s yang
diterapkan pada praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah :
1. Aspek Interpersonal Hubungan didalam keluarga.
2. Aspek Sosial Hubungan keluarga dengan masyarakat di sekitarnya.
3. Aspek Prosedural Melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi.
4. Aspek Tehnis Mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan
dirumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.

11
2.7 Pengetahuan dan Keterampilan Untuk Praktik
Perawat menolong klien untuk menemukan kebutuhan self care dengan
menggunakan tiga kategori dalam system keperawatan dan melalui lima metode
bantuan.
1. Kategoi Bantuan
a. Wholly Compensatory Bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien
yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya dan tidak
berespon terhadap rangsangan.
b. Partially Compensatory Bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang
mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan.
c. Supportive Education Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang
memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
2. Metode Bantuan
Perawat membantu klien dengan menggunakan sistem dan melalui lima
metode bantuan yang meliputi :
a. Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
b. Mengajarkan klien
c. Mengarahkan klien
d. Mensupport klien
e. Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh danberkembang.
Untuk melaksanakan hal tersebut, lima area utama untuk praktek keperawatan di
diskripsikan sebagai berikut :
a. Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat – klien dengan individu,
keluarga atau kelompok sampai klien dapat diizinkan pulang dari perawatan.
b. Menetapkan jika dan bagaimana klien dapat dibantu melalui perawatan.
c. Merespon keperluan klien, keinginannya dan kebutuhannya untuk kontak
dengan perawat dan asisten.
Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan keperawatan dan kehidupan sehari-
hari klien, pelayanan kesehatan yang dibutuhkan atau diterima, atau pelayanan sosial
dan penyuluhan yang dibutuhkan atau yang diterima.

12
2.8 Deskripsi Konsep Sentral Orem
1. Manusia
Suatu kesatuan yang di pandang sebagai fungsi secara biologis simbolik dan sosial
serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri untuk
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan
keperawatan mandiri terkait dengan:
a. Udara yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida
b. Air
c. Makanan
d. Eliminasi mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh melalui
sekresi urin (air kencing) dan feses.
e. Kegiatan dan istirahat
f. Interaksi sosial
g. Pencegahan terhadap bahaya kehidupan
h. Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia
2. Masyarakat/lingkungan
Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi (menyatu) dan
interaktif (iteraksi).
3. Kesehatan
Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang berkembang
dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik,
interpersonal dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan tentang
kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya. Kesejahteraan merupakan suatu
keadaan dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan berbagai bentuk
kebahagiaan lain, pengalaman spiritual, gerakan untuk memenuhi ideal diri
seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan
berhubungan dengan kesehatan, keberhasilan dalam usaha dan sumber yang
memadai.

13
4. Keperawatan
Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya
atau sebagian pada bayi, anak dan orangb dewasa, ketika mereka, orang tua
mereka, wali atau orang dewasa lain yang bertanggung jawab terhadap
pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu merawat atau
mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditunjukan untuk menolong sesama.
Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan secara sengaja dan mempuyai
tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan, serta
tindakan yang memungkinkan pemulihan kondisi secara manusiawi pada manusia
dan lingkungannya.

14
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan mempelajari model konsep maka dapat disimpulkan betapa perawat
harus memahami apa yang harus dilakukan secara tepat dan akurat sehingga klien
dapat memperoleh haknya secara tepat dan benar. Asuhan keperawatan dengan
pemilihan model konsep yang sesuai dengan karakteristik klien dapat memberikan
asuhan keperawatan yang relevan.
Model konsep self care mempunyai makna bahwa semua manusia mempunyai
kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk memperolehnya
sendiri kecuali jika tidak mampu. Dengan demikian perawat mengakui potensi klien
untuk berpartisipasi merawat dirinya sendiri pada tingkat kemampuannya dan
perawatan dapat menentukan tingkat bantuan yang akan diberikan dan untuk dapat
menerapkan teori keperawatan ini diperlukan suatu pengetahuan dan ketrampilan
yang mendalam terhadap teori keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal
dan sikap yang terapeutik.

3.2 Saran
Penulis adalah mahasiswa yang masih aktif mohon dorongan dan kritikan bagi
pembaca untuk membangun kami agar lebih baik kedepannya serta makalah ini
mudah mudahan dapat menambah cakrawala ilmu bagi pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Linda Juall. 2000. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan.Jakarta:


EGC

Doengoes, Marylinn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan “Pedoman untuk


perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan. Jakarta : EGC.

Hudak & Gallo.1987. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik ( terjemahan ), Edisi


VI, Volume II. Jakarta: EGC.

Hand Out Kursus Keperawatan Neurologi, Fakultas Ilmu Keperawatan UI. Jakarta

Indriyani, Diyan. 2009. Kumpulan Makalah Teori Model Konseptual Keperawatan.


Tidak dipublikasikan. Jember: Universitas Muhammadiyah Jember

Hidayat, A.Aziz Alimul,2007.Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

A. Aziz Alimul H, 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba


Medika.

H. Zaidin Ali, 2001. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika.

16

Anda mungkin juga menyukai