Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MODEL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA MENURUT


DOROTHEA OREM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Dosen Pengampu : Alif Nurul Rosyidah, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun oleh :

Ceysar Askar Riniar P27901120053

Chika Rahmadhanty P27901120054

Dea Ramdhiyani P27901120055

Erlis Khaerunisa P27901120056

Fadilah Muntahanah P27901119068

Fiki Aulia P27901120057

Hani Ermaya Khansa P27901120058

Hayatan Thoyibah P27901120059

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES BANTEN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan/memenuhi
tugas kelompok Keperawatan Keluarga ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “MODEL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
MENURUT DOROTHEA OREM”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas kelompok ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa dan tugas
kelompok ini jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan dari pengetahuan yang
kami miliki, oleh karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya, kami
berharap semoga tugas kelompok ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan di jurusan keperawatan, Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita dalam mengerjakan tugas kelompok ini. Aamiin.

Tangerang, 16 Januari 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI ...........................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

A. LATAR BELAKANG ...........................................................................3


B. TUJUAN PENULISAN.........................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................4

BAB III STUDI KASUS..........................................................................................9

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................14

BAB V PENUTUPAN...........................................................................................19

A. KESIMPULAN..........................................................................................19
B. SARAN......................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan
terkemuka di Amerika. Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di
tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939
dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir profesionalnya,
dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat
pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar
Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite
kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk
melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali
mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada
tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model
self care yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem
mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971
dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of
Practice Self Care". Model ini pada awalnya berfokus pada individu,
kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit
(keluarga, kelompok dan komunitas).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Menurut
Dorothea Orem
2. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi Pengertian Keperawatan Mandiri (Self Care)
2) Mengidentifikasi Teori Sistem Keperawatan Orem
3) Mengidentifikasi Keyakinan dan Nilai-nilai
4) Mengidentifikasi Tiga Kategori Self Care
5) Mengidentifikasi Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut
Orem

3
BAB II

TINJAUAN KASUS

1. Pengertian Keperawatan Mandiri (Self Care)


Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan
dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan
keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem, 1980).
Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai
kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk
mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.

2. Teori Sistem Keperawatan Orem


Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan
dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem
tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke
dalam tiga teori yaitu :
a. Self Care (Perawatan Diri)
Teori self care berisi usaha tuntutan pelayanan diri yang sesuai
dengan kebutuhan. Perawatan diri sendiri merupakan langkah awal yang
dilakukan perawat dan berlangsung secara berkelanjutan sesuai dengan
keadaan dan keberadaannya, keadaan kesehatan dan kesempurnaan.
Dalam hubungan terapi terjadi hubungan antar pembeli self care
dengan penerima self care. Orem mengemukakan tiga
kategori/persyaratan self care, yaitu persyaratan universal, persyaratan
pengembangan, dan persyaratan kesehatan. Secara umum penekanan
teori self care diantaranya :
1. Pemeliharaan intake udara
2. Pemeliharaan intake air
3. Pemeliharaan intake makanan

4
4. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan
eksresi
5. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
6. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
7. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
manusia
8. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok sosial sesuai dengan potensinya
b. Self Care Deficit (Defisit Perawatan Diri)
Defisit perawat diri terjadi jika tindakan perawatan diri tidak
adekuat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari. Orem
menjelaskan teori defisit perawatan diri bukan hanya saat keperawatan
dibutuhkan saja, melainkan cara membantu orang lain dengan
menerapkan lima metode bantuan, yakni melakukan untuk, memandu,
mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan perawatan
diri saat ini atau di masa yang akan datang.
c. Nursing System (Sistem Keperawatan)
Sistem keperawatan membahas bagaimana kebutuhan "Self Care"
pasien dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing
system ditentukan/direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care"
dan kemampuan pasien untuk menjalani aktivitas perawatan diri.
Orem mengidentifikasikan klasifikasi nursing system sebagai berikut :
1) The Wholly Compensatory System
Yaitu bantuan secara keseluruhan dan dibutuhkan untuk klien
yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya
sendiri dan berespon terhadap rangsangan.
2) The Partly Compensatory System
Yaitu bantuan sebagian yang dibutuhkan bagi klien yang
mengalami keterbatasan gerak akibat sakit atau kecelakaan.
3) The Supportive-Educative System

5
Yaitu dukungan pendidikan bagi klien yang memerlukannya
untuk dipelajari agar mampu melakukan perawatan mandiri.
4) Metode Bantuan
Dalam system ini perawat membantu klien dengan menggunakan
system dan melalui lima metode bantuan yaitu :
 Acting atau melakukan sesuatu untuk klien.
 Mengajarkan klien.
 Mengarahkan klien.
 Menyemangati klien.

3. Keyakinan dan Nilai-nilai


Orem meyakini empat konsep utama dalam keperawatan, yakni :
a. Klien, merupakan individu atau kelompok yang tidak mampu
mempertahankan self care secara terus menerus untuk hidup dan sehat,
pemulihan dari sakit atau trauma, atau koping dan efeknya.
b. Sehat, yaitu kemampuan individu atau kelompok untuk memenuhi
tuntutan self care yang berperan untuk mempertahankan dan
meningkatkan integritas struktural fungsi dan perkembangan.
c. Lingkungan, yaitu tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi
kebutuhan self care dan perawat termasuk didalamnya.
d. Keperawatan, yaitu pelayanan yang dipilih atau dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang meliputi integritas structural, fungsi dan
perkembangan.

4. Tiga Kategori Self Care


Model Orem menyebutkan ada beberapa kebutuhan yang disebut keperluan
perawatan diri (self care requisite), yaitu :
a. Universal self care requisite
Keperluan ini ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi
kemanusiaan dan proses kehidupan. Keperluan ini biasanya mengacu
pada kebutuhan dasar manusia. Keperluan yang dimaksud adalah :

6
1) Pemeliharaan kecukupan intake udara
2) Pemeliharaan kecukupan intake cairan
3) Pemeliharaan kecukupan makanan
4) Pemeliharaan keseimbangan aktifitas dan istirahat
5) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan
kesejahteraan manusia
6) Persediaan asuhan yang berhubungan dengan proses-proses
eliminasi
7) Meningkatkan huma functioning dan perkembangan ke dalam
kelompok social sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan
seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi normal
b. Developmental self care requisite
Keperluan ini berhubungan dengan tingkat perkembangan individu dan
lingkungan tempat tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup
seseorang atau siklus kehidupan.
c. Health deviation self care requisite
Keperluan ini muncul karena kesehatan yang kurang baik dan
merupakan kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau
ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self
care.

5. Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem


Tujuan asuhan keperawatan menurut Orem adalah :
a. Menolong klien, dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri
secara terapeutik.
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri.
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompeten.
Maka fokus asuhan keperawatan pada model Orem ini adalah :
a. Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga.
b. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.

7
c. Aspek prosedural : melatih keterampilan dasar keluarga sehingga
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi.
d. Aspek teknis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang
dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara
benar.

8
BAB III

STUDI KASUS

1. Metode Penelitian
Jenis studi kasus ini adalah studi kasus infeksi post SC dengan
aplikasi teori Orem dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu
metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif dan memusatkan
perhatian pada objek tertentu (Notoatmojo, 2010).
2. Hasil Penelitian
Aplikasi teori Dorothy Orem dalam pemberian asuhan keperawatan
pada Ny J dengan Infeksi Luka Post SC. Dalam Bab ini, penulis akan
membahas meliputi segi pengkajian, diagnosa, perencanaan keperawatan,
implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan mengenai kasus yang
penulis angkat.
a. Tahap Pengkajian
Penerapan pengkajian dengan menggunakan Self Care Theory dari
Dorothea E Orem, menurut Orem manusia adalah individu atau
kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan
self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atau
koping dan efeknya. Orem juga mendefinisikan, keperawatan
merupakan individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus
menerus mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan
dari sakit atau trauma atau koping dan efeknya. Dalam model tersebut
keperawatan terdiri dari tujuan perawat dan aktifitas perawat. Tujuan
keperawatan adalah menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana
klien dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
Oleh karenanya self care deficit dihilangkan. Pengkajian menurut
apapun orem difokuskan pada: Universal self care requisite,
Developmental self care requisite, Health deviation self care, nursing
system dan nursing Agency.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan sesuai dengan aplikasi
teori model Orem didapatkan data senjang sebagai berikut: Pasien

9
mengeluh nyeri pada daerah luka operasi yang terbuka, pasien
mengatakan nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk dan terasa panas dengan
sekala nyeri 5-6, Pasien mengatakan tidak tau mengapa luka oprasinya
jadi bernanah.
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut Orem, penegakan diagnosa mengacu pada, diagnosa
keperawatan yang aktual, resiko tinggi dan kemungkinan. Teori Orem
masih lebih berfokus pada masalah fisiologis, namun diagnosa dapat
dikembangkan ke masalah lain sesuai hirarki kebutuhan dasar yang
dikembangkan Maslow Didapatkan 1 masalah keperawatan dari hasil
pengkajian menurut aplikasi teori Orem yang telah dilakukan yaitu:
Gangguan health devition self care berhubungan dengan infeksi pada
luka Post SC. Diagnosa ini diangkat karena pasien mengeluh nyeri pada
daerah luka operasi yang terbuka, Pasien mengatakan nyeri terasa
seperti ditusuk-tusuk dan terasa panas dengan skala nyeri 5-6, Pasien
mengatakan tidak tau mengapa luka operasinya jadi bernanah.
c. Intervensi Keperawatan
Menurut Orem intervensi Keperawatan diberikan jika kemampuan
merawat diri pada klien berkurang dari yang dibutuhkan untuk
memenuhi self care yang sebenarnya sudah diketahui. Teori Orem
mengidentifikasi beberapa metode bantuan, Merumuskan, memberikan
dan yaitu: mengatur bantuan langsung pada klien dan orang-orang
terdekat dalam bantuan keperawatan, Membimbing dan mengarahkan,
Memberi dukungan fisik dan psikologis, Memberikan dan
mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan individu,
pendidikan, berespon terhadap permintaan, keinginan dan kebutuhan
klien akan kontak bantuan keperawatan, kolaburasi, pelimpahan
wewenang, melibatkan anggota masyarakat, lingkungan.
Intervensi yang disusun untuk mengatasi masalah pada klien
merujuk pada intervensi menurut Orem, yaitu: pertahankan tirah baring
selama masa akut, ukur TTV pasien/8 Jam, terangkan nyeri yang
diderita klien dan penyebabnya, ajarkan teknik distraksi, kolaborasi

10
pemberian analgetika, kaji intensitas, karakteristik, dan derajat nyeri,
kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar; jumlah, warna, dan bau dari
luka operasi, terangkan pada klien pentingnya perawatan luka selama
masa post operasi, lakukan pemeriksaan pada dischart, lakukan
perawatan luka, terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda
infeksi, ajarkan keluarga dan pasien cara perawatan luka dengan tehnik
aseptic, ajarkan pasien cara perawatan diri bertahap.
3. Pembahasan
a. Implementasi Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diangkat adalah gangguan health
devition self care berhubungan dengan infeksi pada luka Post SC.
Tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa ini dilaksanakan
sesuai intervensi keperawatan yang sudah dibuat, setiap implementasi,
akan ada respon hasil dari pasien setiap harinya. keperawatan ini
dilakukan dengan tujuan pasien mampu melakukan perawatan diri
secara mandiri (Self care) dengan penyakit yang ia alami sehingga
pasien mencapai derajat kesembuhan yang optimal dan efektif,
implementasi dilakukan selama 3 hari.
b. Evaluasi Keperawatan
Menurut Orem evaluasi dilakukan untuk mengetahui
perkembangan pasien atas tindakan yang telah dilakukan sehingga
dapat keperawatan tercapai atau belum. Berdasarkan hal tersebut
penulis melakukan evaluasi keperawatan selama 3 hari, dari 3 hari
perawatan dapat dievaluasi bahwa, terjadi penurunan skala nyeri, TTV
dalam batas normal, pasien bisa melakukan perawatan luka, terdapat 2
tanda infeksi, pasien mampu melakukan self care, berdasarkan criteria
hasil dalam pembuatan asuhan keperawatan, dapat disimpulkan bahwa
asuhan keperawatan berhasil dilakukan. disimpulkan apakah tujuan
asuhan.
Pasien memiliki tingkat ketergantungan minimal care, karena
pasien yang membutuhkan bantuan dalam melakukan perawatan diri
dan aktifitas sehari-hari, sehingga pasien mengalami keterbatasan dalam

11
mobilisasi hal ini disebabkan karena rasa nyeri yang dirasakan pada
luka infeksi Post SC. Keadaan kesehatan pasien. menyebabkan
gangguan perawatan diri pada pasien, sehingga membuat pasien
terganggu dalam pemenuhan self care. Dapat disimpulkan bahwa
aplikasi teori Orem sangat cocok, bila diaplikasikan pada pasien dengan
pasien infeksi post SC.
c. Keefektifan Teori Orem
Teori ini efektif untuk mengatasi masalah kesehatan pada Ny J
dengan infeksi luka post SC hal ini dilihat dari 1 masalah keperawatan
yang diangkat, dapat diatasi dalam 3 hari perawatan. Aplikasi teori
orem tentang self care sangat efektif dilakukan pada pasien karena
pasien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri, sehingga
pasien mampu menjaga kesehatan agar tidak terjadi komplikasi lebih
lanjut. Selain itu Model keperawatan Dorothea Orem ini sesuai dengan
keperawatan di Indonesia karena teori ini cukup terkenal dan sering
digunakan dalam tatanan keperawatan. Karena dalam teori self care ini
menganggap perawatan diri merupakan kemandirian individu yang
meningkatkan taraf kesehatannya.
d. Kelebihan Teori Orem
Pada kasus aplikasi teori orem pada Ny J dapat dilihat bahwa
model keperawatan Doronthea Orem memberikan pelayanan
keperawatan dengan memunculkan potensi pada tiap individu yang
terganggu karena kondisinya sakit yang pasien alami. Serta perawat
memberikan motivasi kepada seorang klien untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri (self care) tanpa adanya ketergantungan pada
orang lain. Sehingga pasien secara mandiri mengerti tentang pentingnya
melakukan perawatan diri, untuk mencapai kesehatan yang optimal.
e. Kelemahan Teori Orem
Teori Orem ini berpendapat bahwa kesehatan bersifat statis,
namun dalam kenyataannya kesehatan itu bersifat dinamis dan selalu
berubah. Kesan lain dari model. konsep ini adalah untuk penempatan
pasien dalam system mencakup kapasitas individu untuk gerakan fisik.

12
Selain itu ada konsep keperawatan orem menekankan individu untuk
memenuhi kebutuhan perawatannya sendiri tanpa adanya
ketergantungan pada orang lain tetepi ketika seorang klien sakit. maka
kemampuan keperawatan dirinya sendiri dalam memenuhi
kebutuhannya akan berkurang akibatnya suplai kebutuhan yang
harusnya terpenuhi akan tidak optimal.

13
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Konsep Self Care Dorothea E. Orem


Selama tahun 1958-1959 Dorothea Orem sebagai seorang
konsultan pada bagian pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan
dan Kesejahteraan dan berpartisipasi dalam suatu proyek pelatihan
peningkatan praktek perawat (vokasional). Pekerjaan ini menstimulasi
Orem untuk membuat suatu pertanyaan : “Kondisi apa dan kapan
seseorang membutuhkan pelayanann keperawatan?” Orem kemudian
menekankan ide bahwa seorang perawat itu adalah “Diri sendiri”. Ide
inilah yang kemudian dikembangkan dalam konsep keperawatannya
“Self Care”. Pada tahun 1959 konsep keperawatn Orem ini pertama
sekali dipublikasikan. Tahun 1965 Orem bekerjasama dengan beberapa
anggota fakultas dari Universitas di Amerika untuk membentuk suatu
Comite Model Keperawatan (Nursing Model Commitee).
Tahun 1968 bagian dari Nursing Model Commitee termasuk
Orem melanjutkan pekerjaan mereka melalui Nursing Development
Conference Group (NDCG). Kelompok ini kemudian dibentuk untuk
menghasilkan suatu kerangka kerja konseptual dari keperawatan dan
menetapkan disiplin keperawatan.
Orem Kemudian mengembangkan konsep keperawatanya “self
care” dan pada tahun 1971 dipublikasikan Nursing; Concepts of
Practice. Pada edisi pertama fokusnya terhadap individu, sedangkan
edisi kedua (1980), menjadi lebih luas lagi meliputi multi person unit
(keluarga, kelompok dan masyarakat). Edisi ketiga (1985) Orem
menghadirkan General Theory Keperawatan dan pada edisi keempat
(1991) Orem memberikan penekanan yang lebih besar terhadap anak-
anak, kelompok dan masyarakat.
Orem mengembangkan teori Self Care Deficit meliputi 3 teori
yang berkaitan yaitu :
1) Self Care
2) Self care defisit dan

14
3) Nursing system.

Ketiga teori tersebut dihubungkan oleh enam konsep sentral


yaitu; self care, self care agency, kebutuhan self care therapeutik, self
care defisit, nursing agency, dan nursing system, serta satu konsep
perifer yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi dasar).
a. Teori Self Care
Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu
untuk berinisiatif dan membentuk prilaku mereka dalam memelihara
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk
dengan efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk
integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan
perkembangan manusia.
Self care agency adalah kemampuan manusia atau
kekuatan untuk melakukan self care. Kemampuan individu untuk
melakukan self care dipengaruhi oleh basic conditioning factors
seperti; umur, jenis kelamin, status perkembangan, status kesehatan,
orientasi sosial budaya, sistem perawatan kesehatan (diagnostik,
penatalaksanaan modalitas), sistem keluarga, pola kehidupan,
lingkungan serta ketersediaan sumber.
Kebutuhan self care terapeutik (Therapeutic self acre demand)
adalah totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan self care dengan menggunakan metode
yang valid yang berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan.
Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self
care requisite. Orem mengidentifikasikan tiga katagori self care
requisite :
1. Universal meliputi; udara, air makanan dan eliminasi, aktifitas
dan istirahat, solitude dan interaksi sosial, pencegahan kerusakan
hidup, kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia.
2. Developmental, lebih khusus dari universal dihubungkan dengan
kondisi yang meningkatkan proses pengembangan siklus

15
kehidupan seperti; pekerjaan baru, perubahan struktur tubuh dan
kehilangan rambut.
3. Perubahan kesehatan (Health Deviation) berhubungan dengan
akibat terjadinya perubahan struktur normal dan kerusakan
integritas individu untuk melakukan self care akibat suatu
penyakit atau injury.
b. Teori Self Care Deficit
Merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut
Orem. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seorang dewasa
(atau pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam
melakukan self care secara efektif. Keperawatan diberikan jika
kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau
adanya ketergantungan. Orem mengidentifikasi lima metode yang
dapat digunakan dalam membantu self care:
 Tindakan untuk atau lakukan untuk orang lain.
 Memberikan petunjuk dan pengarahan.
 Memberikan dukungan fisik dan psychologis.
 Memberikan dan memelihara lingkungan yang mendukung
pengembangan personal.
 Pendidikan.

Menurut Orem jika kebutuhan lebih banyak dari kemampuan,


maka keperawatan akan dibutuhkan. Tindakan-tindakan yang dapat
dilakukan oleh perawat pada saat memberikan pelayanan
keperawatan dapat digambarkan sebagi domain keperawatan. Orem
(1991) mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu:

a. Masuk kedalam dan memelihara hubungan perawat klien


dengan individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat
melegitimasi perencanaan keperawatan.
b. Menentukan jika dan bagaimana pasien dapat dibantu
melalui keperawatan.

16
c. Bertanggungjawab terhadap permintaan pasien, keinginan
dan kebutuhan untuk kontak dan dibantu perawat.
d. Menjelaskan, memberikan dan melindungi klien secara
langsung dalam bentuk keperawatan.
e. Mengkoordinasikan dan mengintegrasi keperawatan dengan
kehidupan sehari-hari klien, atau perawatan kesehatan lain
jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasional yang
dibutuhkan atau yang akan diterima.
c. Teori Nursing System
Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada
kebutuhan self care dan kemampuan pasien melakukan self care. Jika
ada self care defisit, self care agency dan kebutuhan self care
therapeutik maka keperawatan akan diberikan. Nursing agency
adalah suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan untuk
orang-orang yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat
melakukan, mengetahui dan membantu orang lain untuk menemukan
kebutuhan self care terapeutik mereka, melalui pelatihan dan
pengembangan self care agency. Orem mengidentifikasi tiga
klasifikasi nursing system yaitu :
1. Wholly Compemsatory System
Suatu situasi dimana individu tidak dapat melakukan
tindakan self care, dan menerima self care secara langsung serta
ambulasi harus dikontrol dan pergerakan dimanipulatif atau
adanya alasan-alasan medis tertentu. Ada tiga kondisi yang
termasuk dalam kategori ini yaitu; tidak dapat melakukan
tindakan self care misalnya koma, dapat membuat keputusan,
observasi atau pilihan tentang self care tetapi tidak dapat
melakukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, tidak mampu
membuat keputusan yang tepat tentang self carenya.
Tindakan Perawat :
 Menyelesaikan therapeutik self care klien
 Kompensasi ketidakmampuan untuk self care

17
 Pendukung dan melindungi klien
2. Partly Compensatory System
Suatu situasi dimana antara perawat dan klien melakukan
perawatan atau tindakan lain dan perawat atau pasien mempunyai
peran yang besar untuk mengukur kemampuan melakukan self
care.
Tindakan Perawat :
 Menjalankan beberapa kegiatan self care
 Kompensasi keterbatasan klien untuk selfcare
 Membantu klien sesuai Kebutuhan

Tindakan Pasien :

 Menjalankan self care Measure


 Mengatur kemampuan self care
 Menerima asuhan dan bantuan nurse
3. Supportive-Educative System
Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar
membentuk internal atau external self care tetapi tidak dapat
melakukannya tanpa bantuan. Hal ini juga dikenal dengan
supportive- developmental system.
Tindakan Pasien :
 Melakukan/menyelesaikan self care
 Mengatur Latihan dan perkembangan kemampuan self care

18
BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Model Konseptual Orem adalah suatu model keperawatan yang


menekankan pada kemampuan keluarga untuk merawat dirinya sendiri secara
mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan
kesejahteraannya. Menurut Orem bukanlah suatu proses intuisi tetapi
merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari. Model Konseptual Orem
mengembangkan Teori Self Care melalui 3 (tiga) teori yang berkaitan, yaitu:
Self care, Self Care Deficit dan Nursing System. Ketiga teori ini dihubungkan
oleh 6 (enam) konsep sentral yaitu: self care, self care agency, self care
therapeutic demand, self care deficits, nursing agency dan nursing system
serta di lengkapi dengan 1 (satu) konsep perifer yaitu basic conditioning
factor (factor kondisi dasar).

Penerapan Teori Orem dalam proses keperawatan keluarga dilakukan


melalui 3 (tiga) langkah yaitu pelaksanaan manajemen kasus, mendesain
nursing system dan perencanaan untuk pemberian perawatan dan
pengontrolan. Kekuatan yang paling utama dari teori Orem ini adalah
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dilakukan dengan efektif dan
efisien karena terlebih dahulu melihat kemampuan self care yang dimiliki
oleh keluarga tersebut. Sedangkan kelemahannya adalah perlu adanya
pengetahuan dan teknologi keperawatan yang baik dan terstandarisasi guna
pelaksanaan teori ini secara komprehensif dan holistik.

2. Saran

a. Semoga teori self care Dorthea Orem dapat diaplikasikan dalam


memberikan asuhan keperawatan bagi keluarga.

b. Semoga dalam pengaplikasian teori self care ini perawat memandirikan


individu/keluarga sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan
invidu atau keluarga dalam posisi dependent. Karena menurut Orem, self

19
care itu bukan proses intuisi, tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat
dipelajari melalui proses belajar.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ekaputra, Erfandi. (2013). Manajemen Luka. Jakarta: Trans Info Media

Haryanti, L., dkk. (2013). Prevalensi dan Faktor Resiko Infeksi Luka Operasi
Bedah. Vol. 15 No 4. Dalam http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/15-4- 2.pdf
diakses pada 13 Januari 2022.

Muhlisin, Abi dan Irdawati. Jurnal. Teori Self Care dari Orem dan Pendekatan
dalam Praktik Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan Vol. 2 No. 2 Juni
2010. Dalam https://www.neliti.com/id/publications/337480/teori-self-
care-dari-orem-dan-pendekatan-dalam-praktek-keperawatan diakses pada
13 Januari 2022.

21

Anda mungkin juga menyukai