MODEL KONSEP
KEPERAWATAN
“DORROTHEA E
OREM”
1. Alfin Andari ( P05120221004 )
2. Ardelia Salsabilla ( P05120221008 )
3. Azis Aiko Sucipto ( P05120221009 )
4. Daria Arum Balkis ( P05120221012)
5. Fenina Virny Suryansyah
( P05120221019 )
Kelompok 1 6. Harri Ramadhan ( P05120221024 )
7. Muhammad Afif Yudistira
( P05120221032 )
8. Muhammad Rafli Adrian ( P05120221033 )
9. Rizki Aljundi ( P05120221038 )
10. Satria Bela Gumay ( P05120221039 )
11. Sultan Kodri ( P05120221043 )
12. Winda Sari ( P05120221049 )
A. Biografi Dorothea E. Orem Dorothea E.
Orem pendidikan sekolah perawatan di rumah sakit
Providence di Washington DC. Lulus Sarjana Muda tahun
1930. Lulus Master tahun 1939 pendidikan keperawatan.
Tahun 1945 bekerja di Universitas Katolik di Amerika
selama perjalanan kariernya ia telah bekerja sebagai staf
perawat, perawat tugas pribadi, pendidik, administrasi
keperawatan dan sebagai konsultan (1970).
1. Tahun 1958- 1959 sebagai konsultan di Departemen
kesehatan pada bagian pendidikan kesejahteraan dan
berpartisipasi pada proyek pelatihan keperawatan
2. Tahun 1959 konsep perawatan Orem dipublikasikan
pertama kali
3. Tahun 1965 bergabung dengan Universitas Katolik di
Amerika membentuk model teori keperawatan komunitas
4. Tahun 1968 membentuk kelompok konferensi
perkembangan keperawatan, yang menghasilkan kerja sama
tentang perawatan dan disiplin keperawatan
5. Tahun 1976 mendapat gelar Doktor Honoris Causa
6. Tahun 1980 mendapat gelar penghargaan dari alumni
Universitas Katolik Amerika tentang teori keperawatan
7. Selanjutnya Orem mengembangkan konsep keperawatan
tentang perawatan diri sendiri dan dipulikasikan dalam
keperawatan (Concept of Pratice tahun 1971).
8. Tahun 1980 mempublikasikan buku kedua yang berisi
tentang edisi pertama diperluas pada keluarga, kelompok
dan masyarakat.
9. Tahun 1985 mempublikasikan buku kedua yang berisi
tentang tiga teori, yaitu ; Theory self care, theory self care
deficit, theory system keperawatan.
B. Pengertian Keperawatan Keperawatan mandiri (self
care) menurut Orem's
Adalah : "Suatu pelaksanaan kegiatan yang
diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai
dengan keadaan, baik sehat maupun sakit " (Orem's,
1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia
itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan
mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan
itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.
C. Teori Sistem Keperawatan Orem
Teori ini mengacu kepada bagaimana
individu memenuhi kebutuhan dan
menolong keperawatannya sendiri, maka
timbullah teori dari Orem tentang Self Care
Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem
dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu :
1. Self Care Teori Self care ini berisi upaya tuntutan
pelayanan diri yang The nepeutic sesuai dengan
kebutuhan Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah
awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang
berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan
keberadaannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan.
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis
dari seseorang dalam memelihara kesehatannya serta
mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar
pembeli self care dengan penerima self care dalam
hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori /
persyaratan self care yaitu : persyaratan universal,
persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan.
a. Pemeliharaan intake udara
b. Pemeliharaan intake air
c. Pemeliharaan intake makanan
d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses
eliminasi dan eksresi
e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan
istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan
interaksi sosial
g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia
dan kesehatan manusia
h. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan
manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan
2. Self Care Deficit Teori ini merupakan inti
dari teori perawatan general Orem, yang
menggambarkan kapan keperawatan di
perlukan, oleh karena perencanaan
keperawatan pada saat perawatan yang
dibutuhkan. Bila dewasa (pada kasus
ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak
mampu atau keterbatasan dalam melakukan
self care yang efektif. Teori self care deficit
diterapkan bila :
a. Anak belum dewasa
b. Kebutuhan melebihi kemampuan
perawatan
c. Kemampuan sebanding dengan
kebutuhan tetapi diprediksi untuk
masa yang akan datang,
kemungkinan terjadi penurunan
kemampuan dan peningkatan
kebutuhan.
3. Nursing system Teori yang membahas
bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien
dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau
keduanya. Nursing system ditentukan /
direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self
Care" dan kemampuan pasien untuk
menjalani aktifitas "Self Care". Orem
mengidentifikasikan klasifikasi Nursing
System :
a. The Wholly compensatory system Bantuan secara
keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu
mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon
terhadap rangsangan.
b. The Partly compensantory system Bantuan sebagian,
dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak
karena sakit atau kecelakaan
c. The supportive - Educative system Dukungan pendidikan
dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk
dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
d. Metode bantuan Perawat membantu klien dengan
menggunakan system dan melalui lima metode bantuan
yang meliputi :
1) Acting atau melakukan sesuatu
untuk klien
2) Mengajarkan klien
1 3) Mengarahkan
2 klien
3
4) Mensupport klien
5) Menyediakan lingkungan
untuk klien agar dapat tumbuh dan
berkembang
4. Keyakinan dan nilai - nilai Kenyakianan Orem's tentang empat
konsep utama keperawatan adalah :
a. Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus
menerus memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan
dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya
b. Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutatn
self care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan
integritas structural fungsi dan perkembangan.
c. Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuha
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak
spesifik.
d. Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiata
yang dilakukan untuk
membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungs
5 . Tiga kategori self care Model
Orem's menyebutkan ada
beberapa kebutuhan self care
yang disebutkan sebagai
keperluan self care (self care
requisite), yaitu :
a) Universal self care requisite ;
keperluan self care universal dan ada
pada setiap manusia dan berkaitan
dengan fungsi kemanusiaan dan
proses kehidupan, biasanya
mengacu pada kebutuhan dasar
manusia. Universal requisite yang
dimaksudkan adalah :
1. Pemeliaharaan kecukupan intake udara
2. Pemeliharaan kecukupan intake cairan
3. Pemeliaharaan kecukupan makanan
4. Pemeliaharaan keseimabnagn antara aktifitas dan
istirahat
5. Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi
kemanusiaan dan kesejahteraan manusia
6. Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses-
proses eliminasi.
7. Meningkatkan fungsi human fungtioning dan
perkembangan ke dalam kelompok sosial sesuai dengan
potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan
seseorang untuk menjadi normal.
b) Developmental self care requisite : terjadi
berhubungn dengan tingkat perkembangn
individu dan lingkungan dimana tempat mereka
tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup
seseorang atau tingkat siklus kehidupan.
c) Health deviation self care requisite : timbul
karena kesehatan yang tidak sehat dan
merupakan kebutuhan- kebutuhan yang menjadi
nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang
menginginkan perubahan dalam perilaku self
care.
6. Tujuan Tujuan keperawatan pada
model Orem"s secara umum adalah :
a. Meurunkan tuntutan self care pada
tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti
menghilangkan self care deficit.
b. Memungkinkan klien meningkatkan
kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.
c. Memungkinkan orang yang berarti
(bermakna) bagi klien untuk memberikan
asuhan dependen jika self care tidak
memungkinkan, oleh karenanya self care
deficit apapun dihilangkan. Jika ketiganya
ditas tidak tercapai perawat secara langsung
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self
care klien.
7. Tujuan keperawatan pada model Orem's yang
diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga /
komunitas adalah :
a. Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk
keperawatan mandiri secara terapeutik
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan
asuhan mandiri
c. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota
keluarganya yang mengalami gangguan secara kompeten.
Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada
model orem's yang diterapkan pada praktek keperawtan
keluaga/komunitas adalah :
1. Aspek interpersonal : hubungan didalam
kelurga
2. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan
masyarakat disekitarnya.
3. Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar
keluarga sehingga mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi
4. Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga
tentang tehnik dasar yang dilakukan di rumah,
misalnya melakukan tindakan kompres secara
benar.
D. Teori Orem dan Proses Keperawatan
Menurut Orem (1991),
proses keperawatan adalah istilah yang
digunakan oleh perawat untuk
menunjukkan proses profesional-
teknologi dari tindakan keperawatan
beserta proses perencanaan dan
evaluasi Perbandingan antara proses
keperawatan Orem dengan proses
keperawatan Proses Keperawatan
Proses Keperawatan Orem
1.Pengkajian
3.Diagnosa keperawatan
5.Perencanaan
6.perencanaan untuk melaksanakan self care
7.Implementasi
8.Evaluasi keperawatan
Produksi dan manajemen system Orem (1991)
menjelaskan tiga tahap proses keperawatan yaitu:
Step 1 : Diagnosa dan resep keperawatan Tahap ini
menjelaskan mengapa keperawatan diperlukan.
Analisa dan interprestasi membuat keputusan
tentang perawatan dini, juga memberikan manajemen
kasus. “Diagnosa keperawatan penting untuk
pemeriksaan dan pengumpulan data tentang
kemampuan pasien dalam perawatan diri dan
kebutuhan akan terapi perawatan diri serta hubungan
antara keduanya” (Orem, 1991, hal. 270)
Step 2 : Merancang system keperawatan dan
merencanakan pelaksanaan perawatan diri
Merancang system keperawatan yang efektif dan
efisien menghasilkan data yang valid tentang
kondisi pasien. Rancangan ini termasuk peran
dari perawat dan pasien dalam hubungan
melakukan self care, mengatur kebutuhan terapi
perawatan diri , melindungi pengembangan
kemampuan perawatan diri. ( Orem, 1991) 3.
Step 3 : Produksi dan manajemen sistem
keperawatan (Planning and Controlling)
Pengaturan system keperawatan dihasilkan
ketika berinteraksi dengan pasien secara terus
menerus untuk mencapai kemampuan terapi
perawatan diri yang telah ditentukan dan
mengatur kemampuan untuk mengembangkan
perawatan diri. Di tahap ini, tindakan perawat
adalah menghasilkan dan mengatur system
keperawatan. (Orem, 1991)
E. Kekuatan Dan Kelemahan Teori Orem
Teori Orem menyediakan dasar yang
komprehensif untuk tindakan keperawatan.
Teori ini dapat digunakan dalam keperawatan
profesional pada area pendidikan, tindakan
klinis, administrasi, riset, dan system informasi
keperawatan. Kekuatan umum yang dimiliki
teori ini adalah aplikasinya untuk pelaksanaan
praktek keperawatan sebagai pekerja klinik
baru. Konsep self-care, nursing system, dan
self-care deficit mudah dipahami oleh
mahasiswa keperawatan.
THANK YOU
Konsep teori Jean Watson :
CARING
Kelompok 2
Tresia Agustina 1A
Andre
Anggri Sari Furliana
Fivinloriagustin
M. Erwin Dinata
Yanda Depriansa
Septia Nurul ilmi
Mona meilisa Asti mandafia
Ahtiya Nabila Putri
Sherli Monika
Widia
Zivan keysha zachareda
Anisah Rahma Nurhasana
Menurut jean watson
• Caring adalah komitmen moral untuk
melindungi, mempertahankan dan
meningkatkan martabat manusia
• Keperawatan didefinisikan sebagai “ilmu
manusia tentang pengalaman-pengalaman
sehat,sakit, penyembuhan yang di perantarai
oleh transaksi perawatan manusia yang 32
profesional, personal, ilmiah, estetik, dan etik.
7 asumsi yang mendasari
konsep caring
1. Caring hanya akan efektif bila demonstrasikan
dan di praktekan secara interpersonal.
2. Caring berisi faktor care/perhatian pada
perawat yang hasilnya dapat memuaskan
kebutuhan manusia yang memerlukan
bantuan.
3. Caring yang efektif dapat meningkatkan 33
kesehatan dan berkembang ke arah perbaikan
bagi individu serta keluarga.
4. Caring merupakan respon yang diterima oleh
seseorang tidak hanya saat itu saja namun
mempengaruhi akan seperti apakah
5. Lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk
mendukung perkembangan seseorang dan
mempengaruhi seseorang dalam memilih tindakan
yang terbaik untuk dirinya sendiri
6. Caring lebih kompleks daripada pengobatan, praktek
caring memadukan antara pengetahuan biofisik
dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia
yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan
dan membantu klien yang sakit.
7. Caring merupakan inti dari keperawatan. (Tomey, AM,
Alligood, MR.2006).
Evolusi teori caring yang digagas oleh
“ Jean Watson :
• 1979 Nursing: the philosophy and science of
caring
• 1985 Nursing: human science and human
care
• 1988 New dimensions of human caring theory
• 1989 Watson’s philosophy and theory of 35
Dosen pengampu:
Khelly Fitria A, M.Kep., SP. Kep. Mat
1. Definisi Teori Virginia Henderson
Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar semua
orang dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut ini :
fisiologis, psikologis, sosiokultural, spiritual, dan perkembangan.
Terdiri Dari :
.
b. Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalamkeadaan sehat maupun sakit.
Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan
perawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia .
Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial
c. Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidupyang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan.
Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat,
diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan
kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.
d. Lingkungan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan yaitu:
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan menghambat
kemampuan tersebut.
b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saransaran tentang konstruksi
bangunan dan pemeliharaannya.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya
bahaya
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dan
klien.
Menurut Henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan,
mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.
1. Culture
Apa yang dipelajari, disebarkan dan nilai yang diwariskan, kepercayaan,
norma, cara hidup dari kelompok tertentu yang mengarahkan anggotanya
untuk berfikir, membuat keputusan, serta motif tindakan yang diambil.
2. Culture care
Suatu pembelajaran yang bersifat objektif dan subjektif yang berkaitan
dengan nilai yang diwariskan, kepercayaan, dan motif cara hidup yang
membantu, menfasilitasi atau memampukan individu atau kelompok
untuk mempertahankan kesejahteraannya, memperbaiki kondisi
kesehatan, menangani penyakit, cacat, atau kematian.
3. Diversity
Keanekaragaman dan perbedaan persepsi budaya, pengetahuan, dan adat
kesehatan, serta asuhan keperawatan.
4. Universality
Kesamaan dalam hal persepsi budaya, pengetahuan praktik
terkait konsep sehat dan asuhan keperawatan.
5. Worldview
Cara seseorang memandang dunianya
6. Ethnohistory
Fakta, peristiwa, kejadian, dan pengalaman individu, kelompok,
budaya, lembaga, terutama sekelompok orang yang
menjelaskan cara hidup manusia dalam sebuah budaya dalam
jangka waktu tertentu.
Tujuan Teori Madeleine Leininger
Tujuan penggunaan keperawatan transkultural adalah
mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis, sehingga
tercipta praktik keperawatan pada kebudayaan yang spesifik dan
universal (Leininger, dalam Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Dalam hal ini, kebudayaan yang spesifik merupakan kebudayaan
yang hanya dimiliki oleh kelompok tertentu. Misalnya kebudayaan
Suku Anak Dalam, Suku Batak, Suku Minang. Sedangkan
kebudayaan yang universal adalah kebudayaan yang umumnya
dipegang oleh masyarakat secara luas. Misalnya, kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan merupakan perilaku yang baik, untuk
meminimalisir tubuh terkontaminasi oleh mikroorganisme ketika
makan. Dengan mengetahui budaya spesifik dan budaya universal
yang dipegang oleh klien, maka praktik keperawatan dapat dilakukan
secara maksimal.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Madeleine Leininger
Kelebihannya:
a. Merupakan perspektif teori yang bersifat unik dan kompleks, karena tidak kaku
memandang proses keperawatan. Bahwa kebudayaan klien juga sangat patut
diperhatikan dalam memberikan asuhan.
b. Pengaplikasiannya memaksimalkan teori keperawatan lain, seperti Orem,
Virginia
Henderson, dan Neuman.
c. Teori transkultural ini dapat mengarahkan perawat untuk membantu klien dalam
mengambil keputusan, guna meningkatkan kualitas kesehatannya.
d. Mengatasi berbagai permasalahan hambatan budaya yang sering ditemukan saat
melakukan asuhan keperawatan.
Kekurangannya:
Teori ini tidak mempunyai metode spesifik yang mencakup proses asuhan
keperawatan.
Penerapan Teori Madeleine Leininger dalam Keperawatan
1. Riset (Research)
Teori Leininger telah diuji cobakan menggunakan metode penelitian
dalam berbagai budaya. Pada tahun 1995, lebih dari 100 budaya telah
dipelajari dipelajari. Selain itu juga, digunakan untuk menguji teori
ethnonursing. Teori transcultural nursing ini, merupakan satu-satunya
teori yang yang membahas secara spesifik tentang pentingnya menggali
budaya pasien untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Edukasi (Education)
Promosi kurikulum pertama tentang Transcultural Nursing dilaksanakan
antara tahun 1965-1969 oleh Madeleine Leininger. Saat itu Leininger
tidak hanya mengembangkan Transcultural Nursing di bidang kursus.
Tetapi juga mendirikan program perawat besama ilmuwan Ph-D,
pertama di Colorado School of Nursing. Kemudian dia memperkenalkan
teori ini kepada mahasiswa pascasarjana pada tahun 1977.
Teori Leininger memberikan pengaruh yang sangat besar dalam
proses pembelajaran keperawatan yang ada di dunia.
Di Indonesia sendiri, sangat penting untuk menerapkan teori
transcultural nursing dalam sistem pendidikannya. Karena kelak,
saat para perawat berhadapan langsung dengan klien, mereka
tidak hanya akan merawat klien yang mempunyai budaya yang
sama dengan dirinya. Bahkan, mereka juga bisa saja
menghadapi klien yag berasal dari luar negara Indonesia.
3. Kolaborasi (Colaboration)
Dalam mengaplikasikan teori Leininger di lingkungan
pelayanan kesehatan memerlukan suatu proses atau rangkaian
kegiatan sesuai dengan latar belakang budaya klien. Hal ini
akan sangat menunjang ketika melakukan kolaborasi dengan
klien, ataupun dengan staf kesehatan yang lainnya. Nantinya,
pemahaman terhadap budaya klien akan diimplentasikan ke
dalam strategi yang digunakan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan. Strategi ini merupakan strategi perawatan peka
budaya yang dikemukakan oleh Leininger, antara lain adalah :
1. Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya.
2. Strategi II, Mengakomodasi/negosiasi budaya.
3. Strategi III, Mengubah/mengganti budaya klien
4. Pemberi Perawatan (Care Giver)
Perawat sebagai care giver diharuskan memahami konsep teori
Transcultural Nursing. Karena, bila hal tersebut diabaikan oleh
perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock atau
culture imposition. Cultural shock akan dialami oleh klien pada
suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan
perbedaan nilai budaya. Culture imposition adalah
kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam
maupun terang- terangan memaksakan nilai budaya,
keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya pada
individu, keluarga, atau kelompok dan budaya lain karena
mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari pada
budaya kelompok lain.
5. Manajemen
Dalam pengaplikasiannya di bidang keperawatan Transcultural
Nursing bisa ditemukan dalam manajemen keperawatan.
Diantaranya ada beberapa rumah sakit yang dalam memberikan
pelayanan menggunakan bahasa daerah yang digunakan oleh
pasien. Hal ini memugkinkan pasien merasa lebih nyaman, dan
lebih dekat dengan pemberi pelayanan kesehatan. Bisa saja,
tidak semua warga negara Indonesia fasih dan nyaman
menggunakan bahasa Indonesia. Terutama bagi masyarakat
awam, mereka justru akan merasa lebih dekat dengan pelayanan
kesehatan yang menggunakan bahasa ibu mereka. Hal ini
dikarena nilai-nilai budaya yang dipegang oleh tiap orangnya
masih cukup kuat.
6. Sehat dan Sakit
Leininger menjelaskan konsep sehat dan sakit sebagai suatu
hal yang sangat bergantung, dan ditentukan oleh budaya.
Budaya akan mempengaruhi seseorang mengapresiasi keadaan
sakit yang dideritanya.
Apresiasi terhadap sakit yang ditampilakan dari berbagai
wilayah di Indonesia juga beragam. Contohnya, Si A, yang
berasal dari suku Batak mengalami influenza disertai dengan
batuk. Namun, dia masih bisa melakukan aktivitas sehari-
harinya secara normal. Maka dia dikatakan tidak sedang sakit.
Karena di Suku Batak, seseorang dikatakan sakit bila dia
sudah tidak mampu untuk menjalankan aktivitasnya secara
normal.
TERIMAKASIH