NAMA KELOMPOK 4 :
1. Muhammad Izzudin Al fathi
2. Oktavia Wahyu Lestari
3. Sherly Dwinda Sari
4. Putri Yolanda
5. Widya Nigsih
6. Weni Martalinda
7. Cinta Salsabila
8. Aziz Zagi
9. Yoli Elfiyanti
10. Tri Putri
11.
Dosen Pengampu : Khelly Fitria Annuril
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
DIPLOMA TIGA JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Taksonomi nanda dan SDKI” ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Metodiologo Keperawatan. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................1
Latar Belakang.......................................................................................................................1
Rumusan Masalah..................................................................................................................1
Tujuan....................................................................................................................................1
Manfaat .................................................................................................................................2
BAB 3 PENUTUP................................................................................................................14
Kesimpulan............................................................................................................................14
Daftar pustaka........................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga medis khususnya
dapat memahami dan mengaplikasikannya di dalam asuhan keperawatan mengenai
dokumentasi diagnosa keperawatan.yang dapat mahasiswa mengerti terdiri dari :
1. Dapat mengetahui pengertian diagnosa keperawatan.
2. Dapat mengetahui struktur taksonomi NANDA I .
3. Dapat mengetahui aksis dari taksonomi NANDA I.
4. Dapat mengetahui komponen diagnosa keperawatan.
5. Dapat mengetahui cara deteksi cepat diagnosa keperawatan NANDA I.
6. Dapat mengetahui cara deteksi detail diagnosa keperawatan NANDA I.
Manfaat
Makalah ini di buat oleh kami agar meminimalisir kesalahan dalam tindakan praktik
keperawatan yang di sebabkan oleh ketidak pahaman dalam prosedur dokumentasi diagnosa
keperawatan dalam keperawatan sehingga berpengaruh besar terhadap kesehatan klien.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperwatan, langkah kedua dari proses keperwatan, mengklarifikasikan
masalah kesehatan dalam ruang lingkup keperawatan. Proses diagnosa merupakan hasil analisa
data dan identifikasi anda dari respon klien terhadap masalah pelayanan kesehatan. Istilah
diagnosa berarti “untuk membedakan” atau “untuk mengetahui” diagnosa keperawatan adalah
keputusan klinis tentang respon individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan
aktual atau potensial atau proses kehidupan (Nanda Internasional, 2007). pernyataan yang
menggambarkan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat
mempunyai lisensi dan kompenten untuk mengatasinya.
Menurut para ahli :
1. shoemaker (1984).
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang individu, keluarga atau komunitas yang
di dapatkan melalui proses pengumpulan data yang disengaja dan sistematis yang menjadi
tanggung gugat perawat. Hal ini ditunjukan secara singkat dan mencakup etiologi kondisi bila
di ketahui.
2. Aspinall (1976)
Suatu proses kesimpulan klinis dari kesimpulan klinis dari perubahan yang teramati dalam
kondisi fisik atau fisiologi pasien. Jika proses ini terjadi secara aktual dan rasional, maka
proses tersebut akan mengarah pada identifikasi tentang kemungkinan penyebab
simptomologi.
3. Roy (1982)
Diagnosa keperwatan adalah fase singkat atau istilah yang meringkas kelompok indikator
penting (empiris) yang mewakili pola keutuhuhan manusia.
Masalah kolaborasi adalah komplikasi fisiologi aktual atau potensial yang dipantau
perawat untukmendeteksi onsert perubahan status klien (Carpenito-Moyet 2005). Ketika
masalah kolaborasi muncul perawat ikut serta dalam kolaborasi dengan tenaga pelayanan
kesehatan dari disiplin lain. Perawat menangani masalah seperti perdarahan, infeksi dan
aritmia jantung menggunakan tindakan yang ditentukan dokter dan di tentukan perawat untuk
meminimalkan komplikasi. Sebagai contoh, klien dengan luka operasi beresiko terkena
infeksi, sehingga dokter meresepkan antibiotik. Sedangkan perawat memonitor klien
terhadap timbulnya deman dan tanda infeksi lainnya serta melakukan tindakan luka yang
benar.
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga, atau
masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau
potensial (NANDA, 1990).
Kesimpulan diagnosa meliputi masalah yang ditangani oleh perawat (diagnosis
keperawatan) dan masalah yang memerlukan penanganan dari beberapa disiplin (masalah
kolaborasi). Diagnosa keperawatan dan masalah kolaborasi menggambarkan batasan kondisi
klien yang memerlukan asuhan keperawatan (Carpenito-Moyet, 2005).
B. Sejarah diagnosa keperawatan.
Tujuan dan sasaran diagnosa keperawatan berbeda dari tujuan dan sasarn diagnosa
medis. Tujuan diagnosa keperawatan adalah untuk mengarahkan rencana asuhan keperawatan
untuk membantu klien dan keluarganya beradaptasi terhadap penyakit mereka dan untuk
menghilangkan masalah perawat kesehatan. Tujuan diagnosa medis adalah untuk
mengidentifikasi dan untuk merancang rencana pengobatan untuk penyembuhan penyakit atau
proses patologis.
Sasaran diagnosa keperawatan adalah untuk mengmbangkan suatu rencana asuhan
yang bersifat individual sehingga klien dan keluarganya mampuh mengatasi perubahan dan
untuk menghadapi tantangan yang diakibatkan dari maslah kesehtan. Sasaran dari diagnosa
medis adalah untuk meresepkan pengobatan. Sebagai contoh mahasiswa yang berusia 20
tahun masuk rumah sakit dengan nyeri abdomen kuadran kanan bawah. Dokter membuat
diagnosa medis apendistis, dan klien menjalani apendoktomi darurat untuk menghilangkan
apendiks yang terinfeksi. Setalah apendoktomi perawat mengembangkan beberapa diagnosa
keperawatan, salah satunya dalah hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri
sekunder akibat insisi abdomen. Asuhan keperawatan akan di arahkan pada penigkatan
mobilitas klien pada tahap preoperatif secara bertahap.
D. Komponen diagnosa keperawatan.
Sedangkan palpasi pada daerah tersebut, yang teradang membuat wajah meringis
kesakitan, akan memberikan informasi objektif.
Tiga komponen diagnosa keperawatan utama dengan merujuk pada hasil analisa data,
meliputi: problem (masalah), etiologi (penyebab), dan sign/symptom (tanda/ gejala).
Problem (masalah), adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan
dapat diberikan karena adanya kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang seharusnya tidak terjadi
Etiologi (penyebab), adalah keadaan yang menunjukkan penyebab terjadinya problem
(masalah).
Sign/symptom (tanda/ gejala),
Contoh :
Pola nafas tidak efektif yang berhubungan dengan penumpukan sputum pada
saluran nafas,ditandai dengan pergerakan dinding dada yang tidak optimal.
2. Pola P+E (PE) yaitu : Problem : maslah
Etiologi : penyebab
Contoh :
Kesalahan dalam proses diagnosis keperawatan terjadi pada saat pengumpulan data,
pengelompokkan, interpretasi, dan pernyataan diagnosis. Sebagai perawat, perlu menerapkan
metode berpikir kritis pada proses diagnosis keperawatan yang akurat.
1. Kesalahan dalam Pengumpulan Data
Untuk menghindari kesalahan dalam pengumpulan data, perlu memiliki pengetahuan dan
keterampilan mengenai semua teknik pemeriksaan. Hindari data yang salah dan tidak
akurat. Petunjuk praktik berikut ini merupakan cara
Setelah pengumpulan data, tinjau ulang data dasar Anda untuk memutuskan apakah data
tersebut akurat dan lengkap. Meninjau ulang data bermanfaat untuk meyakinkan bahwa
temuan fisik objektif yang diukur mendukung data subjektif. Sebagai contoh, ketika klien
mengeluh “sulit bernafas”, Anda juga ingin mendengar bunyi par, memeriksa frekuensi
pernapasan, dan mengukur pengembangan dada klien. Saat Anda tidak dapat memvalidasi
data, ini menunjukkan ketidaksesuaian antara petunjuk klinis dan diagnosis keperawatan
(Lunney, 1998).
3. Kesalahan dalam Pengelompokan Data
Kesalahan dalam pengelompokan data terjadi saat data dikelompokkan terlalu cepat, tidak
benar, atau tidak dikelompokkan sama sekali. Penutupan pengelompokkan yang terlalu cepat
terjadi saat Anda membuat diagnosis keperawatan sebelum mengelompokkan semua data.
Selalu tentukan diagnosis keperawatan dari data, bukan sebaliknya. Diagnosis keperawatan
yang salah akan memengaruhi kualitas pelayanan klien.
4. Kesalahan dalam Pernyataan Diagnosis
Diagnosis keperawatan memiliki dua komponen utama yaitu masalah (problem ) atau
lebel diagnosis dan indikator diagnosis
1. Masalah ( Problem )
Masalah merupakan lebel diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari respon
klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupanya.
2. Indikator Diagnosis
1. Penyebab ( Etiology )
2. Tanda ( Sign ) dan Gejala ( Symptom )
3. Factor Risiko
1. Penulisan 3 bagian yaitu metode penulisan ini terdiri atas masalah , penyebab dan
tanda gejala, metode ini hanya digunakan pada diagnosis actual, sebagai contoh :
bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalannafas dibuktikan
dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih,mwngi,dyspnea,gelisah.
2. Penulisan 2 bagian yaitu dilakukan pada diagnosis resiko dan diagnosis promosi
kesehatan, sebagai contohnya : risiko aspirasi dibuktikan dengan tingkat kesadaran
menurun.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
Saran.
Potter, Patricia A & Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
konsep,proses dan praktik edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGS.Jakarta.
Potter, Patricia A & Anne Griffin Perry. 2008. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
konsep,proses dan praktik edisi 7. Penerbit Buku Kedokteran EGS.Jakarta.
Gaffar Jumadi,1999,Pengantar Keperawatan Profesional,Jakarta : EGC.