DISUSUN OLEH :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu walaupun ada beberapa
halangan yang mengganggu proses pembuatan makalah ini, namun penulis dapat
mengatasinya tentu atas campur tangan Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis berharap makalah ini akan berguna bagi pembaca dan mahasiswa terutama
yang berada di STIKes Eka Harap tentang “KONSEP DAN PENILAIAN
Kelompok IV
ii
1
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................................
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………..
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
2.1 Pengertian Mutu…………………………………………….…….
2.2 Pengertian Mutu Pelayanan Keperawatan......................................
2.3 Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan ………… ……………….
2.4 Ciri Mutu Asuhan Keperawatan…….……………………………..….
2.5 Pengertian Standar Asuhan Keperawatan…………..……….….…
2.6 Tujuan SAK (Standar Asuhan Keperawatan)……………....……..
2.7 Komponen SAK (Standar Asuhan Keperawatan)……….………..
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………....
3.2 Saran………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Depkes RI (2010), mutu pelayanan keperawatan adalah pelayanan
kepada pasien yang berdasarkan standar keahlian untuk kebutuhan dan keinginan
pasien, sehingga pasien dapat memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat
meningkatkan kepercayaan kepada rumah sakit, serta dapat menghasilkan keunggulan
kompetitif melalui pelayanan yang bermutu, efisien, inovatif, dan menghasilkan
customer responsiveness. Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas
pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan
kesehatan di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan
kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan
penderitaan, kesakitan, serta kesengsaraan yang dialami pasien dan keluarganya.
Salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan itu adalah apakah pelayanan
keperawatan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan merupakan
perbadingan antara kualitas jasa pelayanan yang didapat dengan keinginan,
kebutuhan, dan harapan (Tjiptono, 2004). Pasien sebagai pengguna jasa pelayanan
keperawatan menuntut pelayanan keperawatan yang sesuai dengan haknya, yakni
pelayanan keperawatan yang bermutu dan paripurna. Pasien akan mengeluh bila
perilaku caring yang dirasakan tidak memberikan nilai kepuasan bagi dirinya.
Nursalam, 2008 menyatakan bahwa Standar asuhan keperawatan berguna
sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan dan mutu asuhan keperawatan.
Dalam pemberian asuhan keperawatan yang baik yaitu harus dengan cara memenuhi
standar profesi yang juga telah ditetapkan, pelayanan asuhan keperawatan ini juga
dimanfaatkan secara wajar, efisiensi, dan juga efektif,aman juga bagi pasien dan
perawat sebagai pemberi jasa,memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan, aspek
sosial, ekonomi, budaya, agama, etik dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan
dihormati untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan diperlukan adanya standar
praktik keperawatan. Standar asuhan keperawatan adalah penentu untuk
mempertahankan dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, standar pelayanan
dan asuhan keperawatan tersebut harus diterapkan secara bertahap. Asuhan
keperawatan adalah kegiatan pada praktik keperawatan yang diimplementasikan
secara langsung kepada pasien atau klien sebagai pelayanan kesehatan, standar
pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh sesuai dengan kebutuhan pasien,
memanfaatkan teknologi tepat guna dan hasil penelitian dalam pengembangan
pelayanan kesehatan/ keperawatan sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal.pelayanan dilaksanakan berdasarkan dengan kaidah keperawatan sebagai
profesi yang berdasarkan kepada ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic dan
berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi
klien ,asuhan keperawatan bermutu tinggi adalah tujuan perawat di semua praktik
3
Menurut Lebouf (2017), ada lima dimensi mutu pokok yang dapat
digunakan untuk mengukur persepsi pelanggan tentang mutu pelayanan yang
meliputi :
1. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan
yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.
2. Responsiveness (daya tanggap), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam
membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap,
yang meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan
karyawan dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan pelanggan/
pasien.
3. Assurance (keyakinan/ jaminan), meliputi kemampuan karyawan atas:
pengetahuan terhadap produk/ jasa secara tepat, kualitas keramahtamahan,
perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, ketrampilan dalam
memberikan informasi, kemampuan di dalam memberikan keamanan di dalam
memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan di dalam menanamkan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi jaminan ini merupakan
gabungan dari dimensi :
a. Kompetensi, artinya ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para
karyawan untuk melakukan pelayanan.
b. Kesopanan, yang meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para
karyawan.
c. Kredibilitas, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan
kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagainya
4. Emphaty (empati), yaitu perhatian secara individual yang diberikan
perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan
dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan
pelanggannya. Dimensi emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi :
a. Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan.
b. Komunikasi, merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk
menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan
dari pelanggan.
c. Pemahaman kepada pelanggan, meliputi usaha perusahaan untuk
mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan
5. Tangibles (Berwujud), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan
ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan
kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan
karyawan.
2.4 Ciri Mutu Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan menggunakan metode proses keperawatan. Proses
keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam usaha
memperbaiki atau memelihara pasien sampai taraf optimum melalui suatu
pendekatan yang sistematis untuk mengenal dan membantu memenuhi kebutuhan
khusus pasien. Sementara itu, Yura dan Walsh menyatakan bahwa proses
keperawatan adalah suatu tahapan desain tindakan yang ditujukan untuk
memenuhi tujuan keperawatan yang meliputi: mempertahankan keadaan
kesehatan pasien yang optimal, apabila kondisinya berubah kualitas tindakan
keperawatan ditujukan untuk mengembalikan ke keadaan normal (Nursalam,
2006).
DAFTAR PUSTAKA
Davidow, Moshe 2003. “Have You Heard The Word? The Effect Of Word
Of Mouth On Perceived Justice, Satisfied and Repurchase Intentions Following
Complain Handling.” Journal of and Complaining Behavior.Vol.16 hlm. 67.
Depkes RI. 2005. Indikator Kinerja Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.
Nasution. 2001. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Manajemen).
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nursalam, dan F. Efendi. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika.
Pohan, I. 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian
dan Penerapan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC. Hlm 13−15.
Ramanujam, P.G. 2011. “Service Quality in Health Care Organisations: A
Study of Corporate Hospitals in Hyderabad.” Journal of Health Management, 13,
2 (2011): 177–202.
Trarintya, M. 2011. “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan dan
Word of Mouth (Studi Kasus Pasien Rawat Jalan Di Wing Amerta RSUP Sanglah
Denpasar)”. Tesis. Denpasar: Universitas Udayana.
Zung, W.K. 1971. “Sebuah Instrumen Penilaian Gangguan Kecemasan”.
Psychosomatics. www. Scrib.com.