Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PROSES

LUARAN KEPERAWATAN (SLKI)

Disusun Oleh:

PROGRAM STUDY KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH BENGKULU
2020

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah ,puji syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas membuat makalah
yang berjudul” Asuhan Keperawatan Pada Proses Luaran Keperawatan (SLKI) ” dapat tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh  dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun selalu kami harapankan demi kesempurnaan pembahasan ilmu yang terdapat
dalam makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan  terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala
usaha kita. Aamiin

Bengkulu, 25 Juni 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ………..………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………… ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar belakang………………………………………………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah….………………………………………………………………………… 2
1.3. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………………. 2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ketentuan Umum……………………………………………………………………………... 3
2.2 Ketentuan Khusus ………………………………………………........................................ 5
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………….... 8
Daftar pustaka

3
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik keperawatan yang profesional dan berkualitas harus didadarkan pada kode etik, standar
pelayanan standar profesi dan standar prosedur operasional, sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 tentang keperawatan . Dalam mewujudkan tujuan tersebut,
Persatuan Perawat Nasional (PPNI) sebagai organisasi profesi salah satunya berkewajiban
Menyusun Standar Asuhan Keperawatan.
Standar Asuhan Keperawatan memiliki tiga komponen utama, yaitu diagnosis
keperawatan, Intervensi keperawatan dan luaran (outcome) keperawatan. PPNI telah
menerbitkan standar diagnosis keperawatan dan standar intervensi keperawatan. Untuk
menyempurnakan Standar Asuhan Keperawatan, perlu diterbitkan pula Standar luaran
keperawatan.
Standar luaran keperawatan akan menjadi acuan bagi perawat dalam menetapkan kondisi
atau status Kesehatan seoptimal mungkin yang diharapkan dapat dicapai oleh klien setelah
pemberian intervensi keperawatan. Dengan adanya luaran keperawatan, maka tingkat
keberhasilan intervensi keperawatan dapat diamati dan diukur secara spesifik. Penggunaan
standar luaran keperawatan juga akan menjamin penggunaan terminiologi luaran keperawatan
yang seragam dan terstandarisasi, sehingga luaran dapat dikomunikasikan secara rinci kepada
sesama perawat dan / atau tenaga Kesehatan lainnya. Jika termiologi keperawatan terstandarisasi,
maka memungkinkan dilakukan pengukuran secara akurat untuk menilai efektifitas dan kualitas
asuhan keperawatan.
Selain itu, penggunaan kosa kata terstandar memungkinkan penerapan system
dokumentasi secara elektronik dan berbasis computer. System ini dapat menjadi basis data
(database) luaran keperawatan untuk pengembangan penelitian dan praktik keperawatan untuk
pengembangan penelitian dan praktik keperawatan berbasis bukti sehingga visibilitas kontribusi
perawat terhadap luaran (outcome) pasien menjadi semakin nyata (lunberg et al, 2008, Pearson,
2003; Rutherford 2008; Thede & Sewell, 2010).
Perawat telah menetapkan dan mendokumentasikan luaran keperawatan, namun karena
belum adanya acuan yang distandarisasi dan diberlakukan di Indonesia, maka penetapaan luaran
keperawatan menjadi tidak seragam, padahal penetapan luaran keperawatan akan membantu
perawat memfokuskan perhatian pada kualitas dan keamanan asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien. Mengingat pentingnya luaran keperawatan, maka dibutuhkan standar
lauran keperawatan yang dapat diterapkan secara nasional di Indonesia dengan mengacu pada
standar-standar dan referensi-referensiluaran internsional yang lebih ada sebelumnya.
PersatuanPerawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai organisasi profesi perawat yang
bertanggung jawab secara nasional atas peningkatan profesionalisme perawat dan kualitas
penyelenggaraan asuhan keperawatan, maka dianggap perlu untuk menertibkan panduan berupa

4
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) agar tercipta kesergaman termiologi untuk
menggambarkan ruang lingkup luaran yang dicapai oleh perawat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana panduan atau acuan bagi perawat dalam menetapkan luaran keperawatan?
2. Bagaimana Meningkatkan otonomi perawat dalam membari pelayanan Kesehatan
3. Bagaimana Memudahkan komunikasi intraprofesional dan interprofessional dengan
penggunaan istilah yang seragam dan terstandarisasi
1.3 Tujuan
1. Menjadi panduan atau acuan bagi perawat dalam menetapkan luaran keperawatan
2. Meningkatkan otonomi perawat dalam membari pelayanan Kesehatan
3.Memudahkan komunikasi intraprofesional dan interprofessional dengan penggunaan istilah
yang seragam dan terstandarisasi
4.Meningkatkan mutu asuhan keperawatan

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ketentuan Umum


Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman penentuan luaran keperawatan dalam rangka memberikan asuhan keperawatan yang
aman, efektif dan etis. Standar Luaran Keperawatan Indonesia ( SLKI) ini dalam penyusunannya
telah disesuaikan dan dikembangkan dari Standar Praktik Keperawatan Indonesia yang
dikeluarkan oleh PPNI tahun 2009 adapun standar praktik keperawatan terkait luaran
keperawatan termuat dalam Standar III dan Standar V sebagai berikut.
a. Standar III Perencanaan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
meningkatkan kesehatan klien.
b. Rasional
Pemeriksaan dikembangkan berdasarkan diagnosis keperawatan
c. Kriteria Struktur
Tatanan Praktek Menyediakan :
1. Sarana yang dibutuhkan untuk mengembangkan perencanaan
2. Adanya mekanisme pencatatan sehingga dapat dikomunikasikan
d. Kriteria Proses
1. Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah tujuan dan rencana tindakan keperawatan
2. Bekerjasama dengan klien dalam menyusun rencana tindakan keperawatan
3. Perencanaan bersifat individuasi (sebagai individu, kelompok dan masyarakat) sesuai dengan
kondisi atau kebutuhan klien
4. Mendokumentasikan rencana keperawatan
e. Kriteria Hasil
1. Tersusunya suatu rencana asuhan keperawatan klien
2. Perencanaan mencerminkan penyelesaian terhadap diagnosis keperawatan
3. Perencanaan tertulis dalam format yang singkat dan mudah didapatkan
4. Perencanaan menunjukkan bukti adanya revisi pencapaian tujuan

6
f. Standar V: Evaluasi
Perawat mengevaluasi perkembangan kesehatan klien terhadap tindakan dalam pencapaian
tujuan sesuai rencana yang telah ditetapkan dan merevisi data dasar dan perencanaan
g. Rasional
Praktek keperawatan merupakan suatu proses dimana yang mencakup berbagai perubahan data
diagnosa atau perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Efektivitas asuhan keperawatan
tergantung pada pengkajian yang berulang-ulang.
h. Kriteria Struktur
1. Tatanan praktek menyediakan : sarana dan lingkungan yang mendukung terlaksananya proses
evaluasi.
2. Adanya akses informasi yang dapat digunakan perawat dalam menyempurnakan perencanaan
3. Adanya supervisi dan konsultasi untuk membantu perawat melakukan evaluasi secara efektif
dan mengembangkan alternatif perencanaan yang tepat.
i. Kriteria Proses
1. Menyusun rencana evaluasi hasil tindakan secara komprehensif tepat waktu dan terus menerus
2. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan kearah pencapaian
tujuan
3. Memvalidasi dan menganalisis data baru dengan sejawat dan klien
4. Bekerjasama dengan klien, keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan
5. Mendokumentasikan hasil evaluasi dan memodifikasi perencanaan
6. Melakukan supervisi dan konsultasi klinik
j. Kriteria Hasil
1. Diperoleh nya hasil revisi data, diagnosis, rencana tindakan berdasarkan evaluasi
2. Klien berpartisipasi dalam proses evaluasi dan revisi rencana tindakan
3. Hasil evaluasi digunakan untuk mengambil keputusan
4. Evaluasi tindakan terdokumentasikan sedemikian rupa yang menunjukkan kontribusi terhadap
efektifitas tindakan keperawatan dan penelitian.

7
2.2 Ketentuan Khusus
2.2.1 Definisi Luaran Keperawatan
Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek-aspek yang dapat diobservasi dan diukur
meliputi kondisi, perilaku atau dari persepsi pasien, keluarga atau komunitas sebagai respons
terhadap intervensi keperawatan. Luaran keperawatan menunjukkan status diagnosa keperawatan
setelah dilakukan intervensi keperawatan
Luaran keperawatan dapat juga diartikan sebagai hasil akhir intervensi keperawatan yang terdiri
atas indikator-indikator atau kriteria-kriteria hasil pemulihan masalah. Luaran keperawatan
merupakan perubahan kondisi yang spesifik dan terukur yang perawat harapkan sebagai respons
terhadap asuhan keperawatan.
Luaran keperawatan dapat membantu perawat memfokuskan atau mengarahkan asuhan
keperawatan karena merupakan respons fisiologis, psikologis, sosial, perkembangan atau
spiritual yang menunjukkan perbaikan masalah kesehatan pasien.
2.2.1 Klarifikasi Luaran Keperawatan
International CouncilOfNurses (ICN) sejak tahun 1991 telah mengembangkan status sistem
klasifikasi yang disebut dengan internationalClassification For NursingPractice (ICNP). Sistem
klasifikasi ini tidak hanya mencakup klasifikasi intervensi dan luaran keperawatan.
ICNP membagi diagnosis intervensi dan luaran keperawatan menjadi lima kategori yaitu
fisiologis, psikologis, perilaku, relasional dan lingkungan.
2.2.2 Jenis Luaran keperawatan
Luaran keperawatan dibagi menjadi dua jenis, yaitu Luaran Negatif dan Luaran positif.Luaran
negatif menunjukkan kondisi, perilaku atau persepsi yang tidak sehat, sehingga penetapan luaran
keperawatan ini akan mengarahkan pemberian intervensi keperawatan yang bertujuan untuk
menurunkan. Sedangkan luaran positif menunjukkan kondisi perilaku atau persepsi yang sehat
sehingga penetapan luaran keperawatan ini akan mengarahkan pemberian intervensi
keperawatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki (lCNP , 2015 Standar
praktik keperawatan Indonesia - PPNI, 2009).
2.2.3 Komponen Luaran Keperawatan
Luaran keperawatan memiliki tiga komponen utama yaitu label dan ekspektasi dan kriteria
hasil. masing-masing komponen diuraikan sebagai berikut.
1.Label
Komponen ini merupakan nama sari luaran keperawatan yang terdiri atas kata kunci untuk
memperoleh informasi terkait luaran keperawatan. Label luaran keperawatan merupakan kondisi
perilaku atau persepsi pasien yang dapat di ubah atau di atasi dengan intervensi
keperawatan.Label intervensi keperawatan terdiri atas beberapa kata (1 kata s.d.4 kata)yang di

8
awali dengan kata benda (nominal) yang berfungsi sebagai deskriptor atau penjelas luaran
keperawatan.
2.Ekspektasi
Ekspektasi merupakan penilaian terdapat hasil yang diharapkan tercapai. Ekspektasi
menggambarkan seperti apa kondis, perilaku atau persepsi pasien akan berubah setelah di
berikan intervensi keperawatan terdapat tiga kemungkinan ekspektasi yang di harapkan perawat
yaitu:
a.ekspektasi menurun digunakan pada luaran negatif seperti tingkat keletihan.tingkat
ansietas,tingkat berduka, tingkat infeksi, tingkat perdarahan, Respons alergi.
b. ekspektasi meningkat digunakan pada luaran positif seperti bersihan jalan napas, curah jatung,
perfusi perifer , perawatan diri,tingkat pengetahuan,. Sirkulasi spontan, status kenyamanan.
c. Ekspektasi membaik
Digunakan pada luaran yang tidak dapat diekspektasikan menurun atau meningkat seperti
Eliminasi Fekal, fungsi seksual.
3.Kriteria hasil
Kriteria hasil merupakan karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur oleh perawat
dan dijadikan sebagian dasar untuk menilai pencapaian hasil, intervensi keperawatan, kriteria
hasil juga dapat,disebut sebagai indikator, karena menggambarkan perubahan perubahan yang
ingin dicapai setelah pemberian intervensi keperawatan
Berdasarkan motode dokumentasianya, maka penelis kriteria hasil dapat dilakukan dengan 2
metode, jika menggunakan metode pendokumentasianya.manual tulisan maka setiap kinerja hasil
perlu dituliskan angka atau nilai yang diharapkan untuk dicapai, sedangkan jika menggunakan
metode pendokumentasiannya berbasis komputer, maka setiap kriteria hasil ditetapkan dalam
bentuk skor dengan skala 1sampai dengan 5 Terdapat 3 variasi sekalah pada pemberian skor
kriteria hasil yaitu.
2.2.4 Penerapan Luaran Keperawatan
Penerapan Keperawatan dengan mengunakan komponen diatas dapat dilakukan dengan 2 motode
yaitu:
1.motode dokumentasi manual/ tertulis
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama...... maka (luaran keperawatan) (Ekspetasi)
dengan kriteria hasil
- kriteria 1( hasil )
- kriteria 2 (hasil)
- kriteria 3 ( hasil)

9
- dan seterusnya
Contoh:setelah dilakukan intervensi selama 3 jam. Maka bersihan jalan nafas meningkatkan
dengan kriteria hasil
- batuk efektif
- produksi sputum menurun
- mengi menurun
- prekuensi napas 12- 20 kali permenit
2.motode dokumentasi berbasis komputer
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama....... maka ( lauran keperawatan)
(Ekspetasi) dengan kriteria hasil
- kriteria 1 (skor)
- kriteria 2 ( skor)
- kriteria 3 (skor)
- dan seterusnya
Contoh: setelah dilakukan intervensi selama 3 jam.maka bersihan jalan nafas meningkatkan
dengan kriteria hasil
- batuk efektif. 5
- produksi sputum. 5
- mengi. 5
- frekuensi nafas 5

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Luaran (outcome) keperawatan merupakan aspek-aspek yang dapat diobservasi dan
diukur meliputi kondisi, perilaku atau dari persepsi pasien, keluarga atau komunitas
sebagai respons terhadap intervensi keperawatan. Luaran keperawatan menunjukkan
status diagnosa keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan
Luaran keperawatan dapat juga diartikan sebagai hasil akhir intervensi keperawatan yang
terdiri atas indikator-indikator atau kriteria-kriteria hasil pemulihan masalah. Luaran
keperawatan merupakan perubahan kondisi yang spesifik dan terukur yang perawat
harapkan sebagai respons terhadap asuhan keperawatan.

11

Anda mungkin juga menyukai