DAFTAR ISI
BAB 1
BERFIKIR KRITIS DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari dan setiap aktivitas, manusia selalu terlibat di dalam
pengambilan suatu keputusan, baik keputusan sederhana maupun yang kompleks. Proses
dalam pengambilan keputusan selalu terkait dengan proses berpikir kritis..
Berpikir kritis merupakan topik utama dan penting dalam pendidikan modern. Sebagai
seorang pendidik, diharapkan tertarik untuk mengajarkan bagaimana berpikir kritis kepada
peserta didiknya. Para pendidik sebaiknya mengajarkan peserta didiknya “how to think”
bukan “how to learn”. Tujuan khusus mengajar berpikir kritis dalam ilmu pengetahuan atau
disiplin ilmu lainnya adalah untuk meningkatkan keahlian peserta didik dalam berpikir dan
mempersiapkan para peserta didik menjadi lebih berhasil di dunia ini. Oleh karena itu dosen
harus memiliki pengetahuan mengenai cara meningkatkan keterampilan berpikir kritis untuk
menunjang proses pengambilan keputusan para mahasiswa.
Karena pentingnya pembahasan mengenai berpikir kritis dan peranannya dalam
pengambilan keputusan, maka kami akan membahas mengenai berpikir kritis, indikator
berpikir kritis, membangun pemikiran kritis, pengambilan keputusan, fase pengambilan
keputusan serta peranan berpikir kritis dalam pengambilan keputusan dalam modul ini.
Salah satu sasaran utama bersekolah yaitu meningkatkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis. Berpikir kritis tidaklah mudah seperti halnya menghafal karena berpikir kritis
kita harus menggabungkan kata-kata yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
John Dewey, filsuf, psikolog, dan edukator berkebangsaan Amerika, secara luas
dipandang sebagai ‘bapak’ tradisi berpikir kritis modern. Ia menamakan ‘berpikir reflektif’
dan mendefinisikannya sebagai :
Pertimbangan yang aktif, persistent (terus menerus), dan teliti mengenai sebuah
keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut-sudut
alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi
kecenderungannya (Dewey,1909:9)
Edward Glaser (1941:5) mengembangkan gagasan Dewey dan mendefinisikan berpikir
kritis sebagai :
(1) suatu sikap yang mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-
hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; (2) pengetahuan tentang metode-
metode pemeriksaan dan penalaran yang logis; dan (3) semacam suatu keterampilan untuk
menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis merupakan upaya keras untuk
memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan
kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
Paul, Fisher dan Nosich (1993:4) memberikan definisi berpikir kritis yang kelihatan
agak berbeda dengan definisi-definisi yang diberikan di atas. Definisi itu adalah sebagai
berikut :
Berpikir kritis adalah mode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja
dimana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil
struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual
padanya. (Fisher,2007:4).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir
kritis adalah proses yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai hasil atau keputusan
yang tepat dan bijaksana dengan cara melaksanakan proses menggali, mengenali, dan menilai
segala hal yang terkait seperti, nilai-nilai, fakta dan informasi, pengetahuan yang dimiliki dan
dibutuhkan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Facion (dalam Istanto, 2012) mengungkapkan enam kemampuan berpikir kritis utama
yang terlibat di dalam proses berpikir kritis, yaitu :
1. Interpretasi : kategorisasi, dekode, mengklarifikasi makna
2. Analisis : memeriksa gagasan, mengidentifikasi argumen
Menurut Orlich Donald C. dkk (1998) terdapat beberapa unsur pemikiran kritis, terdiri
dari : (1) mengidentifikasi isu, (2) mengidentifikasi hubungan antara unsur-unsur, (3)
menyusun kesimpulan implikasi, (4) menyimpulkan motif, (5) menggabungkan unsur-unsur
independen untuk menciptakan pola pikir baru (kreativitas), (6) membuat interpretasi asli
(kreativitas).
Berikut merupakan beberapa cara yang para dosen gunakan untuk membangun
pemikiran kritis dalam rencana pembelajaran mereka :
1. Tanyakan tidak hanya apa yang terjadi, tetapi juga “bagaimana” dan “mengapa”.
2. Periksalah “fakta-fakta” yang dianggap benar untuk menentukan apakah terdapat bukti
untuk mendukungnya.
3
PENDAHULUAN
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :
1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan
yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh
kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk
pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu
masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan
tindakan.
Menurut Sir Francis Bacon Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap, yaitu
sebagai berikut :
1. Merumuskan/mendefinisikan masalah. Tahap ini merupakan usaha untuk mencari
permasalahan yang sebenarnya.
2. Pengumpulan Informasi yang Relevan. Tahap ini merupakan pencarian faktor-faktor
yang mungkin terjadi sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya masalah.
3. Mencari Alternatif Tindakan. Tahap ini merupakan pencarian kemungkinan yang
dapat ditempuh berdasarkan data dan permasalahan yang ada.
4. Analisis Alternatif. Tahap ini merupakan analisis terhadap setiap alternatif menurut
kriteria tertentu yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif.
5. Memilih Alternatif Terbaik. Tahap ini merupakan pemilihan alternatif terbaik yang
dilakukan atas kriteria dan skala prioritas tertentu.
Pemikiran kritis dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan. Jika melihat proses
pengambilan keputusan, pemikiran kritis memiliki beberapa peranan, diantaranya :
1. Membantu dalam mengindentifikasi masalah yang dihadapi
2. Membantu dalam mengumpulkan informasi yang relevan
3. Membantu dalam menganalisis alternatif-alternatif pemecahan masalah untuk
menentukan pilihan terbaik
4. Membantu mengevaluasi keputusan yang sudah diambil. (Istanto,2012)
Menurut Osman (2005) ada beberapa hal yang dapat menghalangi proses berpikir kritis
dalam pengambilan keputusan, antara lain: (1) sulit berubah, mind set yang kaku, petunjuk
praktek secara tradisional, kebiasaan dan rutinitas; (2) takut membuat kekeliruan; (3) enggan
untuk mengambil resiko atau mencari strategi alternatif; (4) pengambilan keputusan tanpa
cukup data atau tanpa didukung oleh dasar pemikiran rasional; (5) kegagalan menilai
efektivitas dari pengobatan. (Ivone,2010).
Salah satu upaya agar mahasiswa menjadi aktif dan kritis dalam pembelajaran adalah
dengan menyelenggarakan pembelajaran yang menekankan pada partisipasi mahasiswa untuk
mampu berpikir kritis. Untuk itu diperlukan pengelolaan pembelajaran yang lebih melibatkan
mahasiswa sehingga mampu dan terlatih berpikir kritis.
Salah satu model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis
mahasiswa dalam pembelajaran adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Pembelajaran
ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual mahasiswa, serta merangsang
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Melalui PBM, peserta didik mengkonstruksikan
pengetahuan di benak mereka sendiri sesuai dengan pengalaman belajarnya. Proses
pembelajaran berjalan alamiah dalam bentuk kegiatan mahasiswa bekerja dan mengalami,
bukan hanya transfer pengetahuan dari dosen ke mahasiswa. Dengan adanya pengaitan antara
materi pelajaran dengan masalah - masalah kehidupan nyata memungkinkan mahasiswa
untuk belajar mandiri. mahasiswa melakukan pengamatan, mencari informasi,
mengungkapkan gagasan, bertanya, menjawab dan saling berdiskusi dalam proses
pembelajaran.
Dengan demikian, penerapan pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis mahasiswa. Selain itu siswa dapat berlatih mencari jawaban atas suatu masalah
dengan cara mencari informasi, mengolah dan mengambil keputusan.
LATIHAN
1. Pernyataan yang benar tentang pengertian berfikir kritis dibawah ini adalah...
a. Adalah mode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja dimana si
pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil
struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar
intelektual padanya
b. Adalah Salah satu upaya agar siswa menjadi aktif dan kritis dalam pembelajaran
c. Adalah proses yang harus dilakukan seseorang untuk mencapai hasil atau
keputusan yang tepat dan bijaksana dengan cara melaksanakan proses menggali,
mengenali, dan menilai segala hal yang terkait seperti, nilai-nilai, fakta dan
informasi, pengetahuan yang dimiliki dan dibutuhkan untuk menjadi bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan
d. Adalah mode berpikir dengan cara pikiran logis
3. Ada berapa tahapan dalam prose pengambilan keputusan menurut Sir Francis Bacon....
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6
KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. E
4. D
5. A
10
DAFTAR PUSTAKA
11
BAB 2
TAHAPAN PROSES KEPERAWATAN
PENDAHULUAN
Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami langkah
langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan merupakan suatu metode bagi perawat
untuk Memberikan asuihan keperawatan kepada klien. Beberapa pengertian proses
kaparawatan adalah sebagai berikut Suatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang
sistematis dan rasional (Kozier, 1991).
Metoda pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sistematis, berfokus pada
respon yang unik dari individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial
(Rosalinda,1986). Suatu aktifitas yang dinamika dan berkelanjutan yang meliputi interaksi
perawat klien dan proses pemecahan masalah (Schultz dan Videbeck).
Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir melalui
enam langkah dalam mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu metode
pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara linier. Kemudian dapat dirumuskan
diagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah.
Banyak pakar telah merumuskan definisi dari proses keperawatan (Weitzel, Marriner,
Murray, Yura, Herber, dll). Secara umum dapat dikatakan bahwa proses keperawatan adalah
metode pengorganisasian yang sistematis, dalam melakuan asuhan keperawatan pada
individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah
dari respn pasien terhadap penyakitnya (Tarwoto & Wartonah, 2004). Atau : Proses
keperawatan adalah :
1. Suatu pendekatan sistematis untuk mengenal masalah-masalah pasien dan mencarikan
alternatif pemecahan masalah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien.
2. Merupakan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan
meningkatkan kesehatan pasien sampai ke tahap maksimum.
3. Merupakan pendekatan ilmiah.
12
4. Terdiri dari 4 tahap : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Atau, ada
pula yang menterjemahkannya ke dalam 5 tahap : pengkajian, perumusan diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Tujuan : proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu tahapan dalam
meningatkan kualitas asuhan keperawatan.
2. Sistematis : menggunakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk mencapai suatu
tujuan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan menghindari masalah yang
bertentangan dengan tujuan pelayanan kesehatan / keperawatan.
3. Dinamik : proses keperawatan ditujukan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan
Klien yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Proses keperawatan ditujukan pada
suatu perubahan respon klien yang diidentifikasi melalui hubungan antara perawat dan
klien.
4. Interaktif : dasar hubungannya adalah hubungan timbal balik antar perawat, klien,
keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
5. Fleksibel : dapat diadopsi pada praktik keperawatan dalam situasi apapun dan bisa
digunakan secara berurutan.
6. Teoritis : setiap langah dalam proses keperawatan selalu didasarkan pada suatu ilmu
yang luas, khususnya ilmu dan model keperawatan yang berlandaskan pada filosofi
keperawatan dan ditekankan pada aspek : humanisti, holistik dan care.
a. Merupakan sistem yang terbuka dan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan yang unik
dari klien, keluarga, kelompok dan komunitas.
b. Bersifat siklik dan dinamis, karena semua tahap-tahap saling berhubungan dan
berkesinambungan.
c. Berpusat pada klien, merupakan pendekatan individual dan spesifik untuk memenuhi
kebutuhan klien.
d. Bersifat interpersonal dan kolaborasi.
e. Menggunakan perencanaan.
f. Mempunyai tujuan.
13
Demikian juga dengan Craven dan Hirnle (2000), menurutnya proses keperawatan
sebagai pedoman untuk praktek keperawatan profesional, mempunyai karakteristik :
1. Teori sistem
Teori Sistem Terdiri dari suatu kerangka kerjayang berhubungan dengan keseluruhan
social,manusia,stuktur dan masalah-masalah organisasi serta perubahan hubungan
internal dan lingkungan sekitarnya.
Komponen system: input,proses dan output. Hubungan antara teori system dan proses
keperawatan Input dan proses adalah suatu kumpulan data hasil pengkajian serta
masalah yang ditemukan,disusun suatu rencana dan tindakan keperawatan yang
tepat.dan menjelaskan hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan.
14
Feedback adalah suatu proses dimana informasi tentang system output dikomsumsikan
kembali pada system agat dpat di evaluasi dan member arahdalam pengkajian ulan
dalam menentukantindakan selanjutnya.
2. Teori KDM
Teori ini memandang manusia sebagai bagian integral yang 1 sama lain dalam
memenuhi kebutuhan dasar : fisiologi, keamanan, kasih saying, harga diri, aktualisasi
diri (MASLOW) Peran perawat adalah memenuhi KDM dan tercapainya kepuasan bagi
diri sendiri dan klien.
3. Teori Persepsi
Masalah kesehatan yang sama akan menimbulkan masalah keperawatanyang berbeda
karena persepsi kedua klien tersebut .Terjadinya perubahan dalam pemenuhan KDM
sangat dipengaruhi oleh persepsi individu.
Proses keperawatan mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Perawat yang
dididik sebelum tahun tersebut pada umumnya belum mengenal proses keperawatan karena
kurikulum di pendidikan belum mengajarkan metode tersebut. Proses keperawatan mulai
dikenal di pendidikan keperawatan Indonesia yaitu dalam Katalog Pendidikan Diploma III
Keperawatan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 1984.
15
Diluar negeri istilah proses keperawatan diperkenalkan pada tahun 1955 oleh Lidya Hall, dan
sejak tahun tersebut para pakar keperawatan mendiskripsikan proses keperawatan secara
bervariasi.
Proses keperawatan terus berkembang dan kemudian istilah Nursing Diagnosis mulai
diperkenalkan dalam literatur-literatur keperawatan. Pada tahun 1973, Gebbie dan Levin dari
St.Louis University School of Nursing membantu dalam menyelenggarakan konferensi
pertama tentang klasifikasi diagnosa keperawatan di Amerika.
Pada tahun 1982, terbentuk North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)
yang setiap dua tahun mengadakan konferensi tentang klasifikasi diagnosa keperawatan
(Potter & Perry, 1997).
Pada saat ini proses keperawatan telah berkembang dan diterapkan di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan di Indonesia, seperti rumah sakit, klinik-klinik, Puskesmas, perawatan
keluarga, perawatan kesehatan masyarakat, dan perawatan pada kelompok khusus. Namun
secara umum penerapan proses keperawatan belum optimal dan belum menggambarkan
pemecahan masalah secara ilmiah oleh perawat, karena pada dasarnya hal ini tidak terlepas
dari sumber daya keperawatan yang ada dan dukungan institusi.
16
LATIHAN
3. Proses keperawatan dapat berubah sesuai situasi dan kondisi, hal ini sesuai dengan sifat
…
a. Sistematis
b. Fleksibel
c. Dinamis
d. Siklus
e. Teoristis
4. Teori keperawatan yang memandang manusia sebagai bagian integral yang 1 sama lain
dalam memenuhi kebutuhan dasar adalah teori
a. Teori KDM
b. Teori persepsi
c. Teori sistem
d. Teori informasi dan komunikasi
e. Teori pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah
17
18
KUNCI JAWABAN
1. E
2. C
3. B
4. A
5. A
6. A
19
DAFTAR PUSTAKA
20
BAB 3
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Adalah mengumpulkan seluruh data yang berhubungan dengan kondisi pasien dan
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pasien (Sri Setiyarini, SKp. MKes)
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan (Effendy, 1995).
21
1. Data Primer
Sumber data primer adalah data-data yang dikumpulkan dari klien,yang dapat
memberikan informasi yang lengap tentang masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapinya.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data-data yang diumpulkan dari orang terdekat klien
(keluarga), seperti orang tua, saudara, atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan
klien
3. Data Lainnya
Catatan klien (perawatan atau rekam medis klien) yang merupakan riwayat penyakit
dan perawatan klien di masa lalu.
1. Observasi
Adalah teknik pengumpulan data dimana data dikumpulkan melalui Observasi visual.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
a) Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci kepada
klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena terkadang hal
ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang
diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : `Pak, saya akan menghitung nafas bapak
dalam satu menit` —- kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid,
karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
b) Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
c) Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti
oleh perawat yang lain.
2. Wawancara
Adalah metode pengumpulan data dimana pewawancara, perawat, mendapatkan respon
klien dengan tatap muka.
a. Fase wawancara
1) Persiapan
Perawat menyiapanya dengan melihat kemmbali informasi tentang klien dalam
catatan medik. Suatu saathal ini mungkin terbatas bila perawat merupakan orang
22
pertama yang menhadapi klien. Perawat juga melihat kembali literarur yang
berkenaan dengan masalah kesehatan klien . Wawancara dilakukan dengan
suasana yang nyaman , situasi yang setenang mungkin.
2) Orientasi
Perawat menjalaskan tujuan wawancara dan mengenal klien dengan dekat. Klien
mempelajari tenrang jenis pertanyaan yang akan diajukan. Klarifikasi diberikan
sehubungan dengan kerahasiaan informasi.Pendekatan profesional perwat
membangkitkan kepercayaan klien. Hal ini amatlah penting bila perawat ingin
mempelajari tentang motivasi, kekuatan dan sumber klien. Perawat membantu
klien mengatasi kecemasan, rasa tidak berdaya dan latar belakang pribadi dan
informasi yang hendak di diskusikan
b) Fase kerja
Perawat memusatkan wawancara pada dimensi kesehatan klien , menggunakan
model yang membentuk data dasar untuk mengidentifikasi diagnose keperawatan
yang mungkin terjadi.Perawat menggunakan keterampilan berwawancara untuk
mengklarifikasi dan memvalidasi informasi sehingga pemecahan masalah klinis
yang tepat dapat terlaksana. Data yang terkumpul nantinya akan diperkuat dengan
penemuan dari pemeriksaan fisik. Perawat dan klien bekerjasama dalam
mengidentifikasi masalah dan memilih tujuan asuhan.
c) Fase terminasi
Perawat mengakhiri wawancara dengan menyimpulkan data yang telah terkumpu.
Masalah atau diagnosa dan tujuan yang divalidasi bersama klien. Perawat
menjelaskan bagaimana kontak tambahan akan dilaksanakan dengan klien, termasuk
persiapan pemeriksaan fisik. Hal ini membantu memberikan klien petunjuk kapan
wawancara berakhir.
3. Konsultasi
Seorang spesialis diminta untuk mengidentifikasi cara-cara untuk pengobatan dan
menangani masalah – masalah klien.
4. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan
masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya adalah :
23
a) Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti : Mata kuning (icteric), terdapat
struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dll.
b) Palpasi
Adlaah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-bagian
tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya adanya tumor, oedema, krepitasi
(patah/retak tulang),
c) Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui pendengaran. Biasanya
menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah:
bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
d) Perkusi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh
menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek
seseorang (dibicarakan khusus). Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan
dengan kesehatan fisik klien. Misalnya : kembung, batas-batas jantung, batas hepar-
paru (mengetahui pengembangan paru).
E. KLASIFIKASI DATA
1. Data Subjektif
Data Subjektif menunjukan persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan. Klien
mengungkapkan persepsi dan perasaan subjektif seperti jati diri atau nyeri. Data subjektif
adalah informasi yang diucapkan klien kepada perawat selama wawancara pengkajian
keperawatan, yaitu komentar yang di dengar oleh perawat. Data subjektif atau gejala adalah
fenomena yang dialami oleh klien dan mungkin suatu permulaan kebiasaan dari sensasi
normal klien.
Contoh data Subjektif
24
Data Objektif merupakan data yang diperoleh melalui indra perawat. Data objektif
adalah informasi dimana perawat dapat :
a) Melihat (Inspeksi)
b) Merasakan (Palpasi)
c) Mendengar (auskultasi)
d) Mengetuk (perkusi)
Contoh data objektif:
1) Observasi : Hidung mengembang
Wajah meringis
Pernapasan 30 , dangkal
Hemoglobin (Hb) 7,8g/dl
Kalium serum (K+) 2,5 eEq/L
2) Palpasi : Kandung kemih teraba, nyeri tekan di abdomen kuadran kanan bawah.
3) Auskultasi : Bunyi di lobus kanan bawah paru.
4) Perkusi : Pekak di lobus kanan bawah paru.
Pekak di abdomen kuadran kanan bawah.
F. VALIDASI
Validasi data merupakan perbandingan data subjektif dengan data objektif yang
dikumpulkan dari sumber primer (klien) dan sekunder (misalnya catatan kesehatan) dengan
nilai dan standar norma yang diterima. Suatu standar nilai merupakan aturan atau ukuran
yang lazim dipakai.
Perawat membandingkan komentar klien, data subjektif dengan data objektif klien
yang dapat diukur. Perawat memeriksa apakah data objektif memvalidasi data subjektif.
Perawat memeriksa apakah nilai klien, subjektif, objektif terletak pada rentang nilai dan
standar normal yang lazim di pakai, seperti tanda – tanda vital yang normal, nilai
laboratorium, pemeriksaan diagnostik, kelompok makanan dasar, pertumbuhan dan
perkembangan yang normal.
25
26
13. Data dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relecan dan sesuai
14. Menuliskan identitas waktu
15. Menulis nama dan tanda tangan pelaksana pengkajian.
16. Lampiran.
27
H. FORMAT PENGKAJIAN
FORMAT PENGKAJIAN
( pengorganisasian berdasarkan pola fungsi kesehatan dari Gordon)
1. DATA UMUM
a) Tanggal…………jam………..keluarga yang dapat dihubungi……….telp………
b) Masuk……dari rumah sendirian…..dari rumah dengan keluaga…..jalan…………
emergensi……lainnya(sebutkan)………..
c) Alat yang digunakan :……..kursi roda…….ambulan ……….brankar
d) Alasan masuk rumah sakit………………………………………………………….
e) Masuk rumah sakit terakhir tanggal:………………….alasan………………….......
f) Riwayat penyakit sekarang…………………………………………………………
g) Riwayat pengobatan sebelumnya
28
Aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi
Mobilisasi di tempat tidur
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Belanja
Memasak
Merapikan rumah
c) pola istirahat dan tidur
Waktu tidur:……..jumlah;……frekwensi;………kualitas (sering
terbangun)……….insomnia……………tidak;……..ya………………………………
……somnobolisme……………….tidak…………………ya…………………………
…….......
e) Pola eliminasi
1) Kebiasaan BAB : …….. x / hari; …….. tgl. BAB terakhir; ……normal;……..
konstipasi; ………diare…….. incontinent; …….. …….lainnya
2) Kebiasaan BAK : ………. Normal ( WNL ); ……… frekwensi; …….. disuri; …..
nokturi;………tdk bisa ditahan…… hematuri; ……. Retensi
3) Inkotinen:…..tidak;…..ya….total…..siang…..malam;….kadang-
kadang;…..kesulitan menahan;……tidak sampai ditoilet
29
4) Penggunaan bantuan:…..kateter;……….
h) Pola koping
1) Masalah utama selama masuk Rumah Sakit(keungan, perawatan diri,lainya)…….
2) Kehilangan/perubahan yang terjadi sebelumnya;…..tidak;……..ya………..
3) Takut terhadap kekerasan:………tidak;…….ya,siapa…………………………….
4) Pandangan terhadap masa depan:…….(rata-rata dari 1=pesimistis s/d optimistis)
30
j) Pola peran-berhubungan
1) Status perkawinan…………………………………………………
2) Pekerjaan………………………………………………………….
3) Kualitas bekerja:………..sebulan berhenti;…… tidak bekerja……..lama….
4) Sistem dukungan;….pasangan;….tetangga/teman…..tidak;……..lainya….
5) Dukungan keluarga selama masuk rumah sakit……………………
31
c) Metabolic-integumen
1) Kulit:
a. Warna:……..normal;………pucat;………cyanosis;…..kuning;…….lainnya….
b. Turgor:…………………….normal;…………………..turgor jelek
c. Lecet:…………………tidak;………ya(sebutkan)…………………
d. Bengkak:………………tidak;……..ya(sebutkan)………………
e. Bercak:…………………tidak;;……..ya (sebutkan)……………….
2) Mulut:
a. Gusi:…………..normal;………putih;…….lecet;……..lainnya……
b. Gigi:…………..normal;………lainnya(sebutkan)…………………
c. Abdomen:………suara peritaltik usus:……….ada;……..tidak ada…
d) Persyarafan/sensori
1) Pupil:………….sama;…………………..tidak sama(sebutkan)……….…..
2) Reaksi terhadap cahaya:
a. Kiri:…………….ya;…………tidak(spesifik)………………………
b. Kanan…………..ya;………....tidak(spesifik)………………………
3) Mata :……….. jelas; ……..barair;……. Kabur;….. lainnya (sebutkan…
e) Muskulo – Skeletal
1) ROM ……. Penuh;……… tidak ( sebutkan )………
2) Keseimbangan :…….. stabil; ……. Tidak stabil(sebutkan)………..
3) Menggenggam(ka/ki):…………….kuat;……………..lemah(ka/ki)
4) Kemampuan otot kaki;……………kuat;……………..lemah(ka/ki)
4. RENCANA PULANG
a. Tinggal:…… ….sendirian;……….dengan……………..tidak diketahui
b. Keinginan tinggal setelah pulang:……….rumah;…………….tidak
tahu;………….lainnya(sebutkan)…………………………………..
32
33
LATIHAN
3. Agar dapat menentukan masalah berdasarkan data yang terkumpul, perawat perlu
memiliki kemampuan …
a. menyusun data
b. mengelompokkan data
c. berfikir secara kritis
d. berkomunikasi interpersonal
e. menjalin kolaborasi dengan tim
4. Tindakan yang pertama kaliyang dilakukan oleh seorang perawata terhadap pasiennya
adalah…
a. diagnosa keperawatan
b. implementasi keperawatan
c. pengkajian
d. evaluasi
34
5. Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan pasien maka sumber data utama yang bisa
digunakan adalah …
a. Orang terdekat pasien
b. Dokter yang mengobati
c. Orang yang mengantar pasien
d. Langsung pada pasien
e. Perawat yang merawat
35
KUNCI JAWABAN
1. C
2. A
3. C
4. C
5. A
36
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmupengetahuandisekitarkita.blogspot.com/2010/10/pengkajian-keperawatan.html
http://info-niakurniati-skep.blogspot.com/2011/05/contoh-soal-metodologi-keperawatan-
11.html
37
BAB 4
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa memiliki dua arti, Pertama, diagnosis adalah tahap kedua dari proses
keperawatan yang mencangkup analisi data. Kedua, diagnosis adalah label spesifik atau
pernyataan yang menggambarkan tentang status kesehatan klien dan keluarganya.
(Muhith,2015).
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon individu, keluarga, atau
komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual atau potensial.
Diagnosis keperawatan merupakan dasar pemilihan intervensi dalam mencapai tujuan
yang telah di tetapka oleh perawat yang bertanggung jawab. (Muhith,2015).
Diagnosis keperawatan adalah respon individu terhadap ransangan yang timbul dari diri
sendiri maupun luar ( lingkungan). Sifat diagnosis keperawatan adalah :
1. Berorientasi pada kebutuhan dasar manusia
2. Menggambarkan respon individu terhadap proses,kondisi dan situasI
3. Berubah bila respon individu juga berubah.Unsur dalam diagnosis keperawatan
meliputi problem/ respons ( P ) ;etiologi ( E) ; dan signs/ symptom ( S ) dengan rumus
diagnosis = P + E + S.(Haryanto,2007).
38
Diagnosis keperawatan adalah diagnosis yang paling logis terjadi ketika terjadi suatu
kondisi medis tertentu. Tentu saja seorang pasien dengan satu kondisi medis tidak akan
mempunyai semua diagnose keperawatan yang di tampilkan.Pilih hanya diagnose
keperawatan yang di konfirmasikan dengan data pengkajian.Lebih jauh lagi,daftar yang telah
di pilih ini harus telah di pertimbangkan dengan tidak berlebihan.Mungkin saja terjadi bahwa
seorang pasien dengan suatu kondisi medis tertentu akan mempunyai diagnose keperawatan
yang tidak terdaftar dalam daftar. Karena pasien mewakili respon manusia yang unik,
diagnosa keperawatan tidak dapat di ramalkan berdasarkan kondisi medis
saja.(Hidayat,2008).
39
40
41
LATIHAN
3. Beberapa tipe diagnosa keperawatan dalam buku NANDA 2014, yang meliputi
dibawah ini, kecuali …..
a. Aktual
b. Syndrom
c. Resiko
d. Promosi kesehatan
e. kemungkinan
5. Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu bantuan untuk
mempertahankan status kesehatannya, merupakan isi dari tahapan diagnosa
keperawatan....
a. Klasifikasi dan Analisa Data
b. Interprestasi Data Klien
42
c. Memvalidasi data
d. Merumuskan diagnose keperawatan
43
KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. E
4. E
5. B
44
DAFTAR PUSTAKA
Bararah,Taqqiyah,dkk,(2013),Asuhan Keperawatan,Prestasipustakaraya:Jakarta
Hidayat, Alimul, Aziz, (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta
http://ainulinayah2.blogspot.com/2016/05/diagnosa-keperawatan.html
45
BAB 5
PERENCENAAN KEPERAWATAN
A. TAHAP PERENCANAAN
B. SUMBER DATA
Sebelum menuliskan rencana tindakan keperawatan, kaji ulang semua data yang ada
sumber data yang memuaskan meliputi :
1. Pengkajian sewaktu klien masuk rumah sakit.
2. Diagnosa perawatan waktu masuk rumah sakit.
3. Keluhan utama klien atau alasan dalam berhubungan dengan pelayanan kesehatan.
4. Laboratorium ritme.
5. Latar belakang sosial budaya.
6. Riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
7. Observasi dari tim kesehatan lain.
Pada tahap perencanan dapat dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, yaitu sebagai
berikut :
1. Penentuan prioritas diagnosis
Penentuan prioritas diagnosis ini dilakukan pada tahap perencanaan setelah tahap
diagnosis keperawatan.
46
47
Dalam memberikan instruksi keperawatan ada empat tipe intruksi yang digunakan :
1. Tipe Diagnostik _ tipe ini menilai kemungkinan klien ke arah pencapain kriteria hasil
dengan observasi secara langsung.
2. Tipe Terapeutik _ mengambarkan tindakan yang dilakukan oleh perawat secara
langsung untuk mengurangi, memperbaiki dan mencegah kemungkinan masalah.
3. Tipe Penyuluhan _ digunakan untuk meningkatkan perawatan diri pasien dengan
membantu klien untuk memperoleh tingkah laku individu yang mempermudah
pemecahan masalah.
4. Tipe Rujukan _ menggambarkan peran perawat sebagai koordinator dan manager
dalam perawatan klien dalam anggota tim kesehatan.
Menurut Carpenito (2000), rencana tindakan adalah rencana yang disusun oleh perawat
untuk kepentingan tindakan keperawatan bagi perawat yang menulis dan perawat lainnya.
Sedangkan rencana tindakan pelimpahan (delegasi) adalah rencana yang disusun oleh dokter
untuk dilaksanakan oleh staf perawat. Program atau perintah dokter adalah bukan perintah
untuk perawat, tetapi perintah ditujukan kepada klien yang tindakannya dilaksanakan oleh
perawat. Kedua intervensi tersebut memerlukan suatu pengambilan keputusan yang
independen, karena secara hukum perawat harus menentukan apakah memang sudah selesai
untuk melaksanakan suatu tindakan berdasarkan standar praktik.
48
Rencana tindakan medis biasanya difokuskan pada kegiatan yang berhubungan dengan
diagnostik dan pengobatan berdasarkan kondisi klien. Tindakan tersebut didelegasikan
kepada perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Tindakan medis sering meliputi pengobatan,
uji diagnostik, diet dan pemberian obat.
49
LATIHAN
50
KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. D
4. A
5. D
51
DAFTAR PUSTAKA
52
BAB 6
IMPLEMENTASI ATAU TINDAKAN KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN IMPLEMENTASI
B. TAHAP-TAHAP IMPLEMENTASI
a) Tahap I: Persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan dalam tindakan. Meliputi :
a) Review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada tahap perencanaan
b) Menganalisa pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang diperlukan
c) Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yang mungkin timbul
d) Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan
e) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif sesuai dengan tindakan
f) Mengidentifikasi aspek hukum dan etik terhadap resiko dari potensi tindakan
53
Menurut Wilkinson (2007) implementasi yang bisa dilakukan oleh perawat terdiri dari:
C. PENDEKATAN TINDAKAN
54
D. PRINSIP IMPLEMENTASI
55
LATIHAN
56
57
KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. D
4. B
5. D
58
DAFTAR PUSTAKA
59
BAB 7
EVALUASI KEPERAWATAN
A. PENGERTIAN EVALUASI
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnosa,
perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009).
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya dalam
perencanaan, membandingkan hasil tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dengan
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan mulai
dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan. (Mubarak, dkk., 2011)
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana : (Suprajitno dalam Wardani, 2013).
S : Ungkapan perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subjektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi keperawatan.
O : Keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan
yang objektif.
A : Analisis perawat setelah mengetahui respon subjektif dan objektif.
P : Perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi, menginterpretasi data sesuai dengan
kriteria evaluasi, menggunakan penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam
memberikan asuhan keperawatan. (Nurhayati, 2011).
B. TUJUAN EVALUASI
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan. Hal ini
bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat mengambil
keputusan:
1. Mengakhiri rencana tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan).
2. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien mengalami kesulitan untuk
mencapai tujuan).
60
3. Meneruskan rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih lama
untuk mencapai tujuan) (Lyer dalam Nursalam, 2008).
C. TAHAP EVALUASI
61
62
63
D. METODE EVALUASI
64
2) Afektif (Status emosional) dengan cara observasi secara langsung, yaitu dengan cara
observasi ekspresi wajah, postur tubuh, nada suara, isi pesan secara verbal pada waktu
melakukan wawancara.
3) Psikomotor yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga sesuai dengan yang
diharapkan. (Setiadi, 2008).
E. DOKUMENTASI
65
LATIHAN
1. Pernyataan dibawah ini yang merupakan pengertian dari evaluasi keperwatan adalah.....
a. Suatu metode bagi perawat untuk Memberikan asuihan keperawatan kepada klien
b. Adalah mengumpulkan seluruh data yang berhubungan dengan kondisi pasien dan
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pasien
c. Adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien
dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik
d. Adalah penilaian proses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan
proses mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu
sendiri
3. Metode yang diapakai dalam evaluasi keperawatan antara lain sebagai berikut,
kecuali......
a. Observasi langsung
b. Wawancara
c. Memeriksa laporan
d. Latihan simulasi
e. Penelitian
66
67
KUNCI JAWABAN
1. D
2. A
3. E
4. B
5. C
68
DAFTAR PUSTAKA
Achjar, Komang Ayu Henny. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga
(Bagi Mahasiswa Keperawatan & Praktisi Perawat Perkesmas). Jakarta: Sagung Seto.
Ali, Zaidin. 2009. Dasar-dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC
Meirisa, Rohana. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak T Dengan Ketidakefektifan
Bersihan Jalan Napas Pada Masalah Kesehatan Tuberkulosis Paru Di Rw 01 Kelurahan
Cisalak Pasar, Cimanggis, Depok (Online), (http://lib.ui.ac.id/ Meirisa.pdf, diakses 6 Mei
2016).
Mubarak, dkk., 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas 2: Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.
Ningsih, Endang Sri P. 2008. Dokumentasi Keperawatan Berbasis Komputer (Online),
((http://lib.ui.ac.id/, diakses tanggal 5 Mei 2016).
Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika
Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu
Wardani, Mila Sri. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak R Dengan Anak Remaja
Dengan Masalah Ketidakefektifan Koping: Komunikasi Inefektif Di Rw 02 Kelurahan
Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis – Depok (Online).
(http://lib.ui.ac.id/fMila%20Sri.pdf, diakses 6 Mei 2016).
http://ainulinayah2.blogspot.com/2016/05/evaluasi-keperawatan.html
69