Kelas adalah suatu subdivisi dan kelompok besar suatu dvisi/ pembagian
dari orag atau benda berdasarkan kualitas, peringkat atau tingkat kepentingan
(Roget, hal. 157).
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis terhadap individu, keuarga
atau komunitas yang merupakan respon terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan baik aktual atau potensial dan memberikan dasar terapi dalam
pencapaian tujuan dan dapat dipertanggungjawabkan (NANDA, 1991, p.65)
CONTOH
PENGELOMPOKKAN
Kelas 3:
Absorpsi: kegiatan pengambilan
nutrisi menuju jaringan tubuh.
Kelas 4:
Metabolisme.
Kelas 3:
Fungsi integumen/kulit.
Domain 8 Kelas 1:
Seksualitas. Identitas seksual
Domain 10 Kelas 1 :
Prinsip Hidup. Nilai.
PROSES KEPERAWATAN
PENDEKATAN NANDA, NOC, NIC
PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES KARYA HUSADA
SEMARANG
BAB 4
TAHAP PERENCANAAN
2. Prioritas ke-2
Masalah yang mengganggu keamanan dan kenyamanan, misalnya:
lingkungan, bahaya, takut.
3. Prioritas ke-3
Masalah yang berhubungan sengan citra dan mencintai. Contohnya :
adalah isolasi dan kehilangan orang yang dicintai.
4. Prioritas ke-4
Masalah yang memengaruhi harga diri. Misalnya, ketidakmampuan
mencuci rambut sendiri dan ketidakmampuan melakukan aktivitas
sehari-hari secara normal.
5. Prioritas ke-5
Masalah yang mengganggu pencapaian tujuan pribadi, misalnya
aktualisasi diri.
Contoh:
Salah : Klien akan mengerti cara mengganti kantong kolostomi dalam
waktu 1 minggu.
Benar : Klien akan memperlihatkan pemahaman tentang cara mengganti
kantong kolostomi dengan melakukan penggantian kantong
kolostomi secara benar dalam waktu 1 minggu.
Dapat Diukur
Penilaian perilaku dapat dilakukan dengan menilai apakah perilaku terjadi
atau tidak, sehingga dapat diukur atau ditimbang.
Contoh 1 :
Salah : Klien akan lebih sering mobilisasi.
Benar : Klien akan melakukan mobilisasi dengan berjalan di ruang
tidurnya sejauh 5 meter sebanyak 4 kali dalam sehari.
Contoh benar yang ada di atas menunjukkan bahwa peningkatan perilaku
dapat diukur.
Contoh 2 :
Salah : Klien dapat menggambarkan diet rendah garam secara tepat.
Benar : Klien akan mengidentifikasi minimal 3 jenis makanan yang
sesuai dengan diet rendah garam dan 3 jenis makanan yang
harus dihindari.
Contoh 2 :
Salah : Klien menyatakan akan mengurangi kebiasaan merokoknya
menjadi 3 kali sehari pada tanggal 1 Juli 2009.
Benar : Pada tanggal 1 Juli 2009 klien menyatakan akan mengurangi
kebiasaan merokoknya dan mampu berhenti merokok pada
bulan September.
Saling Menguntungkan
Klien maupun perawat harus berpartisipasi secara aktif dalam menetapkan
kriteria hasil. Peran perawat dalam proses ini adalah memberikan saran pada
klien berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya.
Realistis dan Dapat Dicapai
Seindah-indahnya rumusan kriteria hasil yang dibuat tidak akan menjadi
kriteria hasil yang baik jika tidak dapat dicapai.
Contoh 2 :
Diagnosis keperawatan : Perubahan dalam pemeliharaan kesehatan
berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang rotasi lokasi
penyuntikan insulin.
Tujuan jangka pendek:
1. Setelah pendidikan kesehatan yang pertama, klien mampu
menyebutkan alasan mengapa lokasi tempat penyuntikan insulin
harus dirotasi.
2. Setelah pendidikan kesehatan yang ke-2, klien mampu
mengidentifikasi 5 lokasi yang dapat dijadikan tempat penyuntikan.
3. Setelah pendidikan kesehatan yang ke-3, klien menyatakan akan
melakukan rotasi tempat penyuntikan minimal pada 3 bagian tubuh.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Berikut ini adalah dua kategori intervensi keperawatan.
1. Intervensi keperawatan langsung
Yaitu kegiatan yang dilakukan langsung berinteraksi dengan klien, seperti
membantu klien turun dari tempat tidur atau memberikan pendidikan
kesehatan tentang diabetes melitus.
2. Intervensi keperawatan tidak langsung
Yaitu kegiatan yang dilakukan tanpa langsung berhadapan dengan klien,
misalnya: memonitor hasil pemeriksaan laboratorium atau memindahkan
klien dari satu ruangan ke ruangan yang lain
Contoh
Independen : Melakukan rentang pergerakan sendi baik pasif maupun
aktif pada semua persendian yang kaku.
Interdependen : Jika perlu, lakukan orofaringeal suction.
Dependen : Pengobatan Valium 10 mg/6 jam.
JENIS INTERVENSI
Intervensi keperawatan adalah aktivitas yang dilakukan oleh perawat untuk
memonitor status kesehatan; meminimalkan risiko; mengatasi atau mengontrol
masalah; membantu aktivitas sehari-hari seperti mandi, menyikat gigi, mencuci
rambut, dan lain-lain; dan meningkatkan kesehatan secara optimal dan mandiri.
Berikut ini penjelasan lebih lengkapnya.
Pengkajian: Monitor Status Kesehatan Klien
Pengkajian harus direncanakan secara spesifik untuk mendeteksi, memonitor,
dan mengevaluasi masalah tertentu atau respons klien terhadap intervensi.
Pengkajian dilakukan pada setiap langkah dan intervensi keperawatan.
Pengkajian dilakukan sebelum, selama, dan sesudah melakukan tindakan.
Contoh:
Anda membantu klien turun dari tempat tidur. Anda harus yakin bahwa
klien cukup mampu untuk melakukan aktivitas tersebut. Anda monitor
reaksi klien terhadap intervensi yang Anda lakukan (apakah klien pusing
dan tidak bisa menjaga keseimbangan badan).
Pengajaran
Pengajaran direncanakan secara spesifik untuk meningkatkan pengetahuan
klien tentang masalah tertentu, atau merupakan bagian dari intervensi.
Berikut ini adalah petunjuk untuk melakukan pengajaran.
1. Kaji kesiapan dan pengetahuan klien untuk mengembangkan rencana
pengajaran.
2. Pastikan pengajaran dilaksanakan dalam situasi yang tenang dan
lingkungan yang kondusif untuk melakukan intervensi.
3. Identifikasi metode belajar secara aktif (stimulasi, permainan, dan
audiovisual).
4. Gunakan bahasa dan istilah yang mudah dipahami oleh klien.
5. Tetapkan kriteria keberhasilan dari proses belajar.
6. Anjurkan klien untuk mengajukan pertanyaan tentang apa yang telah
diajarkan.
7. Beri waktu belajar yang longgar, sehingga tidak terlalu banyak informasi
yang diberikan pada satu kali pertemuan.
8. Berikan waktu untuk berdiskusi.
9. Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam proses pembelajaran.
Konseling
Konseling akan membantu klien untuk merubah gaya hidup dan membantu
mereka membuat keputusan yang tepat. Konseling juga penting untuk
mengeksplorasi motivasi klien dan menawarkan dukungan dengan
menggunakan teknik berkomunikasi secara terapeutik.
Konsultasi
Intervensi keperawatan juga harus melibatkan konsultasi ke tim kesehatan
lainnya (dokter, fisioterapi, bagian farmasi). Contoh: klien kesulitan menelan
pil, maka Anda bisa melakukan konsultasi dengan ahli farmasi. Apakah
mungkin mengubah bentuk obat yang diberikan.
RUMUSAN INTERVENSI
Dalam tahap perencanaan intervensi keperawatan, perawat bekerja sama
dengan klien dan keluarga untuk mengindentifikasi tujuan yang diharapkan dan
intervensi keperawatan yang paling mungkin untuk dicapai klien.
Tujuan yang diharapkan dapat menggambarkan hasil yang diharapkan dapat
terjadi pada klien terkait masalah kesehatannya. Hasil yang diharapkan mengacu
pada kriteria yang spesifik dan dapat diukur, sehingga dapat dievaluasi apakah
tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Untuk dapat membuat rumusan intervensi keperawatan (nursing order),
Anda harus menjawab pertanyaan di bawah ini.
1. Apa yang harus Anda lakukan untuk meminimalkan penyebab masalah?
2. Apa yang dapat dilakukan untuk meminimalkan masalah?
3. Bagaimana saya merangkai atau mengaitkan setiap intervensi untuk
mencapai tujuan atau kriteria hasil yang spesifik?
Petunjuk untuk Membuat Rumusan lntervensi
1. Tetapkan data dasar, yaitu data fokus yang berupa tanda dan gejala dan
masalah.
2. Periksa instruksi pengobatan yang berhubungan dengan intervensi
keperawatan dan kaitannya dengan masalah keperawatan (obat-obatan diet,
aktivitas, pemeriksaan diagnostik).
3. Jika Anda menggunakan standar asuhan keperawatan (critical pathway
/protokol), maka gunakan sebagai kerangka berpikir dan lakukan modifikasi
sesuai kondisi klien.
4. Identifikasi program pemantauan masalah yang potensial, yaitu:
a) apa yang akan Anda pantau;
b) seberapa sering masalah tersebut dipantau;
c) seberapa sering masalah tersebut dicatat.
5. Identifikasi intervensi pencegahan.
6. Yakinkan bahwa intervensi telah sejalan dengan terapi yang lain.
7. Pertimbangkan pilihan klien semaksimal mungkin.
8. Lakukan intervensi pendidikan kesehatan.
9. Konsultasi dengan profesi yang lain.
10. Yakinkan intervensi spesifik dengan kata kerja yang jelas.
Contoh:
Diagnosis keperawatannya adalah risiko bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan riwayat pembedahan dan sakit pada lokasi insisi
operasi.
RANGKUMAN
Diagnosis keperawatan adalah seni dalam mengidentifikasi penyakit dan
tanda dan gejala yang ada. Selain itu juga merupakan pernyataan atau kesimpulan
yang berfokus pada sifat dasar dan kondisi atau masalah.
Rencana asuhan keperawatan didasarkan atas pengkajian klien dan
diagnosis keperawatan yang teridentifikasi. Selama tahap pembuatan kriteria hasil
pada perencanan, langsung ditetapkan intervensi yang akan dilakukan. Rencana
asuhan keperawatan ditulis dan dimasukkan ke dalam rekam medis.
Kriteria hasil dirumuskan dengan menggunakan kata “akan dicapai” Tujuan
perencanaan pulang digambarkan sebagai suatu kondisi yang diantisipasi terjadi
pada klien setelah pulang nanti. Tujuan jangka panjang menggambarkan kondisi
untuk mengatasi masalah yang ada pada diagnosis keperawatan. Sedangkan tujuan
jangka pendek ditujukan untuk mengatasi etiologi dan masalah. Tujuan harus
ditulis secara tepat, berorientasi pada klien, dapat diobservasi, diukur, ada batasan
waktu saling menguntungkan, dan realistis.
Intervensi dibuat setelah tujuan jangka panjang dan pendek ditetapkan. Jenis
intervensi keperawatan antara lain: manajemen, psikososial, pengajaran,
konsultasi, dan observasi. Intervensi keperawatan dipilih berdasarkan kebutuhan
dan keperluan masalah. Mengkomunikasikan rencana asuhan keperawatan dapat
dilakukan dengan berdiskusi dengan klien dan mendokumentasikannya sebagai
rekam medis.
TUGAS
Perhatikan diagnosis keperawatan berikut ini!
1. Nyeri berhubungan dengan iskemia otot jantung; ditandai dengan nyeri
dada, frekuensi nadj 100 x/menit, riwayat merokok, kelelahan, dan bicara
lambat.
2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret;
ditandai dengan batuk, sekret berwarna hijau, dan tidak nafsu makan.
3. Gangguan istirahat: tidur berhubungan dengan kesulitan bernapas; ditandai
dengan batuk terus menerus dan kelelahan.
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat; ditandai dengan nafsu
makan buruk, kelemahan, batuk dengan sputum berwarna hijau, dan asupan
cairan 1000 ml/24 jam.
5. Risiko gangguan pola eliminasi: konstipasi berhubungan dengan asupan
cairan dan serat yang tidak adekuat.
6. Ketidakmampuan dalam melakukan perawatan diri berhubungan dengan
kelemahan fisik; ditandai dengan nyeri dada, kelemahan, dan batuk.
7. Potensial dikembangkan: motivasi perubahan perilaku.
PERTANYAAN
1. Buat tujuan klien saat pulang nanti (discharge outcome).
2. Buat tujuan jangka panjang dan jangka pendek untuk setiap diagnosis
keperawatan.
3. Buat rencana tindakan keperawatan yang mencakup aspek-aspek berikut ini.
Memantau status kesehatan.
Meminimalkan risiko.
Mengatasi atau mengontrol masalah.
Membantu aktivitas sehari-hari seperti mandi, menyikat gigi, mencuci
rambut, dan lain-lain.
Meningkatkan kesehatan secara optimal dan mandiri.
4. Sebutkan 3 tujuan utama dan kriteria hasil untuk tiap diagnosis.
5. Jika Anda mengidentifikasi dan memutuskan bahwa kriteria hasil tidak
dalam tanggung jawab perawat, maka apa yang akan Anda lakukan?
6. Sebutkan 5 komponen yang ada di dalam pernyataan kriteria hasil.
7. Pelajari kriteria hasil di bawah ini. Beri tanda B pada pernyataan yang
benar, dan S pada pernyataan yang salah, lalu tuliskan pernyataan yang
benar.
MEMBERIKAN LAPORAN
Memberikan laporan adalah suatu pekerjaan yang penuh tantangan karena
pada saat pertukaran shift banyak sekali distraksi dan interupsi yang terjadi.
Kondisi tersebut menuntut perawat untuk mampu menulis semua informasi yang
dilaporkan oleh perawat shift sebelumnya dengan cepat. Perawat pada shift
sebelumnya bisa mengenal klien dengan baik, tetapi lupa menceritakan pada Anda
tentang sesuatu yang harusnya Anda ketahui.
Dengan menggunakan format khusu pada saat memberikan laporan, maka
Anda dapat terhindar dari kelupaan memberikan data yang penting bagi shift
selanjutnya. Selain itu, Anda bisa tetap focus dalam memberikan laporan.
Berikut ini adalah manfaat dari format yang digunakan saat pemberian
laporan.
1. Anda mendapatkan informasi lebih banyak dan lam waktu singkat.
2. Anda dapat mengorgaisasi informasi yang didapat sewaktu Anda mengisi
format kosong tersebut, khususnya bila informasi yang diberikan oleh rekan
Anda tidak terorganisasi dengan baik.
3. Anda dapat dengan cepat mengidentifikasi informasi apa yang belum Anda
dapatkan dengan melihat format yang belum terisi, sehingga Anda punya
kesempatan untuk menanyakannya.
4. Anda dapat menggunakan lembaran kerja untuk catatan selama Anda
bekerja hari itu. Saat Anda harus memberikan laporan, maka laporan yang
Anda berikan nanti akan lebih terorganisasi dan komprehensif, karena
semua informasi dalam lembaran kerja Anda tercakup secara sistematis.
PENGKAJIAN ULANG
Mengkaji status kesehatan klien sebelum melakukan intenvensi serta
melakukan pengkajian ulang untuk memonitor respons klien terhadap asuhan
yang diberikan merupakan kunci informasi untuk merencanakan asuhan
keperawatan secara tepat. Bagaimana respons klien? Apakah tujuan dan
merencana asuhan telah tercapai? Jika tidak ada perubahan, apa yang harus
dilakukan?
Waktu Anda untuk melakukan asuhan keperawatan secata langsung ke klien
sangat terbatas. Oleh karena itu, saat Anda melakukan tindakan ke klien,
lakukanlah pengkajian status kesehatan klien sekaligus. Contohnya, saat Anda
memandikan klien, lakukan pengkajian terhadap kondisi kulit dan status mental
klien.
Di bawah ini adalah contoh kasus yang menunjukkan betapa pentingnya
untuk tetap membuka hati dan pikiran saat melakukan intenvensi rutin sehari-hari.
Contoh Kasus
Saat menerima opran pergantian shift, perawat J mendapatkan data bahwa
Ny. F dia tidak mau mobilisasi dan melakukan apapun. Saat perawat J akan
memberikan obat ke Ny. F, dia mengatakan “kelihatannya Anda lelah,
mungkin ada sesuatu yang membuat Anda merasa lelah?” Ny. F berespons
dengan mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur lelap selama seminggu karena
anak perempuannya baru saja didiagnosis menderita kanker payudara. Ny. F
takut anaknya akan meninggal. Perawat J berespons secara positif dengan
menjelaskan tentang kanker payudara, yang bila ditemukan secara dini
mempunyai prognosis yang baik. Pada malam berikutnya, Ny. F terlihat
sudah melakukan mobilisasi dan terjadi kemajuan yang baik terhadap
kondisinya. Saat perawat J dating untuk memonitor klien disebelahnya,
dengan berbisik Ny. F mengucapkan terima kasih pada perawat J.
MELAKUKAN INTERVENSI
Melakukan intervensi keperawatan berarti mempersiapkan dan melakukan
intervensi; memonitor respons; dan membuat perubahan-perubahan penting.
Persiapan intervensi
Sebelum Anda melakukan intervensi, yakinkan diri Anda bahwa Anda tahu
apa, kenapa, dan bagaimana Anda melakukan tindakan keperawatan
tersebut. Selain itu juga tahu bagaimana Anda mengurangi risiko bahaya
selama Anda melakukannya. Berikut ini adalah langkah-langkah persiapan
untuk melakukan tindakan.
1. Kaji ulang rencana, yakinkan bahwa Anda tahu prinsip dan rasional dan
intervensi yang akan dilakukan.
2. Pastikan bahwa Anda memiliki kualifikasi, keterampilan, dan otonomi
untuk melakukan intervensi tersebut.
3. Cari protokol, prosedur, petunjuk, atau standar untuk intervensi tersebut
yang ada di ruangan.
4. Kaji status kesehatan klien saat itu dan putuskan apakah intervensi
masih tepat dan sesuai dengan kondisi klien saat itu.
5. Perkirakan kriteria keberhasilan dan intervensi yang lakukan.
6. Lakukan persiapan alat dan personel. Yakinkan bahwa Anda
mempunyai cukup waktu dan lingkungan kondusif untuk melakukan
intervensi tersebut.
7. Libatkan orang yang terdekat dengan klien. Jelaskan apa yang akan
dilakukan, kenapa harus dilakukan, berapa lama intervensi tersebut
dilakukan, dan beri kesempatan pada klien dan keluarga untuk bertanya.
Melakukan Intervensi
Setelah Anda menyiapkan intervensi, berarti Anda siap untuk
melakukannya. Jika Anda mempersiapkannya dengan baik, maka tujuan
akan tercapai. Bila tujuan tidak tercapai, mungkin telah terjadi kesalahan.
Bila Anda tidak dapat mencapai kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan, maka jawablah pertanyaan di bawah ini.
1. Apakah saya sudah melakukannya dengan benar?
2. Apakah diagnosisnya benar? Apakah masalah atau etiologinya
berubah?
3. Apakah ada intervensi penunjang yang harus dilakukan?
4. Apakah saya melupakan sesuatu? Apakah saya perlu minta pendapat
orang lain?
Selalu lakukan intervensi dengan pemahaman yang penuh dengan rasional
dan prinsip terkait intervensi tersebut. Obeservasi secara ketat respon klien
terhadap intervensi. Jika Anda tidak mendapatkan respons yang diinginkan,
mulailah bertanya dan temukan jawabannya sebelum melakukan intervensi
berikutnya. Saat Anda telah menemukan kesalahan yang terjadi, buatlah
perubahan penting, catat ke dalam rencana dalam rencana asuhan
keperawatan sesuai kebutuhan.
Tipe Implementasi
Tipe implemetasi berdasarkan tujuan dokumentasi adalah sebagai berikut.
1. Implementasi terapeutik
Dokumentasi ini ditujukan untuk mengurangi atau meringankan
masalah klien, mencegah komplikasi, dan mempertahankan kesehatan
dan tingkat paling tinggi yang mungkin dapat dicapai setiap individu.
Terdiri atas 2 jenis, yaitu:
• Tindakan keperawatan, yang merupakan wewenang mandiri
perawat;
• Tindakan kolaborasi, merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan oleh perawat dengan berkolaborasi dengan medis atau
tim kesehatan lain.
2. Implementasi survei
Proses yang membutuhkan ketajaman perawat untuk mengobservasi
dan mengukur, sehingga evaluasi yang akurat dan perkembangan
status klien dapat dinilai.
Implementasi yang Membutuhkan Pendokumentasian Khusus
Implementasi yang membutuhkan pendokumentasian khusus antara lain
sebagai berikut.
1. Tindakan invasif yang mengakibatkan komplikasi akibat pemasangan
alat pada klien.
2. Tindakan invasif yang cukup besar, seperti pemasangan selang
endotrakeal.
3. Tindakan invasif yang memerlukan pendokumentasi khusus dan
perawat, misalnya:
• suction dan hidung dan trakea;
• perawatan trakeostomi;
• pengangkatan dan pemberian makan melalui NGT setelah
jejunektomi;
• pengankatan drain:
• pemberian transfusi darah;
• pengambilan sampel;
• pemeriksaan gula darah;
• enema;
• kateterisasi urine;
• irigasi luka;
• perawatan ulkus dekubitus;
• observasi kateter Swanganz;
• observasi CVP;
• pendidikan kesehatan klien.
Pedoman untuk Membuat Catatan yang Efektif
Untuk membuat catatan yang efektif diperlukan pengetahuan, keterampilan,
dan pengalaman. Dengan meningkatkan kemampuan dalam mengkaji klien dan
membedakan antara hasil yang normal dan abnormal, maka kemampuan untuk
mencatat juga akan meningkat dengan sendirinya. Lakukan latihan di bawah ini
untuk meningkatkan kemampuan pencatatan Anda.
1. Latihan menggunakan metode pencatatan yang spesifik, yang akan
digunakan saat bertugas nanti.
2. Bacalah catatan untuk mempelajari situasi nyata.
3. Saat Anda membaca catatan, tanyakan pada diri Anda: Apa diagnosisnya?
Di mana tanda dan gejalanya muncul? Apa yang mereka lakukan untuk
mengatasi masalah klien? Bagaimana respons klien?
TUGAS
Lihat tugas perencanaan asuhan keperawatan yang Anda buat. Setelah Anda
melakukan semua perencanaan, tulislah setiap tindakan yang Anda lakukan
di catatan keperawatan. Format yang digunakan sama dengan contoh yang
ada.
BAB 6
TAHAP EVALUASI
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun, evaluasi dapat
dilakuakn pada setiap tahap dari proses keperawatan. Evaluasi mengacu kepada
penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat menemukan penyebab
mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal (Alfaro-Lefevre,
1994)
Pada tahap evaluasi, perawat dapat menukan reaksi klien terhadap intervensi
keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apakah sasaran dari rencana
keperawatan telah dapat diterima. Perencanaan merupakan dasar yang mendukung
proses evaluasi. Selain itu juga dapat menetapkan kembali informasi baru yang
ditunjukkan oleh klien untuk mengganti atau menghapus diagnosis keperawatan,
tujuan, atau intervensi keperawatan. Namun, Anda harus tetap ingat bahwa
menentukan target dari hasil yang ingin dicapai adalah keputusan bersama antara
perawat dank lien (Yura dan Walsh, 1988).
Evaluasi berfokus pada klien, baik itu individu ataupun kelompok. Proses
evaluasi memerlukan rencana beberapa ketrampilan, antara lain; kemampuan
menetapkan rencana asuhan keperawatan, pengetahuan mengenai standar asuhan
keperawatan, respons klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan
pengetahuan tentang konsep keperawatan.
Evaluasi penting dilakukan untuk menilai status kesehatan klien setelah
tindakan keperawatan. Selain itu juga untuk menilai pencapaian tujuan, baik
tujuan jangka panjang maupun jangka pendek, dan mendapatkan informasi yang
tepat dan jelas untuk menerukan, memodifikasi, atau menghentikan asuhan
keperawatan yang diberikan.
Evaluasi hanya bisa dilakukan apabila tujuan dapat diukur. Pada beberapa
kasus, tujuan tidak dapat dicapai karena kondisi klien. Oleh karena itu, perawat
bersama-sama dengan klien kembali menyusun tujuan yang diharapkan dapat
diukur. Meskipun factor-faktor ini diidentifikasi pada tahap pengkajian, tetapi
factor ini harus dinilai lagi pada tahap evaluasi terutama saat persiapan/
perencanaan klien pulang.
Kritis dalam evaluasi berarti evaluasi dilakukan secara hati-hati dan
terperinci. Hal ini merupakan kunci dari keberhasilan evaluasi pencapaian tujuan.
Adapun tujuan melakukan pencatatan hasil evaluasi adalah sebagai berikut :
1. Menilai pencapaian kriteris hasil dan tujuan.
2. Mengidentifikasi variabel-variabel yang memengaruhi pencapaian tujuan.
3. Membuat keputusan apakah rencana asuhan diteruskan atau dihentikan.
4. Melanjutkan, memodifikasi, atau mengakhiri rencana.
JENIS-JENIS EVALUASI
Evaluasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Evaluasi formatif
Evaluasi ini menggambarkan hasil observasi dan analisis perawat
terhadap respons klien segera setelah tindakan. Biasanya digunakan
dalam catatan keperawatan.
2. Evaluasi sumatif
Menggambarkan rekapitulasi dari observasi dan analisis status
kesehatan klien dalam satu periode. Evaluasi sumatif menjelaskan
perkembangan kondisi dengan menilai apakah hasil yang diharapkan
telah tercapai. Perawat menggunakan pendokumentasian dari
pengkajian dan kriteria hasil yang diharapkan sebagai dasar untuk
menulis evaluasi sumatif. Tanpa informasi ini, evaluasi sumatif tidak
mungkin dapat dilakukan. Evaluasi ini berbentuk catatan naratif. Untuk
evaluasi sumatif khusus, dapat dikembangkan dalam bentuk diagram
(chart). Laporan/pencatatan dapat dilakukan per minggu atau per bulan.
Berikut ini adalah tipe-tipe evaluasi yang dilakukan dalam suatu proses
keperawatan.
1. Evaluasi Tujuan
Focus pada hasil, tujuan keperawatan (mana tujuan yang tercapai), dan
tingkat kepuasan klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
2. Evaluasi Proses
Focus pada bagaimana proses asuhan keperawatan diberikan. Apakah
pengkajian dengan baik, apakah intervensi dilakukan secara konsisten,
dan apakah tujuan telah tercapai.
3. Evaluasi struktur
Focus pada persiapan lingkungan dimana asuhan keperawatan diberikan
(peraatan, lingkungan, pola saraf, dan komunikasi).
TAHAP-TAHAP PROSES
Berikut ini adalah tahap-tahap yang dianjurkan saat melakukan evaluasi.
1. Tentukan status kesehatan klien saat ini dan kesiapan klien
menghadapi proses pengkajian untuk menilai pencapaian tujuan.
2. Lihat kembali tujuan-tujuan yang ada di dalam rencana asuhan
keperawatan. Contohnya: Klien mengatakan, “Saya dapat berjalan
tanpa bantuan sepanjang 10 meter.”
3. Bandingkan apakah klien dapat melakukan apa yang ada dalam kriteria
pencapaian tujuan. Contoh: Klien dapat berjalan tanpa bantuan
sepanjang 10 meter, tetapi tidak bisa mempertahankan keseimbangan
pada akhir dan latihan.
4. Putuskan untuk mengembangkan pencapaian tujuan dengan menjawab
pertanyaan berikut.
• Apakah tujuan sudah tercapai secara penuh?
• Apakah sebagain tujuan dapat tercapai?
• Apakah semua tujuan belum tercapai?
5. Catat hasil temuan pada rekam medik klien (catatan keperawatan dan
perkembangan).
PERAN PERAWAT
Semua perawat bertanggung jawab untuk berpartisipasi dalam peningkatan
kualitas asuhan keperawatan. Walaupun peningkatan mutu pelayanan tampak
lama dan kompleks, tetapi sebagai perawat yang memberikan asuhan keperawatan
secara langsung ke klien, Anda memiliki posisi yang unik untuk berkontribusi
secara langsung di dalamnya. Oleh karena itu, perhatikan bagaimana pentingnya
dokumen yang Anda buat. Catatan yang dibuat akan menguntungkan bagi kedua
belah pihak, baik klien maupun perawat. Peningkatan mutu pelayanan
keperawatan mungkin terlihat kompleks dan detail, tetapi membuat pekerjaan
yang Anda lakukan lebih efisien.
TUGAS
Setelah semua intervensi dilakukan dan dicatat, buatlah dokumentasi dan
evaluasi untuk tiap diagnosis keperawatan yang ada di dalam rencana asuhan
keperawatan, baik evaluasi formatif maupun sumatif dengan menggugunakan
metode SOAP
TUGAS 2
4. Karena pemeriksaan fisik dan wawancara saling mendukung satu sama lain,
maka gunakan situasi di bawah ini untuk memfokuskan wawancara saat
melakukan pemeriksaan fisik.
a. Anda sedang melakukan pemeriksaan dan menemukan tangan klien dan
kukunya panjang dan kotor. Maka Anda akan bertanya:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
b. Anda sedang melakukan pemeriksaan dan menemukan benjolan di
bagian belakang kepala klien. Maka Anda akan bertanya:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
c. Saat Anda melakukan pemeriksaan Anda menemukan mata kanan klien
merah, berair, dan inflamasi. Maka Anda akan bertanya:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
5. Fokuskan pemeriksan fisik apa yang akan dilakukan berdasarkan pernyataan
klien berikut ini.
a. Klien menyatakan, “Saya mengalami kemerahan pada tubuh saya yang
hilang timbul”
Maka pemeriksaan fisik yang Anda lakukan adalah:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
b. Klien menyatakan, “Lambungku sakit sekali.”
Maka pemeriksaan fisik yang Anda lakukan adalah:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
c. Klien menyatakan, “Saya merasakab rasa panas saat berkemih.”
Maka pemeriksaan fisik yang Anda lakukan adalah:
............................................................................................................................
............................................................................................................................