Anda di halaman 1dari 4

STANDAR OPERASIONAL PELAKSANAAN

PEMERIKSAAN KEKURANGAN MINERAL DAN ELEKTROLIT


Tugas ini dibuat untuk memenuhi Mata Kuliah KMB 1
Dosen Pembimbing : Suharto, S.Pd., M.N

Disusunoleh kelompok 8 / 2A2 Reguler :

1. FIRDHA ALYA YUMNA (P1337420119065)


2. ISTICHOMAH (P1337420119071)
3. WANDA GABY (P1337420119072)
4. AGUNG GUNAWAN (P1337420119079)
5. SA'ADILLAH WAFIQ (P1337420119081)
6. AISA MUTYA REINARTI (P1337420119089)
7. SISKA YULIANI (P1337420119100)
8. SHANIA AYU SABRINA (P1337420119109)
9. KEMALA KAMALIA (P1337420119115)
10. LUTFIANIS MASYITOH (P1337420119094)
11. LUQMAN DAVA PRATAMA (P1337420119086)
12. ROSA ROSMAYANTI (P1337420119091 )
13. NINDI WIDIANJANI (P1337420119120)
14. DYAH ISNA FARADILLA (P1337420119124)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2020/2021
SOP KEKURANGAN MINERAL

1. Pengertian Tidak terpenuhinya kebutuhan mineral yang dibutuhkan oleh


tubuh perhari untuk bekerja secara optimal dan berlangsung
lama. Dikarenakan malabsorbsi, asupan yang kurang, atau
ekskresi yang terlalu cepat. Sepertikalsium, potassium, besi,
seng, iodine, selenium, natrium, magnesium.
2. Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk dokter dapat
melakukankonseling dan edukasi kepada pasien dan keluarga
dan memberikanterapi dengan baik
3. Persiapan Pemeriksaan mineral
4. Prosedur/langkah- Kekurangan Natrium
langkah Ditandai dengan menurunnya kadar Plasma< 130 mEq/dl
Gejala : Sakit kepala, perburukan kesadaran, koma.Sakit
kepala, perburukan kesadaran, koma.
Penatalaksaanaan :
1.Atasi penyebab
2.Koreksi natrium 3% dosis 1ml/kgBB/
3.BB>50 kg koreksi 50 ml/jam= 500ml/10 jam (10
jam/kolf)BB
4.35% NaCl 3% meningkatkan Na++ 0,6 mmol/

Rumus defisit natrium = 0,6xBB(kg)x(140-Na serum)


Koreksi diberikan jika hiponatremia akut atau kadar Na<125
mmol/L

Kekurangan Kalsium
Kekurangan asupan kalsium yang taksebanding dengan
pengeluaran kalsium di ginjal. Asupan kalsium <300 mg/hari
Gejala : nyeri tulang, fraktur patologis, spasme otot,
neuropsikogenik jika akut
Penatalaksanaan :
1. Hipokalsemi ringan (7,5-8,5 mg%) diberikan kalsium
oral 500-1000mg tiap 6 jam
2. Kalsium serum < 7,5 mg% diberikan Ca glukonas
90mg/10cc larutkan dalam dextrosa 5% diberikan
dalam waktu 5-10 menit

Kekurangan Iodium
Biasa disebut GAKI atau gangguan akibat kekurangan iodium
yang merupakan kurangnya asupan iodium perhari secara
kronis dapat menyebabkan hipotiroid.
Penatalaksanaan:
1. Pemberian KI 10 gram/hari setara dengan iodium 237
mg/hari dan hormon tiroid dalam jangka lama.
2. Operatif jika gondok sangat besar
3. Upaya preventif dengan mengkonsumsi garam beriodium
dan pemberian pemberian kapsul beriodium setahun sekali.

Kekurangan Zat Besi


Ditandai dengan timbulnya gejala anemia dan menurunnya
feritin serum pada  pemeriksaan  pemeriksaan di fasilitas di
fasilitas kesehatan kesehatan lebih lanjut.
Gejala : Letih, lesu, lemah, lelah, pusing dll Penatalaksa
Penatalaksanaan :
1. Pemberian sulfas ferrous 3x200 mg, dan KIE tentang menu
makanan sehat serta efek samping pemberian sulfas ferous.
2. Mencari faktor penyebab defisiensi besi bila ada.

KONSELING DAN EDUKASI


Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit
dengan menjaga kebersihan diri, pilihan asupan gizi seimbang
dan stamina tubuh.

SOP KEKURANGAN ELEKTROLIT

1. Pengertian Pemasaangan infus merupakan prosedur pemenuhan


kebutuhan cairan dan elektrolit yang dilakukan bagi klien
yang memerlukan cairan melalui intravena (infus).nutrisi
bagi klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi
per oral atau adanya gangguan fungsi menelan, Tindakan ini
dilakukan dengan didahului pemasangan pipa lambung.
2. Tujuan Prosedur ini dibuat dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
cairan dan elektrolit.
3. Persiapan Pemeriksaan Elektrolit
4. Alat dan bahan 1. Standar Infus.
2. Set infus.
3. Cairan sesuai program medik
4. Jarum infus dengan ukuran yang sesuai.
5. Pengalas.
6. Torniket.
7. Kapas alkohol.
8. Plester.
9. Gunting.
10. Kasa steril
11. Betadine
12. handscoon.
5. Prosedur/langkah- 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
langkah 2. Cuci tangan
3. Hubungkan cairan dan infus set dengan mnusukkan ke
bagian karet atau akses selang ke botol infus.
4. Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang
tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem selang
hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar.
5. Letakkan pengalas di bawah tempat (vena) yang akan
dilakukan penginfusan.
6. Lakukan pembendungan dengan torniket (karet
pembendung) 10 – 12 cmdiatas tempat penusukan dan
anurkan pasien untuk menggemgam dengan gerakan
sirkular (bila sadar).
7. Gunakan sarung tangan steril.
8. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas
alkohol.
9. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu
jari dibagian bawah vena dan posisi jarum (abocath)
mengarah ke atas.
10. Perhatikan keluarnya darah melalui jaru (abocath/surflo)
maka tarik keluar bagian dalam (jarum) sambil
meneruskan tusukan ke dalam vena.
11. Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan/dikeluarkan,
tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan
jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian
infus dihubungkan/disambungkan dengan selang infus.
12. Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan
dosis yang diberikan.
13. Lakukan fiksasi dengan kasa steril.
14. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat
ukuran jarum.
15. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
16. Catat jenis cairan, letak infus, kecepatan aliran, ukuran
dan tipe jarum infus.

Anda mungkin juga menyukai