A. DEFINISI
B. TUJUAN
C. FISIOLOGI
1. Pohon masalah
3. Pengetahuan
Pengetahuan tentang perawatan diri sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya perawatan diri
dan implikasinya bagi kesehatan dapat mempengaruhi praktik keperawatan diri.
4. Variabel kebudayaan
Kepercayaan akan nilai kebudayaan dan nilai diri mempengaruhi perawatan diri. Orang
dari latar belakang kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan yang
berbeda pula.
5. Kondisi fisik
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
memperlukan bantuan. Biasanya Pasien dengan keadaan fisik yang tidak sehat lebih
memilih untuk tidak melakukan perawatan diri.
a. Pengkajian
Defisit perawatan diri dapat dinilai dari pertanyaan pasien tentang
kebersihan diri, berdandan dan berpakaian dan didukung dengan data hasil
observasi
1) Data subjektif
Pasien mengatakan tentang :
a) Malas mandi
b) Tidak mau menyisir rambut
c) Tidak mau menggosok gigi
d) Tidak mau memotong kuku
e) Tidak mau berhias/berdandan
f) Tidak bisa/tidak mau menggunakan alat mandi/kebersihan diri
g) Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar
2) data objektif
a) Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi, tidak
mampu berdandan memilih, mengambil dan memakai pakaian,
memakai sendal, sepatu, tidak pandai memakai resleting, memakai
barang-barang yang perlu dalam berpakaian, melepas barang-
barang yang perlu dalam berpakaian.
c. Intervensi
Intervensi
1. Observasi
identivikasi usia dan budaya dalam membantu
berpakaian dan berhias
2. Terapeutik
- Sediakan pakaian pada tempat yang mudah dijangkau
- Sediakan pakaian pribadi, sesuai kebutuhan
- Fasilitasi mengenakan pakaian jika perlu
- Fasilitasi berhias (mis, menyisir rambut merapihkan
kumis/jenggot
- Jaga provasi selama berpakaian
- Tawarkan untuk laundry, jika perlu
- Berikan pujian terhadap kemampuan berpakaian secara
mandiri
3. Edukasi
- Informasikam pakaian yang tersedia untuk dipilih, jika
perlu
- Ajarkan mengenakan pakaian
2. Implementasi
Proses implementasi adalah melaksanakan rencana tindakan yang sudah
disusun dan disesuaikan dengan kondisi saat itu. Pelaksanaan tindakan
keperawatan bisa lebih dari apa yang telah direncanakan atau lebih sedikit dari
apa yang sudah direncanakan bahkan mampu memodifikasi dari perencanaan
yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pada saat asuhan diberikan.
Dalam mengimplementasikan intervensi, perawat kesehatan jiwa
menggunakan intervensi yang luas yang dirancang untuk mencegah penyakit
meningkat, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan fisik dan mental
(Damaiyanti, 2012).
3. Evaluasi
a. Evaluasi kemampuan pasien Defisit perawatan diri berhasil apabila pasien
dapat
1) Mandi, memcuci rambut, menggosok gigi dan menggunting kuku
dengan benar.
2) Mengganti pakaian dengan bersih
3) Membereskan pakaian kotor
4) Berdandan dengan benar
b. Evaluasi kemampuan keluarga Defisit perawatan diri berhasil apabila
keluarga dapat:
1) Mengenal msalah yang dirasakan dalam merawat pasien (pengertian,
tanda dan gejala, dan proses terjadinya Defisit perawatan diri)
Damayanti, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama.
Sutejo. (2017). Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa: Ganguan Jiwa dan
Psikososial. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Retrieved from http://www.innappni.or.id