Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN SEKSUALITAS DAN SPIRITUAL

A. Pengertian
Seksual adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang
berhubungan dengan perkara-perkara hubungan intim antara laki-laki dan perempuan
(Mubarak,2015).
Tischler (2002) mengatakan bahwa spiritualitas mirip atau dengan suatu cara,
berhubungan dengan emosi atau perilaku dan sikap tertentu dari seorang individu.
Menjadi seorang yang spiritual berarti menjadi seorang yang terbuka, memberi, dan
penuh kasih.

B. Tanda dan Gejala


a. Seksualitas
1. Gangguan aktivitas seksual
2. Gangguan kepuasan seksual
3. Merasakan keterbatasan seksual
4. Penurunan hasrat seksual
5. Perubahan minat terhadap diri sendiri
6. Perubahan minat terhadap orang lain
a. Gangguan Spiritual
1. Mengungkapkan kurangnya makna kehidupan;
2. Mendemonstrasikan keputusasaan dan ketidakberanian
3. Memilih untuk tidak melakukan ritual keagamaan yang biasa dilakukan
4. Mengungkapkan marah kepada tuhan;
5. Mengekspresikan marah, dendam, ketakutan, melebihi arti kehidupan,
penderitaan dan kematian; meminta menemui pemimpin keagamaan.
6. Faktor – faktor lain yang mengidentifikasikan masalah distress spiritual
meliputi faktor patofisiologi, terkait tindakan, dan faktor situasional atau
personal maupun lingkungan.
C. Pohon Masalah (dalam bentuk bagan berdasarkan patofisiologi)

Sulit merasakan makna Organ radang, luka, dan


dan tujuan hidup bekas operasi vaginal

1. Kondisi penyakit kronis Dispareunia


2. Kesepian
3. Menjelang Ajal
4. Perubahan Pola Hidup Sakit saat
5. Pengasingan Sosial penetrasi, selama
koitus, dan sesudah
koitus

Distress Spiritual penurunan aktivitas


seksual, merasakan
keterbatasan
seksual

Disfungsi
Seksual
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Hematologi: Hitung darah lengkap dan laju sedimentasi, skrining, anemia
2. Zat kimia: nitrogen urea darah (BUN), glukosa, tiroid, adrenal, fungsi hati dan
ginjal.
3. Serologi, terutama skirining sifilis, HIV, hepatitis.
4. Urinalis, skrining obat.
5. Pemeriksaan tinja untuk darah tersamar.
E. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Hormonal
2. Promosi kesehatan terkait seksualitas
3. Melakukan konseling seksual
F. Pengkajian keperawatan
a. Gangguan Seksualitas
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, status,
alamat, diagnosa medis, sumber biaya dan identitas penanggung.
2. Riwayat seksual
a. Klien yang menerima perawatan kehamilan, PMS, infertility,
kontrasepsi.
b. Klien yang mengalami disfungsi seksual/problem (impoten, orgasmic
dysfuntion, dll)
c. Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi
fungsi seksual (peny.jantung, DM, dll)
3. Pengkajian seksual mencakup:
a. Riwayat Kesehatan seksual
1. Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah
klien mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
2. Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan
pertanyaan seksual secara langsung – pertanyaan isyarat.
4. 11 Pola Fungsional
a) Pola Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan : Pasien yang memiliki
masalah system seksualitas dan spiritual pada umunya menyadari tentang
keadaanya setelah penyakit/masalah yang dideritanya sudah cukup berat.
b) Pola Nutrisi: Pasien yang memiliki masalah system seksualitas pada
umunya memiliki pola nutrisi yang kurang baik bila pasien tersebut
memiliki gaya hidup yang kuran baik
c) Pola Eliminasi: Pasien yang memiliki masalah system seksualitas
umunya memiliki masalah pada pola eliminasi buang air kecil maupun
buang air besar.
d) Aktivitas dan Latihan: Pasien yang memiliki masalah disfungsi system
seksualitas pada umunya memiliki aktivitas yang monoton dan kurang
berolahraga.
e) Tidur dan Istirahat: Pasien yang memiliki masalah system seksualitas
umumnya memiliki kebiasaan tidur yang kurang baik (bergadang).
f) Sensori, Presepsi dan Kognitif: Pasien yang memiliki masalah system
seksualitas pada umumnya merasa kurang nyaman dengan keadaan yang
dialaminya.
g) Konsep diri: Pasien yang memiliki masalah disfungsi system seksualitas
pada umunya memiliki masalah pada keadaan sosial, keadaan fisik
(khususnya organ reproduksi), ancaman konsep diri, serta masalah
psikologi.
h) Seksual dan Repruduksi: Pasien yang memiliki masalah disfungsi system
seksualitas pada umunya memiliki masalah dalam pengetahuan yang
berhubungan dengan seksualitas.
i) Pola Peran Hubungan: Pasien yang memiliki masalah system seksualitas
pada umunya memiliki masalah tentang peran berkaitan dengan
keluarga, teman, dan lingkungan kerja.
j) Manajemen Koping Setress: Pasien yang memiliki masalah system
seksualitas pada umunya lebih memilih merahasiakan masalah/penyakit
yang dialaminya dari orang-orang disekitarnya.
k) Sistem Nilai Dan Keyakinan: Latar belakang budaya / etnik, satatus
ekonomi, prilaku kesehtan yang berkaitan dengan kelompok
budaya/etnik.
5. Pengkajian fisik
Pengkajian fisik paling penting dalam mengevaluasi penyebab kekuatiran
atau maslah seksual dan mungkin merupakan kesempatan terbaik untuk
memberi penyuluhan kepada klien tentang seksualitas.
a. Inspeksi dan palpasi
Teknik infeksi dan palpasi digunakan oleh perawat untuk mengaji
payudara dan genitaliainternal dan eksternal klien. Perawat juga dapat
mengajarkan klien mengenai cara sadari yaitu pemeriksaan payudara
sendiri kepada klien wanita serta melakukan latihan Kegel untuk
menguatkan otot pubokoksigeus.
b. Beberapa riwayat kes. yang memerlukan pengkajian fisik misalnya
riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tidak normal
dari genital, perubahan warna pada genital, ggn fungsi urinaria, dll.
c. Identifikasi klien yang berisiko
Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya : adanya ggn
struktur/fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah melahirkan,
abnormalitas anatomi genital
d. Riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
e. Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar
(masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh
f. Terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan mslh seksual;
kurangnya pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi
seksual
g. Gangguan aktifitas fisik sementara maupun permanen; kehilangan
pasangan
h. Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi.
b. Gangguang Spiritual
1. Pengkajian spiritualitas dan kepercayaan keagamaan, praktik, dan
tingkat partisipasi dapat menggunakan berbagai bentuk penuntun,
instrumen, ataupun skala.
2. Pengkajian informal dapat dilakukan setiap waktu selama pasien dapat
dijumpai.
3. Penilaian formal mencakup penyampaian pertanyaan selama proses
wawancara untuk menentukan bagaimana peran kepercayaan dan praktik
spiritual selama pasien mengalami sakit atau penyembuhan.
G. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis yang mengenai respon pasien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dilaminya baik yang
berlangsung actual maupun potensial. Tujuan dari diagnosa keperawatan adalah untuk
mengidentifikasi respon pasien individu, keluarga, komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul pada Seksualitas dan Spiritual yaitu:
1. Distres spiritual
2. Disfungsi seksual
H. Rencana keperawatan
No Diagnose Tujuan dan Kriteria Rencana Rasional
Dx Keperawatan Hasil Keperawatan
1 Distres spiritual Setelah dilakukan asuhan Dukungan Spiritual Dukungan Spiritual
(D.0082) keperawatan selama ... x (I.09276) (I.09276)
Observasi Observasi
... jam diharapkan Status
1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
Spiritual (L.09091)
perasaan khawatir, perasaan kawatir,
membaik dengan kriteria
kesepian dan kesepian dan
hasil:
ketidakberdayaan ketidakberdayaan yang
1. Verbalisasi makna
2. Identifikasi dirasakan pasien
dan tujuan hidup
pandangan tentang 2. Untuk mengetahui
meningkat
hubungan antara pandangan tentang
2. Verbalisasi kepuasan
spiritiual dan hubungan antara
terhadap makna
kesehatan spiritual dan kesehatan
hidup meningkat
3. Identifikasi harapan 3. Untuk mengetahui
3. Verbalisasi perasaan
dan kekuatan harapan dan kekuatan
tenang meningkat
pasien pasien
4. Perilaku marah pada
4. Identifikasi 4. Untuk mengetahui
tuhan menurun
ketaatan dalam ketaatan dalam
5. Kemampuan
beragama beragama
beribadah meningkat
Terapeutik Terapeutik
1. Berikan 1. Untuk mengetahui
kesempatan perasaan tentang
mengekspresikan penyakit dan kematian
perasaan tentang yang dialami pasien
penyakit dan 2. Untuk mengetahui
kematian mengekspresian dan
2. Berikan meredakan marah
kesempatan secara tepat
mengekspresikan 3. Untuk mengetahui
dan meredakan bahwa perawat bersedia
marah secara tepat mendukung selama
3. Yakinkan bahwa masa ketidakberdayaan
perawat bersedia 4. Untuk mengetahui
mendukung selama sediaan privasi dan
masa waktu tenang untuk
ketidakberdayaan aktivitas spiritual
4. Sediakan privasi 5. Untuk mengetahui
dan waktu tenang keyakinan tentang
untuk aktivitas makna dan tujuan
spiritual hidup, jika perlu
5. Diskusikan 6. Untuk mengetahui
keyakinan tentang fasilitas melakukan
makna dan tujuan kegiatan ibadah
hidup, jika perlu Edukasi
6. Fasilitasi 1. Untuk mengetahui
melakukan kegiatan anjuran berinteraksi
ibadah dengan keluarga,
Edukasi teman, dan / atau orang
1. Anjurkan lain
berinteraksi dengan 2. Untuk mengetahui
keluarga, teman, anjuran berpartisipasi
dan/atau orang lain dalam kelompok
2. Anjurkan pendukung
berpartisipasi 3. Untuk mengetahui
dalam kelompok ajaran metode relaksasi,
pendukung meditasi, dan imajinasi
terbimbing
3. Ajarkan metode Kolaborasi
relaksasi, meditasi, 1. Untuk mengetahui atur
dan imajinasi kunjungan dengan
terbimbing rohaniawan (mis.
Kolaborasi ustadz, pendeta, romo,
1. Atur kunjungan biksu)
dengan rohaniawan
(mis. ustadz,
pendeta, romo,
biksu)
2 Disfungsi seksual Setelah dilakukan asuhan Edukasi Seksualitas Edukasi Seksualitas
(D.0069) keperawatan (I.12447) (I.12447)
selama…x..jam, maka Observasi Observasi
diharapkan Fungsi 1. Identifikasi kesiapan 1. Mengetahui kesiapan
Seksual (L.07055) dan kemampuan dan kemampuan pasien
membaik dengan kriteria menerima informasi dalam menerima
hasil sebagai berikut: Terapeutik informasi
1. Kepuasan hubungan 1. Sediakan materi dan Terapeutik
seksual meningkat media pendidikan 1. Untuk memudahkan
2. Verbalisasi aktivitas kesehatan pasien memahami
seksual berubah 2. Jadwalkan edukasi yang diberikan
menurun pendidikan 2. Pasien dapat mengatur
3. Verbalisasi eksitasi kesehatan sesuai jadwal sesuai yang
seksual berubah kesepakatan diinginkan
menurun 3. Berikan kesempatan 3. Agar pasien dapat
4. Verbalisasi peran untuk bertanya bertanya tentang apa
seksual berubah 4. Fasilitasi kesadaran yang belum dipahami
menurun keluarga terhadap 4. Agar keluarga dapat
anak dan remaja mengetahui pengaruh
media terhadap anak
5. Verbalisasi fungsi serta pengaruh Edukasi
seksual berubah media 1. Untuk mengetahui
menurun Edukasi anatomi dan fisiologi
1. Jelaskan anatomi system reproduksi laki-
dan fisiologi sistem laki dan perempuan
reproduksi laki-laki 2. Mengetahui
dan perempuan perkembangan
2. Jelaskan seksualitas sepanjang
perkembangan siklus hidup
sesualitas sepanjang 3. Mengetahui
siklus kehidupan perkembangan emosi
3. Jelaskan pada anak dan remaja
perkembangan 4. Mengetahui pengaruh
emosi masa anak tekanan kelompok dan
dan remaja sosial terhadap aktivitas
4. Jelaskan pengaruh seksual
tekanan kelompok 5. Mengetahui
dan sosial terhadap konsekuensi mengasih
aktivitas seksual anak pada usia dini
5. Jelaskan 6. Mengetahui apa saja
konsekuensi negatif risiko tertukar penyakit
mengasuh anak seksual
pada usia dini (mis. 7. Agar anak dan remaja
kemiskinan, karir selalu dalam pantauan
dan pendidikan) orang tua dan
6. Jelaskan risiko memahami tentang
tertular penyakit seksualitas
menular seksual dan 8. Agar tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan
AIDS akibat seks 9. Agar anak dapat
bebas menangani masalah
7. Anjurkan orang tua penekanan yang sedang
menjadi edukator ia hadapi
seksualitas bagi
anak-anaknya
8. Anjurkan
anak/remaja tidak
melakukan aktivitas
seksual di luar nikah
9. Ajarkan
keterampilan
komunikasi asertif
untuk menolak
tekanan teman
sebaya dan sosial
dalam aktivitas
seksual

Konseling Seksualitas Konseling Seksualitas


(I.07214) (I.07214)
Observasi Observasi
1. Identifikasi tingkat 4. Untuk mengetahui
pengetahuan, tingkat pengetahuan,
masalah sistem masalah sistem
reproduksi, masalah reproduksi, masalah
seksualitas dan seksualitas dan penyakit
penyakit menular menular seksual
seksual
2. Identifikasi waktu 2. Mengetahui penyebab
disfungsi seksual disfungsi seksual
dan kemungkinan 3. Mengetahui tingkat
penyebab kecemasan
3. Monitor stress, Terapeutik
kecemasan, depresi 1. Meningkatkan
dan penyebab hubungan antar
disfungsi seksual pasangan
Terapeutik 2. Menjalin keterbukaan
1. Fasilitasi 3. Meningkatkan
komunikasi antara kepercayaan diri
pasien dan pasangan 4. Mempercepat
2. Berikan kesempatan pemahaman pasien
kepada pasangan Edukasi
untuk menceritakan 1. Meningkatkan
permasalahan pengetahuan pasien
seksual terhadap efek obat
3. Berikan pujian 2. Mencegah kebosanan
terhadap perilaku saat melakukan
yang benar hubungan seksual
4. Berikan saran yang Kolaborasi
sesuai kebutuhan 1. Untuk mengatasi
pasangan dengan masalah seksual yang
menggunakan di alami
bahasa yang mudah
diterima, dipahami
dan tidak
menghakimi
Edukasi
1. Jelaskan efek
pengobatan,
kesehatan dan
penyakit terhadap
difungsi seksual
2. Informasikan
pentingnya
modifikasi pada
aktivitas seksual
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan
spesialis seksologi,
jika perlu
I. Referensi
Kozier. 2010. Fundamental Keperawatan.
Lynda Juall Carpenito-Moyet. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13.
Jakarta: EGC
Potter, Perry.2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2016. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 2018. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia

Anda mungkin juga menyukai