Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN TN.I DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT

DAN TIDUR DI RUANGAN AR-RAODAH I

RUMAH SAKIT HAJI MAKASSAR

DISUSUN OLEH :
VITRALIS TANDIABANG
22.04.007

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PRODI PROFESI NERS
2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI

1. KONSEP DASAR
A. Definisi
Istirahat adalah suatu keadaan tenang, relaks tanpa stress emosional, dan bebas
dari ansietas. Oleh karena itu, istirahat tidak selalu bermakna tidak selalu bermakna tidak
beraktivitas; pada kenyataannya, beberapa orang menemukan ketenangan dari beberapa
aktivitas tertentu seperti berjalan-jalan di udara segar (Kozier, 2011)
Sedangkan tidur adalah perubahan status kesadaran yang terjadi ketika persepsi
dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan
aktivitas fsik yang minimal, tingkat ubuh, dan kesadaran yang bervariasi, perubahan
proses fisiologis respons terhadap stimulus eksternal (Mubarak, 2008)
Kebutuhan tidur menurut usia(A.Aziz Azimul, 2009) :

Umur Kebutuhan tidur


0-1 bulan 14-18 jam/hari
1-18 bulan 12-14 jam/hari
18 bulan-3 tahun 11-12 jam/hari
3-6 tahun 11 jam/hari
6-12 Tahun 10 jam/hari
12-18 Tahun 8,5 jam/hari
18-40 tahun 7-8 jam/hari
40-60 tahun 7 jam/hari
60 tahun ke atas 6 jam/hari

Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau


berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola
istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya
hidup yang diinginkannya (Lynda,2012).
B. Etiologi
Gangguan tidur bukanlah suatu penyakit melainkan gejala yang memiliki banyak
faktor yang dapat menyebabkan atau dapat dikatakan tidak mempunyai penyebab pasti
terjadinya gangguan tidur ini.
Berdasarkan situs melileaorganik (2008) Faktor resiko yang dapat menyebabkan
gangguan tidur yaitu :
1) Faktor Psikologi
 Stress yang berkepanjangan paling sering menjadi penyabab dari Insomnia jenis
kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal rencana dapat menjadi penyebab
insomnia transient.
 Problem Psikiatri
 Depresi paling sering ditemukan. Kamu bangun lebih pagi dari biasanya yang
tidak kamu ingini, adalah gejala paling umum dari awal depresi , Cemas ,Neorosa,
dan gangguan psikologi lainnya sering menjadi penyebab dari gangguan tidur.
 Sakit Fisik
 Sesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga hidung yang
tersumbat dapat merupakan penyebab gangguan tidur. Selama penyebab fisik atau
sakit fisik tersebut belum dapat di tanggulangi dengan baik ,gangguan tidur atau
sulit tidur akan dapat tetap dapat terjadi.
2) Faktor Lingkungan
 Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat jet, lintasan kereta
api, pabrik atau bahkan TV tetangga dapat menjadi faktor penyebab susah tidur.
 Gaya Hidup
 Alkohol , rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak teratur, juga
dapat menjadi faktor penyebab sulit tidur.
Menurut Remelda (2008) terdapat beberapa perilaku yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami gangguan tidur , yaitu :
a. Higienitas tidur yang kurang secara umum (cuci muka, dll)
b. Kekhawatiran tidak dapat tidur
c. Mengkonsumsi caffein secara berlebihan
d. Minum alkohol sebelum tidur
e. Merokok sebelum tidur
f. Tidur siang/sore yang berlebihan
g. Jadwal tidur/bangun yang tidak teratur.

C. Klasifikasi
Menurut situs melileaorganik (2008) gangguan tidur terbagi atas 3 (tiga) jenis, yaitu :
1. Jenis transient (artinya cepat berlalu), oleh karena itu gangguan tidur jenis ini hanya
terjadi beberapa malam saja.
2. Jenis Jangka pendek. Jenis ini dapat belangsung sampai beberapa minggu dan
biasanya akan kembali seperti biasa.
3. Jenis kronis (atau parah) gangguan tidak dapat tidur berlangsung lebih dari 3
minggu.

D. Tanda dan Gejala


Menurut Remelda (2008), tanda dan gejala yang timbul dari pasien yang mengalami
gangguan tidur yaitu penderita mengalami kesulitan untuk tertidur atau sering terjaga di
malam hari dan sepanjang hari merasakan kelelahan. Gangguan tidur juga bisa dialami
dengan berbagai cara:
1. Sulit untuk tidur tidak ada masalah untuk tidur namun mengalami kesulitan untuk
tetap tidur (sering bangun)
2. Bangun terlalu awal
3. Kesulitan tidur hanyalah satu dari beberapa gejala gangguan tidur. Gejala yang
dialami waktu siang hari adalah :
a)  Mengantuk
b)  Resah
c)  Sulit berkonsentrasi
d)  Sulit mengingat
e)   Gampang tersinggung
E. Gejala Klinis

Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan menimbulkan


gejala seperti adanya perubahan-perubahan pada siklus tidur  biologiknya, daya tahan
tubuh menurun serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang
konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri
atau orang lain. Gejala tidur REM adalah sebagai berikut :
- Biasanya disertai dengan mimpi aktif
- Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak NREM
- Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan yang menunjukkan inhibisi kuat
proyeksi spinal atas sistema pengaktivasi retikularis
- Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur
- Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
 

F. Patofisiologi dan Pathway

Pengontrolan siklus yang dialami selama tidur berpusat pada kedua tempat khusus
di batang otak yaitu Reticularis Activiting System (RAS) dan Bulbar
SynchconitingRegion BSR) di medulla. Dua system RAS dan BSR diperkirakan
terjadinya kegiatan/ pergerakan yang intermiten dan selanjutnya menekan pusat-pusat
otak. Rasdihubungkan dengan pernyataan tubuh tentang kewaspadaan dan menerima
impulssensori, seperti stimulus auditory, visual, nyeri dan stimulus taktil. Stimulus
sensori inimempertahankan keadaan bangun dan waspada. Selama tidur tubuh mengirim
sedikitsekali stimulus dari korteks cerebri.atau reseptor sensori perifer pada RAS.
Individu bangun dari tidur jika celah peningkatan dari stimulus BSR meningkat pada saat
tidur.Terjadinya insomnia dimungkinkan RAS dan BSR tidak bekerja dengan semestinya
di batang otak.(Johnson,2000)
Pathway :
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR
Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat
menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh  jumlah istirahat
sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan tidur, antara lain :
a. Status kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan dapat tidur dengan
nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan
tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga tidak dapat tidur dengan nyenyak.
Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur, seperti penyakit yang
disebabkan oleh infeksi terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan denga keletihan
sehingga penderitanya membutuhkan  banyak tidur untuk mengatasinya. Banyak juga
keadaan sakit yang membuat  penderitanya kesulitan tidur atau bahkan tidak bisa tidur.
Misalnya pada klien dengan gangguan pada sistem pernapasan. Dalam kondisinya yang
sesak napas, maka seseorang tidak mungkin dapat istirahat dan tidur.  
b. Lingkungan Keadaan
Lingkungan yang nyaman dan aman bagi seseorang dapat mempercepat proses
terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungna yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang
dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur.
c. Stress
Psikologis kecemasan merupakan perasaan yang tidak jelas, keprihatinan dan
kekhawatiran karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan seseorang
(Carpenito, 2000). Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur.
Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah
melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM.
d. Obat-obatan
Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang
memengaruhi proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretic yang dapat menyebabkan
insomnia, antidepresan yang dapat menekan REM, kafein yangdapat meningkatkan saraf
simpatis sehingga menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta blocker dapat
berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga
mudah mengantuk.
e. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi
protein yang tinggi dapat menyebabkan individu tersebut akan mempercepat  proses
terjadinya tidur karena dihasilkan tripofan. Tripofan merupakan asam amino hasil
pencernaan protein yang dapat membantu kemudahan dalam tidur. Demikian sebaliknya,
kebutuhan gizi yang kurang dapat juga memengaruhi  proses tidur, bahkan terkadang
sulit untuk tidur.
f. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
sehingga dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidak tidur
dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

3. MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI DAN TANDA KLINIS


a) Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara
kualitas maupun kuantitas.
Ada tiga jenis insomnia yaitu:
1. Insomnia inisial, adalah ketidakmampuan seseorang untuk memulai tidur
2. Insomnia intermiten adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan tidur atau
keadaan sering terjaga dari tidur
3. Insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami insomnia di
antaranya adalah rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan dan kondisi vang tidak
menunjang untuk tidur. Perawat dapat membantu klien mengatasi insomnia melalui
pendidikan kesehatan, menciptakan lingkungan yang nyaman, melatih klien relaksasi,
dan tindakan lainnya.
b) Deprivasi Tidur
Adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat disomnia,
penyebabnya dapat mencakup penyakit ( mis. Demam, sulit bernapas atau nyeri ), stres
emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan, dan keanekaragaman waktu tidur yang
terkait dengan waktu kerja. Dokter dan perawat cenderung mengalami deprivasi tidur
karena jadwal kerja yang panjang dan rotasi jam dinas.
c) Somnambulisme
Somnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks
mencakup adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu,
menutup pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara.
Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan kembali tidur (Japardi 2002).
Somnambulisme ini lebih banyak terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.
4. Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak disengaia (mengompol). Tejadi pada anak-
anak dan remaja, paling banyak terjadi pada laki-laki. Penvebab secara pasti belum
jelas, tetapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan enuresis seperti gangguan
pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku. Upaya vang dapat dilakukan untuk
mencegah enuresis antara hindari stres, hindari minum yang banyak sebelum tidur, dan
kosongkan kandung kemih (berkemih dulu) sebelum tidur.
Menurut Wong (2008), usia anak dalam mencapai kontinensia urine sangat
bervariasi. Misalnya anak kulit putih di amerika serikat cenderung mencapai kontinensia
lebih awal dari pada anak-anak afrika amerika. Selain itu, anak-anak d inggris dan
swedia lebih awal dr amerika serikat. Anak-anak digos afrika mencapai control kandung
kemihnya usia 12 bulan.
Berdasarkan penelitian , beberapa fktor yang mempengaruhi enuresis yaitu
riwayat enuresis pada keluarga merupakan faktor genetik terjadinya enuresis, Umur
diajarkan toilet training pada anak, Lama pemberian ASI 57%. Anak yang mendapatkan
ASI selama 6 bulan atau lebih tidak mengalami enuresis. Enuresis sering dihubungkan
dengan adanya keterlambatan perkembangan anak. Stabilitas dan kontrol sphingter
urinarius akan tercapai melalui maturasi dan perkembangan saraf. Pada anak yang
mendapatkan ASI dapat meningkatkan perkembangan saraf dan anak akan mempunyai
kemampuan perkembangan yang lebih baik.
5. Narkolepsi
Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak
terkendali untuk tidur. Dapat dikatakan pula bahwa narkolepsi adalah serangan
mengantuk yang mendadak, sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan
tidur (kantuk) tersebut datang.
6. Night terrors
Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnva terjadi pada anak usia 6 tahun atau
lebih. Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat
dan ketakutan
7. Mendengkur
Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di
hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan adenoid dapat meniadi faktor yang
turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas pada
lansia. Otot-otot di bagian belakang mulut mengendur bergetar jika dilewati udara
pernapasan.

4. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Dimulai dengan mengumpulkan data tentang :
1. Identitas (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit
4. Pemeriksaan fisik
Meliputi :
1. Inspeksi , palpasi , perkusi , auskultasi
2. TTV
3. Perilaku
Data Fokus
 Data subjektif
1. Klien merasa lesu, mengantuk sepanjang hari
2. Mengeluh susah tidur, kurang istirahat
3. Pandangan dirasa kabur, mata berkaca-kaca
4. Emosi meningkat, mudah marah/tersinggung
5. Kepala pusing, berat
6. Mengeluh sering terbangun
 Data objektif
1. Wajah nampak kurang bergairah (letih,lesu, lemah)
2. Prestasi kerja menurun/kurang konsentrasi
3. Gelisah, sering menguap
4. Mudah tersinggung
5. Ada bayangan hitam di bawah mata

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan masalah kebutuhan istirahat dan tidur
diantaranya adalah :
1. Gangguan pola tidur
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Suhu lingkungan sekitar
b. Perubahan pejanan terhadap cahaya gelap
c. Kurang kontrol tidur
2. Ansietas
Kemungkinan berhubungan dengan :
a. Perubahan dalam (status ekonomi, lingkungan, status kesehatan, pola interaksi,
fungsi peran, status peran)
b. Stres, ancaman kematian
c. Kebutuhan yang tidak terpenuhi
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa yang Tujuan Intervensi Rasional
Mungkin Muncul
1. Gangguan pola Setelah diberikan a.  1. Kaji rutinitas tidur 1. Mengkaji dan
tidur asuhan yang biasa dilakukan mengidentifikasi
Kemungkinan keperawatan ....x 24 klien kebiasaan tidur klien
berhubungan jam diharapkan b.    2. Ciptakan 2. Meningkatkan
dengan : gangguan pola tidur lingkungan yang kenyamanan tidur
a.  -Suhu lingkungan klien efektif dengan nyaman serta dukungan
sekitar kriteria hasil : fisiologis/psikologis
b.   -Perubahan a.     - Perasaan segar c.    3. Jelaskan 3. Istirahat adekuat
pejanan terhadap sesudah tidur atau pentingnya tidur dan tidur dapat
cahaya gelap istirahat yang adekuat meningkatkan status
c.     - Kurang kontrolb.    -Pola tidur, kualitas emosional
tidur dalam batas normal d.   4. Kolaborasi 4. Mungkin diberikan
c.     - Jumlah jam tidur pemberian obat tidur untuk membantu
dalam normal 6-8 pasien tidur/istirahat
jam/hari selama periode
transisi dari rumah ke
lingkungan baru.

1.      Ansietas Setelah diberikan a. 1. Gunakan a.      1. Memungkinkan


2. Kemungkinan asuhan pendekatan yang waktu untuk
berhubungan keperawatan ....x24 menenangkan mengekspresikan
dengan : jam diharapkan perasaan,
a.     -Perubahan ansietas klien efektif menghilangkan
dalam (status dengan kriteria cemas, dan prilaku
ekonomi, hasil : adaptasi
lingkungan, status
a.      - b. 2. Instruksikan b.      2. Meningkatkan
kesehatan, pola Mengidentifikasi,me pasien menggunakan relaksasi/istirahat dan
interaksi, fungsi ngungkapkan, dan teknik relaksasi menurunkan rasa
peran, status menunjukkan tehnikc. cemas
peran untuk mengontrol c.       3. Jelaskan c.       3. Menurunkan
b.      Stres, ancaman cemas prosedur dan apa cemas dan takut
kematian b.      Klien mampu yang dirasakan terhadap diagnosa
c.       Konflik tidak mengidentifikasi dan selama prosedur dan prognosis
disadari mengenai mengungkapkan d.     4. Berikan obat d.      4. Membantu
tujuan penting gejala cemas untuk mengurangi pasien rileks secara
hidup c.       Ekspresi wajah, kecemasan fisik mampu untuk
bahasa tubuh dan membuat strategi
tingkat aktivitas koping adekuat
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan

D. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan mandiri seperti prilaku, peningkatan kesehatan dan upaya
pencegahan, pengaturan posisi dan intervensi mandiri.
Tindakan keperawatan mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi
Tindakan mandiri : aktivitas perawat yang dilakukan atau yang didasarkan pada
kesimpulan sendiri dan bahan petunjuk dan perintah tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi: tindakan yang dilaksanakan atas hasil keputusan bersama
dengan dokter dan petugas kesehatan lain.
E. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan batas waktu ditetapkan dan situasi kondisi
klien, maka diharapkan klien :
1.      Gangguan pola tidur klien efektif dengan kriteria hasil :
a. Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
b. Pola tidur, kualitas dalam batas normal
c. Jumlah jam tidur dalam normal 6-8 jam/hari
2.      Ansietas klien efektif dengan kriteria hasil :
a. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan tehnik untuk
mengontrol cemas
b. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
c. Ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA

Potter dan Perry. 2009.Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta


Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar
Klien. Jakarta: Salemba Medika
Mubarak,. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam
Praktik. Jakarta: EGC

Mirdawati Yasin.2017. Laporan Pendahuluan Istirahat-


Tidur.https://www.scribd.com/document/345150654/282801719-LP-Istirahat-Tidur-pdf. Di akses
pada 03 November 2017

Lutfi Chasanah. 2011. Laporan Pendahuluan Dengan Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur
https://www.scribd.com/doc/59842168/laporan-pendahuluan-dengan-kebutuhan-dasar-istirahat-
tidur. Di akses pada 03 November 2017

Dewa_Dwija. 2014.Laporan Pendahuluan Gangguan Istirahat


Tidur.https://www.scribd.com/doc/203091055/LP-Gangguan-Istirahat-Tidur. Di akses pada 03
November 2017

Anda mungkin juga menyukai