Anda di halaman 1dari 12

Laporan Pendahuluan Kebutuhan Aktivitas

Disusun oleh :
Anisa Siti Maryam

Program Studi Diploma III Keperawatan


Stikes Budi Luhur Cimahi

1. Definisi
Karakteristik fisik individu yang sehat adalah adanya kemampuan melakukan aktifitas
untuk memenuhi kebutuhan misalnya berdiri, berjalan, dan bekerja. Aktifitas adalah
suatu energi atau keadaan untuk bergerak untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kemampuan aktifitas seseorang dipengaruhi oleh adekuatnya siatem persyarafan, otot
dan tulang, atau sendi. (Tarwoto dan Tarwonah, 2010).
System tubuh yang berperan dalam aktifitas antara lain:
a) Sistem Persarafan System saraf terdiri dari : System saraf pusat (otak dan medulla
spinalis) terjadinya kerusakan pada siatem saraf pusat seperti pada fraktur tulang
belakang dapat menyebabkan kelemahan secara umum dan system saraf tepi
(percabangan dari saraf pusat) kerusakan saraf tepi dapat menyebabkan
tergangggunya daerah yang inervisi. 2) Sistem musculoskeletal yang terdiri dari:
b) Otot 7 Otot skelet (otot lurik) berperan dalam gerakan tubuh, postur, dan fungsi
produksi panas. Fungsi otot yaitu mengontrol pergerakan, mempertahankan postur
tubuh, dan menghasilkan panas. Otot, tulang, dan sendi terintegrasi menghasilkan
pergerakan tubuh, misalnya berjalan dan berlari. Otot skelet berkontaksi untuk
mempertahankan postur. (M. Asikin, 2016) Menurut Tarwoto & Wartonah, (2010),
kontraksi otot skelet dapat dikelompokan menjadi dua yaitu, Kontraksi isometric dan
Kontraksi isotonic, kontraksi isometrik ini tidak terjadi pendekatan otot selama
kontraksi, karena tidak memerlukan sliding myofibril, tetapi secara paksa. Misalnya,
saat kita mengangkat barang yang sangat berat, mendorong meja, dengan tangan
lurus sehingga terjadi tegangan. Sedangkan Kontraksi isotonic adalah jenis kontraksi
dimana terjadi pemendekatan otot tetapi tegangan pada otot tetap konstan.
Kontraksi ini memerlukan energi yang sangat besar. Contoh jenis kontraksi ini adalah
mengangkat beban menggukan otot bisep, kegiatan makan, menyisir, dan lainnya.
c) Sendi Sendi merupakan semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan
tulang tersebut dapat bergerak satu sama lain maupun tidak dapat bergerak satu
sama lain. Ada tiga klasifikasi sendi yaitu, Sendi sinartrosis, sendi yang tidak dapat
digerakan karena terdapat jaringan ikat (sisdenmosis) diantaranya tulang yang saling
berhubungan, sendi amfirtrosis, sendi yang pergerakannya terbatas, dan Sendi
diartrosis, sendi yang mampu digerakan secara bebas.
d) Tulang (rangka) Secara umum fungsi dari tulang (rangka) adalah sebagai berikut:
a. Menyongkong jaringan tubuh, termasuk memberi bentuk pada tubuh (postur
tubuh)
b. Melindungi bagian tubuh yang lunak, seperti otak, paru-paru, hati dan medulla
spinalis 8 (3) Sebagai tempat melekatnya otot dan tendon, termasuk juga ligament
c. Sebagai sumber mineral, seperti garam, fosfat dan lemak.
d. Berperan dalam proses hematopoiesis (produksi sel darah).

2. Etiologi/penyebab
Gangguan mobilitas fisik
- kerusakan integritas struktur tulang
- Perubahan metabolisme
- Ketidakbugaran fisik
- Penurunan kendali otot
- Penurunan massa otot
- Penurunan kekuatan otot
- Keterlambatan perkembangan
- Kekakuan sendi
- Kontraktur
- Malnutrisi
- Gangguan muskuloskeletal
- Gangguan neuromuskular
- Indeks masa tubuh diatas presentil ke-75 sesui usia
- Efek agen farmakologis
- Program pembatasan gerak
- Nyeri
- Kurang terpapar informasi tentang aktivitas fisik
- Kecemasan
- Gangguan kognitif
- Keengganan melakukan pergerakan
- Gangguan sensoriperpesi
Gangguan pola tidur
- Hambatan lingkungan (mis. Kelembapan lingkungan sekitar, suhu lingkungan,
pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal
pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
- Kurang kontrol tidur
- Kurang privasi
- Restraint fisik
- Ketiadaan teman tidur
- Tidak familiar dengan peralatan tidur

3. Fisiologi Pergerakan
Fisiologi pergerakan Menurut Haswita dan Sulistyowati (2017) pergerakan merupakan
rangkaian aktivitas yang terintegritasi antara sistem muskuloskeletal dan sistem persyarafan
di dalam tubuh.
a. Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal terdidi atas rangka (tulang), otot dan sendi. Sistem ini sangat
berperan dalam pergerakan dan aktivitas manusia. Rangka memiliki bebrapa fungsi,
yaitu :
1) Menyokong jaringan tubuh, termasuk memberi bentuk pada tubuh (postur tubuh),
2) Melindungi bagian tubuh yang lunak, seperti otak, paru-paru, hati dan medulla
spinalis,
3) Sebagai tempat melekatnya otot dan tendon, termasuk juga ligmen,
4) Sebagai sumber mineral, seperti garam, fosfat dan lemak,
5) Berperan dalam proses hematopoiesis (produksi sel darah) Sementara otot
berperan dalam proses pergerakan, memberi bentuk pada postur tubuh dan
memproduksi panas melalui aktivitas kontraksi otot (Haswita & Sulistyowati, 2017).
b. Sistem Persyarafan
Secara spesifik, sistem persyarafan memiliki beberapa fungsi, yaitu:
1) Saraf eferen (reseptor), berfungsi menerim ragsangan dari luar kemudian
meneruskanya ke susunan araf pusat,
2) Sel saraf atau neuron, berfungsi membawa implus dari bagian tubuh satu kebagian
tubuh lainnya, 10
3) Sistem saraf pusat (SPP), berfungsi memproses impuls dan kemudian memberikan
respon melalui saraf eferen,
4) Saraf eferen, berfungsi menerima respon dari SPP kemudian meneruskannya ke
otot rangka.

4. Kondisi Terkait
Gangguan Mobilitas Fisik
1. Stroke
2. Cedera medulla spinalis
3. Trauma
4. Fraktur
5. Osteoarthritis
6. Ostemalasia
7. Keganasan
Gangguan Pola Tidur
1. Nyeri/kolik
2. Hipertioidisme
3. Kecemasan
4. Penyakit paru obstruktif klinis
5. Kehamilan

5. Pathways
6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Menurut Andri & Wahid, 2016 faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas adalah
sebagai berikut :
a. Tingkat perkembangan tubuh Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan
mobilitas pada tingkat usia yang berbeda.
b. Keadaan fisik cacat tubuh, dan mobilisasi akan mempengaruhi pergerakan tubuh.
c. Keadaan nutrisi Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan pada otot, dan
obesitas dapat menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas.
d. Kelemahan neuromuscular dan skeletal Adanya postur abnormal seperti scoliosis,
lordosis, dan kifosis dapat berpengaruh terhadap pergerakan.
e. Pekerjaan Seseorang yang bekerja di kantor kurang melakukan aktivitas bila
dibandingkan dengan petani atau buruh.

7. Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto rontgen (X-ray)
2. Scan tulang, tomogram, atau scan CT/
3. Arteriogram dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan veskuler
4. Hitung darah lengkap Hemokonsentrasi mungkin meningkat atau menurun pada
perdarahan, selain itu peningkatan leukosit mungkin terjadi sebagai respons
terhadap peradangan.
5. Kretinin Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal
6. Profil koagulasi Perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, tranfusi atau
cedera organ hati

8. Penatalaksanaan Klinis
1. Medis
Terapi dengan obat-obatan
2. Keperawatan
Terapi latihan ambulasi

9. Pengkajian
1. Identitas pasien dan penanggung jawab
a. Identitas pasien : nama, umur,jenis kelamin,alamat, status,agama,suku
bangsa,Pendidikan,pekerjaan, diagnose medis,sumber biaya.
b. Identitas penanggung jawab : nama,umur,jenis
kelamin,alamat,status,agama,suku bangsa,Pendidikan,pekerjaan,hubungan
dengan pasien.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Yang biasa muncul pada pasien dengan gangguan aktivitas dan
latihan adalah rasa nyeri, lemas, pusing, mengeluh sakit kepala berat, badan
terasa lelah, muntah tidak ada, mual ada, bab belum lancar terdapat warna
kehitaman dan merah segar hari belum bab, urine keruh kemerahan, parese
pada ekstermitas kanan ataupun fraktur.
Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung lamanya
serangan.Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri
kliendigunakan:
1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor presipitasi
nyeri.
2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan ataudigambarkan
klien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, ataumenusuk.
3) Region : radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasasakit
menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakanklien,
bisa berdasarkan skala nyeri atau klien menerangkanseberapa jauh rasa sakit
mempengaruhi kemampuan fungsinya.
5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk
pada malam hari atau siang hari.
b.Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebabdari nyeri/fraktur,
yang nantinya membantu dalam membuat rencanatindakan terhadap klien. Ini
bisa berupa kronologi terjadinyanyeri/fraktur tersebut sehingga nantinya bisa
ditentukan kekuatan yangterjadi dan bagian tubuh mana yang terkena. Selain
itu, denganmengetahui mekanisme terjadinya nyeri bisa diketahui nyeri yang
lain.
1) Waktu terjadinya sakit.
Kapan mulai terjadi nyeri dan seberapa sering atau frekuensi nyeriyang
dirasakan, apakah hilang timbul, sering, dan sebagainya.
2) Proses terjadinya sakit perlu dikaji bagaiamana proses dapat terjadinya sakit,
kapan.
3) Upaya yang telah dilakukan selama sakit
4) Hasil pemeriksaan sementara / sekarang
c.Riwayat penyakit dahulu.
Ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang mengalami hipertensi apakah
sebelumnya pasien pernah mengalami penyakit seperti saat ini.
d.Riwayat kesehatan keluarga.
Perlu dikaji penyakit riwayat keluarga yang berhubungan dengan penyakit
tulang atau tidak. Penyakit tulang merupakan salahsatu faktor predisposisi
terjadinya fraktur, seperti diabetes,osteoporosis yang sering terjadi pada
beberapa keturunan, dan kanker tulang yang cenderung diturunkan secara
genetik (Ignatavicius, Donna D)
e.Riwayat kesehatan lingkungan klien
f.Genogram
Adalah gambar bagan riwayat keturunan atau struktur anggotakeluarga dari
atas hingga ke bawah yang didasarkan atas tiga generasisebelum pasien.
Berikan keterangan manakah simbol pria, wanita,keterangan tinggal serumah,
yang sudah meninggal dunia serta pasienyang sakit.
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum
Keadaan penyakit berat, keadaan umum tampak lemah,
kesadarancompos mentis mengarah apatis, Tekanan darah mmHg, suhu
tubuh…O◦C, pernapasan ..x/menit, nadi ..x/menit (regular), GCS :
E=..M=…V=.., BB ( sakit ), BB ( Sblm Sakit ), hasil pengukuran
lainnya,seperti LL dll.
b. Sistem integument
Tidak tampak ikterus, permukaan kulit kering, tekstur kasar, rambuthitam
dan berminyak , tidak botak, perubahan warna kulit; mukatampak pucat.
c. Kepala
Normo cephalic, simetris, nyeri kepala/sakit kepala, benjolan tidak ada.
d. Muka
Asimetris, odema , otot muka dan rahang kekuatan lemah , sianosis
tidak ada
e. Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+/+), pupil
isokor,sclera ikterus (-/ -), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan tidak
dapat dievalusai, mata tampak cowong.
f. Telinga
Secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas normalg.
g. Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasancuping
hidung tidak ada.
h. Mulut dan faring
Bau mulut , stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, lidah merahmerah
mudah, kelainan lidah tidak ada. Terpasang NGT
i. Leher
Simetris, kaku kuduk tidak ada, vena jugularis 5 + 2cm H2O. tidak ada
benjolan limphe nodul.
j. Thoraks
Gerakan dada simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste (-),
perkusi resonan, rhonchi -/- pada basal paru, wheezing -/-, vocalfremitus
tidak teridentifikasi.
k. Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kananics 2
sternal kanan dan ics 5 mid axilla kanan.perkusi dullness. BunyiS1 dan
S2 tunggal; dalam batas normal, gallop(-), mumur (-). capillaryrefill 2 – 3
detik
l. Abdomen
Bising usus; hiperperistaltik, bunyi bruit sangat jelasa, tidak ada benjolan,
nyeri tekan tidak ada, perabaan massa tidak ada, hepar tidak teraba,
asites (-).
m. Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limfe
tidak ada., tidak ada hemoroid, terpasang kateter hr.III
n. Ekstrimitas
Akral hangat, edema -/-, kekuatan 2/2, gerak yang tidak disadari -/-,atropi
-/-, capillary refill 3 detik, atropi -/-. Perifer tampak pucat.
o. Tulang belakang
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.

Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Data Mayor Masalah dalam Intoleran aktifitas
DO : 1. Frekuensi jantung aktivitas
meningkat >20% dari kondisi
istirahat
DS : 1. Mengeluh lelah Tidak cukupnya
Data Minor energy fisiologi
DO: 1. Tekanan darah berubah
>20% dari kondisi istirahat
1. Gambaran EKG Intoleran aktifitas
menunjukan aritma
saat/setelah aktifitas
2. Gambaran EKG
menunjukan iskemia
3. Sianosis
DS : 1. Dispnea saat/setelah
aktivitas
2. merasa tidak nyaman setelah
beraktifitas
3. Merasa lemah

2. Gejala dan tanda mayor Masalah Hambatan


DS : 1. mengeluh sulit pergerakan Mobilitas fisik
menggerakan ekstremitas
DO : 1. Kekuatan otot menurun
2. Rentang gerak (rom) Adanya
menurun keterbatasan
Gejala dan tanda minor pergerakan fisik
DS: 1. Nyeri saat bergerak tubuh
2. Enggan melakukan
pergerakan Hambatan
3. Merasa cemas saat Mobilitas fisik
bergerak
DO : 1. Sendi kaku
2. Gerakan tidak
terkoordinasi
3. Gerakan terbatas
4. Fisik lemah

10. Diagnosis Keperawatan


1. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakcukupan energy untuk melakukan
aktivitas sehari-hari
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan dalam gerakan fisik
dari satu arah atau lebih ekstermitas secara mandiri.

11. Intervensi Rasional


Diagnosa Kriteria/Hasil Intervensi Rasional
Intoleran aktivitas Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
tindakan 1. Monitor Untuk memonitor
keperawatan, kelelahan fisik dan aktivitas agar
ekspetasi membaik emosional terjaga
dengan criteria 2.Monitor pola dan
hasil : jam tidur
1. Saturasi oksigen 3.Monitor lokasi
meningkat dan
2. Sianosis cukup ketidaknyamanan
meningkat selama melakukan
3. Tekanan darah aktivitas
cukup mambaik Terapeutik : Terapeutik:
1. Lakukan latihan Untuk menjaga
rentang gerak pasif kelenturan otot
atau aktif
2. Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
3. Fasilitasi duduk
disisi tempat tidur
jika tidak dapat
berpindah atau
berjalan
Edukasi: Edukasi:
1. Anjurkan tirah Untuk menjaga
baring kenyamanan
2. Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
3. Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
Kolaborasi :
1.Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
cara meningkatkan
asupan makanan.
1.
Gangguan Setelah dilakukan Observasi : Observasi :
mobilitas fisik tindakan 1. Identifikasi Untuk mengetahui
keperawatan, adanya nyeri atau skala nyeri
ekspetasi membaik keluhan fisik lainnya
dengan criteria 2. Identifikasi
hasil : toleransi fisik
melakukan ambulasi
1. Pergerakan 3. monitor frekuensi
ekstrimitas jantung dan
meningkat tekanan darah
2. Gerakan tidak seebelum memulai
terkoordinasi ambulasi
cukup menurun Terapeutik : Terapeutik:
1. Fasilitasi aktivitas Untuk
ambulasi dengan mempermudah
alat bantu aktivitas ambulasi
2. Fasilitasi
melakukan
mobilisasi fisik, jika
perlu
3. Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
ambulasi.
Edukasi: Edukasi :
1. Jelaskan tujuan Mengajarkan
dan prosedur pasien ambulasi
ambulasi
2. Anjurkan
melakukan ambulasi
dini
3. Ajarkan ambulasi
sederhana yang
harus dilakukanl
1.
12. Daftar Pustaka
PPNI, T.P (2017) Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (DKIi) : Definisi Dan Indikator Diagnostik ((Cetak III) I Ed,).
Jakarta : DPP PPNI
PPNI, T.P (2018) Standar intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) : Definisi Dan Indikator Diagnostik ((Cetak II) I Ed,).
Jakarta : DPP PPNI
PPNI, T.P (2019) Standar luaran
Keperawatan IndTTonesia (SLKI) : Definisi Dan Indikator Diagnostik ((Cetak II) I Ed,).
Jakarta : DPP PPNI
www.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai