Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN PADA

PASIEN DENGAN GANGGUAN

PEMENUHAN

ISTIRAHAT TIDUR

A. Pengertian
Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang
menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya
(Lynda Juall, 2012:522).

B. Pohon Masalah (Ayu, 2013., Wahit, Menurunkan


2015) [sumber ditulis dibawah pohon masalah]
daya ingat

Sulit Perubahan
berkonsentrasi mood

Daya tahan Menurunkan


tubuh gairah seks
melemah

Gangguan
Istirahat/Tidu
r

1. Mata cowong
2. Adanya kantong mata
1. Perut yang melilit 3. Merasa lemas 1. Rokok memilik i 1. Saraf simpatis
sifat stimulan meningkat
2. Gangguan Suasana yang
4. Ketidaknyamanan fisik 2. Otot lemas
pernafasan kurang kondusif 2. Alkohol 3. Dehidrasi
3. Pengaruh terapi obat menekan REM
secara normal
yang Penyakit
diberikan lanjut Lingkungan Gaya Hidup
- Diare - Ramai - Merokok
- Sesak nafas - Ribut - Minum Alkohol
- Kanker tingkat - Bising
Kelelahan
- Olahraga
-

Ber
akti
vita
s
berl
ebi
han
C. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Remelda (2008) untuk mendiagnosis seseorang mengalami gangguan atau


tidak dapat dilakukan pemeriksaan melalui penilaian terhadap :
1. Pola tidur penderita
2. Pemakaian obat-obatan, alkohol atau obat terlarang
3. Tingkatan stres psikis
4. Riwayat medis
5. Aktivitas fisik.
D. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Non Farmakologi
Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan. Ada pun cara yang
dapat dilakukan antara lain :
a. Terapi relaksasi
Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat
mengganggu tidur , biasa dilakukan dengan teknik pengaturan pernapasan,
aromaterapi, peningkatan spiritual dan pengendalian emosi.
b. Terapi tidur yang bersih
Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.
Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan suasana
kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.
c. Terapi pengaturan tidur
Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti irama
sirkardian tidur normal penderita.
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga ahli atau dokter
psikiatri.
2. Terapi Farmakologi

Menurut Ramelda (2008), untuk tindakan medis pada pasien gangguan tidur yaitu
dengan cara pemberian obat golongan hipnotik-sedatif misalnya: Benzodiazepin
(Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid) tetapi efek samping dari obat
tersebut mengakibatkan Inkoordinsi motorik, gangguan fungsi mental dan psikomotor,
gangguan koordinasi berpikir, mulut kering, dsb.
E. Pengkajian Keperawatan
Menurut pola fungsi Gordon (1982) dalam Potter, P. A., 1996, terdapat 11 pengkajian
pola fungsi kesehatan :
1. Pola Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan : Pasien mengatakan kurang nyaman
dengan keadaan gangguan pola tidur yang dialaminya saat ini.
2. Pola Nutrisi : Pasien mengatakan nafsu makannya menurun.
3. Pola Eliminasi : Pasien mengatakan BAB dan BAK lancar
4. Aktivitas dan Latihan : Pasien mengatakan bahwa dirinya mengalami penurunan
stamina dalam melakukan aktivitas dan latihan sehari-hari. Pasien merasa berat dan
malas ketika akan memulai melakukan kegiatan, aktivitas dan latihan. Penurunan
stamina yang ia rasakan yaitu kelelahan dan keletihan yang begitu cepat walaupun
baru sesaat menjalani aktivitas fisik maupun latihan.
5. Tidur dan Istirahat : Pasien merasa kesulitan saat menjelang tidur. Pasien
mengatakan bahwa ia biasanya tidur diatas jam 12 malam itu seringkali disebabkan
oleh faktor eksternal (misalnya, lingkungan yang bising, ramai) dan juga faktor
internal (misalnya, stress, depresi). Pasien mengalami gangguan istirahat tidur karena
disebabkan seringnya mengkonsumsi obat-obatan golongan hipnotik-sedatif misalnya:
Benzodiazepin (Diazepam, Lorazepam, Triazolam, Klordiazepoksid).
Pasien juga menjelaskan jumlah jam tidurnya kurang dari 2 jam per 24 jam dimana
dampak yang ia rasakan yaitu merasa lemas , kurang bersemangat ketika bangun serta
perubahan kantung mata dan warna dibawah mata yang mulai menghitam.
6. Sensori, Presepsi dan Kognitif : Pasien kurang dapat berkomunikasi dengan baik
karena kurang berkonsentrasi.
7. Konsep diri
a. Identitas diri : Pasien mampu mengenali dirinya sebagai seorang anak dalam
keluarga
b. Gambaran diri : Pasien merasa kalau dirinya begitu lelah , ingin tidur nyenyak
tetapi sulit dilakukan.
c. Ideal diri : Pasien mengatakan ingin segera bisa memperbaiki pola tidurnya.
d. Harga diri : Pasien tidak merasa sedikit minder dengan keadaan kantung matanya
yang menghitam.
e. Peran diri : Selama ini pasien berperan sebagai anak dalam keluarganya.
8. Seksual dan Reproduksi : Pada pola pengkajian Gordon ini mengenai gangguan
istirahat tidur , pola seksual dan reproduksi tidak dikaji.
9. Pola Peran Hubungan : Keluarga pasien mengatakan pasien mampu berinteraksi dan
mengenal lingkungan dengan cukup baik meski terkadang kurang konsentrasi.
10. Manajemen Koping Setress : Keluarga pasien mengatakan pasien bila ada masalah
jarang membicarakandengan keluarganya
11. Sistem Nilai Dan Keyakinan : Pasien mengatakan selalu sembahyang sesuai agama
yang dianut.
F. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pola tidur adalah interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat faktor
eksternal (NANDA, 2015).

Berhubungan dengan:

a. gangguan karena pasangan c. imobilisasi,


tidur, d. kurang privasi,
b. halangan lingkungan (mis., e. pola tidur tidak
bising, pajanan menyehatkan (mis., karena
cahaya/gelap, tanggung jawab menjadi
suhu/kelembapan, pengasuh, menjadi orang
lingkungan yang tidak tua, pasangan tidur).
dikenal),

Ditandai dengan:

a. kesulitan jatuh tidur e. perubahan pola tidur


b. ketidakpuasan tidur
c. menyatakan tidak merasa normal
f. sering terjaga tanpa jelas
cukup istirahat
d. penurunan kemampuan penyebabnya
berfungsi

G. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC) Rasional


(NOC)
1 Gangguan NOC: 1. Peningkatan 1. Membantu agar
Pola Tidur Tidur: Bantu jam tidur pasien
1. Jam tidur
untuk kembali teratur
2. Kualitas tidur menghilangka secara normal.
2. Agar kualitas
3. Tempat tidur yang n situasi stress tidur pasien
nyaman sebelum tidur. tetap terjaga.
2. Manajemen 3. Agar pasien
4. Kesulitan memulai Lingkungan merasa nyaman
tidur Kenyamanan: dan dapat tidur
5. Mimpi buruk Ciptakan dengan
lingkungan nyenyak.
6. Nyeri 4. Membantu
yang tenang
Setelah dilakukan asuhan pasien untuk
dan
keperawatan selama 3 x 24 mempersiapkan
mendukung.
jam diharapkan px tidak 3. Manajemen dirinya agar

terganggu saat tidur dengan Lingkungan tenang sehingga

kriteria hasil : Kenyamanan: dapat tidur


Hindari dengan efektif.
1. Jam tidur pasien dengan 5. Agar pasien
gangguan
skala 1-5. dapat menilai
2. Kualitas tidur pasien yang tidak
sesuatu dengan
dengan skala 1-5. perlu dan
objektif.
3. Tempat tidur yang berikan untuk
6. Membuat pasien
nyaman pada pasien waktu
lebih rileks dan
dengan skala 1-5. istirahat.
tenang.
4. Kesulitan memulai tidur 4. Terapi

pada pasien dengan skala Relaksasi:

1-5. Gambarkan
rasionalisasi
5. Mimpi buruk pada pasien
dan manfaat
dengan skala 1-5.
relaksasi serta
6. Nyeri pada pasien dengan jenis relaksasi
skala 1-5. yang tersedia
(misalnya,
music,
meditasi,
bernafas
dengan ritme,
relaksasi
rahang dan
relaksasi otot
progresif).
5. Peningkatan
Koping: Bantu
pasien dalam
mengembangk
an penilaian
terkait dengan
kejadian
dengan lebih
objektif.
6. Manajemen
Nyeri:
Kurangi atau
eliminasi
faktor-faktor
yang dapat
mencetuskan
atau
meningkatkan
nyeri
(misalnya,
ketakutan,
kelelahan,
keadaan
monoton, dan
kurang
pengetahuan).

H. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi.
I. Evaluasi
Evaluasi formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisis terhadap klien terhadap
respon langsung pada intervensi keperawatan) (Poer, 2012).
Evaluasi sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsis observasi dan analisis
mengenai status kesehatan klien terhadap waktu) (Poer, 2012).
J. Referensi
Bulechek, Gloria M., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Ed. 6. United
Kingdom: Elsevier.

Carpenito,Moyet.Lynda Juall.2012.BukuSaku Diagnosa Keperawatan Edisi


13.Jakarta:EGC

Moorhead, Sue., dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Ed. 5. United
Kingdom: Elsevier.

Mubarak, Wahit Iqbal, Lilis Indrawati, Joko Susanto. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar.Jakarta.Salemba Medika.

NANDA International. 2015.Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2015-


2017.Jakarta: EGC

Potter, Patricia. A. 1996. Pengkajian Kesehatan Ed. 3. Jakarta:

EGC. Remelda. 2008. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.

Ayu, S. 2013. Gangguan Tidur. (Online). Available at


eprints.undip.ac.id/44158/3/SAPHIRA_AYU_G2A009085_BAB_II.pdf. Diunduh
pada 31 Agustus 2016.

Poer, M. 2012. Makalah Dokumentasi Keperawatan “ Dokumentasi Evaluasi”. (Online).


Available at https://www.scribd.com/doc/106424735/makalah-dokumentasi-
evaluasi-keperawatan. Diunduh pada 1 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai