OKSIGENASI
1. PENGERTIAN
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya terbentuklah karbon
dioksida energi dan air. Akan tetapi penambahan O2 yang melebihi batas normal
pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel.
(Alimul, A.A., 2012)
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara
normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas.
2. ETIOLOGI
Penyebab terjadi gangguan oksigeasi menurut Brunner dan Suddarth (2012, hlm.250)
dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kemampuan mengikat O2 seperti pada anemia
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada Obstruksi saluran
pernafasan bagian atas
c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan
terganggunya oksigen
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka,
e. Kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis
seperti TBC paru.
2. Faktor Perilaku
a. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang.
b. Exercise, latihan akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner
d. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe mengakibatkan
penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan.
e. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat.
4. PATOFISIOLOGI
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari
alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard
juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Tarwoto & Wartonah. 2010)
5. PATHWAY
Miokard
Fungsi pernafasan
Terganggu
Takipneu
7. PENATALAKSANAAN
a. Medis
Untuk mengetahui adanya gangguan pada organ paru maka dilakukan foto
roentgen, lab, sputum dll. Untuk di analisis jika ditemukan abnormalitas,
digunakan terapi obat bronkodilator, pemasangan oksigen.
b. Keperawatan
Salah satu yang menyebabkan gangguan masalah oksigenasi adalah adanya
gangguan sumbatan pada jalan nafas untuk itu dilakuakan tindakan keperawatan.
Seperti melatih nafas dalam dan batuk efektif dan menganjurkan klien untuk
minum air hangat, posisi semi fowler (Alimul, A.A., 2012)
8. KOMPLIKASI
Gagguan pada oksigenasi jika tidak segeradiatas menurut Brunner dan Suddarth
(2012, hlm.261) akan menyebabkan beberapa komplikasi, antara lain :
1. Obstruksi jalan nafas
Sumbatan pada jalan nafas akan mempengaruhi sistem organ lain terutama
kardiovaskuler sehingga terjadi aritmia, takidardi.
2. Gagal nafas
9. PENGKAJIAN
a. Pengkajian pada klien
- Keluhan utama : pasien mengatakan sesak nafas
- Riwayat kesehatan sekarang :pasien mengatakkan sesak nafas dan batuk
sejak 2 hari sebelum pasien datang ke rumah sakit RSUD ungaran dan di
bawa ke IGD
b. Riwayat kesehatan dahulu : pasien mengatakkan tidak pernah mempunyai
penyakit yang berat sehingga harus dirawat di rumah sakit
c. Pemeriksaan fisik
a. Mata
Konjungtiva : an anemis
Kornea : refleks cahaya dan pupil isokor
b. Kepala
Bentuk : simetris
Kulit kepala : tidak ada luka
Rambut : lepek
c. Hidung
Kebersihan : Penciuman hidung normal
d. Telinga
Tidak ada perdarahan,bersih,tidak terpasang alat bantu,terpasang oksigen
e. Mulut dan tenggorokan
Mukosa bibir : kering
Rongga mulut : bersih dan tidak ada perdarahan ,tidak ada pembesaran
tonsil
Gigi : bersih
Gusi : bersih , tidak ada pendarahan
Tenggorokan : Terdapat sekret, tidak ada pembbengkakkan tonsil
f. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
g. Dada
Thorak (paru-paru)
Inspeksi : ekspansi paru-paru kanan dan kiri simetris
Palpasi : vokal premitus kanan dan kiri sama
Perkusi : redup
Auskultasi : ronchi
Jantung
Inspeksi : Bentuk
Palpasi : ictus cordis teraba pada ics 5
Perkusi : redup
Auskultasi : s1 bunyi lup, s2 bunyi dup, tidak ada bunyi tambahan
h. Abdomen
Inspeksi : tidak ada luka, tidak ada benjolan
Auskultasi : bising usus 10x/mnt
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : tympani
i. Genetalia
Tidak ada benjolan maupun lesi
j. Integumen
Tugor kulit elastis, lunak dan lentur, turgor kulit normal ,tidak ada lesi.
k. Ekstremitas
- Ekstremitas atas
Bahu : kesimetrisan bahu normal
Siku : Kanan dan kiri dapat dgerakan dengan normal
- Ekstremitas bawah
Panggul : kesimetrisan normal
Lutut : kanan dan kiri dapat digerakan dengan normal
Pergelangan kaki : Kanan dan kiri dapat digerakan dengan normal
10. DIAGNOSA
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebihan
(00031)
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan otot pernafasan (00032)
(Nanda International,2013)
11. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mukus berlebihan
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapakan
bersihan jalan nafas pasien menjadi efektif dengan Kriteria hasil :
NOC1 : status pernafasan : kepatenaan jalan nafas
- Frekuensi pernafasan normal
- Tidak ada suara nafas tambahan
- tidak ada dyspnea
Intervensi :
NIC 1 : Manajemen jalan napas
Intervensi :
Disusun Oleh :
NAMA : Widya Millenia
NIM : 1803105
PRODI : S1 KEPERAWATAN
PROGAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG
2018/2019