Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BENCANA

ASUHAN KEPERAWATAN PASA PASIEN DENGAN RABIES PASCA


BENCANA

Oleh
Kelompok 4 :
Anisha Mursalina 1911316030
Tiya Putri Yuni 1911316031
Anisa Sholihat 1911316032
Satya Aji Rahayu 1911316033
Zakiah Amalya 1911316034
Nanang Pramayudi 1911316035
Muhamad Adib 1911316036
Destia Rahmayanti 1911316037
Rima Dwi Martha 1911316038
Yolanda Tri Kurnia 1911316039

Dosen Pembimbing :
Dr. Ns. Meri Neherta, M.Biomed

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatulaahi Wabarokaatuh

Syukur Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha


Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya bagi Allah semata yang senantiasa
memberi nikmat dan karunia kepada umat manusia tiada batasnya. Shalawat serta
salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
telah membawa manusia dari jalan kesesatan menuju jalan yang benar dan diridhoi
Allah swt.
Alhamdulillah kami dapat menyusun  makalah tentang “Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Rabies Pasca Bencana”. Adapun tujuan penyusunan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah KeperawatanBencana
Terimakasih juga kami ucapkan kepada saudara/i yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi. Kami menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kesempurnaan maka kiranya
mohon saran dan masukan demi perbaikan makalah. Demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh

Padang, 14 November 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................5
KASUS.......................................................................................................................................5
A. Kasus Pemicu..................................................................................................................5
B. Pengkajian.......................................................................................................................6
C. Analisa Data..................................................................................................................10
D. Intervensi Keperawatan.................................................................................................10
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
A.      Kesimpulan.................................................................................................................12
B.       Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

Bencana alam yang melanda bangsa Indonesia mulai dari gempa dan tsunami di
NangroAceh Darussalam (NAD) pada Bulan Desember 2004, diikuti dengan
bencana Gempa Bumi di Pangandaran, Yogyakarta, Sumatra Utara, Banjir
Bandang di Wasior, Gempa dan Tsunami di Mentawai sampai dengan letusan
gunung merapi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah tanggal
26 Oktober 2010, menunjukkan bahwasanya Indonesia adalah salah satu Negara
yang rawan bencana alam. Bencana-bencana tersebut, selain menelan korban
jiwa, juga menghancurkan sebagian besar infrastruktur, permukiman, bangunan-
bangunan pendidikan, kesehatan, keamanan, sosial, dan ekonomi, serta
mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat, termasuk kondisi
psikologis dan tingkat kesejahteraan.

Kelompok yang paling rentan terdampak bencana alam adalah anak-anak karena
secara fisik dan mental masih dalam pertumbuhan dan masih tergantung dengan
orang dewasa. Mengalami kejadian yang sangat traumatis dan mengerikan akibat
bencana seperti gempa bumi dan letusan gunung merapi dapat mangakibatkan
stress dan trauma mendalam bagi anak bahkan orang dewasa sekalipun.
Pengalaman trauma yang dialami anak tersebut kalau tidak diatasi segera akan
berdampak buruk bagi perkembangan mental dan sosial anak sampai dewasa. Di
samping itu, dalam situasi pasca bencana, kehidupan yang serba darurat sering
membuat orangtua kehilangan kontrol atas pengasuhan dan bimbingan terhadap
anak-anak mereka. Keadaan ini dapat mengancam perkembangan mental, moral

iii
dan sosial anak, sekaligus menempatkan anak dalam posisi rentan terhadap
kemungkinan tindak eksploitasi, penculikan, kekerasan dan perdagangan.

Pasca bencana kemungkinanhewan liar, manusia baik anak- anak maupun dewasa
beresiko mengalami penyakit rabies. Rabies atau penyakit anjing gila adalah
penyakit hewan menular yang disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus (dari
bahasa Yunani Lyssa yang bearti mengamuk atau kemarahan), bersifat akut serta
menyerang susunan saraf pusat, hewan berdarah panas dan manusia. Rabies
berasal dari bahasa latin “rabere” yang artinya marah, menurut bahasa sanskerta
“rabhas” yang bearti kekerasan.

Virus rabies ditularkan ke manusia melalui gigitan hewan penular rabies seperti
anjing, kucing, kera/ Virus rabies masuk ke dalam tubuh manusia atau
hewanmelalui luka gigitan hewan penderita rabies atau luka yang terkena air liur
hewan penderita rabies. Bila luka gigitan tidak dilakukan penangan sejak dini, 2
bulan sampai 2 tahun akan menimbulkan gejala (masa inkubasi).

World Health Organitatioon (WHO) menyatakan bahwa sekitar 55.000 orang


pertahun mati karena Rabies, 95% dari jumlah itu berasal dari Asia dan Afrika.
Sebagian besar dari korban sekitar 30% - 60% adalah anak- anak usia kecil di
bawah 15 tahun dan 40% terjadi pada anak- anak <15 tahun. Sedangkan di
Vietnam rata- rata 9.000 kasus/ tahun kasus kematian akibat rabies dan India rata-
rata 20.000 kasus/tahun, filipina 200- 300 kasus/tahun dan di Indonesia rata- rata
131 kasus/tahun (Infodantin Rabies 2016).

Kejadian dan fenomena yang ada perlunya penangan dan bagaimana


mengatasinya dari sudut pandang keperawatan.

II. Rumusan Masalah

Bagaimana contoh kasus dan cara asuhan keperawatan pada pasien rabies?

iv
III. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mengetahui contoh kasus dan asuhan keperawatan pada pasien rabies

2. Tujuan Khusus
a) Menegetahui contoh kasus rabies pada saat bencana alam
b) Mengetahui asuhan keperawatan pasa pasien yang mengalami rabies saat
bencana alam

v
BAB II

KASUS

A. Kasus Pemicu

Nn.S usia 24 tahun, agama islam, suku bangsa jawa, Nn. S adalah salah satu
pengungsi yang terdampak karena bencara banjir bandang yang menerjang desanya.
Satu hari setalah kejadian banjir, Nn S mengunjungi rumahnya untuk mengumpulkan
barang-barang yng tersisi setelah kejadian bencana, namun saat Nn. S sibuk m
engumpulkan barang tiba-tiba Nn. S diserang oleh 1 ekor anjing yang tidak terkendali,
Nn. S mencoba melawan namun anjing menggigit kaki kanan Nn. S, Nn. S memukul
anjing dengan kayu dan segera lari. Sesampai di tenda pengungsian Ns. S mencuci
luka dan menenangkan diri setelah kejadian itu. 4 hari setelah kejadian Ns. S
mengalami demam, flu, meriang, otot terasa lemah, kesemutan, lemah, muntah lebih
kurang 4x dalam sehari, mencret sejak pagi sudah 8x, sakit pada daerah perut, karena
kondisi Nn.S salah satu tetangganya Nn. A melaporkan kejadian ini pada tim
kesehatan yang ada di posko pengungsian, saat dilakukan pemeriksaan oleh tim
kesehatan klien menceritakan 4 hari yang lalu digigit anjing dan memperlihatkan luka
gigitan tersebut pada perawat, perawat melakukan pemeriksaan Tingkat kesadaran,
yaitu Composmentis, dari hasil pemeriksaan fisik saat pengkajian diperoleh:
TD:90/60 mmHg, N: 81 x/i, R: 26 x/i, S: 39,2 °C. Mukosa bibir klien tampak kering.
Kafilarefil 3 detik, klien tampak lemah dan mengeluh haus, turgor kulit menurun,
akral teraba dingin, konjungtiva tampak anemis, klien tampak memegang pada bagian
perutnya, klien terlihat muntah sebanyak 50cc, klien tampak mual, pada saat di posko
kesehatan ada 4 orang yang datang dan mengeluhkan hal yang sama dengan Nn. S
dan mengatakan mengalami demam setelah beberapa hari kejadian di gigit anjing
yang berkeliaran di area pengungsian tersebut.

6
B. Pengkajian

Tgl. Pengkajian : 15 November No. Register : 151120


Jam Pengkajian : 10.00 WIB Tgl. MRS : 15 November
Ruang/Kelas :

I. IDENTITAS
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Nn.S Nama :
Umur : 24 Tahun Umur :
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin :
Agama : Islam Agama :
Pendidikan : Pekerjaan :
Pekerjaan : Alamat :
Gol.Darah : Hubungan dengan Klien :
Alamat :

II. KELUHAN UTAMA


1. Keluhan Utama Saat MRS
Klien diantar oleh tetangganya dengan keluhan Klien Mengalami
demam,flu,meriang,otot terasa lemah,kesemutan,lemah,muntah lebih kurang 4 kali
dalam sehari,mencret sudah sejak pagi 8 kali,sakit pada daerah perut
2. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Demam ,Mual Muntah

III. DIAGNOSA MEDIS


Suspected exposure to rabies

IV. RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien diantar oleh tetangganya dengan keluhan Klien Mengalami
demam,flu,meriang,otot terasa lemah,kesemutan,lemah,muntah lebih kurang 4 kali
dalam sehari,mencret sudah sejak pagi 8 kali,sakit pada daerah perut dan terdapat luka
bekas gigitan anjing pada kaki kanan pasien

7
2. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien mengatakan sebelumnya klien di gigit anjing sekitar 4 hari yang lalu,dan
klien juga mengatakan sebelumnya klien tidak pernah di rawat di Rumah Sakit

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Klien mengatakan Tidak ada keluarga yang menderita penyakit Hipertensi dan
Diabetes Melitus

V. RIWAYAT KEPERAWATAN KLIEN

1.PolaAktifitasSehari-hari (ADL)
ADL Di Rumah Di Rumah Sakit
Pola pemenuhan kebutuhan Makan / Minum Makan / Minum
nutrisi dan cairan Jumlah : Jumlah :
Jenis : Jenis :
- Nasi : - Nasi :
- Lauk : - Lauk :
- Sayur : - Sayur :
- Minum : - Minum/Infus :
Pantangan : Pantangan :
Kesulitan Makan / Minum : Kesulitan Makan / Minum :

Usaha Mengatasi kesulitan : Usaha Mengatasi kesulitan :

PolaEliminasi
BAK :Jumlah, Warna, Bau,
Masalah, Cara Mengatasi.

BAB : Jumlah, Warna, Bau


PolaIstirahatTidur
- Jumlah/Waktu

8
- GangguanTidur
- Upaya Mengatasi gangguan
tidur
- Hal-hal yang
mempermudah tidur
- Hal-hal yang
mempermudah bangun
Pola Kebersihan Diri (PH)
- Frekuensi mandi
- Frekuensi Mencuci rambut
- Frekuensi Gosok gigi
- Keadaan kuku
Aktivitas Lain
Aktivita sapa yang dilakukan
klien untuk mengisi waktu luang
?

2. Riwayat Psikologi
a. Status Emosi
b. Gaya Komunikasi
c. Pola Pertahanan
d. Dampak di Rawat di Rumah Sakit
e. Kondisi emosi / perasaan klien

3. RiwayatSosial

4. Riwayat Spiritual

VI. PEMERIKSAAN FISIK


A. KeadaanUmum : Lemah
B. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
SAAT PENGKAJIAN
- Tekanan Darah (TD) : 90 / 60mmHg

9
- Nadi : 81x/menit
- Suhu : 39,2 0C
- Respiratory Rate (RR) : 26 x/menit

C. PemeriksaanWajah
1. Mata
Konjungtiva Tampak anemis
2. Hidung
Tidak ada masalah pada hidung
3. Mulut
Mukosa Bibir Klien Tampak Kering
4. Telinga
Telinga tampak bersih
D. PemeriksaanKepala, Dan Leher
Kepala:Rambut tampak bersih dan mudah rontok
Leher: Tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada pembesaran
venajugularis
E. PemeriksaanThoraks/dada
F. Pemeriksaan Abdomen
Klien tampak memegang daerah perut karena terasa nyeri
G. Pemeriksaan Genetalia dan Rektal
H. Pemeriksaan Punggung Dan TulangBelakang
I. Pemeriksaan Ektremitas/Muskuloskeletal
Terdapat Luka Robek Bekas Gigitan anjing pada kaki bagian kanan
J. Pemeriksaan Fungsi Pendengaran/Penghidu/tengorokan
K. Pemeriksan Fungsi Penglihatan
L. Pemeriksan Fungsi Neurologis
M. Pemeriksan Kulit/Integument
CRT 3 detik
Terdapat luka gigitan anjing pada kaki sebelah kanan
N. Pemeriksaan Penunjang/ Diagnostik Medik

C. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah

10
1. DS : Kehilangan cairan Hipovolemia
aktif
- Pasien mengatakan merasa
lemah
- Pasien mengeluh haus
- Pasien mengatakan muntah 4
kali sehari
- Pasien mengatakan mencret
sudah 8 x

DO :

- Nadi 107x/menit
- TD : 90/60 mmHg
- Turgor kulit menurun
- Mukosa bibir tampak kering
- Suhu : 39,2oC

2. DS : Proses penyakit Hipertermia


(infeksi)
- Pasien mengatakan merasa
meriang
- Pasien mengeluh otot terasa
lemah dan kesemutan

DO :

- Suhu : 39,2oC
- Kulit terasa hangat
- Nadi 107 x/menit

D. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Inntervensi
1 Hipovolemia b.d kehilangan Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia
cairan aktif intervensi selama 2 x Observasi
24 jam. Maka status 1. periksa tanda dan gejala
cairan akan hipovolemia (nadi
membaik, dengan teraba lemah, frekuensi
kriteria hasil : nadi meningkat, dll)
1. kekuatan nadi 2. monitor intake output
meningkat cairan
2. frekuensi nadi Terapeutik
membaik 1. hitung kebutuhan
3. tekanan darah cairan

11
membaik 2. berikan asupan cairan
4. membran mukosa oral
membaik edukasi
1. anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
2. anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak
kolaborasi
1. kolaborasi pemberian
cairan IV Isotonis
( NaCl, RL)
2 Hipertermia b.d proses penyakit Setelah dilakukan Manajemen hipertermia
(infeksi) intervensi selama 1 x Observasi
24 jam. Maka 3. identifikasi penyebab
termoregulasi akan hipertermia
membaik, dengan 4. monitor suhu tubuh
kriteria hasil : 5. monitor komplikasi
1. suhu tubuh akibat hipertermia
membaik Terapeutik
2. pengisian kapiler 3. longgarkan atau
membaik lepaskan pakaian
3. tekanan darah 4. berikan cairan oral
membaik 5. basahi atau kipasi
permukaan tubuh
edukasi
2. anjurkan tirah baring
kolaborasi
1. kolaborasi pemberian
cairan dan elektorlit
intravena, jika perlu

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

12
Virus rabies merupakan virus yang sangat fatal apabila terpapar. Penularannya bisa
melalui gigitan, luka pada kulit, membram mukosa. Pencegahan dapat dilakukan pada
hewan dan manusia yang berupa vaksinasi maupun pemusnahan hewan yang terkena
rabies. Dapat juga kita melakukan pencegahan terhadap virus rabies melalui kontrol
terhadap vaksinasi dan hewan liar yang berkeliaran disekitar lingkungan kita.

B.       Saran

1.         Buat masyarakat :
Ø  Diharapkan kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap bahaya penyakit
rabies dengan cara memberikan vaksin secara teratur terhadap binatang
peliharaan yang dapat menularkan virus rabies seperti (anjing, monyet, dll).
Ø  Bila terkena gigitan binatang tersebut diharapkan agar segera melakukan
pencegahan dengan cara :
Memberikan vaksin, Vaksinasi memberikan perlindungan seumur hidup. Tetapi
kadar antibodi akan menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap
penyebaran selanjutnya harus mendapatkan dosis buster vaksinasi setiap 2
tahun.
2.         Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna maka kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan sehingga makalah ini
dapat berguna bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

InfoDatin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2016. Jangan aAda Lagi
Kematian Akibat Rabies. Indonesia: PUSDATIN

13
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed).
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed).
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (1st ed).
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

14

Anda mungkin juga menyukai