KEPERAWATAN DASAR I
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Keperawatan Dasar 1 tepat pada
waktunya. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita
nantikan kelak.
Penulisan makalah berjudul “Anatomi dan Fisiologi Sistem Eliminasi” dapat diselesaikan
karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah tentang anatomi dan fisiologi sistem
eliminasi dapat menjadi referensi bagi pihak yang ingin mengembangkan pengetahuannya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, Akhir kata, semoga makalah Keperawata Dasar I
mengenai “Anatomi dan Fisiologi Sistem Eliminasi” ini dapat bermanfaat.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
1
KATA PENGANTAR 2
BAB I 5
PENDAHULUAN 5
A. LATAR BELAKANG 5
B. RUMUSAN MASALAH 5
C. TUJUAN MASALAH 6
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
1.1 Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan 6
2.1 Mekanisme Eliminasi 10
3.1 Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine 10
4.1 Tanda dan Gejala Gangguan Kebutuhan Eliminasi 12
5.1 Urin (Air Kemih) 15
BAB III 17
PENUTUP 17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau
bowel (feses). Eliminasi urin merupakan salah dari proses metabolik tubuh. Zat yang tidak
dibutuhkan, dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan. Paru-paru secara
primer mengeluarkan karbondioksida, sebuah bentuk gas yang dibentuk selama
metabolisme pada jaringan. Hampir semua karbondioksida dibawa keparu-paru oleh sistem
vena dan diekskresikan melalui pernapasan. Kulit mengeluarkan air dan natrium / keringat.
Ginjal merupakan bagian tubuh primer yang utama untuk mengekskresikan kelebihan
cairan tubuh, elektrolit, ion-ion hidrogen, dan asam.
Proses ini terjadi dari dua langkah utama yaitu: kandung kemih secara progresif terisi
sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai ambang, yang kemudian
mencetuskan langkah kedua yaitu timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks
berkemih) yang berusaha mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-
tidaknya menimbulkan kesadaran akan keinginan untuk berkemih. Meskipun refleks miksi
adalah refleks autonomik medula spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan
oleh pusat korteks serebri atau batang otak. Eliminasi urin secara normal bergantung pada
satu pemasukan cairan dan sirkulasi volume darah, jika salah satunya menurun,
pengeluaran urin akan menurun. Pengeluaran urin juga berubah pada seseorang dengan
penyakit ginjal, yang mempengaruhi kuantitas, urin dan kandungan produk sampah
didalam urin.
B. RUMUSAN MASALAH
a) Bagaimana anatomi dan fisiologi system eliminasi
b) Bagaimana mekanisme system eliminasi
c) Apa saja gangguan-gangguan kebutuhan eliminasi
d) Apa saja tanda dan gejala gangguan kebutuhan eliminasi?
C. TUJUAN MASALAH
a) Mengetahui anatomi dan fisiologi system eliminasi
b) Mengetahui mekanisme system eliminasi
c) Mengetahui gangguan-gangguan system eliminasi
d) Mengetahui tanda dan gejala gangguan kebutuhan eliminasi
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Anatomi Fisiologi Sistem Perkemihan
1. Pengertian Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
2. Susunan Sistem Perkemihan
a. Ginjal
Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang
peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding
abdomen.Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah
kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan. Pada orang dewasa berat
ginjal ± 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki – laki lebih panjang dari pada ginjal
wanita.
a) Bagian – Bagian Ginjal
1) Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang
disebut nefron. Pada tempat penyaringan darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler
darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus
dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai
bownman disebut badan malphigi. Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu
diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan
masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke
pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam
sumsum ginjal.
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada
dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih
(proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada
saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan
akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih. Rangsangan yang menyebabkan kontraksi
kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para
simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau
menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang
menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh. Bila terjadi
kerusakan pada saraf-saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar
terus-menerus tanpa disadari) dan retensi urine(kencing tertahan).Persarafan dan peredaran
darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom.
Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung
kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung
kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis
bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan
menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
d. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui
tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis
kebagia penis panjangnya ± 20 cmUretra pada laki – laki terdiri dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan
lapisan submukosa. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan
miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri
dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena
– vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak
di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai
saluran ekskresi.
⮚ Penyebab BPH
Sebenarnya penyebab persis pembesaran prostat jinak (BPH) masih belum diketahui,
namun diperkirakan kondisi ini terjadi karena adanya perubahan pada kadar hormon
seksual akibat proses penuaan. Pada sistem kemih pria terdapat sebuah saluran yang
berfungsi membuang urine keluar dari tubuh melalui penis, atau lebih dikenal sebagai
uretra. Dan jalur lintas uretra ini secara kebetulan melewati kelenjar prostat. Jika terjadi
pembesaran pada kelenjar prostat, maka secara bertahap akan mempersempit uretra dan
pada akhirnya aliran urine mengalami penyumbatan. Penyumbatan ini akan membuat otot-
otot pada kandung kemih membesar dan lebih kuat untuk mendorong urine keluar.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena BPH adalah:
● Kurang berolahraga dan obesitas.
● Faktor penuaan.
● Menderita penyakit jantung atau diabetes.
● Efek samping obat-obatan penghambat beta.
● Keturunan
b. Sistitis
Sistitis dalah inflamasi kandung kemih. Inflamasi ini dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri(biasanya Eacherichia Colf) yang menyebar dari uretra atau karena respon alergi
atau akibat iritasi mekais pada kandung kemih. Gejalanya adalah sering berkemih dan
nyeri yang disertai darah dalam urine (hematuria).
c. Glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah inflamasi nefron, terutama pada glomerulus. Glomerulonefritis
terbagi menjadi dua yaitu:
▪ Glomerulonefritis akut seringkali terjadi akibat respon imun terhadap toksin
bakteri tertentu.
▪ Glomerulonefritis kronik tidak hanya merusak glomerulus tetapi juga tubulus.
Infalamasi ini mungkin diakibatkan infeksi streptokokus, tetapi juga merupakan
akibat sekunder dari penyakit sistemik lain atau karena glomerulonefritis akut.
d. Pielonefritis
Pielonefritis adalah inflamasi ginjal dan pelvis ginjal akibat infeksi bakteri. Infalamasi
dapat berawal ditraktus urinaria bawah (kanduung kemih) dan menyebar ke ureter, atau
karena infeksi yang dibawa darah dan limfe ke ginjal. Obstruksi traktus urinari terjadi
akibat pembesaran kelenjar prosfat atau batu ginjal.
e. Batu Ginjal
Batu ginjal atau kalkuli Urinari terbentuk dari pengendapan garam kalsium, magnesium,
asam urat, atau sistein. Batu-batu kecil dapat mengalir bersam dengan urine, batu yang
lebih besar akan tersangkut dalam ureter dan menyebabkan raa nyeri yang tajam(kolik
ginjla) yang menyebar dari ginjal ke selangkangan.
f. Gagal Ginjal
Gagal ginjal adalah hilangnya fungsi ginjal. Hal ini mengakibatkan terjadinya retensi
garam, air, zat buangan nitrogen (urea dan kreatinin) dan penurunan drastis volume urine
(oliguria). Gagal ginjal terbagi menjadi dua macam yaitu:
▪ Gagal ginjal akut terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berhasil diobati. Penyakit ini
ditandai dengan oliguria mendadak yang diikuti dengan penghentian produksi
urine (anuria) secara total. Hal ini disebabkan oleh penurunan aliran darah ke
ginjal akibat trauma atau cedera, glomerulonefritis akut, hemoragi, tranfusi darah
yang tidak cocok, atau dehidrasi berat.
▪ Gagal ginjal kronik adalah kondisi progresif parah karena penyakit yang
mengakibatkan kerusakan parenkim ginjal, seperti glomerulonefritis kronik atau
pielonefritis, trauma, atau diabetes nefropati( penyakit ginjal yang diakibatkan oleh
diabetes melitus).
g. Retensi
Retensi Urine ialah penumpukan urine acuan kandung kemih dan ketidaksanggupan
kandung kemih untuk mengosongkan sendiri. Kemungkinan penyebabnya :
- Operasi pada daerah abdomen bawah.
- Kerusakan ateren.
- Penyumbatan spinkter.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh
dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Sistem
urinaria terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Dalam pemenuhan
kebutuhan eliminasi urine terjadi proses berkemih. Berkemih merupakan proses
pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Faktorfaktor yang mempengaruhi eliminasi
urine adalah diet, asupan, respon keinginan awal untuk berkemih kebiasaan seseorang dan
stress psikologi.
Gangguan kebutuhan eliminasi urine adalah retensi urine,inkontinensia urine dan
enuresis. Dan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah pengumpulan urine untuk
bahan pemeriksaan, buang air kecil dengan urineal dan melakukan katerisasi. Salah satu
fungsi ginjal yaitu mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogennitrogen, misalnya amonia.
B. SARAN
Kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi urin dalam kehidupan kita
seharihari dan menjaga kebersihan daerah tempat keluarnya urine. Kita juga harus
menjaga pola makan, dan lebih sering meminum air putih. Karena air putih lebih baik
dari air yang berwarna yang memiliki banyak kandungan. Sehingga membuat sistem
eliminasi bekerja lebih keras.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36109139/Makalah_sistem_eliminasi_urine