Keperawatan Dasar 1
Konsep Dan Prinsif Eliminasi
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1:
Dinda Dwi Melany (841420014)
Dwi Yulistiara P.Mooduto (841420015)
Merlin Moputi (841420036)
Melystiya Ulyas (841420002)
Moh.Akbar Sukandar (841420013)
Nurul Khairunnisa (841420050)
Paradiyastuti Mohamad (841420037)
Sucita Gaga (841420028)
Sintia Hasan (841420009)
Sri Hapin larote (841420027)
KELAS A
FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang membahas tentang
Konsep dan prinsip Eliminasi. Terima kasih kami ucapkan kepada para pengajar
atas bimbingan dan pendidikan yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik.
Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami dengan materi Konsep
dan Prinsip eliminasi.Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari kuliah,
browsing internet, diskusi anggota, dll.Dengan pemahaman berdasarkan pokok
bahasan masalah kebutuhan dasar eliminasi pada manusia.
Kami sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran
yangmembangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi kesempurnaannya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan
pelajaran bagi teman-teman dan kami khususnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….……………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ii
BAB 1……………………………………………………………………………………….1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..1
1.LATAR BELAKANG………………………………………………………………....1
2.RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………...2
3.TUJUAN MASALAH………………………………………………………………....2
BAB II……………………………………………………………………………………....3
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………....3
1.PENGERTIAN ELIMINASI……………………………………………………...…..3
2.KLASIFIKASI ELIMINASI…………………………………………………...……...3
3.SISTEM ELIMINASI……………………………………………………….…….…..4
4.FAKTOR PENYEBAB ELIMINASI……………………………………...……….…8
BAB III…………………………………………………………………………….……....12
PENUTUP………………………………………………………………………….……...12
1.KESIMPULAN…………………………………………………………….…...……12
2.SARAN…………………………………………………………………………....…12
DAFTAR PUSTKA………………………………………………………………………....13
BAB I
PENDAHULUAN
Eliminasi materi sampah merupakan salah satu dari proses metabolit tubuh.Produk
sampah dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal dan pencernaan. Paru- paru
secara primer mengeluarkan karbondioksida, sebuah bentuk gas yangdibentuk
selama metabolisme pada jaringan. Hampir semua karbondioksida dibawa keparu-
paru oleh sistem vena dan diekskresikan melalui pernapasan. Kulit mengeluarkan
air dan natrium / keringat.
Usus mengeluarkan produk sampah yang padat dan beberapa cairan daritubuh.
Pengeluaran sampah yang padat melalui evakuasi usus besar biasanyamenjadi
sebuah pola pada usia 30 sampai 36 bulan.Eliminasi produk pencernaan yang
teratur merupakan aspek yang penting untuk fungsi normal tubuh. Perubahan
eliminasi dapat menyebabkan masalah pada gastrointestinal dan sistem tubuh
lainnya, karena fungsi usus bergantung pada keseimbangan beberapa faktor pola
dan kebiasaan eliminasi berfariasi diantara individu namun telah terbukti bahwa
pengeluaran feses yang sering dalam jumlah besar dan karakteristiknya normal
biasanya berbanding lurus dengan rendahnya insiden kangker kolesterol (Robinson
dan Weigley,1989).
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Eliminasi
Eliminasi Menurut kamus bahasa Indonesia,eliminasi adalah
pengeluaran, penghilangan, penyingkiran, penyisihan.Dalam
bidang kesehatan, Eliminasi adalah proses pembuangan sisa
metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel (feses).
Eliminasi pada manusia digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Defekasi Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan
atau prosesmakhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja
yang padat atau setengah- padat yang berasal dari sistem
pencernaan (Dianawuri, 2009)
2. Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung
kemih terisi.Miksi ini sering disebut buang air kecil
2. Klasifikasi Eliminasi
Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik
berupa urine atau alvi (buang air besar). Kebutuhan eliminasi terdiri
dari atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) dan
eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar).
1).Eliminasi Urine
Eleminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan. Proses
pengeluaran ini sangat bergantung pada fungsi-fungsi organ
eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder, dan uretra.Ginjal
memindahkan air dari darah dalam bentuk urine.Ureter mengalirkan
urine ke bladder.Dalam bladder urine ditampung sampai mencapai
batas tertentu yang kemudian dikeluarkan melalui uretra.
2).Eliminasi Alvi
Eliminasi alvi (buang air besar) merupakan proses pengosongan usus. Terdapat
dua pusat yang menguasai refleks untuk buang air besar yang terletak di medulla
dan sumsum tulang belakang. (A.Aziz, 2008 : 71)
Eliminasi alvi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme
berupa feses yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus. (Tarwoto dan
Wartonah (2004), 48).
1. Eliminasi Urine
-.Ginjal
Ginjal suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang dari kavum
abdominalis di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra
lumbalis III, melekat langsung pada dinding belakang abdomen.
Bentuknya seperti biji kacang , panjangnya sekitar 12,5 cm dan
tebalnya 2,5 cm (kurang lebih sebesar kepalan tangan),jumlahnya
ada dua buah kiri dan kanan. Setiap ginjal memiliki berat antara 125
– 175 gram pada laki-laki dan 115 – 155 gram pada perempuan.
Ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-
laki lebih panjang dari ginjal wanita.
● Ureter
Terdiri dari dua saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke
kandung kemih. Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5 cm.
ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak
dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
▪ Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
▪ Lapisan tengah lapisan otot polos
▪ Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic setiap
5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam vesika
urinaria.Ureter berjalan hampir vertical ke bawah sepanjang fasia
muskulus psoas dan dilapisi oleh peritoneum.
● Vesika Urinaria
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon
karet, terletak di belakang simpisis pubis di dalam rongga panggul.
Bentuknya seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,
berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
▪ Fundus yaitu bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian
terpisah dari rectum oleh spatium rectovesicle yang terisi oleh jaringan ikat duktus
deferent, vesika seminalis dan prostat.
▪ Korpus yaitu bagian antara verteks dan fundus.
▪ Verteks, bagian yang runcing ke arah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis.
Dinding vesika urinaria terdiri dari :
1.Lapisan luar (peritoneum)
2.Tunika muskularis (lapisan otot)
3.Tunika sub mukosa
4.Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
● Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih
yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki-laki uretra
berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa, yang menembus tulang pubis ke bagian
penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki-laki terdiri dari :
▪ Uretra prostatika
▪ Uretra membranosa
▪ Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki-laki terdiri dari : lapisan mukosa, dan lapisan sub
mukosa.
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring
sedikit ke arah atas , panjangnya kurang lebih 3-4 cm.
Lapisan uretra wanita terdiri dari : tunika muskularis, lapisan spongiosa,
dan lapisan mukosa.
Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris
dan vagina) dan uretra disini hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.
2..Eliminasi Alvi
Sistem tubuh yang memiliki peran dalam proses eliminasi alvi (buang air besar)
adalah sistem gastrointestinal bawah yang meliputi usus halus dan usus besar.
Usus halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum dengan panjang kurang
lebih 6 meter dan diameter 2,5 cm, serta berfungsi sebagai tempat absorpsi
elektrolit Na, Cl, K, Mg, HCO3, dan kalsium. Usus besar dimulai dari rectum,
kolon, hingga anus yang memiliki panjang kurang lebih 1,5 meter atau 50- 60 inci
dengan diameter 6 cm. Usus besar merupakan bagian bawah atau bagian ujung
dari saluran pencernaan, dimulai dari katup ileum caecum sampai ke dubur (anus).
Batas antara usus besar dan ujung usus halus adalah katup ileocaecal. Katup ini
biasanya mencegah zat yang masuk ke usus besar sebelum waktunya, dan
mecegah produk buangan untuk kembali ke usus halus. Produk buangan yang
memasuki usus besar adalah berupa cairan. Setiap hari saluran anus menyerap
sekitar 800- 1000 ml cairan. Penyerapan inilah yang menyebabkan feses
mempunyai bentuk dan berwujud setengah padat. Jika penyerapan tidak baik,
produk buangan cepat melalui usus besar, maka akan terlalu banyak air yang
diserap sehingga feses menjadi kering dank eras.
Kolon sigmoid mengandung feses yang sudah siap untuk dibuang dan diteruskan
ke dalam rectum. Panjang rectum adalah 12 cm (5 inci), 2,5 cm (inci) merupakan
saluran anus. Dalam rectum terdapat tiga lapisan jaringan transversal. Setiga
lapisan tersebut merupakan rectum yang menahan feses untuk sementara. Setiap
lipatan mempunyai arteri dan vena.
Gerakan peristaltic yang kuat dapat mendorong feses ke depan. Gerakan ini terjadi
1-4 kali dalam waktu 24 jam. Peristaltic sering terjadi sesudah makan. Biasanya,1/
2- 1/3 dari produk buangan hasil makanan dicernakan dalam waktu 24 jam,
dibuang dalam feses, dan sisanya sesudah 24- 48 jam berikutnya.Makanan yang
diterima oleh usus dari lambung dalam bentuk setengah padat, atau dikenal dengan
nama chime, baik berupa air, nutrient, maupun elektrolit kemudian akan
diabsorpsi. Usus akan mensekresi mukus, kalium, bikarbonat, dan enzim. Secara
umum, kolon berfungsi sebagai tempat absorpsi, proteksi, sekresi, dan eliminasi.
Proses perjalanan makanan dari mulut hingga rectum membutuhkan waktu selama
12 jam. Proses perjalanan makanan, khususnya pada daerah kolon, memiliki
beberapa gerakan, diantaranya haustral suffing atau dikenal dengan gerakan
mencampur zat makanan dalam bentuk padat untuk mengabsorpsi air; kontriksi
haustral atau gerakan mendorong zat makanan/ air pada daerah kolon; dengan
gerakan peristaltic, yaitu gerakan maju ke anus.
Otot lingkar (sfingter) bagian dalam dan luar saluran anus menguasai pembuangan
feses dan gas dari anus. Rangsangan motorik disalurkan oleh sistem simpatis dan
rangsangan penghalang oleh sistem parasimpatis. Bagian dari sistem saraf otonom
ini memiliki sistem kerja yang berlawanan dalam keseimbangan yang dinamis.
Sfingter luar anus merupakan otot bergaris yang berada di bawah penguasaan
parasimpatis. Baik di waktu sakit maupun sehat dapat terjadi gangguan pada
fungsi normal pembuangan oleh usus yang dipengaruhi oleh jumlah, sifat cairan,
makanan yang masuk, taraf kegiatan, dan keadaan emosi.
BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan:
Kebutuhan eliminasi terdiri dari atas dua,yakni eliminasi urine
(kebutuhanbuang air kecil) dan eliminasi alvi (kebutuhan buang air
besar). Organ yangberperan dalam eliminasi urine adalah: ginjal,
kandung kemih dan uretra. Dalampemenuhan kebutuhan eliminasi
urine terjadi proses berkemih. Berkemihmerupakan proses
pengosongan vesika urinaria (kandung kemih). Faktor-faktoryang
mempengaruhi eliminasi urine adalah diet, asupan, respon keinginan
awaluntuk berkemih kebiasaan seseorang dan stress psikologi.
2.Saran:
1.Kita harus lebih memperhatikan kebutuhan eliminasi urine dan alvi
dalamkehidupan kita sehari-hari.
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/4799238/KONSEP_DASAR_KEBUTUHAN_ELIMINASI
https://id.scribd.com/document/373107537/Konsep-Dan-Prinsip-Kebutuhan-Eliminasi