Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM

MUSKULOSKELETAL (OSTEOMIELITIS) DI RUANGAN CHAMDANI


PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG

NAMA : GHANI ABDUL RA’OOF


NIM : 2021010039

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG


2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit
disembuhkan daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah,
respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan
pembentukan involukrum (pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan
tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan
mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas.
(Brunner, suddarth. (2001). Beberapa ahli memberikan defenisi terhadap
osteomyelitis sebagai berkut :

1. Osteomyelitis adalah infeksi Bone marrow pada tulang-tulang panjang


yang disebabkan oleh staphylococcus aureus dan kadang-kadang
Haemophylus influensae (Depkes RI, 1995).

2. Osteomyelitis adalah infeksi tulang (Carpenito, 1990).

3. Osteomyelitis adalah suatu infeksi yang disebarkan oleh darah yang


disebabkan oleh staphylococcus (Henderson, 1997).

B. PATOFISIOLOGI

(Brunner, suddarth. (2001) Staphylococcus aureus merupakan penyebab


70% sampai 80% infeksi tulang. Organisme patogenik lainnya yang sering
dijumpai pada Osteomielitis meliputi : Proteus, Pseudomonas, dan Escerichia
Coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi resistensi penisilin, nosokomial,
gram negative dan anaerobik. Awitan Osteomielitis stelah pembedahan
ortopedi dapat terjadi dalam 3 bulan pertama (akut fulminan – stadium 1) dan
sering berhubngan dengan penumpukan hematoma atau infeksi superficial.
Infeksi awitan lambat (stadium 2) terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah
pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3) biasanya akibat
penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan.
Respon inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan
vaskularisasi, dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombisis pada pembuluh
darah terjadi pada tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dan nefrosis tulang
sehubungan dengan penigkatan tekanan jaringan dan medula. Infeksi
kemudian berkembang ke kavitas medularis dan ke bawah periosteum dan
dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya. Kecuali bila proses
infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan membentuk abses tulang. Pada
perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan namun yang lebih sering
harus dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk
dalam dindingnya terbentuk daerah jaringan mati (sequestrum) tidak mudah
mencari dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat mengempis dan
menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak lainnya. Terjadi
pertumbuhan tulang baru(involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi
meskipun tampak terjadi proses penyembuhan, namun sequestrum infeksius
kronis yang ada tetap rentan mengeluarkan abses kambuhan sepanjang hidup
penderita. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.

C. ETIOLOGI
Adapun penyebab – penyebab osteomielitis ini adalah:

1. Bakteri

Menurut Joyce & Hawks (2005), penyebab osteomyelitis adalah


Staphylococcus aureus (70 %-80 %), selain itu juga bisa disebabkan oleh
Escherichia coli, Pseudomonas, Klebsiella, Salmonella, dan Proteus.

2. Virus

3. Jamur

4. Mikroorganisme lain (Smeltzer, Suzanne C, 2002).

Tulang, yang biasanya terlindung dengan baik dari infeksi, bisa


mengalami infeksi melalui 3 cara:
1. Aliran darah
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke
tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan (pada anak-
anak) dan di tulang belakang (pada dewasa). Orang yang menjalani dialisa
ginjal dan penyalahguna obat suntik ilegal, rentan terhadap infeksi tulang
belakang (osteomielitis vertebral). Infeksi juga bisa terjadi jika sepotong
logam telah ditempelkan pada tulang, seperti yang terjadi pada perbaikan
panggul atau patah tulang lainnya.
2. Penyebaran langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah tulang
terbuka, selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar yang
menembus tulang. Infeksi ada sendi buatan, biasanya didapat selama
pembedahan dan bisa menyebar ke tulang di dekatnya.
3. Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.
Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang setelah
beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di daerah yang
mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau kanker, atau ulkus
di kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah atau diabetes (kencing
manis). Suatu infeksi pada sinus, rahang atau gigi, bisa menyebar ke tulang
tengkorak.

D. KLASIFIKASI
Dari uraian di atas maka dapat diklasifikasikan dua macam
osteomielitis, yaitu:

1. Osteomielitis Primer ,yaitu penyebarannya secara hematogen dimana


mikroorganisme berasal dari focus ditempat lain dan beredar melalui
sirkulasi darah.

2. Osteomielitis Sekunder ,yaitu terjadi akibat penyebaran kuman dari


sekitarnya akibat dari bisul, luka fraktur dan sebagainya.

Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:


1. Osteomielitis akut
Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak infeksi pertama
atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini biasanya
terjadi pada anak-anak dari pada orang dewasa dan biasanya terjadi
sebagai komplikasi dari infeksi di dalam darah. (osteomielitis
hematogen).Osteomielitis akut terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Osteomielitis hematogen Merupakan infeksi yang penyebarannya
berasal dari darah. Osteomielitis hematogen akut biasanya
disebabkan oleh penyebaran bakteri darah dari daerah yang jauh.
Kondisi ini biasannya terjadi pada anak-anak. Lokasi yang sering
terinfeksi biasa merupakan daerah yang tumbuh dengan cepat dan
metafisis menyebabkan thrombosis dan nekrosis local serta
pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri. Osteomielitis
hematogen akut mempunyai perkembangan klinis dan onset yang
lambat.
b. Osteomielitis direk disebabkan oleh kontak langsung dengan
jaringan atau bakteri akibat trauma atau pembedahan.
Osteomielitis direk adalah infeksi tulang sekunder akibat inokulasi
bakteri yang menyebabkan oleh trauma, yang menyebar dari focus
infeksi atau sepsis setelah prosedur pembedahan. Manifestasi
klinis dari osteomielitis direk lebih terlokasasi dan melibatkan
banyak jenis organisme.

c. Osteomielitis sub-akut : Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2


bulan sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.

d. Osteomielitis kronis : Yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2


bulan atau lebih sejak infeksi pertama atau sejak penyakit
pendahulu timbul. Osteomielitis sub-akut dan kronis biasanya
terjadi pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena ada luka
atau trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya osteomielitis
yang terjadi pada tulang yang fraktur.

E. MANISFESTASI KLINIS
Menurut Smeltzer (2002)
1. Jika infeksi dibawah oleh darah, biasanya awitannya mendadak, sering
terjadi dengan manifestasi klinis septikemia (mis. Menggigil, demam
tinggi, denyut nadi cepat dan malaise umum). Gejala sismetik pada
awalnya dapat menutupi gejala lokal secara lengkap. Setelah infeksi
menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang, akan mengenai
periosteum dan jaringan lunak, dengan bagian yang terinfeksi menjadi
nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan. Pasien menggambarkan nyeri
konstan berdenyut yang semakin memberat dengan gerakan dan
berhubungan dengan tekanan pus yang terkumpul.

2. Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau


kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah infeksi
membengkak, hangat, nyeri dan nyeri tekan.

Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang selalu mengalir
keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi,
pembengkakan dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah dapat menjadi
pada jaringan parut akibat kurangnya asupan darah

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan
laju endap darah
2. Pemeriksaan titer antibody – anti staphylococcus
Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan
diikuti dengan uji sensitivitas
3. Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan
infeksi oleh bakteri salmonella
4. Pemeriksaan biopsy tulang
Merupakan proses pengambilan contoh tissue tulang yang akan
digunakan untuk serangkaian tes.
5. Pemeriksaan ultra sound
Yaitu pemeriksaan yang dapat memperlihatkan adannya efusi pada
sendi
6. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan photo polos dalam 10 hari pertama tidak ditemukan
kelainan radiologik. Setelah 2 minggu akan terlihat berupa refraksi tulang
yang bersifat difus dan kerusakan tulang dan pembentukan tulang yang
baru.

Pemeriksaan tambahan :
a. Bone scan : dapat dilakukan pada minggu pertama
b. MRI : jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada
T2, maka kemungkinan besar adalah osteomyelitis

G. PENATALAKSANAAN
(Brunner, suddarth. (2001)
1. Istirahat dan pemberian analgetik untuk menghilangkan nyeri. Sesuai
kepekaan penderita dan reaksi alergi penderita
2. penicillin cair 500.000 milion unit IV setiap 4 jam.
3. Erithromisin 1-2gr IV setiap 6 jam.
4. Cephazolin 2 gr IV setiap 6 jam
5. Gentamicin 5 mg/kg BB IV selama 1 bulan.
6. Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu tranfusi darah
7. Drainase bedah apabila tidak ada perubahan setelah 24 jam pengobatan
antibiotik tidak menunjukkan perubahan yang berarti, mengeluarkan
jaringan nekrotik, mengeluarkan nanah, dan menstabilkan tulang serta
ruang kososng yang ditinggalkan dengan cara mengisinya menggunakan
tulang, otot, atau kulit sehat.
8. Istirahat di tempat tidur untuk menghemt energi dan mengurangi
hambatan aliran pembuluh balik.
9. Asupan nutrisi tinggi protein, vit. A, B,C,D dan K.
a. Vitamin K : Diperlukan untuk pengerasan tulang karena vitamin K
dapat mengikat kalsium.Karena tulang itu bentuknya berongga,
vitamin K membantu mengikat kalsium dan menempatkannya
ditempat yang tepat.
b. Vitamin A,B dan C : untuk dapat membantu pembentukan tulang.
Vitamin D :Untuk membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur untuk
kalsium dan fosfor pada tubuh agar ada di dalam darah yang kemudian
diendapkan pada proses pengerasan tulang. Salah satu cara pengerasan tulang
ini adalah pada tulang kalsitriol dan hormon paratiroid merangsang pelepasan
kalsium dari permukaan tulang masuk ke dalam darah

H. PENCEGAHAN
1. Berhenti merokok
Merokok dapat menyumbat arteri dan meningkatkan tekanan darah Anda,
yang keduanya buruk bagi sirkulasi Anda. Hal ini juga dapat melemahkan
sistem kekebalan tubuh. Jika Anda merokok, sangat disarankan Anda berhenti
sesegera mungkin.

2. Diet sehat

Makanan berlemak tinggi dapat menyebabkan penumpukan simpanan lemak


di arteri Anda, dan kelebihan berat badan dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi. Untuk meningkatkan sirkulasi Anda, diet tinggi serat rendah lemak
dianjurkan, termasuk banyak buah segar dan sayuran (setidaknya lima porsi
sehari) dan biji-bijian. Makan makanan yang sehat juga dapat membantu
meningkatkan sistem kekebalan Anda.
3. Mengelola berat badan Anda

Jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas, cobalah untuk menurunkan
berat badan dan kemudian mempertahankan berat badan yang sehat dengan
menggunakan kombinasi dari diet kalori terkontrol dan olahraga teratur.
Setelah Anda telah mencapai berat badan yang sehat akan membantu menjaga
tekanan darah Anda pada tingkat normal, yang akan membantu meningkatkan
sirkulasi Anda. Anda dapat menggunakan Body Mass Index (BMI) kalkulator
untuk memeriksa.
4. Mengurangi alkohol
Jika Anda minum alkohol, jangan melebihi batas harian yang
direkomendasikan,tiga sampai empat unit per hari untuk pria 2-3 unit
sehari untuk wanita .Sebuah unit alkohol kira-kira setengah pint bir yang
normal-kekuatan, segelas kecil anggur atau ukuran tunggal (25ml) roh.
Secara teratur melebihi batas alkohol yang direkomendasikan akan
meningkatkan baik tekanan darah dan kadar kolesterol, yang akan
membuat sirkulasi Anda buruk. Hubungi dokter Anda jika Anda
menemukan kesulitan untuk moderat minum Anda. Layanan dan obat-
obatan Konseling dapat membantu Anda mengurangi asupan alkohol
Anda.

5. Olahraga teratur

Olahraga teratur akan menurunkan tekanan darah Anda, membuat jantung


dan sistem peredaran darah lebih efisien dan dapat membantu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh lemah. Bagi kebanyakan orang, 150
menit dari moderat untuk olahraga berat seminggu dianjurkan. Namun,
jika kesehatan Anda secara keseluruhan miskin, mungkin perlu bagi Anda
untuk berolahraga menggunakan program khusus disesuaikan dengan
kebutuhan Anda saat ini dan tingkat kebugaran. GP Anda akan dapat
menyarankan Anda tentang tingkat yang paling cocok bagi anda berolah
raga. Jika Anda merasa sulit untuk mencapai 150 menit latihan seminggu,
mulai dari tingkat yang Anda merasa nyaman dengan. Sebagai contoh,
Anda bisa melakukan lima sampai 10 menit latihan ringan sehari sebelum
secara bertahap meningkatkan durasi dan intensitas aktivitas Anda sebagai
kebugaran Anda mulai membaik.
LAPORAN KASUS KELOLAAN
A. KASUS
Seorang lelaki, Didit (20 tahun), diduga menderita infeksi bakteri patogenik
dengan keluhan pyrexia, rubor, dolor, dan sinus pada tungkai bawah. 2 tahun
yang lalu, ada riwayat kecelakaan dengan fraktur terbuka pada tungkai bawah
lalu dibawa ke dukun tulang. Pada plain foto didapatkan penebalan
periosteum, bone resorption, sklerosis sekitar tulang, involucrum. Pasien
didiagnosa osteomyelitis, didapatkan deformitas, scar tissue, sinus dengan
discharge, seropurulent, dan ekskoriasi sekitar sinus. Klien mengeluh nyeri
pada tungkai bawah yang mengalami fraktur, skala nyeri 7, kerenanya klien
kesulitan berjalan karena luka tersebut terasa senut-senut, panas, sifatnya
sering, wajah menahan sakit, akral hangat, bibir kering. Pemeriksaan TTV
didapatkan: TD: 130/90 mmHg, S: 390C, N : 100 x/mnt, RR : 22 x/mnt

B. IDENTITAS PASIEN
Biodata Pasien
Nama : Tn. Didit
Tempat, tanggal lahir : Kebumen, 28 Januari 2000
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Alamat : Desa Sidobunder
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMP
Tanggal masuk : 23 November 2022

C. PENGKAJIAN

1. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada tungkai bawah

2. Riwayat kesehatan sekarang


Pasien didiagnosa osteomyelitis, didapatkan deformitas, scar tissue, sinus
dengan discharge, seropurulent, dan ekskoriasi sekitar sinus. Klien mengeluh
nyeri pada tungkai bawah yang mengalami fraktur, skala nyeri 7, terasa senut-
senut, panas, sifatnya sering, wajah menahan sakit, akral hangat, bibir kering.

3. Riwayat Kesehatan dahulu


Klien menderita infeksi bakteri patogenik dengan keluhan pyrexia, rubor,
dolor, dan sinus pada tungkai bawah. 2 tahun yang lalu, ada riwayat
kecelakaan dengan fraktur terbuka pada tungkai bawah lalu dibawa ke dukun
tulang

4. Riwayat kesehatan keluarga


Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yg menderita penyakit yang
sedang dialami pasien

5. Pengkajian Pola Virginia Henderson


a) Pola pernafasan
Sebelum : pasien tidak mengalami kesulitan dalam bernafas, bernafas
melalui hidung
Sesudah : saat dikaji pasien mengatakan tidk ada kesulitan dalam
bernafas dan bernafas melalui hidung
b) Pola nutrisi
Sebelum : pasien bisa makan 3x sehari minum 1800cc/hari tanpa
bantuan dan makan nasi tim dengan porsi sedikit
Sesudah : saat dikaji pasien makan 3x sehari tapi porsi sedikit dan di
ganti dengan BKTKTP, air putih 1200cc/hari
c) Pola eliminasi
Sebelum : pasien biasa BAB 1-2 X perhari, BAK 3-4 X perhari tanpa keluhan
Sesudah :
Saat dikaji pasien BAB 1 X perhari, BAK 1X perhari dan dibatu keluarga
d) Pola keseimbangan tubuh
Sebelum : pasien tidak melakukan latihan khusus untuk melatih keseimbangan
tubuhnya hanya dengan pekerjaan sehari hari
Sesudah : pasien dibantu oleh keluarga untuk menemukan posisi nyaman saat
berbaring
e) Pola berpakaian
Sebelum : pasien bisa ganti baju sehabis mandi tanpa bantuan
Sesudah : pasien memakai baju dengan bantuan
f) Pola Istirahat tidur
Sebelum sakit pasien bisa tidur lelap 7 jam perhari tanpa gangguan
Sesudah : Saat dikaji pasientidur kurang 6-8 jam perhari
g) Pola personal hygine
Sebelum : pasien biasa mandi 2x sehari, sikat gigi 2x sehari dan keramas 1x
per 3 hari tanpa bantuan
Sesudah : pasien hanya diseka dengan bantuan keluarganya
h) Temperatur suhu
Sebelum : pasien menggunakan selimut jika sedang kedinginan, suhu 390C
Sesudah : pasien tidak panas suhu 37oC
i) Rasa aman dan nyaman
Sebelum : pasien merasa aman dan nyaman di tengah tengah keluarganya dan
lingkungan membuat aman pasien
Sesudah : pasien merasa tak nyaman dikarenakan nyeri yang di rasakan nya
j) Kebutuhan spiritual
Sebelum : pasien biasa sholat 5 waktu
Sesudah : pasien tidak bisa memenuhi kebutuhan spiritualnya
k) Kebutuhan bekerja :
Sebelum : pasien bekerja sebagai buruh dari pagi sampe sore
Sesudah : pasien tidak bisa bekerja seperti biasa
l) Kebutuhan bermain
Sebelum : pasien sering kerumah tetangga atau bermain dengan cucunya
selepas bekerja
Sesudah : pasien hanya bisa memilih beristirahat
m) Kebutuhan berkomunikasi
Sebelum : pasien menggunakan b ahasa jawa untuk bahasa sehari hari
Sesudah : pasien menggunakan bahasa jawa saat dikaji namun ketika
menjawab agak lemah
n) Kebutuhan belajar
Sebelum : pasien tidak bersekolah
Sesudah : pasien mendengarkan penjelasan

6. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum : pasien terlihat lemah
a. Kesadaran : Composmentis ( CM )
b. TTV :
N : 100x/menit
TD : 130/90 mmHg
R : 22x/menit
S : 39oC
B. Pemeriksaan head to toe
a) Kepala : kulit kepala bersih, bentuk kepala oval , tidak ditemukan
penonjolan pada tulang , warna rambut hitam dan samar samar
berwarna coklat karena di semir
b) Mata : mata lengkapm simetris kanan kiri , tidak ada gangguan
penglihatan , tidak ada edema pada kelopak mata, mata jernih ,
konjungtiva tak anemis , sklera tidak ikterik
c) Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung . terdapat sinus
discharge dan adanya nyeri tekan
d) Mulut : tidak ada jejas , warna lidah merah muda dan nampak
mukosa bibir kering
e) Telinga : daun telinga simetris kanan kiri , ketajaman pendengeran
baik , tidak ada sumbatan serumen
f) Leher : posisi trakhea simestirs di tengahn , tidak ada pembesaran
pada kelenjar tyroid dan kelenjar tympe
g) Dada (Thorax)
h) Paru-paru
 Inspeksi : tidak terdapat otot bantu pernafasan, bentuk dada normal,
pergerakan kedua paru simetris kanan dan kiri tidak ada lesi,
frekuensi pernafasan 20 x/menit
 Palpasi : Ekspansi paru simetris , pengembangan sama di paru kanan
dan kiri
 Perkusi : terdapat bunyi sonor
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler , tidak ada suara nafas tambahan
i) Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat dan tidak tampak adanya
pembesaran jantung
 Palpasi : ictus cordis teraba di ICS 5
 Perkusi : Bunyi jantung pekak
 Auskultasi : Bunyi jantung S1-S2 reguler, tidak ada bunyi jantung
j) Abdomen
 Inspeksi : bentuk abdomen datar, tidak ada lesi , ada luka bekas
operasi
 Auskultasi : Bising usus terdengar 8x/menit
 Perkusi : suara abdomen tympani
 Palpasi : terdapat nyeri tekaan , tidak ada pembesaran hepar dan ginjal
k) Intergumen : Kulit tampak ada scar tissue
l) Genetalia : tidak ada kelainan , terpasang DC
m) Anus dan rectum : Normal, tidak ada hemoroid

C. Pemeriksaan Penunjang
1. Perawatan di rumah sakit
2. Pengobatan suportif dengan pemberian infuse
3. Pemeriksaan biakan darah
4. Antibiotic spectrum luas yang efektif terhadap gram positif maupun gram
negative diberikan langsung tanpa menunggu hasil biakan darah secara
parenteral selama 3-6 minggu
5. Immobilisasi anggota gerak yang terkena
6. Tindakan pembedahan indikasi untuk melakukan pembedahan ialah :
a) Adanya abses
b) Rasa sakit yang hebat
c) Adanya sekuester
d) Bila mencurigakan adanya perubahan kearah keganasan (karsinoma
epedermoid).
Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila
infolukrum telah cukup kuat untuk mencegah terjadinya fraktur peasca
pembedahan.

D. ANALISIS DATA

NO. TGL/ DATA ETIOLOGI PROBLEM


JAM
1 23/11 DO: Gangguan Nyeri akut
/2022  Wajah pasien tampak meringis, rasa
menahan sakit, dan sering mengeluh nyaman
tentang sakitnya.
 suhu tubuh pasien 390C.
 terdapat bekas fraktur pada tungkai
bawah, scar tissue, sinua dengan
discharge, seropurulen, dan
ekskoriasi.

DS:
Pasien mengatakan bahwa;
P: nyeri terasa apabila dipegang atau
diraba.
Q: nyeri terasa panas, senut- senut
R: nyeri terasa pada bagian tungkai
bawah yang mengalami fraktur
S: skala nyeri pasien 7
T: nyeri sifatnya sering dan terus
menerus.
2. 23/11 DO: Gangguan Gangguan
/2022  Terdapat penebalan periosteum, bone kerusakan mobilitas
resorption, sclerosis sekitar tulang. intergeritas fisik
 Terdapat scar tissue dan bekas fraktur kulit
pada tungkai bawah.

DS:
 Pasien mengatakan nyeri, tidak
nyaman pada tungkai bagian bawah.
3 23/11 DO: Proses Hipertermia
/2022  Suhu tubuh pasien 390C. penyakit
 Akral hangat
 Terdapat rubor
 Frekuensi napas meningkat: 22x/mnt

DS:
 Pasien mengeluh badannya panas.
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO. TUJUAN INTERVENSI


DX
1 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
keperawatan 2x24 jam , di Observasi :
harapkan kriteria hasil 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,durasi ,
- Nyeri menurun frekuensi, kualitas , intensitas nyeri
- Meringis menurun 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi faktir yang memperberat dan
meringankan nyeri
4. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Terapeutik :
1. Berikan teknik non-farmakologi ( distraksi
relaksasi )
2. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakn nyeri
3. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
2 Setelah dilakukan tindakan Perawatan Intergeritas
keperawatan 2x24 jam , di Observasi :
harapkan kriteria hasil : 1. Mengidentifikasi penyebab gangguan
- Nyeri menurun intergeritas kulit
- Perdarahan menurun Terapeutik :
1. Lakukan pemijatan pada area penonjolan
tulang
2. Bersihkan parineal dengan air hangat
3. Ubah posisi tiao 2 jam , jika tirah baring
Edukasi :
1. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
2. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
3 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia
keperawatan 2x24 jam , di Observasi :
harapkan kriteria hasil : 1. identifikasi penyebab hipertermia
- suhu kulit dalam 2. monitor suhu tubuh
rentang yang Terapeutik :
diharapkan, suhu 1. longgarkan atau lepaskan pakaian
2. basahi atau kipasi permukaan kulit
tubuh dalam batas 3. berikan cairan oral
normal, nadi dan 4. hindari pemberian antipiretik
pernapasan dalam Edukasi :
1. anjurkan tirah baring
rentang yang
Kolaborasi :
diharapakan, 1. kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intra
vena
perubahan warna
kulit tidak ada,
keletihan tidak
tampak.
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Tangg Implementasi Respon


. al
Dx
1 23/11 07.00 DS :
- Identifikasi lokasi, 1. Dari pengkajian PQRST di
/2022
karakteristik,durasi , frekuensi, temukan hasil :
kualitas , intensitas nyeri P: nyeri terasa apabila dipegang atau
- Pengecekan TTV
diraba.
- Jelaskan dan bantu klien
terkait dengan tindakan Q: nyeri terasa panas, senut- senut
peredaran nyeri
R: nyeri terasa pada bagian tungkai
nonfarmakologi dan noninvasi.
- Beri Nutrisi sesuai anjuran ahli bawah yang mengalami fraktur
gizi
S: skala nyeri pasien 7
10.48
- berikan distraksi relaksasi T: nyeri sifatnya sering dan terus
- Berikan ruangan yang aman menerus.
dan nyaman 2. Pasien mengatakan jika dia
- Edukasi keluarga supaya tetap sudah paham teknik
di samping klien farmakologis
3. Pasien mengatakan nyaman
setelah diberikan ruangan yang
aman dan nyaman
4. Keluarga pasien kooperatif saat
di edukasi
DO :
1. Hasil TTV :
N : 100x/menit
TD : 130/90 mmHg
R : 22x/menit
S : 39oC
2. Pasien nampak mau distraksi
relaksasi
3. Pasien memakan makanan nya
dengan cukup baik

2 23/11 07.15 DS
- kaji penyebab kerusakan 1. Pasien mengatakan penyebab
/2022 intergeritas kulit nya adalah dahulu jatuh
- Lakukan perawatan luka : kecelakajaan lalu dibawa
lakukan perawatan luka kedukun
dengan tehnik steril 2. Pasien setuju saat perawat
- Kaji keadaan luka dengan hendak melakukan perawatan
tehnik membuka balutan dan luka
mengurangi stimulus nyeri, DO :
bila perban melekat kuat, 1. Saat melakukan perawatan luka
perban diguyur dengan NaCl. pasien nampak meringis
- Tutup luka dengan kasa steril 2. Luka tidak rembes
atau kompres dengan NaCl 3. Pasien meringis saat diberikan
yang dicampur dengan cairan intravena
antibiotik 4. Pasien memakan makanan dari
10.15 RS
- Monitor luka balutan
- Berikan cairan intravena
- Anjurkan memakan makanan
dari rumah sakit

3 23/11 07.23 DS :
- Monitor suhu 1. Pasien mengerti tentang edukasi
/2022
- Jelaskan penyebab hipertermia perawat mengenai penjelasan
10.19 penyebab hipertermia
- Berikan ruangan yang dingin DO :
- Anjurkan minum minuman 1. Suhu 39,0OC
yang cukup 2. Pasien diberikan air minum
- Berikan cairan paracetamol dengan cukup dan meminumnya
melalui intravena 3. Pasien mau di berikan cairan
- Anjurkan memakan makanan paracetamol
dari rumah sakit 4. Pasien nampak memakan
makanan dari RS

1 24/11 07.15 DS :
- Identifikasi lokasi, -Pada pengkajian PQRST
/2022
karakteristik,durasi , frekuensi, P: nyeri terasa apabila dipegang atau
kualitas , intensitas nyeri
diraba.
- Monitor tempat tidur pasien
- Identifikasi pengaruh nyeri pada Q: nyeri terasa panas, senut- senut
kualitas hidup
R: nyeri terasa pada bagian tungkai
- Berikan asupan gizi
10.00 bawah yang mengalami fraktur
- Lakukan pengecekan TTV
S: skala nyeri pasien 5
- Fasilitasi istirahat dan tidur
T: nyeri sifatnya sering dan terus
menerus.
-Pasien mengatakan sehabis dilakukan
pemeriksaan akan tidur
-Pasien mengatakan semenjak nyeri,
beliau menjadi tidak nyaman
DO
-Hasil TTV
N : 100x/menit
TD : 130/90 mmHg
R : 22x/menit
S : 38oC
-pasien memakan makanan
2 24/11 07.20 DS:
- Observasi balutan Luka -Pasien mau diberikan salep untuk
/2022
-berikan salep untuk melembabkan kulit yg kering
kulit yang kering -keluarga pasien bersedia untuk
-edukasi keluarga untuk megingatkan untuk tidak lupa
mengingatkan memberi salep memakai salep
- berikan asupan nutrisi seperti buah DO :
dan sayur -luka tampak tidak rembes
10.16 Pasien
- anjurkan distraksi relaksasi -pasien nampak memakan asupan
- berikan asupan nutrisi nutrisi
3 24/11 07.05 DS:
- monitor suhu tubuh -pasien mengatakan mau meminum
/2022
- anjurkan minum minuman
-berikan buah dan sayur DO :
10.27 -Suhu pasien 38oC
- berikan cairan paracetamol -pasien meringis saat paracetamol
-berikan asupan nutrisi masuk ke vena

1 25/11 07.00 DS :
- Identifikasi lokasi, -hasil pengkajian nyeri ;
/2022
karakteristik,durasi , P: nyeri terasa apabila dipegang
frekuensi, kualitas , intensitas
atau diraba.
nyeri
- Monitor TTV
- Berikan Ruangan yg Q: nyeri terasa senut- senut
nyaman
R: nyeri terasa pada bagian
10.00
- Ajarkan teknik distraksi tungkai bawah yang
relaksasi
mengalami fraktur
- berikan asupan Nutrisi
S: skala nyeri pasien 3
T: nyeri hilang timbul
-pasien mengatakan ruanganya
nyaman dan aman

DO :
- pasien nampak sudah bisa
distraksi relaksasi dibantu
keluarganya
- pasien nampak memakan
makanan dari RS
- Hasil TTV :
N : 100x/menit
TD : 130/90 mmHg
R : 22x/menit
S : 36,75oC

2 25/11 07.15 DS :
- Evaluasi kerusakan jaringan -pasien mengatakan kakinya
/2022
dan perkembangan sudah tidak terlalu sakit seperti 3
pertumbuhan jaringan dan hari yg lalu
lakukan perubahan intervensi
bila pada waktu yang DO :
ditetapkan tidak ada -Perban luka masih bersih / tidak
perkembangan pertumbuhan rembes
jaringan yang optimal. - pasien kooperatif saat diberikan
- Evaluasi perban elastis antibiotik
terhadap resolusi edema.

10.15
- Pemberian
antibiotik/antimikroba
- anjurkan distraksi relaksasi
- berikan asupan nutrisi

3 25/11 07.20 DS : -
- monitor suhu tubuh DO :
/2022
Suhu pasien 36,75oC
10.20 -

G. EVALUASI KEPERAWATAN

NO TANGGAL DIAGNOSA EVALUASI


1 23/11 Gangguan rasa nyaman S:
b.d Nyeri Akut P: nyeri terasa apabila
/2022
dipegang atau diraba.
Q: nyeri terasa panas, senut-
senut
R: nyeri terasa pada bagian
tungkai bawah yang
mengalami fraktur
S: skala nyeri pasien 7
T: nyeri sifatnya sering dan
terus menerus
O:
N : 100x/menit
TD : 130/90 mmHg
R : 22x/menit
S : 39oC
-pasien nampak makan dengan
baik
-pasien tampak meringis
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
2 23/11 Gangguan kerusakan S:
intergeritas kulit b.d - Pasien mengatakan
/2022
gangguan mobilitas fisik penyebab nya adalah
dahulu jatuh kecelakajaan
lalu dibawa kedukun
O:
- Saat melakukan
perawatan luka pasien
nampak meringis
- Luka tidak rembes
- Pasien meringis saat
diberikan cairan intravena
- Pasien memakan
makanan dari RS
A;
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
3 23/11 Hipertermia b.d Proses S:
Penyakit -Pasien mengerti tentang edukasi
/2022
perawat mengenai penjelasan
penyebab hipertermia
O:
-Suhu 39,0OC
-Pasien mau di berikan cairan
paracetamol
-Pasien nampak memakan
makanan dari RS
A:
Masalah Belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
1 24/11 Gangguan rasa nyaman S:
b.d Nyeri Akut P: nyeri terasa apabila dipegang
/2022
atau diraba.
Q: nyeri terasa panas, senut-
senut
R: nyeri terasa pada bagian
tungkai bawah yang
mengalami fraktur
S: skala nyeri pasien 5
T: nyeri sifatnya sering dan terus
menerus.
-Pasien mengatakan sehabis
dilakukan pemeriksaan akan tidur
-Pasien mengatakan semenjak
nyeri, beliau menjadi tidak
nyaman
O:
N : 100x/menit
TD : 130/90 mmHg
R : 22x/menit
S : 38oC
-pasien memakan makanan dari
RS
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
2 24/11 Gangguan kerusakan S:
intergeritas kulit b.d -Pasien mengatakan mau
/2022
gangguan mobilitas fisik diberikan salep untuk kulit yg
kering
-keluarga pasien bersedia untuk
megingatkan untuk tidak lupa
memakai salep
O:
-luka tampak tidak rembes
Pasien
-pasien nampak memakan asupan
nutrisi
A :
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
3 24/11 Hipertermia b.d Proses S:
Penyakit -pasien mengatakan mau
/2022
meminum minuman
O:
-Suhu pasien 38oC
-pasien meringis saat paracetamol
masuk ke vena
A:
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan Intervensi
1 25/11 Gangguan rasa nyaman S:
b.d Nyeri Akut P: nyeri terasa apabila dipegang
/2022
atau diraba.
Q: nyeri terasa senut- senut
R: nyeri terasa pada bagian
tungkai bawah yang
mengalami fraktur
S: skala nyeri pasien 3
T: nyeri hilang timbul
-pasien mengatakan ruanganya
nyaman dan aman
O:
- pasien nampak sudah bisa
distraksi relaksasi dibantu
keluarganya
- pasien nampak memakan
makanan dari RS
- Hasil TTV :
N : 100x/menit
TD : 130/90 mmHg
R : 22x/menit
S : 36,75oC
A:
Masalah belum Teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
2 25/11 Gangguan kerusakan S:
intergeritas kulit b.d -pasien mengatakan kakinya
/2022
gangguan mobilitas fisik sudah tidak terlalu sakit seperti 3
hari yg lalu
O:
-Perban luka masih bersih / tidak
rembes
- pasien kooperatif saat diberikan
antibiotik
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi
3 25/11 Hipertermia b.d Proses S:
Penyakit Pasien sudah tidak merasa panas
/2022
O:
Suhu pasien 36,75oC
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai