Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DG MASALAH
PSIKOSEKSUAL
OLEH :
ENDAH SRI WIJAYANTI,SST
A. Pengertian
• Seksualitas adalah semua aspek
badaniah, psikologik dan kebudayaan yg
berhub langsung dg seks dan hub sex
manusia.
• Seks  bio,spiko,sosial
• Pendidikan seks harus holistik
Pendidikan seks harus holistik

Meliputi : bio, spiko dan sosial



satu aspek saja yg diperhatikan

gangguan keseimbangan
individu/masy
jangka pendek atau jamgka panjang
Pengertian yang berkaitan dg
seksualitas
1.Sexual identity (identitas kelamin)
Kesadaran individu akan kelaki-lakian atau
kewanitaan tubuhnya.
Umur 2 atau 3 tahun sdh tdk ragu-ragu
tentang jenis sexnya.
2. Gender identity
(Identitas jenis kelamin)
Identitas jenis kelamin atau kesadaran akan
jenis kelamin kepribadiannya merupakan
hasil isyarat dan petunjuk yg tak terhitung
banyaknya dr pengalaman dg anggota
keluarga, guru, kawan,teman sekerja dan
dr fenomena kebudayaan.
3. Gender role behaviour
(Perilaku peranan jenis kelamin)
Perilaku Peranan jenis kelamin ialah
semua yg dikatakan dan dilakukan
seseorang yang menyatakan bahwa
dirinya itu seorang pria dan wanita.
B. Teori Psikoseksual
1.Menurut teori libido Freud
Insting seksual dalam perkembangannya dari
masa kanak-kanak menjadi dewasa melalui
beberapa fase oral, anal, falik dan genital. Tiap
fase didominasi oleh organ somatik. Bila suatu
fase tertentu tuntutan tdk perpenuhi secara
wajar maka terjadilah fiksasi atau
pemberhentian pada fase itu.Mis : Fiksasi pd
masa oral berarti bahwa sampai dewasa terdpt
tuntutan akan pemuasan oral yg tdk cocok dg
umur.
2. Teori Interpersonal
Memandang gangguan seksual sebagai
manifestasi kekacauan hubungan antara
manusia yg dinyatakan dalam bidang
seksual. Teori kebudayaan menganggap
bahwa kepercayaan, adat istiadat, dan
norma yg khas bagi suatu masy
tercerminkan dlm psikologi dan
psikopatologi seseorang, juga dlm bidang
seksual.
3. Teori Biologis
Beberapa faktor organik telah diimplikasikan
dalam etiologi dari parafilia. Hal ini
mencakup abnormalitas dalam sistem
limbik otak, epilepsi lobus temporal, tumor
lobus temporal, dan kadar androgen
abnormal.
Teori Psikoanalitik
Pendekatan psikoanalitik parafilia sebagai
seseorang yg telah gagal dlm proses
perkembangan normal ke arah penilaian
heteroseksual. Hal terjadi saat individu tsb
gagal memecahkan krisis oedipal, yg
menghasilkan anxietas yg sangat
memandu individu untuk mencari
kepuasaan seksual dg cara memberikan
suatu penggantian yg aman untuk
orangtua.
Seksualitas normal dan
Penyesuaian seks yg sehat
Perilaku seksual yg normal ialah yg dpt
menyesuaikan diri, bukan saja dg tuntutan
masy ttp juga dg keb individu mengenai
kebahagiaan dan pertumbuhan atau
peningkatan kemampuan individu untuk
mengembangkan kepribadiannya menjadi
lebih baik.
Penyesuaian diri seksual yang
sehat adalah :
• Kemampuan memperoleh pengalaman seksual
tanpa rasa takut dan salah, jatuh cinta pd waktu
yang cocok dan menikah dg partner yg
dipilihnya serta mempertahankan rasa cinta
kasih dan daya tarik seksual terhadap
partnernya.
• Partnernya tdk mempunyai gangguan atau
kesukaran yg serius yg dpt mengganggu,
merusak atau meniadakan suatu hub bahagia.
1. Rentang Respon
Respon adaptif :
-Perilaku seksual yang memuaskan dg
menghargai pihak lain.
-Gangguan perilaku seksual karena
kecemasan yg disebabkan oleh penilaian
pribadi atau masyarakat
Respon maladaptif
-Disfungsi penampilan seksual
-Perilaku seksual yg berbahaya, tdk
dilakukan di tempat tertutup atau tdk
dilakukan antara orang dewasa.
Rentang Perilaku seksual
• Rentang seksual yg paling adaptif terlihat
dr perilaku yg memenuhi kriteria sbb:
-Terjadinya antara 2 orang dewasa
-Memberikan kepuasaan timbal balik bagi
pihak yg terlibat
-Tdk membahayakan kedua belah pihak
baik secara psikologis maupun fisik
-Tidak ada paksaan
- Tidak dilakukan di tempat umum
• Respon perilaku seksual maladaptif
meliputi perilaku yg tdk memenuhi satu
atau lebih kriteria yg telah diuraikan.
• Dorongan seksual dan transmutasi
seksual
Dorongan seksual merupakan kejadian
normal dan netral  tergantung dorongan
itu disalurkan dg cara yang bagaimana
• Transmutasi seks adalah perubahan atau
pemindahan suatu bentuk energi seksual
seseorang menjadi unsur yg lainnya secara
positif.
• Tiga potensi yg dpt ditimbulkan energi seksual :
-Kelestarian umat manusia(regenerasi)
-Penjagaan kesehatan
-Membuat individu menjadi jenius melalui
transmutasi (pemindahan energi)
Disfungsi seksual
Disfungsi seksual adalah suatu keadaan dimana
individu mengalami suatu perubahan dlm fungsi
seksual yg digambarkan sbg ketidakpuasan,
merasa tdk dihargai, tidak adekuat.
1.Hipo dan Hiperseksualitas
2.Penyimpangan hasrat
-Penyimpangan hasrat seksual hipoaktif
-Penyimpangan keengganan seksual
-Frigiditas
3.Penyimpangan getaran seksual
Bisa pd wanita atau pria
4.Penyimpangan orgasme
yaitu hambatan orgasme pd wanita
berulang dan menetap yg
dimanifestasikan dg keterlambatan
orgasme setelah satu periode rangsangan
seksual, sudah adekuat dlm intensitas dan
lamanya untuk menghasilkan respon tsb.
• Orgasme yg terhambat pd pria adalah
ketidakmampuan ejakulasi pd pria
sekalipun ereksi kuat dan mendptkan
perangsangan lebih dari cukup.
• Ejakulasi prematur : pencapaian orgasme
dan ejakulasi tidak pada waktunya.
5.Penyimpangan nyeri seksual
• Disparenia : hubungan seks yg nyeri atau
sukar.
• Vaginismus : spasme otot-otot vagina
secara involuter
6. Gangguan Kemampuan seks
Impotensi : ketidakmampuan pria
mencapai atau mempertahankan ereksi
shg tdk dpt melakukan coitus.
7.Masturbasi Kompulsif
• Masturbasi : menimbulkan rangsangan
dan kepuasaan pd diri sendiri.
• Masturbasi patologik : kompulsif
Deviasi seksual
Adalah gangguan arah dan tujuan seksual
1.Homosexualitas dan Lesbianisme
Biseksual
2. Fetishisme
• Adalah keadaan seseorang yg mencari
rangsangan dan pemuasan seksual dg
memakai pengganti obyek seksual sebuah
benda kepunyaan sex yg lain
• Fetishisme transvestik
3.Pedofilia
Adalah untuk mencapai pemuasan sexual
memakai obyek sexual seorang anak dr
sex yg sama atau berlainan
4. Tranvestitisme / tranvestisme
Adalah : Keadaan seseorang yg mencari
rangsangan dan pemuasaan seksual dg
memakai pakaian dan berperan sbg seorang dr
sex yg berlainan.
5.Ekshibisionisme
Gejala utamanya mencakup
kekambuhan,dorongan seksual yg tinggi dan
fantasi getaran seksual,lamanya paling sedikit 6
tahun, mencakup memamerkan alat kelamin
seseorang pd orang asing.
6. Voyeurisme
Voyeurisme atau skopofilia adalah keadaan
seseorang yg harus mengamati tindakan
seksual atau keterlanjangan untu
memperoleh rangsangan dan pemuasan
seksual.
7.Sadisme dan Masokhisme
Seorang sadist mencapai rangsangan dan
pemuasan seksual dg menyakiti sec fisik
dan psikologik objek seksualnya.
Seorang masokhist bila disakiti oleh obyek
seksualnya.
Seorang sadist yg kmd menjadi masokhist disebut
sadomasokhist.
Ciri utama dari penyimpangan diidentifikasikan sbg
dorongan seksual berulang, kuat dan fantasi
getaran seksual, lamanya paling sedikit 6 bln
meliputi tindakan dimana menimbulkan
penderitaan psikologis, fisik (termasuk
mempermalukan) korban adalah kenikmatan
seksual.
8. Transeksualisme
Seorang transeksual menolak jenis kelamin
badaniah, tidak peduli ia dibesarkan
sebagai pria dan wanita.
Dpt dikatakan bahwa jenis kelain fisiknya
dan jenis kelamin psikologiknya
bertentangan.
9. Deviasi seksual lain
Seks oral (kunilingus: kontak mulut / lidah dg alat
kelain wanita; felasio:kontak mulut dg penis, dan
analingus:kontak mulut dg anus, bila tdk dipakai
sbg cara utama untuk mencapai pemuasan
seksual.
Lain2 deviasi seksual ialah: bestialitas atau
sodomi ( dg binatang), nekrofilia(dg mayat),
Froterisme(menggosokkan penis pd pantat /
badan wanita yg berpakaian, ditempat yg penuh
sesak manusia untuk mencapai orgasme.
Koprofilia ( didefekasi, mendefekasi parnert atau
memakan feses untuk pemuasan seksual,
urolagnia dg urine.
10. Frotteurisme
Penyimpangan ini didefinisikan sebagai
preolupasi berulang dg dorongan atau fantasi
seksual yg kuat dg lamanya paling sedikit 6
bulan meliputi sentuhan atau gosokan aktual,
bukan dr paksaan tindakan
Faktor predisposisi Penyimpangan
seksual
1.Faktor biologi
Berbagai obat-obatan mempunyai
implikasi dlm penyimpangan hasrat
seksual.
2.Faktor Psikososial
Penyimpangan hasrat seksual dpt berhub
dg sejumlah
3. Psikoanalitis
Fase Psikoseksual yg dilalui setiap individu sesuai
tahap perkembangannya adalah sbb:
1.Fase oral / mulut ( 0-18 bulan)
Mulut adalah tempat pemuasan.
Dorongan libido yaitu dorongan libido dan
agresif.
Dorongan libido yaitu dorongan seksual anak, yg
mrpk dorongan primer dlm kehidupan yg mrpk
sumber energi dr ego dlm mengadakan hub dg
lingk, shg memungkinkan pertumbuhan ego.
Dorongan agresif dpt terlihat dlm perilaku
menggigit, mengunyah, meludah dan menangis.
2.Fase Anal (1 ½ - 3 th)
Pada fase ini kepuasaan dan kenikmatan anak
terletak pd anus. Kenikmatan didptkan waktu
menahan bab.Jika terjadi hambatan pd fase
anal, anak dpt mengembangkan sifat tdk
konsisten,kerapian,keras kepala,
kesengajaan,kekikiran yg mrpk karakter anal yg
berasal dr sisa fungsi anal.
Penyelesaian fase anal yg berhasil,
menyiapkan dasar untuk perkembangan
kemandirian, kebebasan, kemampuan
untuk menentukan perilaku sendiri tanpa
rasa malu dan ragu-ragu untuk
menginginkan kerjasama yg tanpa
perasaan rendah diri.
3. Fase uretral
Pada fase ini mrpk perpindahan dr fase anal
ke fase phallus. Erotik uretral mengacu pd
kenikmatan dlm pengeluaran dan
penahanan air seni spt pd fase anal.
Jika fase ini dpt terselesaikan dg baik, maka
anak akan mengembangkan persaingan
sehat yg menimbulkan rasa bangga akan
kemampuan diri.
4. Fase Phallus (3-5 tahun)
Anak mulai merasakan perbedaan jenis kelamin
antara pria dan wanita
Anak mulai merasakan bahwa kelaminnya
memberikan kenikmatan ketika ia
mempermainkan bagian tsb.
Kompleks Oedipus: keinginan menggantikan
posisi ayah disamping ibu
Elekta kompleks : anak wanita
Bila kompleks oedipus / Elektra tdk dpt
diselesaikan dg baik dpt menyebabkan
gangguan emosi di kemudian hari.
5. Fase Latensi (5/6 tahun – 11/13
tahun)
Pd fase ini semua aktivitas dan fantasi seksual
seakan-akan tertekan, ttp keingintahuan ttg
seksual tetap berlanjut.
Pd Fase ini dpt terjadi gangguan hub homoseksual
pd laki-laki atau wanita.Kegagalan pd fase ini
mengakibatkan kurang berkembangnya kontrol
diri shg anak gagal mengalihkan energinya
secara efisien pd minat belajar dan
pengembangan ketrampilan.
Fase Genital (11/13 – 18 tahun)
Organ-organ seksual mulai aktif.
Secara fisik tdp tanda sek sekunder baik pd
laki-laki maupun wanita
Kegagalan dlm fase ini mengakibatkan
kekacauan identitas.
Pandangan Perilaku
• Perspektif ini memandang perilaku
seksual sbg suatu respon yg dpt diukur dg
komponen fisiologis maupun psikologis
terhadap stimulus yg dipelajari atau
kejadian yg mendukung.
• Bantuan yg diberikan untuk mengatasi
masalah seksual melibatkan proses
merubah perilaku mll intervensi langsung
tanpa perlu mengidentifikasi penyebab
Faktor Presipitasi
• Tdk dpt dipisahkan dr konsep diri atau
gambaran diri seseorang.
• Apabila terjadi suatu perubahan pd tubuh atau
emosi individu, akan menyebabkan suatu
perubahan dlm respon seksual individu pula.
• Faktor presipitasi meliputi:
1. Penyakit fisik dan emosional
2.Efek samping dari pengobatan
3.Kecelakaan atau pembedahan
4.Perubahan karena proses penuaan
Manifestasi klinik pd deviasi
seksual
1.Memperlihatkan alat kelamin kpd oranglain / asing
2.Getaran seksual pd kehadiran obyek yg tdk hidup
3.Menyentuh atau menggosokkan alat kelamin seseorang
terhadap orang yg tdk mengizinkan
4.Tertarik kpd atau melakukan tindakan seksual dg anak
prapubertas
5.Getaran seksual dg membuat penderitaan psikologis atau
fisik pd individu lain
6.Getaran seksual dg membuat penderitaan psikologis atau
fisik pd individu lain
8. Getaran seksual melalui mengamati
orang-orang yg tdk dicurigai baik yg
telanjang atau terlibat dlm aktivitas
seksual
9.Masturbasi yg seringkali disertai dg
aktivitas yg digambarkan saat mereka
melakukannya seorang diri
10.Individu tampak sekali distress dg
aktivitas ini
Pengkajian secara umum
• Kesadaran diri Perawat
Merupakan elemen terpenting, kesadaran
perawat akan dinilai dan perasaannya sendiri
• Faktor Perilaku
Homoseksual, biseksual dll
• Mekanisme koping
Fantasi, Denial, Rasionalisasi, Menarik diri
Diagnose Keperawatan
• Perubahan pola seksualitas berhub dg rasa
malu setelah masektomi, ditandai oleh tdk
adanya keinginan seks.
• Perubahan pola seksualitas berhub dg
ketidakmampuan utk mencapai orgasme,
ditandai oleh tdk adanya kepuasaan seksual.
• Perubahan pola seksualitas berhub dg konflik
perkawinan ditandai oleh tdk timbulnya gairah
pd saat pemanasan sebelum berhubungan intim
• Disfungsi seksual berhub dg meminum
alkohol yg berlebihan ditandai dg
ketidakmampuan untuk mempertahankan
ereksi.
• Disfungsi seksual berhub dg rasa takut
terhadap penetrasi, ditandai dg rasa sakit
ketika berhub intim
Diagnose Kep: Disfungsi seksual
• Intervensi Kep
1.Kaji riwayat seksual dan tingkat
kepuasaan dlm hub seksual sebelumnya.
2.Kaji persepsi pasien terhadap masalah
3.Bantu pasien menetapkan dimensi waktu
yg berhub dg masalah dan diskusikan apa
yg terjadi dlm situasi kehidupannya waktu
itu
4. Kaji alam perasaan dan tingkat energi
pasien
5.Tinjau aturan pengobatan dan observasi
efek samping
6.Anjurkan pasien untuk mendiskusikan
proses penyakit yg mungkin menambah
disfungsi seksual.
7. Dorong pasien untuk menanyakan hal-hal
yang berkenaan dg seksual dan fungsi yg
mungkin menyusahkan dirinya.
8.Buat rujukan ke terapis seks jika
dibutuhkan.
Implementasi
• Sesuai dengan intervensi keperawatan
Evaluasi
1. Pasien mampu menghubungkan faktor fisik
atau psikososial yg mengganggu fungsi
seksual.
2. Pasien mampu berkomunikasi dg
pasangannya ttg hub seksual mereka tanpa
merasa tdk nyaman
3. Pasien dan pasangannya mengatakan
keinginan dan hasrat utk mencari bantuan dan
terapis seks profesional
4. Pasien mengatakan kembali bahwa aktivitas
seksualnya ada pd tahap yg memuaskan
dirinya dan pasangannya.

Anda mungkin juga menyukai