Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PRAKTIKUM

“”The Effectiveness of The Eagle Kit To Prevent The Eyes from Exposure to UV Rays To”

Community Empowerment

OLEH:

KELOMPOK 2 GR-3B

Anggota

Aziz Nugraha 152111913133


Diah Putri Yuliantika 152111913152
Fitratun Nisa’ Ramdhania 152111913162
Ika Inanda Yusnia 152111913185
Riska Ayu Damayanti 152111913120
Ummul Azifatul Abidah 152111913163

PRODI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PRAKTIKUM


“The Effectiveness of the Eagle kit to prevent the eyes from exposure to UV

rays”

PROJECT COMMUNITY EMPOWERMENT

OLEH:
KELOMPOK 2 GR-3B
Anggota :

Aziz Nugraha 152111913133


Diah Putri Yuliantika 152111913152
Fitratun Nisa’ Ramdhania 152111913162
Ika Inanda Yusnia 152111913185
Riska Ayu Damayanti 152111913120
Ummul Azifatul Abidah 152111913163

Dosen Fasilitator

Hafna Ilmy Muhalla, S. Kep., Ns., M. Kep., Sp. Kep. M. B.


NIP.
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karenaatas
rahmat dan hidayat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal project guna memenuhi
salah satu tugas MK Keperawatan Medikal Bedah Praktikum dengan judul““The Effectiveness
of the Eagle kit to prevent the eyes from exposure to UV rays”.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Hafna Ilmy Muhalla, S. Kep., Ns., M. Kep.,
Sp. Kep. M. B, selaku dosen pengampu Mata Kuliah keperawatan medical bedah pratikum atas
materi pendukung dan bimbingan kepada kami.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa proposal ini masih terdapat kekurangan baik
dari segi penyusunan, bahasa, maupun pembahasan. Oleh karenaitu, dengan segala kekurangan
dalam proposal ini kami menerima segala kritikmaupun saran dari pembaca agar dapat kami
perbaiki dan kami jadikan pembelajaran kedepannya.

Gresik, 27 Oktober 2021

Tim Penyuluh
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


World Health Organization (WHO, 2010) menyatakan terdapat 285 juta jiwa penduduk di
dunia mengalami kelainan tajam penglihatan dan 39 juta penduduk mengalami kebutaan
(Nowak dan Smigielski, 2015). Kelainan tajam penglihatan merupakan masalah kesehatan
yang dialami setiap negara di dunia. Salah satu risiko yang meningkatkan angka kejadian
kelainan tajam penglihatan dan kebutaan pada mata adalah tumor mata. Tumor/kanker
merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal atau
terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat
menjalar ke tempat yang jauh dari asalnya yang disebut metastasis. Menurut data WHO
tahun 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta
kasus tahun 2012 dengan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi
8,2 juta pada tahun 2012 (Kemenkes RI,2014) . Kanker (tumor ganas) merupakan penyebab
kematian utama kedua yang memberikan kontribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat
penyakit tidak menular utama di dunia. Masalah penyakit kanker di Indonesia antara lain
hampir 70% penderita penyakit ini ditemukan dalam keadaan stadium yang sudah lanjut.
Mata sebagai indera yang menyebabkan manusia untuk melihat juga tidak terlepas dari
penyakit neoplasma (tumor) baik jinak maupun ganas. Walaupun frekuensinya kecil hanya
1% di antara penyakit keganasan lainnya,neoplasma pada mata merupakan masalah besar.
Tumor mata adalah tumor yang menyerang rongga orbita, sebagian merusak jaringan lunak
mata, saraf mata dan kelenjar air mata. Tumor mata jarang ditemukan dan dapat berasal dari
dinding orbita, isi orbita, sinus paranasalis, dan sekelilingnya. Tumor mata dapat menjadi
penyebab utama kehilangan ketajaman penglihatan dibanding penyakit mata lainnya serta
mengakibatkan cacat kosmetik dan kematian. Di Indonesia upaya, preventif dalam
pencegahan kanker mata masih belum dilakukan secara signifikan, masih banyak masyarakat
yang belum teredukasi dengan baik mengenai kanker mata. Oleh karena itulah, hal tersebut
yang melatarbelakangi kelompok kami melakukan kegiatan penyuluhan ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Ca limfoma intraocular ?
2. Apa saja klasifikasi dari Ca Limfoma Intraokular ?
3. Bagaimana etiologi dari Ca Limfoma Intraokular ?
4. Apa saja tanda dan gejala dari Ca Limfoma Intraokular ?
5. Apa manifestasi klinis dari Ca Limfoma Intraokular ?
6. Apa saja komplikasi dari Ca Limfoma IntraOkular ?
7. Bagaiman upaya pencegahan agar terhindar dari Ca Limfoma Intraokular ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari Ca Limfoma Intraokular
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari Ca Limfoma Intraokular
3. Untuk mengetahui penyebab dari Ca Limfoma Intraokular
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari Ca Limfoma Intraokular
5. Untuk mengetahu manifestasi klinis dari Ca Limfoma Intraokular
6. Untuk mengetahui upaya preventif dalam menjaga kesehatan mata, agar terhindar dari Ca
Limfoma Intraokular
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Ca Limfoma Intra Okular


Limfoma intraokular merupakan jenis limfoma mata yang paling umum terjadi. Limfoma
mata jenis ini dapat terjadi di area belakang mata (retina), cairan di dalam bola mata
(vitreus), atau saraf mata (Venkatesh, 2019). Umumnya, jenis ini termasuk ke dalam
kanker kelenjar getah bening, yaitu limfoma non-hodkin. Tekanan intraokular merupakan
tekanan dalam bola mata yang nilainya ditentukan oleh kecepatan pembentukan cairan
humor aqueous dan resistensi keluarnya dari mata. Peningkatan tekanan intraokular dapat
terjadi karena peningkatan produksi dari cairan humor aqueous atau karena gangguan
aliran keluar (karena kelainan sistem drainase sudut kamera anterior atau gangguan akses
humor aqueous ke sistem drainase) (Kumar, 2013).

2.2 Klasifikasi Ca Limfoma Mata

Limfoma mata atau limfoma okular terbagi dalam tiga jenis, yaitu:

 Limfoma Intraokuler
Limfoma intraokular merupakan jenis limfoma mata yang paling umum terjadi. Limfoma
mata jenis ini dapat terjadi di area belakang mata (retina), cairan di dalam bola mata
(vitreus), atau saraf mata. Umumnya, jenis ini termasuk ke dalam kanker kelenjar getah
bening, yaitu limfoma non-Hodkin (Mg Dade, 2015).
 Limfoma uveal
Limfoma uveal merupakan limfoma yang terjadi di uvea, yaitu lapisan tengah mata.
Limfoma uveal dapat menyerang bagian lapisan tengah mata yang terdiri atas selaput
pelangi mata (iris), lapisan pembuluh darah mata (koroid), dan jaringan ikat antara iris
dan koroid (badan siliar), (Longo, 2012).
 Limfoma adneksa
Limfoma adneksa okular merupakan jenis limfoma mata yang terjadi di luar permukaan
mata. Jenis ini dapat menyerang bagian rongga bola mata, lapisan permukaan mata
(konjungtiva), kelenjar air mata, dan kelopak mata.a ocular (Longo, 2015).
2.3 Etiologi Ca Limfoma Mata
Penyebab pasti dari limfoma Hodgkin (LH) hingga saat ini masih belum jelas diketahui
namun beberapa faktor, seperti paparan infeksi virus, faktor keluarga dan keadaan
imunosupresi diduga memiliki keterkaitan dengan terjadinya LH (Kumar, 2013). Pada
70% atau sepertiga dari kasus LH yang pernah dilaporkan di seluruh dunia menunjukkan
adanya keterlibatan infeksi virus Epstein Barr (EBV) pada sel Reed-Sternberg. Ekspresi
gen dari EBV diduga memicu terjadinya transformasi dan pemrograman ulang dari sel-B
limfosit menuju salah satu fenotif LH (Mg Dade, 2015). Pada saat terjadinya infeksi
primer, EBV akan masuk dalam fase laten di dalam memori sel-B limfosit sehingga EBV
mampu bertahan sepanjang masa hidup sel-B limfosit. EBV kemudian mengkode produk
gen EBNA-1 dan LMP-1 yang diduga berperan dalam proses transformasi memori sel-B
lim-fosit. Produk-produk gen ini bekerja pada jalur sinyal intraseluler di mana EBNA-1
bekerja secara langsung dengan memberikan umpan negatif pada ek-spresi gen penekan
tumor dan meningkatkan perkembangan tumor melalui umpan positif pada CCL22 yang
kemudian memromosikan aktivasi sel-B limfosit. Pada saat yang bersamaan, produk gen
LMP-1 meniru sinyal yang dihasilkan oleh CD40 yang bekerja untuk mengaktifkan jalur
sinyal NF-kB, p38, PI3K, AP1 dan JAK-STAT dalam memromosikan kelangsungan
hidup sel-B limfosit. Infeksi EBV juga diduga menjadi penyebab dari terjadinya mutasi
genetik pada gen Ig yang mengkode reseptor sel-B limfosit di mana EBV kemudian
mengkode gen LMP-2 yang mampu memrogram ulang sel-B limfosit matur menuju salah
satu fenotif LH dan mencegah terjadinya proses apoptosis melalui aktivasi sinyal
penyelamatan pada pusat germinal sel-B limfosit (Campo, 2016).

2.4 Tanda dan Gejal Limfoma Intraokular


Menurut (Matsuo T, 2019), Gejala limfoma intraokular umumnya berkembang dengan cepat.
Beberapa gejalanya adalah:
 Penglihatan kabur
 Terdapat garis atau bintik-bintik dalam pandangan (floaters)
 Penglihatan tidak tajam
 Mata merah
2.5 Manifestasi Klinik Ca Limfoma Intraokular
Menurut (Ansel, 2015), Kanker intraokuler memiliki manifestasi klinis, di antaranya:
 Gangguan penglihatan, misalnya: penglihatan kabur, penglihatan ganda (diplopia), dan
hilangnya sebagian atau seluruh penglihatan (visual loss);
 Perubahan posisi bola mata (juling/strabismus) atau mata yang bergerakgerak sendiri
(disorientasi visual);
 Perubahan bentuk, ukuran, dan warna pupil, misalnya mata kucing (auromatic cat’s eye)
pada retinoblastoma;
 Pembesaran bola mata;
 Mata merah yang tidak kunjung sembuh; dan • nyeri pada mata.

2.6 Komplikasi Pada Ca Limfoma Intraokular


Menurut (Zhang, 2017), Komplikasi limfoma mata dapat terjadi akibat pengobatannya atau
akibat kondisinya yang makin memburuk. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi yaitu:
 Katarak
 Ulkus kornea
 Glaukoma
 Peradangan pada saraf mata (neuritis optik)
 Kebutaan
 Perubahan pada struktur wajah
Limfoma mata juga dapat menyebar ke otak. Kondisi tersebut dapat menimbulkan
beberapa kondisi berikut:
 Pusing
 Mati rasa
 Kelemahan otot pada satu sisi tubuh
 Gangguan keseimbangan tubuh
 Penurunan fungsi otak
 Kejang
2.7 Upaya Pencegahan pada Ca Limfoma Intraokular

Limfoma mata dapat dihindari dengan cara menghindari faktor risikonya. Menurut (Wu, R,
2018), Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:

 Menghindari faktor risiko HIV/AIDS, seperti penggunaan obat terlarang, penggunaan


jarum suntik, dan berhubungan intim secara bebas tanpa pengaman
 Meminimalisir paparan sinar UV dan radiasi sinar biru media elektronik dengan ;
Menjaga jarak saat menonton TV, HP, laptop, computer, menggunakan sunscreen,
kacamata hitam, kacamata anti radiasi.
 Menerapkan pola makan sehat, bergizi lengkap dan seimbang
 Mengurangi konsumsi makanan cepat saji atau makanan olahan
 Menjaga berat badan agar tetap ideal
 Berolahraga secara rutin
 Tidak merokok

BAB III
RENCANA PROJECT

3.1 Desain, Lokasi, dan Waktu Penyuluhan


3.1.1 Desain Penyuluhan
Desain project kegiatan ini didesain seperti penyuluhan menggunakan metode
ceramah, video, dan alat peraga yang telah disiapkan.
3.1.2 Lokasi Penyuluhan
Lokasi penyuluhan dilaksanakan di lingkungan RT.02/RW.01, Desa Sumberrejo,
Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo.
3.1.3 Waktu Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan akan dilaksanakan pada tanggal Minggu, 30 Oktober 2022.

3.2
3.3 Jenis dan Sumber Data
Lampiran

SATUAN ACARA PEYULUHAN


(SAP) 
PENCEGAHAN KANKER MATA :
CA LIMFOMA INTRAOKULAR 

  Pokok Bahasan       : Kanker Mata (Ca Limfoma Intraokular)

Sasaran                   : Ibu rumah tangga 

Tempat : Lingkungan RT. 01/ RW.02, Desa SumberRejo, Kecamatan Wonoayu,


Kabupaten Sidoarjo

Hari/ Tanggal :Minggu, 31


Oktober 2022
  Waktu : 60 Menit
Metode                   : Ceramah, Demontrasi, dan Refleksi Materi 
Penyuluh               : Tim KMB Praktikum, Kelompok 2, Kelas Gresik 3-B

I.   TUJUAN

1.1 Tujuan Instruksional Umum


1.   Setelah  dilakukan  pendidikan  kesehatan,  para Ibu  diharapkan  dapat mengerti
dan memahami tentang  upaya pencegahan kanker mata.
2.   Setelah dilakukan pendidikan kesehatan ibu mampu melakukan upaya pencegahan
kanker mata.
1.2 Tujuan Instruksional  Khusus
Setelah diberikan penyuluhan klien maupun keluarga dan pengunjung mampu memahami
tentang :
a. Menjelaskan defenisi kanker mata
b. Menjelaskan tujuan pencegahan kanker mata
c. Menjelaskan manfaat menjaga kesehatan mata.
d. Menjelaskan dampak jika tidak menjaga kesehatan dengan baik
e. Menjelaskan kegiatan yang berbahaya yang dapat mengakibatkan kanker mata.
f. Menjelaskan upaya - upaya pencegahan kanker mata.

1.3    SASARAN
Sasaran dari penyuluhan ini adalah Ibu rumah tangga yang berada di Desa Sumberrejo,
RT.02 / RW.01, Kota Sidoarjo, Jawa Timur.

1.4    SUP POKOK BAHASAN

1. Definisi dari Ca limfoma intraocular 


2. Klasifikasi dari Ca Limfoma Intraokular 
3. Etiologi dari Ca Limfoma Intraokular 
4. Tanda dan gejala dari Ca Limfoma Intraokular 
5. Manifestasi klinis dari Ca Limfoma Intraokular 
6. Komplikasi dari Ca Limfoma IntraOkular 
7. Upaya pencegahan agar terhindar dari Ca Limfoma Intraokular  

1.3    METODE PEMBELAJARAN


Ceramah, Demonstrasi Tanya Jawab

1.4    MEDIA
LCD, Laptop, Hand Scoon, Alat peraga, dan Nursing Kit 
1.5    KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Peserta Metode Media
Pendahulua 5 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah
n menit 2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan dan
diri memperhatikan tanya
3. Menjelaskan tujuan3. Menjawab jawab
penyuluhan dan pokok pertanyaan
materi yang akan
disampaikan
4. Mengkaji
pengetahuan ibu
rumah tangga tentang
kanker mata
Penyajian 45 1.   Menjelaskan Mendengarkan dan Ceramah Laptop
menit materi memperhatikan dan
a.   Defenisi kanker penyampaian tanya
mata materi dan jawab
b.   Tujuan demonstrasi
pencegahan
kanker mata
c.   Manfaat menjaga
kesehatan mata
d.   Dampak jika
tidak menjaga
kesehatan mata
e.   Kapan waktu
cuci tangan
f. Enam langkah
cuci tangan
2.   Penyuluh
mencontohkan
cara mencuci
tangan yang benar
3.   Memberikan sesi
untuk bertanya
Penutup 10 1. Meminta peserta 1.   Mengajukan Tanya Leaflet
menit untuk menjelaskan pertanyaan jawab
kembali materi 2.  Menjawab pertaayaan
yang telah di yang diberikan oleh
berikan dengan penyuluh
singkat. 3.   Menjelaskan upaya
pencegahan dari
kanker mata secara
benar
4.   Membalas

2     MEDIA
 Laptop
 Leafled
 Alat Peraga (Gambar Anatomi Mata)

3 MATERI
(terlampir)

3 KRITERIA PEMANTAUAN
1. Pemantauan
a. Input
- Kegiatan penyuluhan dihadiri minimal oleh 10 peserta
- Media penyuluhan yang digunakan adalah Laptop, Alat peraga
(gambar) dan Leaflet
- Paket penyuluhan sesuai SPO dan Up to Date
- Waktu Kegiatan Penyuluhan adalah 30 menit
- Tempat penyuluhan adalah diruang penyuluhan
- Pengorganisasian penyuluhan disiapkan beberapa hari sebelum
kegiatan penyuluhan

b. Proses
- Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
- Tidak ada peserta yang meninggalkan kegiatan penyuluhan
- Narasumber menguasai materi dengan baik.

c. Output
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan
memahami materi penyuluhan

d. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada perubahan perilaku kesehatan
yang lebih baik

5 Evaluasi
Promosi Kesehatan mengenai edukasi mencegah kanker mata khususnya Ca Limfoma
Intraokular, dengan harapan masyarakat dapat mengetahui dan mampu mengimplementasikan
upaya -upaya pencegahan yang telah disampaikan dalam penyuluhan dengan baik, benar, dan
berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA

Matsuo, T. & Tanaka, T. (2019). Are There Primary Intraocular Lymphomas that do Not
Develop into Central Nervous System Lymphomas? Journal of Clinical and Experimental
Hematophatology, 59(4), pp. 168–74.

Venkatesh, R., et al. (2019) Primary Vitreoretinal Lymphoma: Prevalence, Impact, and
Management Challenges. Clinical Ophthalmology, 13, pp. 353–64.

Wu, R., et al. (2018). Primary Uveal Lymphoma Effectively Treated with Radiotherapy: A Case
Report and Literature Review. Journal of Southern Medical University, 38(4), pp. 371–4

Tang, L, Gu, C., & Zhang, P. (2017). Intraocular Lymphoma. International Journal of
Ophthalmology, 10(8), pp. 1301–7.

Nowak, M. S., & Smigielski, J. (2015). The prevalence and causes of visual impairment and
blindness among older adults in the city of Lodz, Poland. Medicine, 94(5).

EDISI, I. (2014). Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer.

Ansell SM. Hodgkin Lymphoma: Diagnosis and Treatment. Mayo Clin Proc. 2015;90(11):1574-
1583p.

Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbins Basic Pathology. Edisi 9. Philadelphia. W. B. Saunders
Company. 2013. 440-442p.

McDade L. Classical Hodgkin’s Lymphoma: Pathogenesis and Future Treatment Directions. Res
Medica. 2015;23(1):47-57p
Swerdlow S, Campo E, Pileri S, Harris N, Stein H, Siebert R et al. The 2016 revision of the
World Health Organization classification of lymphoid neoplasms. Blood. 2016;127(20):2375-
2390.

Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J. Harrison’s Principles of
Internal Medicine. Edisi 18. Amerika Serikat. McGrawHill Companies. 2012. 919-935p.

Anda mungkin juga menyukai