Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

“Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Penyakit Leukimia


Pada Anak”
Dosen Pembimbing:
Ns. Sari Anggela.,M.kep.,Sp.Kep.A

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

1. AMELIA PUTRI (P032114401003)


2. ANINDYA EKA MAHARANI (P032114401004)

D3 KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW. yang kita nanti-nantikan syafa’atnya diakhir nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan
Anak yang berjudul “ Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Penyakit Leukimia Pada Anak ”

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini mohon maaf sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada


dosen pembimbing mata kuliah ”Keperawatan Anak” yang telah membimbing dalam
penulisan makalah ini. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat,
Terimakasih.

Pekanbaru 3 September 2022

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................................2
1.3 Manfaat...........................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................4
2.1 Definisi Penyakit Leukimia Pada Anak..........................................................4
2.2 Etiologi penyakit leukimia..............................................................................5
2.3 Tanda dan Gejala Leukimia pada Anak..........................................................6
2.4 Patofisiologi (WOC).......................................................................................7
2.5 Pemeriksaan Penunjang..................................................................................8
2.6 Penatalaksanaan Medis...................................................................................9
2.7 Asuhan Keperawatan....................................................................................10
BAB III........................................................................................................................22
PENUTUP...................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan...................................................................................................22
3.2 Saran.............................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Leukemia merupakan kanker pada jaringan pembuluh darah yang sering


ditemui pada anak- anak disebabkan karena penyakit ganas dari sumsum tulang
dan sistem limfatik (Wong et al, 2009).

Leukemia Limfositik Akut (LLA) merupakan jenis leukemia dengan


karakteristik adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel patologis
darisistem limfopoetik yang mengakibatkan organomegali dan kegagalan
organ. LLA sering ditemukan pada anak- anak (82%) dari pada umur dewasa (18%).
Tanpa pengobatan sebagian anak-anak hidup 2-3 bulan setelah terdiagnosa
diakibatkan oleh kegagalan sumsum tulang (NANDA,2015). Berdasarkan laporan
World Health Organization (WHO) tahun 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7
juta kasus tahun 2008 jadi 14,1 juta kasus tahun 2012 dan kematian meningkat dari
7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Leukemia merupakan
jenis kanker yang paling sering pada anak dengan insiden 31,5% dari semua kanker
pada anak di bawah usia 15 tahun di Negara industry dan sebanyak 15,7% di Negara
berkembang, tipe leukemia yang paling sering pada anak-anak adalah Leukemia
Limfositik Akut (LLA), yang terjadi sekitar 80% dari kasus leukemia dan diikuti
hampir 20% dari Leukimia Mieloid Akut (LMA) (WHO,2009).

Data statistika LLA di peroleh pada tahun 2015 di Amerika Serikat


memperkirakan ada kasus baru yang di diagnosis Leukemia Limfositik Akut pada
anak usia 0-14 tahun sebanyak 45.270 kasus (American Cancer Society, 2015).

Menurut data National Cancer Institute pada tahun 2012. Kasus Leukemia
Limfositik Akut telah terjadi pada 47.150 orang. Leukemia adalah kanker yang

1
peling sering di temui pada anak-anak di Indonesia dengan persentasi 10,4%
leukemia adalah jenis kanker yng mempengaruhi sumsum dan tulang jaringan
getah bening. Semua kanker bermula di sel yang membuat darah dan jaringan
lainya (WHO, 2012).

Di Indonesia, saat ini terdapat sekitar 80.000.000 anak yang berumur di


bawah usia 15 tahun dan di perkirakan terdapat sekitar 3000 kasus LLA baru
setiap tahun nya (Rahimul, Syahrizal, Edi Setiawan, 2017). Menurut Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas), tahun 2013 di Indonesia, insiden kanker pada anak
usia kurang dari 1 tahun ( 0,3 %), usia 1-4 tahun (0,1%), usia 5-14 tahun (0,1%)
dan usia 4-24 tahun (0.6%). Di Indonesia leukemia merupakan kanker tertingi
pada anak sebesar 2,8 per 100.000 anak. kasus kanker pada anak-anak mencapai
4,7% dari kanker pada semua umur (Kemenkes RI, 2013).

1.2 Tujuan

1. Apa yang dimaksud dengan leukimia?


2. Apa etiologi dari penyakit leukimia?
3. Apa saja tanda dan gejala dari penyakit leukimia?
4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit leukimia?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari penyakit leukimia?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis dari penyakit leukimia?
7. Bagaimana asuhan keperawatan dari penyakit leukimia?

1.3 Manfaat

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit leukimia.


2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit leukimia.
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit leukimia.
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit leukimia.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakit leukimia.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dari penyakit leukimia.

2
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari penyakit leukimia.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyakit Leukimia Pada Anak

Leukemia pada anak adalah tipe kanker yang paling sering diderita
oleh anak-anak. Anda mungkin lebih mengenal dengan istilah kanker darah.
Sel darah putih yang tidak normal terbentuk di sumsum tulang. Sel-sel ini
kemudian menyebar di peredaran darah dan mengelilingi sel yang sehat, dan
meningkatkan risiko infeksi serta masalah kesehatan lainnya.Walaupun
sepertinya menyeramkan ketika mendengar kata leukemia pada anak,
sebagian besar anak-anak dan remaja yang mengalami leukemia dapat
diobati.Bila pengobatan berjalan lancar, angka kesembuhan leukemia pada
anak cukup tinggi, yaitu 90 persen.Terdapat beberapa tipe leukemia pada
anak. Jenis kanker darah yang paling sering terjadi adalah acute lymphocytic
leukemia (ALL) dan acute myeloid leukemia (AML). Sementara jenis yang
kronis sangat jarang dialami oleh anak-anak.

Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di
sumsum tulang belakang, yang menyebabkan proliferasi salah satu jenis darah
putih dengan menyingkirkan jenis sel lain (Corwin, 2008).

Leukemia tampak merupakan penyakit klonal, yang berarti satu sel


kanker abnormal berproliferasi tanpa terkendali, mwngghasilkan sekelompok
sel anak yang abnormal. Sel- sel ini menghambat sel darah lain di sumsum
tulang utnuk berkembang secara normal, sehingga mereka tertimbun di
sumsum tulang. Karena faktor-faktor ini, leukemia disebut gangguan
akumulasi sekaligus gangguan klonal. Pada akhirnya, sel-sel leukemia
mengambil alih sumsum tualng, sehingga menurunkan kadar sel-sel

4
nonleukemik di dalam darah yang merupakan penyebab berbagai gejala
umum leukemia (Corwin, 2008).

Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam
jaringan pembentukan darah. (Suardi, 2006). Leukemia, artinya “darah putih”,
adalah proliferasi neoplastik satu sel tertentu (granulosit, monosit, limfosit,
atau megakariosit). Defek deperkirkan berasal dari stkd ckhh hematopoetik.
(Arif Mutaqin, 2009). Leukemia adalah penyakit keganasan pada jaringan
hematopoietik yang ditandai dengan penggantian elemen sumsum tulang
normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik.

2.2 Etiologi penyakit leukimia

1. Faktor Eksogen
a. Radiasi, khususnya yang mengenai sumsum tulang, kemungkinan
leukemia meningkat pada penderita yang diobati dengan radiasi atau
kemoterapi.
b. Zat kimia, seperti benzene, arsen, kloramfenikol, fenilbutazone, dan
agen anti neoplastik. Terpapar zat kimia dapat menyebabkan displasia
sumsum tulang belakang, anemia aplastik dan perubahan kromosom
yang akhirnya dapat menyebabkan leukemia.
c. Infeksi virus, pada awal tahun 1980 diisolasi virus HTLV-1 (Human T
Leukemia Virus )dari leukemia sel T manusia pada limfosit seorang
penderita limfoma kulit dan sejak itu diisolasi dari sample serum
penderita leukemia sel T.
2. Faktor Endogen
a. Bersifat herediter, insiden meningkat pada beberapa penyakit herediter
seperti sindrom down mempunyai insiden leukemia akut 20x lipat dan
riwayat leukemia dalam keluarga. insiden leukemia lebih tinggi dari

5
saudara kandung anak-anak yang terserang, dengan insiden yang
meningkat sampai 20% pada kembar monozigot.
b. Kelainan genetic, mutasi genetic dari gen yang mengatur sel darah
yang tidak diturunkan.

2.3 Tanda dan Gejala Leukimia pada Anak

Leukemia atau yang biasa kita kenal dengan kanker darah


merupakan salah satu kelainan darah dimana sumsum tulang
menghasilkan sel darah putih terlalu banyak dan abnormal. Sel yang
abnormal ini mendominasi dan dapat merusak sumsum tulang untuk
memproduksi sel-sel darah merah sehingga menyebabkan kondisi
kekurangan sel darah merah/ anemia serta kekurangan trombosit. Sel
leukemia ini dapat menyebar ke kelenjar getah bening ataupun organ lain
sehingga menyebabkan nyeri serta pembengkakan. Dikutip dari
pernyataan salah satu dokter spesialis anak di bagian Hemato Onkologi
Anak, dr. Alexandra Pangarso, Sp.A, “Penyebab leukemia pada anak
adalah mutasi genetik”. Berdasarkan jenis sel darah putih leukemia
dibedakan menjadi jenis mieoblastik dan limfoblastik. Jenis kanker yang
paling sering terjadi pada anak adalah leukemia yaitu 30% serta paling
banyak ditemui pada anak usia 2-6 tahun. Tanda dan gejala yang sering
ditemuin adalah :
 Kelelahan atau merasa lemah.
 Kulit pucat.
 Mudah berdarah atau memar.
 Anak sesak napas atau mengalami masalah pernapasan.
 Sering mengalami infeksi.
 Demam pada anak.
 Anak mengalami nyeri sendi atau tulang.

6
 Pembengkakan dan sakit di perut anak.
 Nafsu makan anak menurun.
 Berat badan anak menurun.
 Pembengkakan kelenjar getah bening di leher, selangkangan, atau
bagian tubuh lain.
 Anak pusing atau sakit kepala.

2.4 Patofisiologi (WOC)

Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah
(RBC) dan leukosit atau sel darah putih (WBC) serta trombosit atau

7
platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh dari sel batang tunggal yang
terdapat pada seluruh sumsum tulang, Sel batang dapat dibagi ke dalam
lymphoid dan sel batang darah (myeloid), dimana pada kebalikannya
menjadi cikal bakal sel yang terbagi sepanjang jalur tunggal khusus.
Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi di dalam sumsum
tulang tengkorak, tulang belakang., panggul, tulang dada, dan pada
proximal epifisis pada tulang-tulang yang panjang.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan
kematangan lemah dan pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam
sumsum tulang. Biasanya dijumpai tingkat pengembangan lymphoid yang
berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang sangat mentah hingga
hampir menjadi sel normal. Derajat kementahannya merupakan petunjuk
untuk menentukan/meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah
tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukositosis, kadang-
kadang leukopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil seringkali rendah,
demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan
sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel blas yang dominan.
Pematangan limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten, kemudian sel
stem limfoid, pre pre-B, early B, sel B intermedia, sel B matang, sel
plasmasitoid dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari sel stem
pluripoten, berkembang menjadi sel stern limfoid, sel timosit imatur,
cimmom thymosit, timosit matur, dan menjadi sel limfosit T helper dan
limfosit T supresor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat
ekstramedular sehingga anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe
dan hepatosplenomegali. Sakit tulang juga sering dijumpai. Juga timbul
serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala, muntah-muntah,
"seizures" dan gangguan penglihatan.

8
2.5 Pemeriksaan Penunjang

1. Darah tepi
Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan
gambaran darah tepi monoton terdapat sel blast, yang merupakan gejala
patogenamik untukleukemia.
2. Sum-sum tulang
Dari pemeriksaan sum-sum tulang akan ditemukan gambaran yang
monoton yaitu hanya terdiri dari sel lomfopoetik patologis sedangkan
sistem yang lain terdesak.
3. Pemeriksaan lain : Biopsi Limpa.
Peningkatan leukosit dapat terjadi (20.000-200.000 / µl) tetapi dalam
bentuk sel blast / sel primitive (NANDA, 2015)

2.6 Penatalaksanaan Medis

Pengobatan pada anak dengan LLA tergantung pada gejala, umur,


kromosom dan tipe penyakit, pengobatan LLA yang utama adalah
kemotrapi terdiri dari 6 fase yaitu:
1. Fase induksi Terjadinya pengurangan secara lengkap dan pengurangan
lebih 50% sel leukemia pada sumsung tulang yang disebut dengan
remisi.
2. Terapi profilatik Berfungsi untuk mencegah sel leukemia masuk
kedalam sistem saraf pusat.
3. Terapi konsolidasi Membasmi sisa sel leukemia di ikuti dengan terapi
intensifikasi lanjutan untuk mencegah resistensi sel leukemia.
4. Kemoterapi Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun
tidak semua fase di gunakan.
5. Radioterapi Radiotrapi menggunakan sinar berenerfi tinggi untuk
membunuh se-sel leukemia .

9
6. Transplantasi sum-sum tulang Transplantasi sum-sum tulang
dilakukan untuk mengganti sum-sum tulang yang rusak karena dosis
tinggi kemoterapi atau radiasi (penyinaran). Selain itu transplantasi
sum-sum tulang berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak
karena kanker (NANDA, 2015).

2.7 Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Muh Yusuf
No. Rekam Medis : 897568
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tgl/ Umur : 14 Juni 2006 ( 13 tahun )
Alamat : Kolaka
Rujukan dari : RSUD. BAHTERAMAS
Diagnosa : Akut Leukimia Limfoblastik
Keluarga yang dihubungi : Ny“ W ”
Transportasi waktu datang : Mobil
Keluhan utama : Sesak
Anamnesa terpimpin : Sesak sudah dialami 2 bulan sebelum
masuk RS.
Riwayat Penyakit Sekarang : Sesak napas ada, pola napas 32x/mnt,
penggunaan otot bantu pernapasan, pasien nampak lemah, ada nyeri
suprapubis, ada nyeri pada persendian

2. Riwayat Kesehatan
S : Sign/symptoms (tanda dan gejala): Pada saat pengkajian pasien
mengeluh sesak napas, nyeri pada daerah persendian. Keadaan umum
pasien lemah, nasal kanul 4 liter/menit

10
A : Allergies (alergi) : Pasien mengatakan tidak ada alergi obat dan
makanan.
M : Medications (pengobatan) Infus ringer laktat 18 tpm
P : Past medical history (riwayat penyakit) riwayat muntah ada dialami
sejak 12 jam yang lalu
L : Last oral intake (makanan yang dikonsumsi terakhir, sebelum
sakit): Pasien mengatakan hanya mengomsumsi nasi,sayur, ikan.
E : Event prior to the illnesss or injury (kejadian sebelum injuri/sakit):
Persendian terasa sakit, sesak napas.

3. Riwayat penyakit dahulu


Biasanya mengalami demam yang naik turun, gusi berdarah,
lemas dan dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat karena belum
mengetahui tentang penyakit yang diderita.

4. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80mmHg
Nadi : 107x/menit
Pernapasan : 32x/menit
Suhu : 36,50C

5. Pemeriksaan fisik ( Head to toe )


Kepala:
a) Kulit kepala: kulit kepala tampak bersih dan tidak ada ketombe
b) Mata: konjungtiva anemis, tidak ada cidera pada kornea dan pupil
isokor
c) Telinga: simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya serumen
d) Hidung: I. Mukosa hidung: tampak bersih, tidak ada benjolan pada
hidung II. Septum: berada ditengah
e) Mulut: mukosa mulut lembab, tidak ada bau mulut

11
f) gigi: gigi klien tampak bersih:
g) Tonsil: T1 ( normal ) h) Waja: Ekspresi wajah pasien tampak
murung

Leher: tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.

Dada/ thoraks
a) Inspeksi : Postur dada tampak simetris, pasien tampak
menggunakan otot bantu pernapasan, ekspansi paru tidak maksimal
b) Palpasi: vocal fremitus
c) Perkusi: Redup/redup
d) Auskultasi: vesikuler Jantung

Abdomen
a) Inspeksi : tidak ada pembesaran abdomen
b) Auskultasi : peristaltic usus 18x /menit
c) Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
d) Perkusi : terdengar bunyi tympani

6. Manifestasi dari hasil pemeriksaan


Biasanya di tandai dengan pembesaran sum-sum tulang dengan sel-sel
leukemia yang selanjutnya menekan fungsi sum-sum tulang, sehingga
menyebabkan gejala seperti dibawah ini.
 Anemia
Ditandai dengan penurunan berat badan, kelelahan, pucat, malaise,
kelemahan, dan anoreksia.
 Trombositopenia Ditandai dengan perdarahan gusi, mudah memar,
dan petekie.
 Netropenia Ditandai dengan demam tanpa adanya infeksi,
berkeringat di malam hari

12
b. Analisis Data

N Data Masalah Keperawatan


O

1 DS: POLA NAPAS TIDAK


a. Pasien mengatakan EFEKTIF
mengalami sesak sudah
sejak 2 bulan yang lalu.

DO:

a. Pernapasan 32kali/mnt
b. Pasien tampak sesak.
c. Tampak pasien
menggunaan otot bantu
pernapasan.
d. Saturasi 02 : 99 %
e. Suara napas: Vesikuler.
f. HGB : 10,9 Gr/dl

2 DS:
a. Pasien mengatakan nyeri
pada persendiannya
b. Pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan sudah

13
sejak 2 bulan yang lalu
c. Pencetus:Proses penyakit
Qualitas: Tertusuk-tusuk NYERI AKUT
Regio: Pada persendian
Time: Hilang timbul

DO:

a. Ekpresi wajah pasien


tampak murung.
b. Pasien tampak
menunjukan area nyeri
c. Skala: 2 ( ringan/NRS )

3 DS:
a. Pasien mengatakan mudah
lelah ketika beraktifitas
b. Pasien mengatakan segala
INTOLENRASI
kebutuhan dibantu oleh
AKTIFITAS
keluarga

DO:

a. Keadaan umum lemah


b. Ambulasi di bantu oleh
keluarga
c. HGB : 10,9 Gr/dl

c.Diagnosa Keperawatan

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan


antara suplai dan kebutuhan oksigen.

14
2. Nyeri akut berhubungan dengan akibat efek fisiologis dari
Leukimia.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

d. Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI


HASIL ( NOC ) ( NIC )
1 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan a. Monitor Frekuensi,
berhubungan dengan keperawatan 1 x 6 jam irama, dan usaha bernapas
ketidakseimbangan diharapkan pola napas b. Monitor pola napas
antara pasien efektif yang ditandai (bradipnea, takipnea,
suplai dan kebutuhan dengan indikator sebagai hiperventilasi, kusmaul,
oksigen. berikut: cheyne stokes, biot)
a. Dispnea berkurang dari c. Posisikan pasien untuk
DS: cukup berat ( 4 ) menjadi memaksimalkan ventilasi.
a. Pasien mengatakan ringan ( 2 ). d. Auskultasi bunyi napas
mengalami sesak sudah b. Suara auskultasi nafas e. Kolaborasi pemberian
sejak 2 bulan yang lalu. vesicular dan tidak ada bunyi terapi O2
napas tambahan.
DO: c. Tidak ada penggunaan
a. Pernapasan otot bantu pernapasan
32kali/mnt. berkurang
b. Pasien tampak sesak. d. Pola napas normal
c. Tampak pasien (eupnea)
menggunaan otot bantu
pernapasan.
d. Saturasi 02 : 99 %
e. Suara napas:
Vesikuler.
2 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan a. Observasi reaksi

15
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 6 nonverbal dari
akibat efek fisiologis jam, maka diharapkan nyeri ketidaknyamanan.
dari leukemia. yang dirasakan pasien b. Lakukan pengkajian
berkurang yang ditandai nyeri secara komprehensif
DS: dengan indikator: termasuk lokasi,
1. Pasien mengatakan a. Melaporkan nyeri karakterisitik, durasi,
nyeri pada berkurang dari skala 2 frekuensi, kualitas dan
persendiannya ( Ringan ) menjadi skala 1 faktor presipitasi.
2. Pasien mengatakan (ringan). c. Ajarkan teknik non
nyeri yang dirasakan b. Memperlihatkan tehnik farmakologis : tekni
sudah sejak 2 bulan relaksasi secara individual relaksasi napas dalam, dan
yang lalu yang efektif distraksi
3. Pencetus:Proses c. Mampu mengontrol nyeri
penyakit Qualitas: (tahu penyebab nyeri,
Tertusuk-tusuk Regio: mampu menggunakan teknik
Pada persendian Time: nonfarmakologi untuk
Hilang timbul mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
DO: d. Melaporkan bahwa nyeri
a. Ekpresi wajah pasien berkurang dari skala 2
tampak murung. ( ringan ) menjadi skala
b. Pasien tampak 1( ringan ).
menunjukan area nyeri
c. Skala: 2 ( ringan/NRS
)
3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan a. Kaji tingkat kemampuan
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 6 pasien untuk melakukan
kelemahan jam, maka diharapkan ambulasi dan berpindah
DS: intolerasi aktivitas yang posisi
a. Pasien mengatakan dirasakan pasien bisa b. Hindari penggunaan

16
mudah lelah ketika berkurang yang ditandai kasur yang berstekstur
beraktifitas dengan indikator: keras
b. Pasien mengatakan a. Pasien mampu bergerak c. Bantu kebutuhan pasien
segala kebutuhan dengan mundah untuk alatalat kebersihan
dibantu oleh keluarga b. Terjadi peningkatan diri, berpakaian, toileting,
aktivitas fisik pada pasien dan makan.
DO: c. Pasien dapat melakukan d. Gunakan alat ditempat
a. Keadaan umum aktivitas mobilitas secara tidur untuk melindungi
lemah mandiri pasian.
b. Ambulasi di bantu d. Pasien menyatakan
oleh keluarga kanyamanan terhadap
kemampuan untuk
melakukan ADLs
e. Dapat melalukan ADLs
tanpa bantuan.

e. Implementasi dan Evaluasi


No Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 Ketidakefektifan a. Memonitor Frekuensi, irama, S:
pola napas
dan usaha bernapas Hasil: 1. Pasien mengatakan
1. Frekuensi napas : 32x/mnt masih merasa sesak
2. Irama napas: Tidak teratur O:
3. Suara napas : Vesikuler 1. Pasien tampak sesak
4. Saturasi O2 : 99% 5. Usaha 2. Tampak pada saat
bernapas : Spontan bernapas pasien
menggunakan otot bantu
b. Memonitor pola napas pernapasan.
(bradipnea, takipnea, 3. Pernapasan 26x/mnt
hiperventilasi, kusmaul, cheyne 4. Irama napas: Tidak

17
stokes, biot) Hasil : teratur
1. Takipnea 5. Nasal kanul: 4
2. Menggunakan otot bantu liter/menit
pernapasan A:
3. Pernapasan dada Pola napas tidak efektif
yang dialami pasien belum
c. Memposisikan pasien untuk teratasi
memaksimalkan ventilasi.
Hasil: P: Lanjutkan intervensi
1. Pasien merasa nyaman 1. Monitor Frekuensi,
dengan posisi yang diberikan. irama, dan usaha bernapas
2. Monitor pola napas
d. Mengauskultasi bunyi napas (bradipnea, takipnea,
Hasil : hiperventilasi, kusmaul,
1. Suara napas vesikuler cheyne stokes, biot)
3. Posisikan pasien pada
e. Kolaborasi pemberian terapi posisi semi fowler 4.
O2 Nasal kanul. Hasil: Auskultasi bunyi napas
1. Diberikan Nasal Kanul 5. Kolaborasi pemberian
4L/mnt terapi O2
2 Nyeri akut a. Mengobservasi reaksi S:
nonverbal dari 1. Pasien mengatakan
ketidaknyamanan. nyeri yang dirasakan sudah
Hasil: berkurang
1. Ekspresi wajah pasien 2. Pencetus: Proses
tampak murung. penyakit Qualitas:
tertusuk-tusuk Regio:
b. Melakukan pengkajian nyeri persendian
secara komprehensif termasuk
lokasi, karakterisitik, durasi, O:

18
frekuensi, kualitas dan faktor 1. Tampak pasien
presipitasi. Hasil: memegang area nyeri
1. Pencetus:Proses penyakit 2. Pasien tampak
2. Qualitas: Tertusuk-tusuk menggunakan tehnik
3. Regio: Pada persendian rileksasi napas dalam dan
4. Time: Hilang timbul distraksi ketika nyeri
5. Skala: 2 ( ringan ). muncul.
3. Skala : 1 ( ringan /
c. Mengajarkan teknik non NRS ).
farmakologis : tekni relaksasi
napas dalam, dan distraksi. A:
Hasil: Nyeri yang dirasakan
1. Pasien tampak menggunakan pasien teratasi
tehnik non farmakologi seperti: P : Pertahankan
ketinya nyerinya datang pasien Intervensi
menggunakan rileksasi napas 1. Observasi reaksi
dalam dan berbincang-bincang nonverbal dari
dengan keluarganya. ketidaknyamanan.
2. Lakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi,
karakterisitik, durasi,
frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi
3 Intoleransi aktifitas a. Mengkaji tingkat S:
kemampuan pasien untuk 1. Pasien mengatakan
melakukan ambulasi dan masih butuh bantuan
berpindah posisi Hasil: keluarga untuk
1. Pasien mengatakan memenuhi
membuntuh bantuan keluarga kebutuhannya

19
ketika ingin pindah dari suatu
tempat ke tempat yang lain. O:
2. Pasien mengatakan dapat 1. Keadaan umun lemah
melalukan secara mandiri 2. Tampak pasien
dalam menguba posisi mengubah satu posisi ke
posisi yang lain tanpa
b. Menghimdari penggunaan dibantu oleh keluarga
kasur yang berstekstur keras 3. Ambulasi masih dibantu
Hasil: oleh keluarga
1. Tampak pasien
menggunakan tempat tidur A:
yang tidak keras. Intoleransi aktivitas yang
di alami oleh pasien belum
c. Membatu kebutuhan pasien teratasi
untuk alat-alat kebersihan diri, P : Lanjutkan Intervensi
berpakaian, toileting, dan 1. Kaji tingkat kemampuan
makan. Hasil: pasien untuk melakukan
1. Tampak pasien dibantu oleh ambulasi dan berpindah
keluarga untuk mandi. posisi
Berpakaian, toileting dan 2. Himdari penggunaan
makan. kasur yang berstekstur
keras
d. Menggunakan alat ditempat 3. Bantu kebutuhan pasien
tidur untuk melindungi pasian. untuk alat-alat kebersihan
Hasil: diri, berpakaian, toileting,
1. Tampak kedua sisi dan nakan.
pengangan tempat tidur 4. Gunakan alat ditempat
terkunci tidur untuk melindungi
2. Tampak keluarga pasian.
memperbaiki ketika sala satu

20
sisi pengaman tempat tidur
tidak digunakan,.

BAB III

PENUTUP

21
3.1 Kesimpulan

Leukimia adalah suatu penyakit keganasan yang dikarenakan adanya


abnormalitas gen pada sel hematopoetik sehingga menyebabkan poliferasi klonal
dari sel yang tidak terkendali, dan sekitar 40% leukimia terjadi pada anak
( Widagdo, 2012 di kutip oleh Rahmadina, 2018 ).

Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan bentuk leukemia yang


paling lazim dan paling umum dijumpai pada anak yaitu terhitung sekitar 74%
( ACS, 2018 dikutip dalam Wulandari, 2018 ).

3.2 Saran

1. Bagi tenaga kesehatan


Diharapkan agar tenaga kesehatan mampu meningkatkan keterampilan dalam
proses penegakan asuhan keperawatan, serta selalu menambah ilmu dan
wawasan dalam mewujudkan pelayanan keperawatan yang maksimal dan
mempu menjadi educator yang baik bagi pasien dan juga keluarga.
2. Bagi masyarakat
Diharapkan Karya Ilmia Akhir ini dapat memberikan gambaran betapa
pentingnya penanganan Leukimia yang tepat melalui pemberian Asuhan
Keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

22
David, G. (2020). Acute lymphoblastic leukemia. The pharmacogenomics journal,,
77–89.
Herdin. (2017). . IlmuPenyakitDalam. Jakarta: PTRinekaCipta.
Indonesia., K. (2017). ProfilKesehatan Indonesia . Jakarta: KementrianKesehatan RI.
Kozier. (2018). fundamental keperawatan (konsep, proses, danpraktik). Jakarta:
EGC.
Lanzkowsky P. (2019). Leukemias. Manual of pediatric hematology and oncology.
Elsevier academic press., 65-518.
Nic-Noc., N. (2015). AsuhanKeperawatanKeperawatanPraktis. Jogja : Media Action.
Nursalam. (2017). AsuhanKeperawtanBayidanAnak (UntukPerawatandanAnak),.
Jakarta: SalembaMedika.

23

Anda mungkin juga menyukai