Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS PADA SISTEM

HEMATOLOGI : LEUKEMIA

Disusun Oleh :
Novita Sari (21010072)

Dosen Pembimbing :
Ns. Anita Tiara, M. Kep

PROGRAM STUDI ILMU SARJANA KEPERAWATAN


STIKes MEDIKA SEURAMOE BARAT
MEULABOH 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmad dan karunia sehingga penulis masih bisa menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Adapun judul makalah ini adalah “Asuhan Keperawatan
Teoritis Pada Sistem Hematologi: Leukemia” yang merupakan salah satu syarat
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa di program studi
ilmu keperawatan STIKes Medika Seramoe Barat.

Rasa terimakasih saya ucapkan kepada dosen mata kuliah ibu Ns. Anita
Tiara,M.Kep yang telah memberikan kesempatan kepada saya. Saya berharap
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, namun tidak lepas dari itu, saya
memahami makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga saya berharap
kritikan dan saran yang bersifat membangun demi terwujudnya makalah yang lebih
baik selanjutnya.

Meulaboh, 11 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

BAB II TINJUAN TEORITIS ................................................................... 3


2.1 Defenisi Leukemia ............................................................................... 3
2.2 Etiologi Leukemia ............................................................................... 4
2.3 Manifestasi Leukemia.......................................................................... 5
2.4 Klasifikasi Leukemia ........................................................................... 6
2.5 Patofisiologi Leukemia ........................................................................ 7
2.6 Pathway Leukemia ............................................................................ 10
2.7 Komplikasi Leukemia........................................................................ 11
2.8 Pemeriksaan Penunjang Leukemia ................................................... 11
2.9 Penatalaksanaan Leukemia ................................................................ 12

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS................................. 13


3.1 Pengkajian Keperawatan ................................................................... 13
3.2 Diagnosa Keperawatan ...................................................................... 14
3.3 Perencanaan Keperawatan ................................................................. 14
3.4 Implementasi Keperawatan ............................................................... 14
3.5 Evaluasi Keperawatan ....................................................................... 14

BAB IV PENUTUP .................................................................................... 15


4.1 Kesimpulan ........................................................................................ 15
4.2 Saran .................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 16


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Leukimia atau yang dikenal sebagai kanker darah merupakan keganasan
yang menyerang jaringan pembentuk darah atau yang dikenal sebagai sumsum
tulang. Leukimia dapat menyerang semua jenis usia dengan isidensi yang
paling sering terjadi adalah pada anak. Dari semua jenis kanker pada anak -
anak, leukimia merupakan jenis kanker yang terjadi sekitar 29% pada anak-
anak yang berusia 0-14 tahun. Sebagian besar leukimia yang dialami oleh anak
adalah yaitu leukimia limfoblastik akut (LLA). Leukimia limfoblastik akut
(LLA) merupakan bentukleukimia yang paling lazim dan paling umum
dijumpai pada anak yaitu terhitung sekitar 74% (Ratih, 2020).
Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi leukemia di
seluruh dunia pada tahun 2020 terdapat 437.033 kasus, yaitu terdiri dari pria
249.454 kasus dan wanita 187.579 kasus. Jumlah kasus dan kematian akibat
dari leukemia pada 5 tahun terakhir yaitu 1.1 juta kasus dan 309.006 kematian
pada tahun 2018, menempati urutan 10 besar penyakit kanker dengan kematian
tertinggi di dunia. Angka kejadian leukemia tertinggi di Asia dengan
persentase 48,7% sebanyak 561.322 kasus (WHO, 2020).
Sedangkan insiden kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya
dari 1,4% kasus pada tahun 2013 menjadi 1,8% pada tahun 2018 dan
136,2/100.000 kasus pada tahun 2019. Angka kejadian kanker tertinggi adalah
di provinsi DI Yogyakarta dengan 4,86/1000 penduduk, diikuti oleh Sumatera
Barat dengan 2,47/1000 penduduk dan Gorontalo dengan 2,44/1000 penduduk.
DiAsia Tenggara, Indonesia memiliki tingkat kasus kanker tertinggi ke-8 dan
tingkat kasus kanker tertinggi ke-23 di Asia (Kemenkes, 2019).
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Leukemia ?
1.2.2 Bagaimana etiologi pada Leukemia ?
1.2.3 Apa saja manifestasi klinis Leukemia ?
1.2.4 Bagaimana klasifikasi Leukemia ?

1
1.2.5 Apa saja patofisiologis Leukemia ?
1.2.6 Bagaimana pathway Leukemia ?
1.2.7 Apa saja komplikasi Leukemia ?
1.2.8 Bagaimana pemeriksaan penunjang pada Leukemia ?
1.2.9 Apa saja penatalaksanaan Leukemia ?
1.2.10 Bagaiamana asuhan keperawatan secara teoritis ?
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui defenisi Leukemia
1.3.2 Mengetahui etiologi Leukemia
1.3.3 Mengetahui manifestasi klinis Leukemia
1.3.4 Mengetahui Klasifikasi Leukemia
1.3.5 Menjelaskan patofisiologis Leukemia
1.3.6 Mengetahui pathway Leukemia
1.3.7 Menjelaskan komplikasi Leukemia
1.3.8 Mengetahui pemeriksaan penunjang
1.3.9 Mengetahui penatalaksanaan
1.3.10 Mengetahui asuhan keperawatan secara teoritisis

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Leukemia
Salah satu kanker yang berkembang dari sel pembentuk darah dalam
sumsum tulang di sebut juga dengan leukemia. Penyakit ini banyak terjadi pada
kelompok dewasa dan anak, dimana perubahan dalam pengaturan sel-sel yang
berproliferasi secara normal mengarah pada pembentukan sel-sel puncak
hematopoetik di sumsum tulang. Leukemia limfoblastik akut, leukemia
myeloid akut, leukemia limfositik kronis, dan leukemia myeloid kronis adalah
empat subtipe leukemia yang telah diindentifikasi (Delinda et al., 2023).
Penyakit leukimia atau lebih tepatnya leukemia adalah kanker darah
akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal. Leukemia
dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. Sel darah putih merupakan
bagian dari sistem kekebalan tubuh yang diproduksi di dalam sumsum tulang.
Ketika fungsi sumsum tulang terganggu, maka sel darah putih yang dihasilkan
akan mengalami perubahan dan tidak lagi menjalani perannya secara efektif
(Borrego, 2021).
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari
sumsum tulang, ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih dengan manifestasi
adanya sel-sel abnormal dalam darah tepi. Leukemia akut dibagi atas leukemia
limfositik akut (LLA) dan leukemia myelositik akut (LMA). Menurut
Surveillance, Epidemiology, and End Result Program (SEER) tahun 2011-
2015, terdapat kasus baru sebanyak 4,7 per 100.000 anak pertahun dengan
angka kematian sebesar 0,6 per 100.000 anak pertahun. Berdasarkan angka
kasus baru pada leukemia dibandingkan dengan jenis kanker lain pada anak,
leukemia menjadi kanker yang paling sering dijumpai pada anak-anak dengan
persentase 26,1% mewakili seluruh kasus kanker pada anak. Leukemia
limfositik akut memiliki persentase 25% - 30% dari semua kanker pada anak,
sedangkan leukemia myeloid akut memiliki persentase 20% dari leukemia
pada anak (Liem et al., 2019).

3
2.2. Etiologi Leukemia
1. Radiasi Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas
dapat menyebabkan leukemia. Berdasarkan laporan riset menunjukkan
bahwa :
1) Para pegawai radiologi berisiko untuk terkena leukemia.
2) Pasien yang menerima radioterapi berisiko terkena leukemia.
3) Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom
Hiroshima dan Nagasaki di Jepang.
2. Faktor Leukemogenik Terdapat beberapa zat kimia yang dapat
mempengaruhi frekuensi leukemia
1) Zat-zat kimia (misal benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol,
fenilbutazon) diduga dapat meningkatkan risiko terkena leukemia.
Benzena telah lama dikenal sebagai karsinogen sifat
karsinogeniknya menyebabkan leukemia, benzena diketahui
merupakan zat leukomogenik untuk.
2) Bahan kimia industri seperti insektisida dan Formaldehyde.
3) Obat untuk kemoterapi : pasien-pasien kanker yang dirawat dengan
obat-obat melawan kanker tertentu adakalanya dikemudian
harimengembangkan leukemia. Contohnya, obat-obat yang dikenal
sebagai agen alkylating dihubungkan dengan pengembangan
leukemia bertahun-tahun kemudian.
3. Herediter Penderita sindrom down, suatu penyakit yang disebabkan oleh
kromosom abnormal mungkin meningkatkan risiko leukemia, yang
memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih besar dari orang normal.
4. Virus Virus dapat menyebabkan leukemia menjadi retrovirus, virus
leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa (Aceh & kue tradisional khas
Acehfile:///C:/Users/Ine/Desktop/Mesac/Tercersemestre/EducacionPara
La Salud/Using education theory to design a patient e-health
education.pdf, 2020).

4
2.3. Manifestasi Klinis Leukemia
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah
sebagai berikut:
1. Leukemia Limfositik Akut Gejala klinis LLA sangat bervariasi.
Umumnya menggambarkan kegagalan sumsum tulang. Gejala klinis
berhubungan dengan anemia (mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri
dada), infeksi dan perdarahan. Selain itu juga ditemukan anoreksia, nyeri
tulang dan sendi, hipermetabolisme. Nyeri tulang bisa dijumpai terutama
pada sternum, tibia, dan femur.
2. Leukemia Mielositik Akut Gejala utama LMA adalah rasa lelah,
perdarahan dan infeksi yang disebabkan oleh sindrom kegagalan sumsum
tulang. Pendarahan biasanya terjadi dalam bentuk purpura atau petekie.
Penderita LMA dengan leukosityang sangat tinggi (lebih dari 100
ribu/mm3) biasanya mengalami gangguan kesadaran, sesak napas, nyeri
dada dan priapismus. Selain itu juga menimbulkan gangguan
metabolisme yaitu hiperurisemia dan hipoglikemia.
3. Leukemia Limfositik Kronik Sekitar 25% penderita LLK tidak
menunjukkan gejala. Penderita LLK yang mengalami gejala biasanya
ditemukan limfadenopati generalisata, penurunan berat badan dan
kelelahan. Gejala lain yaitu hilangnya nafsu makan dan penurunan
kemampuan latihan atau olahraga. Demam, keringat malam dan infeksi
semakin parah sejalan dengan perjalanan penyakitnya.
4. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik LGK memiliki 3 fase yaitu
fase kronik, fase akselerasi dan fase krisis blast. Pada fase kronik
ditemukan hipermetabolisme, merasa cepat kenyang akibat desakan
limpa dan lambung. Penurunan berat badan terjadi setelah penyakit
berlangsung lama. Pada fase akselerasi ditemukan keluhan anemia yang
bertambah berat, petekie, ekimosis, dan demam yang disertai infeksi
(Nurarif and Kusuma, 2015).

5
2.4. Klasifikasi Leukemia
Secara sederhana leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan maturasi
sel dan tipe sel asal yaitu :
1. Leukemia Akut Leukemia akut adalah keganasan primer sumsum tulang
yang berakibat terdesaknya komponen darah normal oleh komponen
darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan penyebaran ke organ-
organ lain. Leukemia akut memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanpa
pengobatan penderita akan meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan.
1) Leukemia Limfositik Akut (LLA); LLA merupakan jenis leukemia
dengan karakteristik adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel
patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan organomegali
(pembesaran organ dalam) dan kegagalan organ. LLA lebih sering
ditemukan pada anak-anak (82%) daripada umur dewasa (18%).
Insiden LLA akan mencapai puncaknya pada umur 3-7 tahun. Tanpa
pengobatan sebagian anak-anak akan hidup 2- 3 bulan setelah
terdiagnosis terutama diakibatkan oleh kegagalan dari sumsum
tulang.
2) Leukemia Mielositik Akut (LMA); LMA merupakan leukemia yang
mengenai sel sistem hematopoetik yang akan berdiferensiasi ke
semua sel myeloid. LMA merupakan leukemia nonlimfositik yang
paling sering terjadi. Lebih sering ditemukan pada orang dewasa
(85%) dibandingkan anak-anak (15%). Permulaannya mendadak dan
progresif dalam masa 1 sampai 3 bulan dengan durasi gejala yang
singkat. Jika tidak diobati, LMA fatal dalam 3 sampai 6 bulan.
2. Leukemia Kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi
neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena
keganasan hematologi.
1) Leukemia Limfositik Kronis (LLK); LLK adalah suatu keganasan
klonal limfosit B (jarang pada limfosit T). Perjalanan penyakit ini
biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang berjalan lambat
dari limfosit kecil yang berumur panjang. LLK cenderung dikenal

6
sebagai kelainanringan yang menyerang individu yang berusia 50
sampai 70 tahun dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki.
2) Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK/LMK); LGK/LMK
adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi
berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang relatif matang.
LGK/LMK mencakup 20% leukemia dan paling sering dijumpai
pada orang dewasa usia pertengahan (40-50 tahun). Abnormalitas
genetik yang dinamakan kromosom Philadelphia ditemukan pada 90-
95% penderita LGK/LMK. Sebagian (Borrego, 2021).
2.5. Patofisiologis Leukemia
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan kita
terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai dengan perintah,
dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. Leukemia dapat
meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari
normal. Sel darah putih terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak
berfungsi seperti biasanya. Sel leukemia memblok produksi sel darah putih
yang normal, merusak kemampuantubuh terhadap infeksi. Sel leukemia juga
dapat merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah
merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan
(Ariana, 2016).
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari sitem sel menjadi sel darah
putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
Perubahan yang terjadi sering kali melibatkan penyusunan kembali bagian dari
kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Penyusunan kromosom
(translokasi kromosom) menganggu pengendalian normal dari pembelahan sel,
sehingga sel yang membelah tidak dapat terkendali dan menjadi ganas. Pada
akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari
sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah normal. Kanker ini juga bisa
menyusup ke dalam organ lainnya, termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening,
ginjal dan otak (Ariana, 2016).

7
Leukemia adalah jenis gangguan pada sistem hematopoitek yang terkait
dengan sum-sum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak
terkendalinya proliferasi dari leukemia dan prosedurnya. Sejumlah besar sel
pertama menggumpal pada tempat asalnya (granulosit dalam sumsum tulang
limfosit di dalam limfenodi) dan menyebar ke organ hematopoetik dan
berlanjut ke organ yang lebih besar (splenomegaly, hepatomegaly). Proliferasi
dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel hematopetik lainya
dan mengarah ke pengembangan / pembelahan sel yang cepat dan ke sitopenia
(Friehling et al, 2015). Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan
platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositopenia,
sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan
system pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi, manifestasi akan
teanpak pada gambar gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf
pusat (Ariana, 2016).
Gangguan pada nutrisi dan metabolism, depresi sumsum tulang yang akan
berdampak pada penurunan leukosit, eritrosit, factor pembekuan dan
peningkatan tekanan jaringan, dan adanya infiltrasi pada eksra medular
akanberakibat terjadinya pembesaran hati, linfe, dan nyeri persendian. Istilah
HL-A (Human n Leucocyte Lotus-A) antigen terhadap jaringan telah
ditetapkan (WHO). Sistem HL-A individu ini diturunkan menurut hokum
genetik, sehingga adanya peranan faktor ras dan keluarga dalam etiologi
leukemia tidak dapat diabaikan. Prosesnya meliputi : normalnya tulang
marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast Sel-sel
leukemia menyusup ke dalm sumsum tulang, mengganti unsur-unsur sel yang
normal (Ariana, 2016).
Akibatnya timbul anemia dan dihasilkan eritrosit dalam jumlah yang tidak
mencukupi. Timbulnya perdarahan akibat menurunya jumlah trombosit yang
bersirkulasi. Inflasi juga terjadi lebih sering karena berkurangnya jumlah
leukosit. Penyusupan sel-sel leukemia ke dalam semua orgna-organ vital
menimbulkan hepatomegaly, splenomegaly dan lomfadenopati. Timbul
disfungsi sum-sum tulang, menyebabkan turunya jumlah eritrosit, neutrophil

8
dan trombosit. Sel-sel leukemia menyusipi limfonodus, limfa, hati, tulang dan
susunan saraf pusat. Disemua tipe leukemia sel yang beproliferasi dapat
menekan produksi dan elemen di darah yang menyusup sumsum tulang dengan
berlomba- lomba untuk menghilangkan sel normal yang berfungsi sebagai
nutrisi untuk metabolisme (Ariana, 2016).
Tanda dan gejala dari leukemia merupakan hasil dari filtrasi sumsum
tulang, dengan 3 manifesatsi yaitu anemia dan penurunan RBC, infeksi dari
neutropenia, dan pendarahan karena produksi platelet yang menurun. Invasi sel
leukemia yang berangsur- angsur pada sumsum menimbulkan nyeri. Ginjal,
hati dan kelenjar limfe mengalami pembesaran dan akhirnya fibrosis, leukemia
juga berpengaruh pada SSP dimana terjadinya peningkatan tekanan intra
kranial sehingga menyebabkan nyeri pada kepala, latergi, papil edema,
penurunan kesadaran dan kaku kuduk (Ariana, 2016).

9
2.6. Patway Leukemia

10
2.7. Komplikasi Leukemia
Leukemia dapat menyebabkan komplikasi jika penanganan tidak segera
dilakukan. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi adalah :
1. Perdarahan pada organ tubuh, seperti otak atau paru – paru
2. Tubuh rentan terhadap infeksi
3. Risiko munculnya jenis kanker darah lain, misalnya limfoma.
Komplikasi juga dapat terjadi akibat tindakan pengobatan yang dilakukan.
Berikut ini beberapa komplikasi akibat pengobatan leukemia :
1. Graft versus host disease, yaitu komplikasi dari transplantasi sumsum
tulang
2. Anemia hemolitik
3. Tumor lysis syndrome (sindrom lisis tumor)
4. Gangguan fungsi ginjal
5. Infertilitas
6. Sel kanker muncul kembali setelah penderita menjalani pengobatan
Anak – anak penderita leukemia juga beresiko mengalami komplikasi
akibat pengobatan yang dilakukan. Jenis komplikasi yang dapat terjadi
meliputi gangguan sistem saraf pusat, gangguan tumbuh kembang, dan katarak
(Borrego, 2021).
2.8 Pemeriksaa Penunjang
1. Darah tepi Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang
menyebabkan gambaran darah tepi monoton terdapat sel blast, yang
merupakan gejala patogenamik untuk leukemia.
2. Sum-sum tulang Dari pemeriksaan sum-sum tulang akan ditemukan
gambaran yang monoton yaitu hanya terdiri dari sel lomfopoetik
patologis sedangkan sistem yang lain terdesak (apanila skunder).
3. Pemeriksaan lain : Biopsi Limpa. Peningkatan leukosit dapat terjadi
(20.000-200.000 / µl) tetapi dalam bentuk sel blast / sel primitive
(Samudin, 2019).

11
2.9 Penatalaksanaan
1. Kemoterapi bertujuan untuk mengurangi emisi, pada sumsum tulang yang
normal dimara sel blast <5% dan tidak ada tanda klinis
2. Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel
leukemia.
3. Transplantasi sumsum tulang Transplantasi sumsum tulang dilakukan untuk
mengganti sumsum tulang yang rusak karena dosis tinggi kemoterapi dan
terapi radiasi. Selain itu transplantasi sumsum tulang berguna untuk
mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker.
4. Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan
penyakit Leukemia dan mengatasi efek samping obat. Misalnya transfusi
darah untuk penderita Leukimia dengan keluhan anemia, transfusi trombosit
untuk mengatasi pendarahan, dan antibiotic untuk mengatasi infeksi.

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujua untuk mengumpulkan
informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenal
masalah- masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik,
mental sosial dan lingkungan.
1. Identitas Leukemia limfosit akut sering terdapat pada anak-anak usia
dibawah 15 tahun (85%), puncaknya berada pada usia 2-4 tahun. Rasio
lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
2. Riwayat Kesehatan:
1) Riwayat penyakit sekarang Biasanya pada anak dengan LLA
mengeluh nyeri pada tulang-tulang, mual muntah, tidak nafsu makan
dan lemas.
2) Riwayat penyakit dahulu Biasanya mengalami demam yang naik
turun, gusi berdarah, lemas dan dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat
karena belum mengetahui tentang penyakit yang diderita.
3) Riwayat penyakit keluargaAdakah keluarga yang pernah mengalami
penyakit LLA karena merupakan penyakit ginetik (keturunan).
4) Riwayat pada faktor-faktor pencetus Seperti pada dosis besar, radiasi
dan obat-obatan tertentu secara kronis.
5) Manifestasi dari hasil pemeriksaan Biasanya di tandai dengan
pembesaran sum-sum tulang dengan sel-sel leukemia yang
selanjutnya menekan fungsi sum-sum tulang, sehingga menyebabkan
gejala seperti : anemia yang ditandai dengan penurunan berat badan,
kelelahan, pucat, malaise, kelemahan, dan anoreksia, rombositopenia
Ditandai dengan perdarahan gusi, mudah memar, dan petekie,
Netropenia Ditandai dengan demam tanpa adanya infeksi, berkeringat
di malam hari, ddl.
3. Pemeriksaan Fisik: yang dilakukan paa pemeriksaan fisik secara
menyeluruh.

13
4. Pemeriksaan Diagnostik Untuk menegakkan diagnose (Samudin, 2019).
3.2 Diagnosis Keperawatan
Diagnose keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon individu,
keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan / proses kehidupan yang
actual, potensial yang merupakan dasar untuk memilih intervensi keperawatan
untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat (Samudin,
2019).
3.3 Intervensi Keperwatan
Perencanaan adalah suatu proses didalam pemecahan masalah yang
merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan,
bagaimana dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan
(Samudin, 2019).
3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan
intervensi keperawatan (Samudin, 2019).
3.5 Evaluasi Keperawatan
Tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnos keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaanya sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evaluasi diletakkan
pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada setiap
tahap proses keperawatan (Samudin, 2019).

14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Leukimia atau yang dikenal sebagai kanker darah merupakan keganasan yang
menyerang jaringan pembentuk darah atau yang dikenal sebagai sumsum
tulang. Leukimia dapat menyerang semua jenis usia dengan isidensi yang paling
sering terjadi adalah pada anak. Penyakit ini banyak terjadi pada kelompok
dewasa dan anak, dimana perubahan dalam pengaturan sel-sel yang
berproliferasi secara normal mengarah pada pembentukan sel-sel puncak
hematopoetik di sumsum tulang. Leukemia limfoblastik akut, leukemia myeloid
akut, leukemia limfositik kronis, dan leukemia myeloid kronis adalah empat
subtipe leukemia yang telah diindentifikasi
4.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pelayanan keperawatan dan dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari

15
DAFTAR PUSTAKA
Aceh, kue tradisional khas, & kue tradisional khas
Acehfile:///C:/Users/INe/Desktop/Mesac/Tercersemestre/Educacion Para
La Salud/Using education theory to design a patient e-health education.pdf.
(2020). No Title. 2507(February), 1–9.
Ariana, R. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Nn. F Dengan Acute Lymphocytic
Leukimia (All) Di Ruang Dahlia 1 Rsup Dr. Sardjito Yogyakarta (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta). 1–23.
Borrego, A. (2021). No Title. 10, 6.
Delinda, N., Mariana Harahap, I., Agustina, S., Program Studi Profesi Ners, M.,
Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, F., & Keilmuan
Keperawatan Anak, B. (2023). Asuhan Keperawatan Dengan Chronic
Myeloid Leukemia (Cml): Suatu Studi Kasus Nursing Care With Chronic
Myeloid Leukemia (CML): A Case Study. VII(Cml), 58–65.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2019."Riset Kesehatan
Dasar; RISKESDAS". Jakarta:Balitbang Kemenkes RI.
Liem, E. F., Mantik, M., & Rampengan, N. (2019). Hubungan Kadar Hemoglobin
Dan Tercapainya Remisi Pada Anak Penderita Leukemia Akut. Jurnal
Medik Dan Rehabilitasi, 1(3), 176.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2017). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC Edisi Revisi Jilid . Jakarta:EGC
Ratih, Y. I. D. L. P. . (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Lla ( Leukimia
Limfoblastik Akut ) Dalam Pemenuhan Kebutuhan Aman Dan Nyaman.
Jurnal Keperawatan, 1, 1–6.
Samudin, A. (2019). Asuhan keperawatan anak dengan leukemia limfositik akut di
ruang melati RSUD abdul wahab sjahranie samarinda. 1–83.
Yelvita, F. S. (2022). "No Titte 3002 ". 3002
World Health Organization. WHO (2020). "leukemia cancer. World Health
Organization".

16

Anda mungkin juga menyukai