DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
APRIYANT BP : 1921312013
DOSEN:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT Yang Maha Esa
karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya jualah sehingga kami dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak lanjut yang mana membahas
tentang penyakit akut dan kegawatdaruratan anak dengan demam neutropenia.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan ini bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT Yang Maha Esa.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Terutama bagi mahasiswa fakultas keperawatan Universitas Andalas yang
ingin membahas secara rinci tentang isi makalah ini sehingga menjadi lebih baik
lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana penyakit akut dan kegawatdaruratan anak
dengan demam neutropenia.
1.3. Manfaat
Sebagai bahan masukan dan menambah referensi untuk lebih meningkatkan
pengetahuan dalam keterampilan penulis khususnya dalam penyakit akut dan
kegawatdaruratan anak dengan demam neutropenia.
BAB II
PENDAHULUAN
13
14
Penulis : Tana Lukes, BA, BSN-RN, CPN, Katharine Schjodt, MSN, APRN-
PCNS-BC, CPN, CPHON, Leeza Struwe, PhD, MSN, RN (2018).
Tujuan : Jurnal ini bertujuan untuk pasien dengan demam neutropenia yang
diinduksi kemoterapi, keterlambatan dalam pemberian antibiotik terkait dengan
hasil yang buruk, seperti penerimaan ICU dan kebutuhan untuk intervensi lebih
lanjut peningkatan kualitas secara signifikan mengurangi waktu dari inisiasi triase
terhadap antibiotik.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN PENYAKIT
LEUKIMIA DEMAM NEUTROPENIA
3.1. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat keluarga : riwayat keluarga tentang penyakit keturunan
3. Riwayat pasien : tentang penyakit dimasa lalu atau penyebab lainya.
4. Riwayat kesehatan lingkungan
5. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
6. Pola makan
7. Pola aktivitas
8. Riwayat ibu saat hamil
9. Kemampuan bicara dan bermain
10. Riwayat imunisasi
11. Pemeriksaan fisik
(sumber : Wijayanti, 2015)
Menunjukan : 536)
perkembangan harga diri.
3 Intoleransi aktivitas b/d setelah dilakukan intervensi 1. Kaji aktivitas anak
kelemahan (D0056) keperawatan anak mampu: 2. Identifikasi resiko
(NOC : 618) 3. Kaji peningkatan
Anak mampu toleransi keselamatan pasien
terhadap aktifitas 4. Monitor tanda-tanda
Daya tahan tubuh lebih vital
baik 5. Kaji mobilisasi pasien
Tanda-tanda vital dalam 6. Ajarkan latihan
batal normal kekutana otot
7. Bantu klien dalam
terapi mobilitas otot.
(NIC: 527)
4 Ketidakmampuan Setelah dilakukan intervensi 1. Kaji koping anak dan
koping keluarga b/d keperawatan keluarga mampu keluarga
krisis situasional : (NOC : 498) 2. Pahami situasi yang
(D0093) Menggunakan strategi terjadi dari persepktif
koping yang efektif anak
Menunjukan pemikiran 3. Gunakan pendekatan
yang komplek yang yang tenang dan
semakin berkembang meyakinkan
Mempertahankan fungsi 4. Berikan objek untuk
kognitif menunjukan perasaan
5. Dorong verbalisari
perasaan
6. Berikan aktivitas
pengganti yang seperti
terapi bermain pada anak
7. Berikan pendkes tentang
23
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Beberapa upaya telah dilakukan untuk mencegah infeksi pada pasien
neutropenia antara lain :
Trimethoprim-sulfamethoxazole sebagai antibiotik profilaksis, namun
makin hari makin banyak bakteri yang mulai resisten.
Ciprofloxacin juga telah dipakai sebagai antibiotik profilaksis untuk
mengurangi infeksi bakteri Gram negatif namun tidak untuk Gram positif.
Profilaksin antigungal fluconazole telah dapat menurunkan insidens
candidiosis, namun tampaknya telah muncul pula spesies candida yang
resisten terhadap fliconazole.
Trimethoprim-sulfamethoxazole sebagai pencegahan terhadap Pneumocystis
carinii tampaknya cukup efektif dan tetap direkomendasikan untuk pasien
keganasan yang mendapat pengobatan glikokortikoid.
Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tidak boleh diabaikan. Isolasi
sederhana perlu diterapkan untuk pasien neutropenia, kebiasaan mencuci
tangan bagi dokter, perawat, dan pengasuh perlu harus selalu diingatkan,
aliran udara dalam kamar cukup baik, sehingga mengurangi paparan
mikroba pada pasien.
Merekomendasikan untuk selalu memasak makanan dengan baik, terutama
untuk menghindari infeksi jamur.
Menjaga pencemaran dari polusi bahan bangunan untuk mencegah infeksi
Aspergillus dan Ventilasi kamar perlu diperhatikan kebersihannya untuk
mencegah infeksi Legionella
3.2.Saran
Diharapkan kepada pembaca maupun penulis sendiri agar dapat menjadi
bahan referensi dalam melakukan pembuatan asuhan keperawatan kususnya pada
anak dengan demam neutropenia.
DAFTAR PUSTAKA