Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

F DENGAN KANKER ALM


(LEUKIMEA AKUT) DI RUANG RAWAT ANGGREK II RS KANKER
DHARMAIS

Di Susun Oleh :
GITA AGUSTYA INDRIANI
201901017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SAPTA BAKTI PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN TAHUN 2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.F DENGAN KANKER ALM
(LEUKIMEA AKUT) DI RUANG RAWAT ANGGREK II RS KANKER
DHARMAIS

Di Susun Oleh :
Gita Agustya Indriani
201901017

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahab (CI)

Ns. Sutri Yani, M.A.N Ns. Lina Hasriyati, Mkep, Skep,Sp, KMB
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita lanjutkan kepada Allah SWT yang mana telah
memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga saya selaku penulis makalah ini dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Sholawat serta salam tak lupa kami lanjutkan
kepada nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya.
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini yaitu, Keluarga, Teman-temen satu putaran
PKL serta Radiogram Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Makalah ini disusun atas penugasan dari Praktek Kerja “Asuhan Keperawatan
Pada Tn.F Dengan Kasus Kanker AML (Leukimia Akut) DiRuang Anggrek II Rs
Kanker Dharmais.
Hanya itu yang dapat saya sampaikan, semoga dapat dibuatnya makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan kita dalam bidang keperawatan. Kritik dan saran
dari para pembaca makalah saya, sangat saya perlukan karena saya menyadari
sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya.

Jakarta, 17 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI
COVER DEPAN ...........................................................................................................

DAFTAR ISI .................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................

1. Latar Belakang ...................................................................................................


2. Tujuan penulisan ................................................................................................
3. Metode penulisan ...............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................

A. Konsep AML ( Leukimea Akut) ......................................................................


1. Definisi ..........................................................................................................
2. Etiologi ..........................................................................................................
3. Patofisiologis .................................................................................................
4. Manisfestasi Klinis.........................................................................................
B. Konsep Asuhan Keperawatan..........................................................................
a. Pengkajian .....................................................................................................
b. Riwayat penyakit sekarang.............................................................................
c. Riwayat penyakit dahulu ...............................................................................
d. Riwayat Kesehatan keluarga .........................................................................
e. Perilaku yang mempengaruhi Kesehatan ......................................................
f. Riwayat Kesehatan lingkungan......................................................................
g. Observasi dan pemeriksaan fisik....................................................................
h. Pengkajian psikososial...................................................................................
i. Data spiritual .................................................................................................
j. Data penunjang...............................................................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA CA COLON .......................................

1. Pengkajian ..........................................................................................................
2. Analisa data ........................................................................................................
3. Diagnosa keperawatan .......................................................................................
4. Intervensi keperawatan ......................................................................................
5. Implemetasi keperawatan ..................................................................................

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................

1. Kesimpulan ........................................................................................................
2. Saran ...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Leukimia adalah kanker yang berasal dari sel-sel yang normalnya akan
menjadi sel-sel darah. Leukimia sendiri dapat terjadi secara akut ataupun kronik
yang bergantung pada cepatnya penyakit muncul dan berkembang. Sel-sel darah
sendiri yang menjadi komponen dari darah diprodukdi pada sumsum tulang dan
berasal dari stem cell. Stem cell ini yang akan berdiferensiasi menjadi berbagai
jenis sel-sel darah ini terdiri atas 2 jenis yaitu limfoid dan mieloid. Stem cell tipe
limfoid nantinya akan berkembang menjadi sel-T, sel-B, sel NK (Natural Killer).
Sedangkan stem cell mieloid akan berdiferensiasi menjadi sel darah merah, sel
darah putih (neutrofil, eosinofil, basofil, dan monosit) dan platelet
Leukemia mieloid akut (Acute Myeloid Leukemia/ AML), nama lain
penyakit ini antara lain leukemia mielositik akut, leukemia mielogenou sakut,
leukemia granulositik akut, dan leukemia non-limfositik akut. Istilah akut
menunjukkan bahwa leukemia dapat berkembang cepat jika tidak diterapi dan
berakibat fatal dalam beberapa bulan. Istilah myeloid sendiri merujuk pada tipe
sel asal, yaitu sel-sel myeloid imatur (sel darah putih selain limfosit, sel darah
merah, atau trombosit).
Di AS, diperkirakan ada sekitar 19.950 kasus baru AML dan sekitar 10.430
kematian karena AML pada tahun 2016, sebagian besar pada dewasa.1 Data di
Indonesia sangat terbatas, pernah dilaporkan insidens AML di Yogyakarta adalah
8 per satu juta populasi. Penyakit ini meningkat progresif sesuai usia, puncaknya
pada usia ≥ 65 tahun.4 Usia rata-rata pasien saat didiagnosis AML sekitar 67
tahun. Berdasarkan data, AML merupakan jenis leukimia akut yang sering
ditemukan pada orang dewasa. Kurang lebih 80% kasus akut leukimia pada orang
dewasa adalah AML.
AML ditunjukkan dengan adanya produksi berlebih dari sel darah putih
imatur yang disebut myeloblast atau leukaemicblast. Akibatnya pembentukan sel
darah normal terganggu bahkan sel darah putih imatur tersebut juga dapat beredar
melalui aliran darah dan bersirkulasi di seluruh tubuh. Karena sel-sel darah putih
yang tidak matur tersebut maka sangat sulit bagi tubuh untuk mencegah dan
melawan infeksi yang terjadi..
Hingga saat ini penyebab pasti dari penyakit ini masih belum diketahui
secara jelas, namun ada beberapa faktor risiko yang turut meningkatkan insiden
terjadinya AML. Padahal penyakit ini membutuhkan perawatan yang segera
dikarenakan penyakit ini berkembang dengan cepat. Penanganan yang diberikan
untuk pasien-pasien yang didiagnosis dengan AML bergantung pada subtipenya.
Kemoterapi merupakan terapi utama untuk AML.
Gejalanya yang terkadang hanya berupa sakit kepala, lemas, gusi mudah
berdarah, ataupun memar-memar pada tubuh sering kali disepelekan oleh
masyarakat. Karena tidak memberikan tanda dan gejala klinis yang yang spesifik,
perlu bagi masyarakat luas untuk mendapatkan edukasi mengenai penyakit ini,
sehingga penderita AML dapat dengan cepat mendapatkan penanganan sebelum
penyakitnya memburuk dengan cepat atau tejadi komplikasi-komplikasi lain dari
penyakit ini.
2. Tujuan penulis
a. Tujuan umum
Untuk memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit AML
b. Tujuan khusus
1) Mahasiswa dapat memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan penyakit AML
2) Mahasiswa mampu menerapkan perawatan yang baik bagi pasien dengan
penyakit AML
3. Metode penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, kami mengumpulkan data-data yang diambil dari
sumber internet, referensi penunjang dan diskusi kelompok
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep AML (Leukimia Akut)
1. Definisi AML
Acute Myeloblastic Leukemia (AML) sering juga dikenal dengan istilah
Acute Myelogenous Leukemia atau Acute Granulocytic Leukemia merupakan
penyakit keganasan yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi abnormal
sel induk hematopoetik yang bersifat sistemik dan secara malignan melakukan
transformasi sehingga menyebabkan penekanan dan penggantian komponen
sumsum tulang belakang yang normal. Pada kebanyakan kasus AML, tubuh
memproduksi terlalu banyak sel darah putih yang disebut myeloblas yang
masih bersifat imatur. Sel-sel darah yang imatur ini tidak sebaik sel darah
putih yang telah matur dalam melawan adanya infeksi. Pada AML, mielosit
(yang dalam keadaan normal berkembang menjadi granulosit) berubah
menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal di
sumsum tulang
2. Etiologi
Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini.12
Menurut hasil penelitian, orang dengan faktor risiko tertentu lebih
meningkatkan risiko timbulnya penyakit leukemia. Faktor risiko tersebut
adalah:
a. Umur, jenis kelamin, ras: Insiden leukemia secara keseluruhan bervariasi
menurut umur. LMA terdapat pada umur 15-39 tahun. Insiden leukemia
lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita. Tingkat insiden yang
lebih tinggi terlihat di antara Kaukasia (kulit putih) dibandingkan dengan
kelompok kulit hitam.10 Leukemia menyumbang sekitar 2% dari semua
jenis kanker. Orang dewasa 10 kali kemungkinan terserang leukemia
daripada anak-anak.
b. Radiasi dosis tinggi : Radiasi dengan dosis sangat tinggi, seperti waktu
bom atom di Jepang pada masa perang dunia ke-2 menyebabkan
peningkatan 7 insiden penyakit ini. Terapi medis yang menggunakan
radiasi juga merupakan sumber radiasi dosis tinggi. Sedangkan radiasi
untuk diagnostik (misalnya rontgen), dosisnya jauh lebih rendah dan
tidak berhubungan dengan peningkatan kejadian leukemia.
c. Pajanan terhadap zat kimia tertentu : benzene, formaldehida, pestisida
d. Obat – obatan : golongan alkilasi (sitostatika), kloramfenikol,
fenilbutazon, heksaklorosiklokeksan
e. Kemoterapi : Pasien kanker jenis lain yang mendapat kemoterapi
tertentu dapat menderita leukemia di kemudian hari. Misalnya
kemoterapi jenis alkylating agents. Namun pemberian kemoterapi jenis
tersebut tetap boleh diberikan dengan pertimbangan rasio manfaat-
risikonya.
f. Faktor keluarga / genetik : pada kembar identik bila salah satu
menderita AML maka kembarannya berisiko menderita leukemia pula
dalam 5 tahun, dan insiden leukemia pada saudara kandung meningkat 4
kali bila salah satu saudaranya menderita AML
g. Sindroma mielodisplastik : sindroma mielodisplastik adalah suatu
kelainan pembentukkan sel darah yang ditandai berkurangnya kepadatan
sel (hiposelularitas) pada sumsum tulang. Penyakit ini sering
didefinisikan sebagai pre-leukemia. Orang dengan kelainan ini berisiko
tinggi untuk berkembang menjadi leukemia
3. Patofisiologi
AML merupakan penyakit dengan transformasi maligna dan perluasan
klon-klon sel-sel hematopoetik yang terhambat pada tingkat diferensiasi dan tidak
bisa berkembang menjadi bentuk yang lebih matang. Sel darah berasal dari sel
induk hematopoesis pluripoten yang kemudian berdiferensiasi menjadi induk
limfoid dan induk mieloid (non limfoid) multipoten. Sel induk limfoid akan
membentuk sel T dan sel B, sel induk mieloid akan berdiferensiasi menjadi sel
eritrosit, granulosit-monosit dan megakariosit. Pada setiap stadium diferensiasi
dapat terjadi perubahan menjadi suatu klon leukemik yang belum diketahui
penyebabnya. Bila hal ini terjadi maturasi dapat terganggu, sehingga jumlah sel
muda akan meningkat dan menekan pembentukan sel darah normal dalam
sumsum tulang. Sel leukemik tersebut dapat masuk kedalam sirkulasi darah yang
kemudian menginfiltrasi organ tubuh sehingga menyebabkan gangguan
metabolisme sel dan fungsi organ.
AML merupakan neoplasma uniklonal yang menyerang rangkaian mieloid
dan berasal dari transformasi sel progenitor hematopoetik. Sifat alami neoplastik
sel yang mengalami transformasi yang sebenarnya telah digambarkan melalui
studi molekular tetapi defek kritis bersifat intrinsik dan dapat diturunkan
melaluiprogeni sel.
Sel-sel leukemik tertimbun di dalam sumsum tulang, menghancurkan dan
menggantikan sel-sel yang menghasilkan sel darah yang normal. Sel kanker ini
kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan berpindah ke organ lainnya,
dimana mereka melanjutkan pertumbuhannya dan membelah diri. Mereka bisa
membentuk tumor kecil (kloroma) di dalam atau tepat dibawah kulit dan bisa
menyebabkan meningitis, anemia, gagal hati, gagal ginjal dan kerusakan organ
lainnya.
4. Manifestasi klinis
Gejala pertama biasanya terjadi karena kegagalan bone marrow
menghasilkan sel darah yang normal dalam jumlah yang memadai dan atau akibat
infiltrasi sel-sel leukemik pada berbagai organ, Gejala pasien leukemia bevariasi
tergantung dari jumlah sel abnormal dan tempat berkumpulnya sel abnormal
tersebut. Infeksi sering terjadi, anemia dan trombositopenia sering berat. Durasi
perjalanan penyakit bervariasi. Beberapa pasien, khususnya anakanak mengalami
gejala akut selama beberapa hari hingga 1-2 minggu. Pasien lain mengalami
durasi penyakit yang lebih panjang hingga berbulan-bulan.Adapun gejala-gejala
umum yang dapat ditemukan pada pasien AML antara lain.
a. Kelemahan Badan dan Malaise
Merupakan keluhan yang sangat sering diketemukan oleh pasien, rata-
rata mengeluhkan keadaan ini sudah berlangsung dalam beberapa bulan.
Sekitar 90 % mengeluhkan kelemahan badan dan malaise waktu pertama
kali ke dokter. Ratarata didapati keluhan ini timbul beberapa bulan sebelum
simptom lain atau diagnosis AML dapat ditegakkan. Gejala ini disebabkan
anemia, sehingga beratnya gejala kelemahan badan ini sebanding dengan
anemia.
b. Febris
Febris merupakan keluhan pertama bagi 15-20 % penderita. Seterusnya
febris juga didapatkan pada 75 % penderita yang pasti mengidap AML.
Umumnya demam ini timbul karena infeksi bakteri akibat granulositopenia
atau netropenia. Pada waktu febris juga didapatkan gejala keringat malam,
pusing, mual dan tandatanda infeksi lain.
c. Perdarahan
Simptom lain yang sering disebabkan adalah fenomena perdarahan,
dimana penderita mengeluh sering mudah gusi berdarah, lebam, petechiae,
epitaksis, purpura dan lain-lain. Beratnya keluhan perdarahan berhubungan
erat dengan beratnya trombositopenia.
d. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan didapatkan pada 50 % penderita tetapi penurunan
berat badan ini tidak begitu hebat dan jarang merupakan keluhan
utamaPenurunan berat badan juga sering bersama-sama gejala anoreksia
akibat malaise atau kelemahan badan.
e. Nyeri tulang
Nyeri tulang dan sendi didapatkan pada 20 % penderita AML. Rasa
nyeri ini disebabkan oleh infiltrasi sel-sel leukemik dalam jaringan tulang
atau sendi yang mengakibatkan terjadi infark tulang
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1 Pengkajian
a. Identitas pasien
Berisikan nama, usia, jenis kelamin, agama, Pendidikan, status perkawinan,
pekerjaan, dan alamat pasien.
b. Penanggung jawab
Berisikan nama, alamat, hubungan keluarga, telepon
2 Riwayat penyakit sekarang
Menjelaskan uraian kronologis sakit pasien sekarang sampai pasien
dibawa ke RS, Biasanya pasien mengatakan nyeri di bagian abdomen, terlihat
adanya pembengkakan di abdomen.
3 Riwayat penyakit dahulu
Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki hubungan dengan atau
memperberat keadaan penyakit yang sedang diderita pasien saat ini. Termasuk
faktor predisposisi penyakit.
4 Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengidentifikasi apakah di keluarga klien ada riwayat penyakit turunan
atau riwayat penyakit menular, dan genogram keluarga.
5 Perilaku Yang Mempengaruhi Kesehatan
Berisikan perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan.
6 Riwayat Kesehatan lingkungan
Berisikan bagaimana keadaan lingkungan pasien sebelum pasien sakit
7 Observasi dan Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
Berisikan kesadaran, suhu, nadi, pernapasan dan tekanan darah
b. Sistem pernapasan
Berisikan RR, apakah ada keluhan batuk, sesak, pola napas, adanya
pernapasan cuping hidung, bentuk dada, suara napas, adakah alat bantu
napas
c. Sistem kardiovaskuler
Berisikan tekanan darah, nadi, suhu, bunyi jantung, irama jantung, akral
d. Sistem persyarafan
Berisikan kesadaran, pupil, seklera, konjungtiva, istirahat dan tidur,
pemeriksaan saraf kranial.
e. Sistem perkemihan
Berisikan kebersihan genetalia secret, ulkus, keadaan berkemih pasien.
f. Sistem pencernaan
Berisikan tinggi badan, berat badan, IMT, kebersihan mulut, mukosa
mulut, tenggorokan, abdomen, adakah mual, muntah, apakah terpasang
ngt, bab lancer atau tidak, adakah diet khusus
g. Sistem musculoskeletal dan integument
Berisikan kekuatan otot, pergerakan sendi, kelainan ekstermitas, kelainan
tulang belakang, fraktur, traksi, adakah keluhan nyeri, keadaan kulit,
turgor kulit, odema, luka operasi, keadaan bekas operasi.
8 Pengkajian psikososial
Berisikan bagaimana persepsi klien terhadap penyakitnya, ekpresi klien
terhadap penyakitnya, reaksi saat interaksi, gangguan konsep diri
9 Data Spiritual
Berisikan tentang keyakinan hidup, optimisme terhadap kesembuhan penyakit,
gangguan dalam melaksanakan ibadah.
10 Data Penunjang
Berisikan tentang semua prosedur diagnostik dan laporan laboratorium  yang
dijalani klien.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN AML ( LEUKIMIA AKUT)
Tanggal pengkajian : 14 maret 2022
Diagnosa : AML

A. Identitas Pasien
Nama : Tn. F
Usia : 38 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Polisi
Alamat : Lampung utara

Penanggung jawab
Nama : Ny. S
Alamat : Lampung utara
Hub. Keluarga : Istri
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan merasa lemes.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya pernah dirawat dengan keluhan AML. Pasien sebelumnya
belum pernah menderita penyakit kronik dan menular. Pasien mempunyai riwayat
alergi udang dan kepiting, reaksi dari alergi berupa gatal-gatal dan bentol. Dan
pasien belum pernah mempunyai riwayat operasi.
D. Riwayar Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit dari keluarga.
E. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan
Pasien mengatakan meroko tetapi setelah sakit pasien sudah berhenti merokok,
pasien mengatakan tidak meminum alkohol dan obat-obatan terlarang, dan pasien
sering berolahraga.
F. Riwayat kesehatan lingkungan
Pasien mengatakan riwayat kesehatan lingkungan baik, pasien tidak tidak di
lingkungan area pabrik, pasien juga tidak tinggal di dekat area bengkel. Dan
pasein bekerja di dalam ruangan dan tidak bekerja di luar ruangan,
G. Observasi dan Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda Vital
Kesadaran : Alert
TD :113/60 mmHg
Nadi :109 X/menit
Suhu : 36 C
Pernafasan : 99
2. Sistem Pernapasan
a. RR : 26x/menit
b. Keluhan : Pasien mengatakan sesak saat duduk dan terpasang
oksigen
c. Pola nafas : irama teratur
d. Jenis : dispnoe
e. Bentuk dada : simestris
f. Suara nafas : vasikuler
g. Alat bantu nafas : ada, terpasang nasal kanul 4 lmp dengan SPO2 98%.
3. Sistem Kardiovaskuler
a. TD : 113/60 mmHg
b. N : 109 x/menit
c. HR : tidak ada
d. Keluhan nyeri : Tidak ada
e. CRT : tidak ada
f. Konjungtiva : Anemis
g. Bunyi jantung : Lup-dup
h. Irama jantung : Reguler
i. Akral : Hangat
j. Siklus perifer : Normal
4. Sistem Persyarafan
a. Kesadaran : alert
GCS 15
b. Pupil : Isokor
c. Sclera : Anikterus
d. Konjungtiva : Anemis
e. Istirahat/tidur : cukup
f. Tidak ada nyeri
5. Siklus Perkemihan (B4)
a. Kebersihan genetalia : bersih
b. Sekret : tidak ada
c. Ulkus : tidak ada
d. Kebersihan meatus uretra : Bersih
e. Keluhan kencing : Tidak ada
f. Kemampuan berkemih : spontan
g. Produksi urine : Normal
h. Kandung kemih : membesar
i. Nyeri tekan : tidak
6. Sistem pencernaan
a. TB : 165 cm BB : 55 kg
b. IMT : 20,2 ( normal)
c. Mulut : bersih
d. Mukosa mulut : Lembab
e. Tenggorokan : tidak ada masalah
f. Abdomen : supel
Pembesaran heper : tidak ada
Pembesaran lien : tidak ada
Ascite : tidak ada
Drain : tidak ada
Mual : tidak ada
Muntah : Tidak ada
Terpasang NGT : tidak ada
Bising usus : 25x/menit
g. BAB : 1x/hari, konsitensi keras
7. Sistem penglihatan
a. Tidak ada gangguan pengelihatan
b. Tidak ada nyeri tekan
c. Tidak ada luka operasi
8. Sistem pendengaran
a. Tidak ada keluhan nyeri
b. Tidak ada luka operasi
c. Tidak menggunakan alat bantuan dengar.
9. Sistem Muskuluskeletal dan Integumen (B6)
a. Kekuatan otot
b. Pergerakan sendi, terhambat karena dapat menyebabkan resiko
pendarahan
c. Kelainan ekstremitas : tidak ada
d. Tidak ada fraktur
e. Tidak ada terpasang gips/ traksi
f. Tidak ada keluhan nyeri
g. Kulit : sianosis
h. Akral : hangat
i. Odema tidak ada
j. Pasien tidak merasa nyeri saat bangun, tetapi pasien merasa sesak saat
duduk.
Mk : intoleransi aktifitas.
10. Sistem Integumen
a. Warna kulit pucat, karena HB rendah
b. Tidak ada piting edema
c. Ekskoriasi tidak ada
d. Psoriasis tidak ada
e. Urtikaria tidak ada
11. Sistem Endokrin
a. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
b. Tidak ada kelenjar getah bening
c. Hiperglekimia tidak ada
H. Pengkajian Psikososial
1. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Pasien menganggap penyakit ini cobaan dari tuhan.
2. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Pasien mengatakan gelisa dan murung terhadap penyakit yang dideritanya
saat ini.
3. Reaksi saat interaksi
Reaksi pasien saat interaksi kooperatif.
4. Gangguan konsep diri
Pasien mengalami gangguan konsep diri dimana selama sakit pasien tidak
dapat berkerja dan merasaa takut kehilangan pekerjaannya.
I. Pengkajian Spiritual
Kebiasaan pasien sebelum sakit rajin beribadah dan setelah sakit pasien jarang
melakukan ibadah dikarena susah untuk bangun.
J. Personal Hygine
a. Kebersihan diri
Kebersihan diri, pasien di bantu oleh istrinya.
b. Kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan
Mandi, ganti pakaian, sikat gigi, memotong kuku, berhias, makan semua
dibantu oleh keluarga terutama istri.
Dx: Defisit perawatan diri
K. Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan tanggal
HB 7,5
Leukosit 1.44
Trombosit 24
Eritrosit 2,57
Hematokrit 20,9
Absolut neurtophil count 0,81
Anc 0,68

L. Terapi
Terapi Kemoterapi Cytarabin 150mg.
M. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Ds : Ketidak seimbangan Intoleransi aktivitas
Pasien mengatakan antara suplai dan
lemas, lelah kebutuhan oksigen
Do :
Pasien tampak lemas
Kesadaran : alert
TTV
TD : 113/60 mmhg
Nadi : 109 x/menit
Suhu : 36 ℃
Saturasi : 99 x/menit
Akral teraba hangat
HB : 7,5
2. Ds : Ketidak adekuatan Resiko infeksi
Pasien mengatakan pertahanan tubuh
hidung seperti keluar sekunder : Penurunan
cairan hemoglobin
Do :
Leukosit : 1,44
HB : 7,5
3. Ds : Gangguan koagulasi : Resiko pendarahan
Pasien mengatakan Trombositopenia
BAB berwarna
kehitaman
Do :
Trombosit : 24
Konjungtiva anemis

N. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen ditandai dengan pasien mengeluh lelah, merasa
lemah
2. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidak adekuatan pertahanan tubuh
sekunder : Penurunan hemoglobin ditandai dengan hidung keluar cairan
3. Risiko perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi :
Trombositopenia ditandai dengan BAB berwarna kehitaman, trombosit : 24

O. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
1. Intoleransi Luaran utama: Intervensi utama: manajemen
aktivitas b.d Toleransi aktivitas energi
ketidakseimbangan Frekuensi nadi sedang Observasi:
antara suplasi dan Saturasi oksigen sedang - Identifikasi gangguan fungsi
kebutuhan oksigen Kemudahan dalam tubuh yang mengakibatkan
d.d dispnea melakukan aktivitas kelelahan
saat/setelah sehari-hari menurun - Monitor kelelahan fisik dan
aktivitas Keluhan lelah emosional
meningkat - Monitor pola dan jam tidur
Dispnea saat aktivitas- Monitor lokasi dan
meningkat ketidaknyamanan selama
Dispnea setelah melakukan aktivitas
aktivitas meningkat Teraupetik
Perasaan lemah- Sediakan lingkungan nyaman dan
meningkat rendah stimulus (mis: cahaya,
Warna kulit cukup suara, kunjungan)
memburuk - Lakukan latihan rentang gerak
pasif dan/ aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitas duduk disisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.
2. Resiko inpeksi Luaran utama : Tingkat Intervensi utama: pencegahan
infeksi inpeksi
Kemampuan mengikuti Observasi
perintah cukup Monitor tanda dan gejala infeksi
meningkat lokal dan sistemik
Kemampuan mengingat Teraupetik
peristiwa saat ini Batasi jumlah pengunjung
menurun Berikan perawatan kulit pada
Depresi meningkat area edema
Gelisah meningkat Cuci tangan sebelum sesudah
kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada
pasien berisiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan
dengan benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan kondisi
luka atau luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
- Anjurkan meningkatkan cairan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu

3 Resiko pendarahan Luaran utama : Tingkat Intervensi utama: pencegahan


perdarahan perdarahan
Kelembapan membran Observasi:
mokosa sedang Monitor tanda dan gejala
Kelembapan kulit Monitor nilai
sedang hrmatokrit/hemoglobin sebelum
Hemoglobin memberuk dan setelah kehilangan darah
Monitor tanda-tanda vital
ortostatik
Monitor koagulasi (mis.
Prothrombin hmc (pt), patral
thromboplastin time (ptt),
fibrinogen.degradasi fibrin dan/
piatelet)
Teraupetik
Pertahankan bed rest selama
perdarahan
Batasi tindakan infasif, jika perlu
Gunakan kasur pencegahan
decubitus
Hindari pengukuran suhu rektal
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
Anjurkan menggunakan kaus
kaki saat ambulasi
Anjurkan meningkatkan asupan
cairan untuk menghindari
konstipasi
Anjurkan menghindari aspirin
atau antikoagulan
Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin k

P. Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi Sumatif
1. Intoleransi aktifitas berhubungan S : Pasien mengatakan setelah
dengan ketidak seimbangan antara dilakukan tindakan manajemen energi
suplai dan kebutuhan oksigen mengeluh lelah, merasa lemas sudah
ditandai dengan pasien mengeluh tidak terasa lagi
lelah, merasa lemah O : Pasien tampak tidak lemas dan
lemah
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. Risiko infeksi berhubungan dengan S : Pasien mengatakan setelah
ketidak adekuatan pertahanan dilakukan tindakan risiko infeksi,
tubuh sekunder : Penurunan infeksi dapat berkurang
hemoglobin ditandai dengan O : Pasien tampak tidak lemas dan
hidung keluar cairan gelisa
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3. Risiko perdarahan berhubungan S : Pasien mengatakan setelah
dengan gangguan koagulasi : dilakukan tindakan resiko perdarahan,
Trombositopenia ditandai dengan tidak terdapat perdarahan lagi
BAB berwarna kehitaman, O : Pasien tampak lebih tenang
trombosit : 24 A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Acute Myeloid Leukima (AML) merupakan keganasan berasal dari sel-sel
mieloid imatur yang jika tidak diterapi, dapat berakibat fatal dalam beberapa
bulan. Penyakit ini lebih sering dijumpai pada dewasa dan rata-rata didiagnosis
pada usia sekitar 67 tahun. AML tidak memberikan tanda dan gejala klinis yang
spesifik. Terapi terdiri dari terapi induksi, dimana terapi “3 + 7” masih menjadi
standar; dan terapi konsolidasi dengan kemoterapi atau transplantasi sel punca
hematopoietik. Walaupun telah terdapat perkembangan mengenai pemahaman
dan molekuler AML, pasien dapat mengalami kekambuhan. Belum semua terapi
yang dikembangkan memberikan hasil memuaskan, dan terapi-terapi lain masih
terus dikembangkan.
Dalam laporan kunjungan ini, pasien yang berusia 55 tahun, lebih kurang
sejak 3 tahun yang lalu didiagnosis dengan AML. Pasien mengeluhkan nyeri pada
bagian dubur, lemas, demam, dan kulit yang terlihat lebih pucat yang
menunjukkan gejala-gejala klinis dari leukemia. Pada pasien kemudian juga
dilakukan terapi berupa kemotarpi yang merupakan first line therapy dari
penyakit ini. Kemoterapi untuk penderita AML sendiri sesuai teori dibagi
menjadi dua fase yaitu fase induksi dan fase konsolidasi. Pada pasien masih
dilakukan terapi berupa kemoterapi reinduksi. Terapi-terapi lain yang diberikan
pada pasien merupakan terapi suportif.
Kondisi pasien saat ini sudah membaik. Masalah ekonomi mungkin tidak
menjadi suatu kendala pada pasien dikarenakan biaya pengobatan pasien yang
dibantu oleh jaminan kesehatan (BPJS). Selain itu, penjelasan mengenai
kepatuhan dan lamanya pengobatan yang akan dijalankan oleh pasien harus
dimengerti oleh pasien dan keluarga. Pasien tentunya juga membutuhkan
dukungan baik secara psikis, fisik, dan material untuk dapat menjalankan
pengobatannya dengan lancar.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan
pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan klien dengan penyakit AML (Acute
Myeloid Leukima) . kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
Terimakasih
L
A
M
P
I
R
A
N

Anda mungkin juga menyukai