HEMATOLOGI III
OLEH :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah HEMATOLOGI III tentang “Acute Myeloid Leukemia”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pendahuluan .........................................................................................3
BAB IV PENUTUP
1.1.Latar Belakang
Leukimia adalah kanker yang berasal dari sel-sel yang normalnya akan
menjadi sel-sel darah. Leukimia sendiri dapat terjadi secara akut ataupun kronik
yang bergantung pada cepatnya penyakit muncul dan berkembang. Sel-sel darah
sendiri yang menjadi komponen dari darah diprodukdi pada sumsum tulang dan
berasal dari stem cell. Stem cell ini yang akan berdiferensiasi menjadi berbagai
jenis sel-sel darah ini terdiri atas 2 jenis yaitu limfoid dan mieloid. Stem cell tipe
limfoid nantinya akan berkembang menjadi sel-T, sel-B, sel NK (Natural Killer).
Sedangkan stem cell mieloid akan berdiferensiasi menjadi sel darah merah, sel
darah putih (neutrofil, eosinofil, basofil, dan monosit) dan platelet.
Terdapat 4 tipe utama dari leukimia yaitu : (1) Acute Myeloid Leukaemia
(AML); (2) Acute Lymphoblastic Leukaemia (ALL); (3) Chronic Myeloid
Leukaemia (CML); (4) Chornic Lymphocytic Leukaemia (CLL).Keempat tipe
leukimia ini secara lebih lanjut kemudian akan terbagi-bagi lagi menjadi beberapa
subtipe. Penanganan yang akan diberikan tergantung pada pembagian ini.
Di AS, diperkirakan ada sekitar 19.950 kasus baru AML dan sekitar
10.430 kematian karena AML pada tahun 2016, sebagian besar pada dewasa.1
Data di Indonesia sangat terbatas, pernah dilaporkan insidens AML di Yogyakarta
adalah 8 per satu juta populasi. Penyakit ini meningkat progresif sesuai usia,
puncaknya pada usia ≥ 65 tahun.4 Usia rata-rata pasien saat didiagnosis AML
sekitar 67 tahun. Berdasarkan data, AML merupakan jenis leukimia akut yang
sering ditemukan pada orang dewasa. Kurang lebih 80% kasus akut leukimia pada
orang dewasa adalah AML.
AML ditunjukkan dengan adanya produksi berlebih dari sel darah putih
imatur yang disebut myeloblast atau leukaemicblast. Akibatnya pembentukan sel
darah normal terganggu bahkan sel darah putih imatur tersebut juga dapat beredar
melalui aliran darah dan bersirkulasi di seluruh tubuh. Karena sel-sel darah putih
yang tidak matur tersebut maka sangat sulit bagi tubuh untuk mencegah dan
melawan infeksi yang terjadi. Hingga saat ini penyebab pasti dari penyakit ini
masih belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa faktor risiko yang turut
meningkatkan insiden terjadinya AML. Padahal penyakit ini membutuhkan
perawatan yang segera dikarenakan penyakit ini berkembang dengan cepat.
Penanganan yang diberikan untuk pasien-pasien yang didiagnosis dengan AML
bergantung pada subtipenya. Kemoterapi merupakan terapi utama untuk AML
Gejalanya yang terkadang hanya berupa sakit kepala, lemas, gusi mudah
berdarah, ataupun memar-memar pada tubuh sering kali disepelekan oleh
masyarakat. Karena tidak memberikan tanda dan gejala klinis yang yang spesifik,
perlu bagi masyarakat luas untuk mendapatkan edukasi mengenai penyakit ini,
sehingga penderita AML dapat dengan cepat mendapatkan penanganan sebelum
penyakitnya memburuk dengan cepat atau tejadi komplikasi-komplikasi lain dari
penyakit ini.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi,epidemiologi dan etiologi Leukimia Myeloid Akut?
2. Bagaimana patofisiologi Leukimia Myeloid Akut?
3. Bagaimana diagnosis Leukimia Myeloid Akut?
1.3.Tujuan Makalah
1. Mengetahui definisi,epidemiologi dan etiologi Leukimia Myeloid Akut.
2. Mengetahui patofisiologi Leukimia Myeloid Akut.
3. Mengetahui diagnosis Leukimia Myeloid Akut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pendahuluan
1. Host
Umur, jenis kelamin, ras Insiden leukemia secara keseluruhan
bervariasi menurut umur. Leukimia meiloid akut terdapat pada umur 15-39
tahun. Insiden leukemia lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita.
Tingkat insiden yang lebih tinggi terlihat di antara Kaukasia (kulit putih)
dibandingkan dengan kelompok kulit hitam.10 Leukemia menyumbang
sekitar 2% dari semua jenis kanker. Orang dewasa 10 kali kemungkinan
terserang leukemia daripada anak-anak.
2. Faktor Genetik
Insiden leukemia pada anak-anak penderita sindrom down adalah
20 kali lebih banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat
menyebabkan leukemia akut. Insiden leukemia akut juga meningkat pada
penderita dengan kelainan congenital.Pada sebagian penderita dengan
leukemia, insiden leukemia meningkat dalam keluarga. Kemungkinan
untuk mendapat leukemia pada saudara kandung penderita naik 2-4 kali.
3. AgentVirus
Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi
terjadinya leukemia. HTLV (virus leukemia T manusia) dan retrovirus
jenis cRNA, telah ditunjukkan oleh mikroskop elektron dan kultur pada sel
pasien dengan jenis khusus leukemia/limfoma sel T.
4. Sinar Radioaktif
Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat
menyebabkan leukemia. Angka kejadian leukemia meiloid akut jelas
sekali meningkat setelah sinar radioaktif digunakan.
5. Zat Kimia
Zat-zat kimia (misal benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol,
fenilbutazon) diduga dapat meningkatkan risiko terkena leukemia.Benzena
telah lama dikenal sebagai karsinogen sifat karsinogeniknya menyebabkan
leukemia, benzena diketahui merupakan zat leukomogenik untuk leukemia
meiloid akut. Paparan benzena kadar tinggi dapat menyebabkan aplasia
sumsum tulang, kerusakan kromosom dan leukemia.
6. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor risiko untuk berkembangnya
leukemia. Rokok mengandung leukemogen yang potensial untuk
menderita leukemia terutama leukemia meiloid akut. Lingkungan
(pekerjaan)Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara
pajanan pekerjaan yaitu petani dan peternak terhadap kejadian leukemia.
a. Pemeriksaan Anamnesis