Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HEMATOLOGI III

ACUTE MYELOID LEUKEMIA

OLEH :

1. ARDIATI LA BUHARI 7. AULIA FEBRY R.


(P00341017051) (P00341017058)
2. ARIS CAL PUTRA 8. AYU MEILANI S.
(P00341017052) (P00341017059)
3. ASRYA NINGSI 9. DINAR FEBRYANTI
(P00341017053) (P00341017060)
4. ASTARI SIDA DEWI 10. DITA ELVITA SARITA
(P00341017054) (P00341017061)
5. ASTI ARINI 11. M.SUKRI RUSNADI
(P00341017055) (P00341017081)
6. ATIKA FEBRYANA
(P00341017057)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah HEMATOLOGI III tentang “Acute Myeloid Leukemia”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Kendari, 11 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang .....................................................................................1


1.2.Rumusan Masalah ................................................................................2
1.3.Tujuan Makalah ...................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Pendahuluan .........................................................................................3

a. Definisi Acute Myeloid Leukemia .................................................3


b. Epidemiologi Acute Myeloid Leukemia ........................................4
c. Etiologi Acute Myeloid Leukemia .................................................4

2.2.Patofisiologi Acute Myeloid Leukemia ...............................................5

2.3.Diagnosis Acute Myeloid Leukemia....................................................7

2.4.Pemeriksaan Laboratorium ..................................................................7

BAB IV PENUTUP

3.1. Kesimpulan .......................................................................................17

3.2. Saran .................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................18


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Leukimia adalah kanker yang berasal dari sel-sel yang normalnya akan
menjadi sel-sel darah. Leukimia sendiri dapat terjadi secara akut ataupun kronik
yang bergantung pada cepatnya penyakit muncul dan berkembang. Sel-sel darah
sendiri yang menjadi komponen dari darah diprodukdi pada sumsum tulang dan
berasal dari stem cell. Stem cell ini yang akan berdiferensiasi menjadi berbagai
jenis sel-sel darah ini terdiri atas 2 jenis yaitu limfoid dan mieloid. Stem cell tipe
limfoid nantinya akan berkembang menjadi sel-T, sel-B, sel NK (Natural Killer).
Sedangkan stem cell mieloid akan berdiferensiasi menjadi sel darah merah, sel
darah putih (neutrofil, eosinofil, basofil, dan monosit) dan platelet.

Terdapat 4 tipe utama dari leukimia yaitu : (1) Acute Myeloid Leukaemia
(AML); (2) Acute Lymphoblastic Leukaemia (ALL); (3) Chronic Myeloid
Leukaemia (CML); (4) Chornic Lymphocytic Leukaemia (CLL).Keempat tipe
leukimia ini secara lebih lanjut kemudian akan terbagi-bagi lagi menjadi beberapa
subtipe. Penanganan yang akan diberikan tergantung pada pembagian ini.

Leukemia mieloid akut (Acute Myeloid Leukemia/ AML), nama lain


penyakit ini antara lain leukemia mielositik akut, leukemia mielogenou sakut,
leukemia granulositik akut, dan leukemia non-limfositik akut. Istilah akut
menunjukkan bahwa leukemia dapat berkembang cepat jika tidak diterapi dan
berakibat fatal dalam beberapa bulan. Istilah myeloid sendiri merujuk pada tipe
sel asal, yaitu sel-sel myeloid imatur (sel darah putih selain limfosit, sel darah
merah, atau trombosit).

Di AS, diperkirakan ada sekitar 19.950 kasus baru AML dan sekitar
10.430 kematian karena AML pada tahun 2016, sebagian besar pada dewasa.1
Data di Indonesia sangat terbatas, pernah dilaporkan insidens AML di Yogyakarta
adalah 8 per satu juta populasi. Penyakit ini meningkat progresif sesuai usia,
puncaknya pada usia ≥ 65 tahun.4 Usia rata-rata pasien saat didiagnosis AML
sekitar 67 tahun. Berdasarkan data, AML merupakan jenis leukimia akut yang
sering ditemukan pada orang dewasa. Kurang lebih 80% kasus akut leukimia pada
orang dewasa adalah AML.

AML ditunjukkan dengan adanya produksi berlebih dari sel darah putih
imatur yang disebut myeloblast atau leukaemicblast. Akibatnya pembentukan sel
darah normal terganggu bahkan sel darah putih imatur tersebut juga dapat beredar
melalui aliran darah dan bersirkulasi di seluruh tubuh. Karena sel-sel darah putih
yang tidak matur tersebut maka sangat sulit bagi tubuh untuk mencegah dan
melawan infeksi yang terjadi. Hingga saat ini penyebab pasti dari penyakit ini
masih belum diketahui secara jelas, namun ada beberapa faktor risiko yang turut
meningkatkan insiden terjadinya AML. Padahal penyakit ini membutuhkan
perawatan yang segera dikarenakan penyakit ini berkembang dengan cepat.
Penanganan yang diberikan untuk pasien-pasien yang didiagnosis dengan AML
bergantung pada subtipenya. Kemoterapi merupakan terapi utama untuk AML

Gejalanya yang terkadang hanya berupa sakit kepala, lemas, gusi mudah
berdarah, ataupun memar-memar pada tubuh sering kali disepelekan oleh
masyarakat. Karena tidak memberikan tanda dan gejala klinis yang yang spesifik,
perlu bagi masyarakat luas untuk mendapatkan edukasi mengenai penyakit ini,
sehingga penderita AML dapat dengan cepat mendapatkan penanganan sebelum
penyakitnya memburuk dengan cepat atau tejadi komplikasi-komplikasi lain dari
penyakit ini.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi,epidemiologi dan etiologi Leukimia Myeloid Akut?
2. Bagaimana patofisiologi Leukimia Myeloid Akut?
3. Bagaimana diagnosis Leukimia Myeloid Akut?

1.3.Tujuan Makalah
1. Mengetahui definisi,epidemiologi dan etiologi Leukimia Myeloid Akut.
2. Mengetahui patofisiologi Leukimia Myeloid Akut.
3. Mengetahui diagnosis Leukimia Myeloid Akut.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pendahuluan

a. Definisi Acute Myeloid Leukimia (AML)

Leukemia myeloid akut atau Acute Myeloid Leukemia (AML) sering


juga dikenal dengan istilah Acute Myelogenous Leukemia atau Acute
Granulocytic Leukemia merupakan penyakit keganasan yang ditandai dengan
diferensiasi dan proliferasi abnormal sel induk hematopoetik yang bersifat
sistemik dan secara malignan melakukan transformasi sehingga menyebabkan
penekanan dan penggantian komponen sumsum tulang belakang yang normal.
Pada kebanyakan kasus Acute Myeloid Leukemia, tubuh memproduksi
terlalubanyak sel darah putih yang disebut myeloblas yang masih bersifat
imatur. Sel-sel darah yang imatur ini tidak sebaik sel darah putih yang telah
matur dalam melawan adanya infeksi. Pada Acute Myeloid Leukemia,
mielosit (yang dalam keadaan normal berkembang menjadi granulosit)
berubah menjadi ganas dan dengan segera akan menggantikan sel-sel normal
di sumsum tulang.

Acute Myeloid Leukemia adalah penyakit keganasan sumsum tulang


dimana sel-sel prekursor hemopoietik terperangkap di fase awal
perkembangannya. Kebanyakan subtipe dari Acute Myeloid Leukemia
dibedakan dari kelainan darah lainnya berdasarkan jumlah blast yang berada
disumsum tulang, yaitu sebanyaklebih dari 20%.
Gambar 2.1. Acute Myeloid Leukimia

Gambar 2.2. Hasil BMA pada Acute Myeloid Acute

b. Epidemiologi Acute Myeloid Leukimia (AML)


Leukemia Mieloid Akut merupakan golongan penyakit yang
ditandai dengan kelainan imunofenotip dan heterogenisitas genetik, yang
didefinisikan sebagai proliferasi sel klonal imatur dari progenitor
hematopoitik dengan diferensiasi mieloid (myeloblast) di sumsum tulang,
darah perifer atau jaringan ekstramedular. Secara epidemiologi, Leukimia
meiloid akut menunjukkan distribusi tertinggi di kelompok usia muda.
Pada usia yang lebih tua leukemia meiloid akut terjadi sekitar 25% dari
semua kasus leukemia.
c. Etiologi Acute Myeloid Leukimia (AML)

Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga


kini. Menurut hasil penelitian, orang dengan faktor risiko tertentu lebih
meningkatkan risiko timbulnya penyakit leukemia. Faktor yang
berhubungan dengan Acute Myeloid Leukimia diantaranya adalah :

1. Host
Umur, jenis kelamin, ras Insiden leukemia secara keseluruhan
bervariasi menurut umur. Leukimia meiloid akut terdapat pada umur 15-39
tahun. Insiden leukemia lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita.
Tingkat insiden yang lebih tinggi terlihat di antara Kaukasia (kulit putih)
dibandingkan dengan kelompok kulit hitam.10 Leukemia menyumbang
sekitar 2% dari semua jenis kanker. Orang dewasa 10 kali kemungkinan
terserang leukemia daripada anak-anak.
2. Faktor Genetik
Insiden leukemia pada anak-anak penderita sindrom down adalah
20 kali lebih banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat
menyebabkan leukemia akut. Insiden leukemia akut juga meningkat pada
penderita dengan kelainan congenital.Pada sebagian penderita dengan
leukemia, insiden leukemia meningkat dalam keluarga. Kemungkinan
untuk mendapat leukemia pada saudara kandung penderita naik 2-4 kali.
3. AgentVirus
Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa virus merupakan etiologi
terjadinya leukemia. HTLV (virus leukemia T manusia) dan retrovirus
jenis cRNA, telah ditunjukkan oleh mikroskop elektron dan kultur pada sel
pasien dengan jenis khusus leukemia/limfoma sel T.
4. Sinar Radioaktif
Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat
menyebabkan leukemia. Angka kejadian leukemia meiloid akut jelas
sekali meningkat setelah sinar radioaktif digunakan.
5. Zat Kimia
Zat-zat kimia (misal benzene, arsen, pestisida, kloramfenikol,
fenilbutazon) diduga dapat meningkatkan risiko terkena leukemia.Benzena
telah lama dikenal sebagai karsinogen sifat karsinogeniknya menyebabkan
leukemia, benzena diketahui merupakan zat leukomogenik untuk leukemia
meiloid akut. Paparan benzena kadar tinggi dapat menyebabkan aplasia
sumsum tulang, kerusakan kromosom dan leukemia.
6. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor risiko untuk berkembangnya
leukemia. Rokok mengandung leukemogen yang potensial untuk
menderita leukemia terutama leukemia meiloid akut. Lingkungan
(pekerjaan)Banyak penelitian menyatakan adanya hubungan antara
pajanan pekerjaan yaitu petani dan peternak terhadap kejadian leukemia.

2.2. Patofisiologi Acute Myeloid Leukimia (AML)

Patogenesis utama Leukimia meiloid akut adalah adanya blokade


maturitas yang menyebabkan proses diferensiasi sel-sel seri mieloid terhenti pada
sel-sel muda (blast) dengan akibat terjadi akumulasi blast di sumsum tulang.
Akumulasi blast dalam sumsum tulang akan menyebabkan gangguan
hematopoesis normal dan pada gilirannya akan mengakibatkan sindroma
kegagalan sumsum tulang (bone marrow failure syndrome) yang ditandai dengan
adanya sitopenia (anemia dan trombositopenia). Anemia dapat menyebabkan
pasien mudah lelah dan pada kasus yang lebih berat bisa terjadi sesak nafas,
trombositopenia yang menyebabkan tanda-tanda perdarahan, leukopenia yang
menyebabkan pasien akan rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi oportunistik
dari flora bakteri normal yang ada di dalam tubuh manusia. Selain itu sel-sel blast
yang terbentuk juga memiliki kemampuan untuk migrasi keluar sumsum tulang
dan berinfiltrasi ke organ-organ lain seperti kulit, tulang, jaringan lunak dan
sistem saraf pusat dan merusak organ-organ tersebut dengan segala akibatnya.
Gambar 2.3. Stem Cell Hematopoietic

2.3. Diagnosis Acute Myeloid Leukimia (AML)

a. Pemeriksaan Anamnesis

Anda mungkin juga menyukai