Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH LEUKEMIA

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

Dosen pengampu : Ns. Andika Setiawan, S.Kep., M.Kep.

DISUSUN OLEH :
Siska (G1B120014)
Indah Ahsya Putri (G1B120015)
Mutmainah (G1B120016)
Putri Fadila (G1B120017)
Sherli Aprilia (G1B120018)
Syarifatul Istiana (G1B120019)
Dewi Aryani (G1B120021)
Jajang Domo Supriatna (G1B120022)
Nur Alfi Syahri (G1B120023)
Rifky Wahyudi (G1B120024)
Desta Fitra Alfarid (G1B120025)
Ellysha Azzahra Umami (G1B120026)
Thresyanty Elsye Sasmita (G1B120027)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah
memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga kami dapat untuk
menyusun dan menyelesaikan makalh pleno tentang “Leukemia”.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu metode pembelajaran pada


mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1 program studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak


yang telah memberikan masukan, dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyusun makalah ini baik dari segi moral dan materil. Ucapan terimakasih
tersebut di tujukan kepada:

1. Bapak Ns. Andika Setiawan, S. Kep., M.Kep. selaku dosen pengampu dalam
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1
2. Rekan-rekan kelompok 2 dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 1.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin. Dan akhirnya
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
pembaca.Terimakasih.

Jambi, September 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2

1.3 Tujuan ........................................................................................................2

1.4 Manfaat ......................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4

2.1 Pengertian Leukemia .................................................................................4

2.2 Patofisiologi Leukemia..............................................................................4

2.3 Etiologi Leukemia .....................................................................................5

2.4 Manifestasi Klinis Leukemia.....................................................................6

2.5 Klasifikasi Leukemia .................................................................................7

2.6 Faktor Resiko Leukemia ...........................................................................8

2.7 Komplikasi Leukemia ...............................................................................9

2.8 Penatalaksanaan Leukemia......................................................................10

2.9 Proses Diagnosa Leukemia .....................................................................12

2.10 Pemeriksaan Penunjang Leukemia ..........................................................12

2.11 Masalah Keperawatan Leukemia ............................................................13

2.12 Intervensi Keperawatan Leukemia ..........................................................14

BAB III PENUTUP ..............................................................................................30

4.1 Kesimpulan ..............................................................................................30

4.2 Saran ........................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................32

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Leukemia merupakan kanker yang berasal dari sel-sel pembentuk darah
dalam sumsum tulang. Penyakit ini dijumpai pada anak dan dewasa, yang dapat
terjadi jika terdapat perubahan dalam proses pengaturan sel normal sehingga
mengakibatkan proliferasi sel-sel punca hematopoietik dalam sumsum tulang. Ada
4 subtipe leukemia yang ditemukan yaitu leukemia limfositik akut, leukemia
mieloid akut, leukemia limfositik kronik, dan leukemia mieloid kronik. Suatu
leukemia dikatakan akut atau kronik adalah tergantung pada sebagian besar sel-sel
abnormal yang dijumpai. Jika sel-sel lebih menyerupai sel punca (imatur) maka
dikatakan akut, sedangkan jika selsel lebih menyerupai sel normal (matur) maka
dikatakan kronik. Pada leukemia akut, sel-sel imatur terus memperbanyak diri dan
tidak dapat menjadi matur sebagaimana mestinya. Tanpa terapi, sebagian besar
pasien leukemia akut hanya hidup beberapa bulan. Berbeda halnya dengan sel-sel
pada leukemia kronik, pertumbuhannya lambat dan pasien dapat hidup lebih lama
sebelum timbul gejala, (Maulana Hidayatul, 2014).

Penyebab kanker leukemia tidak diketahui, tapi dimungkinkan karena


interaksi terhadap sejumlah faktor, yaitu neoplasma, infeksi, radiasi, keturunan, zat
kimia, dan mutasi gen. Klasifikasi besar dari leukemia adalah leukemia akut dan
kronis. Leukemia akut, dimana terdapat lebih 50% mieloblas atau limfoblas dalam
sumsum tulang pada gambaran klinis, lebih lanjutnya dibagi dalam leukemia
mieloid (mieloblastik) akut (AML) dan leukemia limfoblastik akut (ALL). LMA
(Leukemia Myeloid Acute) adalah sejenis kanker ketika sumsum tulang belakang
selaku pabrik pembuat sel darah menghasilkan sel-sel darah yang tidak normal, baik
sel darah putih, sel darah merah, maupun platelet. Leukemia jenis ini dapat
memburuk dengan sangat cepat jika tidak dilakukan terapi, dan dapat mematikan
hanya dalam hitungan bulan. Sedangkan “myeloid” mengacu pada jenis sel yang
mengalami kelainan (Pfizer, 2017).

1
Menurut Departemen Kesehatan Indonesia (2017), prevelensi angka
kejadian leukemia di Indonesia, dari tahun ketahun mengalami peningkatan.
Didapatkan pada tahun 2014, tercatat ada 144 kasus, sedangkan tahun 2015 menjadi
206 kasus baru. Jumlah tersebut merangkak naik di tahun berikutnya. Tahun 2016,
angka kejadian kanker leukemia di Indonesia menjadi 252 kasus baru.

Perawat memiliki peranan penting sebagai pemberi asuhan keperawatan


secara komprehensif terhadap pasien dengan leukemia, dengan memperhatikan
keadaan kebutuhan dasar yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan dari yang sederhana sampai
dengan kompleks. Selain itu perawat juga berperan sebagai advokat, edukator,
kolaborator serta peneliti dan pengembang ilmu keperawatan (Budiono, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian dari Leukemia?
2) Bagaimana patofisiologi dari Leukemia?
3) Apa etiologi dari Leukemia ?
4) Bagaimana manifestasi klinis dari Leukemia ?
5) Apa saja klasifikasi dari Leukemia ?
6) Apa saja faktor resiko dari Leukemia?
7) Apa saja dignosa banding dari Leukimia?
8) Apa saja komplikasi yang dapat terjadi dari penyakit Leukemia ?
9) Apa saja pemeriksaan penunjang dari Leukemia?
10) Apa saja cara penjegahan dari penyakit Leukemia?
11) Apa saja penatalaksaan dari Leukemia?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari Leukemia
2) Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari Leukemia
3) Untuk mengetahui etiologi dari Leukemia
4) Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis dari Leukemia
5) Untuk mengetahui apa saja klasifikasi dari Leukemia

2
6) Untuk mengetahui apa saja faktor resiko dari Leukemia
7) Untuk mengetahui apa saja daignosa banding dari Leukimia
8) Untuk mengetahui apa saja komplikasi yang dapat terjadi dari penyakit
Leukemia
9) Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang dari Leukemia
10) Untuk mengetahui apa saja cara penjegahan dari penyakit Leukemia
11) Untuk mengetahui apa saja penatalaksaan dari Leukemia

1.4 Manfaat
a. Untuk mahasiswa
Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang kasus
Leukimia, dan mahasiswa mampu mengaplikasikannya dalam membuat
Asuhan Keperawatan

b. Untuk FKIK UNJA


Meningkatkan pengetahuan mahasiswa FKIK UNJA tentang penyakit
Leukemia dan meningkatkan ilmu dalam mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah (KMB) maupun mata kuliah yang bersangkutan agar
lebih komprehensif.

c. Untuk masyarakat
Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit leukemia
dan perawatan yang benar.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Leukemia


Leukemia dijelaskan oleh Vircochow sebagai darah putih, yang

merupakan penyakit neoplastik dimana ditandai dengan adanya diferensiasi

dan poliferasi sel induk hematopoetik.

Leukemia merupakan suatu keganasan yang mana berasal dari suatu

perubahan genetik pada satu atau banyak sel yang berada disumsum tulang.

Leukemia adalah proliferasi sel induk hematopoetik yang tidak

terkontrol, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain daripada normal

dengan jumlah yang lebih, dimana dapat menyebabkan kegagalan pada

sumsum tulang dan jumlah leukosit yang tinggi.

2.2 Patofisiologi Leukemia

Leukemia adalah jenis gangguan pada system hemapoetik yang fatal

dan terkait dengan sumsum tulang dan pembuluh limfe ditandai dengan tidak

terkendalinya proliferasi dari leukosit. Jumlah besar dari sel pertama-tama

menggumpal pada tempat asalnya (granulosit dalam sumsum tulang, limfosit

di dalam limfe node) dan menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut ke

organ yang lebih besar sehingga mengakibatkan hematomegali dan

splenomegali.

Limfosit imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringa

perifer serta mengganggu perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoesis

normal terhambat, mengakibatkan penurunan jumlah leukosit, eritrosit, dan

4
trobosit. Eritrosit dan trombosit jumlahnya dapat rendah atau tinggi tetapi

selalu terdapat sel imatur.

Proliferasi dari satu jenis sel sering mengganggu produksi normal sel

hematopoetik lainnya dan mengarah ke pembelahan sel yang cepat dan

sitopenia atau penurunan jumlah. Pembelahan dari sel darah putih

meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi karena penurunan imun.

Trombositopeni mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh

ptekie dan ekimosis atau perdarahan dalam kulit, epistaksis atau perdarahan

hidung, hematoma dalam membrane mukosa, serta perdarahan saluran cerna

dan saluran kemih. Tulang mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh

infark tulang.

(Long, 1996 : 704)

2.3 Etiologi Leukemia


Leukemia mielositik kronik adalah salah satu dari kanker yang
diketahui disebabkan oleh sebuah mutasi spesifik tunggal di lebih dari 90%
kasus.Transformasi leukemia mielositik kronik disebabkan oleh sebuah
translokasi respirokal dari gen BCR pada kromosom 22 dan gen ABL pada
kromosom 9, menghasilkan gabungan gen BCR-ABL yang dijuluki kromosom
Philadelphia. Protein yang dihasilkan dari gabungan gen tersebut,
meningkatkan proliferasi dan menurunkan apoptosis dari sel ganas.

Adapun etiologi lainnya, yaitu :

a. Radiasi
Hal ini telah diteliti beberapa laporan dari beberapa riset yang
menangani kasus leukemia bahwa para pegawai radiologi lebih sering
menderita leukemia, penderita dengan radioterapi lebih sering menderita
leukemia, leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom
Hiroshima dan Nagasaki, Jepang.

5
b. Leukemogenik
Beberapa zat kimia dilaporkan telah diidentifikasi dapat mempengaruhi
frekuensi leukemia, misalnya racun lingkungan seperti benzena, bahan kimia
industri seperti insektisida, obat- obatan yang digunakan untuk kemoterapi.

c. Herediter
Penderita Down Syndrom memiliki insidensi leukemia akut 20 kali
lebih besar dari orang normal.

d. Virus
Beberapa jenis virus dapat menyebabkan leukemia, seperti retrovirus,
virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.

2.4 Manifestasi Klinik Leukemia


Tanda dan gejala awal Leukemia dapat termasuk demam, anemia,
pendarahan, kelemahan, nyeri tulang atau sendi dengan atau tanpa
pembengkakan. Pupura merupakan hal yang umum serta hepar dan lien
membesar. Jika terdapat infiltrasi ke dalam susunan sraf pusat dapat ditemukan
tanda meningitis. Cairan serebro spinal mengandung protein yang
meningkatkan dan glukosa yang menurun. Tampaknya juga terdapat beberapa
hubungan antara leukemia dan sindrom down (mongolisme) :

1) Pucat
2) Malaise
3) Keletihan (Letargi)
4) Pendarahan gusi
5) Mudah memar
6) Petakia dan ekimosis
7) Nyeri abdomen yang tidak jelas
8) Berat badan turun
9) Iritabilitas
10) Muntah
11) Sakit kepala (pusing)

6
2.5 Klasifikasi Leukemia
Leukemia dapat diklafikasikan ke dalam :
1. Maturitas sel :
- Akut (sel-sel asal berdiferensiasi secara buruk)
- Kronis (lebih banyak sel dewasa)
2. Tipe-tipe sel asal

- Mielositik (Mieloblast yang dihasilkan sumsum tulang)

- Limfositik (limfoblast yang dihasilkan sistem limfatik)

- Normalnya, sel asal (mieloblast dan limfoblast) tak ada pada darah perifer.

Maturitas sel dan tipe sel dikombinasikan untuk membentuk empat tipe
utama leukemia :

1) Leukemia Mielogenus Akut (LMA)


Leukemia Mielogenus Akut (LMA) atau leukemia mielositik akut atau
dapat juga disebut leukemia granulositik akut (LGA), mengenai sel stem
hematopetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid; monosit,
granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit.
Dikarakteristikan oleh produksi berlebihan dari mieloblast. Semua kelompok
usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia.
Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.

2) Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)


Leukemia Mielogenus Kronis (LMK) atau leukemia mielositik kronis
atau leukemia granulositik kronis (LGK), juga dimasukan dalam keganasan sel
stem mieloid. Namun, lebih banyak terdapat sel normal di banding pada bentuk
akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. Abnormalitas genetika yang
dinamakan kromosom Philadelpia ditemukan 90% sampai 95% pasien dengan
LMK. LMK jarang menyerang individu di bawah 20 tahun, namun
insidensinya meningkat sesuai pertambahan usia.
Gambaran menonjol adalah :
- adanya kromosom Philadelphia pada sel – sel darah. Ini adalah
kromosom abnormal yang ditemukan pada sel – sel sumsum tulang

7
- Krisis Blast. Fase yang dikarakteristik oleh proliferasi tiba-tiba dari
jumlah besar mieloblast. Temuan ini menandakan pengubahan LMK
menjadi LMA. Kematian sering terjadi dalam beberapa bulan saat sel –
sel leukemia menjadi resisten terhadap kemoterapi selama krisis blast.

3) Leukemia Limfositik Akut (LLA)


Leukemia Limfositik Akut (LLA) dianggap sebagai suatu proliferasi
ganas limfoblas. Paling sering terjadi pada anak-anak, dengan laki-laki lebih
banyak dibanding perempuan,dengan puncak insidensi pada usia 4 tahun.
Setelah usia 15 tahun , LLA jarang terjadi.

4) Leukemia Limfositik Kronis (LLK)


Leukemia Limfositik Kronis (LLK) cenderung merupakan kelainan
ringan yang terutama mengenai individu antara usia 50 sampai 70 tahun.
Negara-negara barat melaporkan penyakit ini sebagai leukemia yang umum
terjadi. LLK dikarakteristikan oleh proliferasi dari diferensiasi limfosit yang
baik (mudah dikenali sel-sel yang menunjukkan jaringan asal).

2.6 Faktor Resiko Leukemia


Penyebab leukemia secara pastinya memang belum diketahui. Namun
ada faktor risiko penyebab leukemia yang harus diwaspadai sejak dini.
Berikut faktor risiko penyebab leukemia yang umum terjadi :

1. Pengobatan kanker sebelumnya


Faktor risiko penyebab leukemia yang umum terjadi yakni orang yang
pernah menjalani kemoterapi dan terapi radiasi jenis tertentu untuk kanker
lain memiliki risiko lebih tinggi terkena jenis leukemia tertentu.
2. Gangguan genetic
Kelainan genetik tampaknya berperan dalam perkembangan leukemia.
Gangguan genetik tertentu, seperti sindrom Down, dikaitkan dengan
peningkatan risiko leukemia.
3. Paparan bahan kimia tertentu

8
Paparan bahan kimia tertentu, seperti benzena - yang ditemukan dalam
bensin dan digunakan oleh industri kimia - terkait dengan peningkatan
risiko beberapa jenis leukemia.
4. Merokok
Faktor risiko penyebab leukemia berikutnya yakni merokok. Merokok
meningkatkan risiko leukemia myelogenous akut. Oleh sebab itu ada
baiknya mengurangi kebiasaan merokok ini, karena merokok dapat
berbahaya untuk kesehatan yang tidak hanya menyebabkan leukemia
namun juga penyakit lainnya.
5. Riwayat keluarga leukemia
Jika anggota keluarga telah didiagnosis terkena leukemia, risiko mengidap
penyakit ini bisa meningkat.
6. Kondisi kekebalan bawaan
Faktor risiko penyebab leukemia selanjutnya yakni kondisi kekebalan
bawaan. Kondisi kekebalan bawaan tertentu meningkatkan risiko infeksi
berat dan leukemia.
7. Penekanan kekebalan
Leukemia pada anak dapat berkembang karena penekanan sistem
kekebalan yang disengaja. Ini mungkin terjadi setelah transplantasi organ
saat seorang anak meminum obat untuk mencegah tubuhnya menolak organ
tersebut.

2.7 Komplikasi Leukemia


Leukemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, diantaranya yaitu :
a. Gagal sumsum tulang (Bone marrow failure).
Sumsum tulang gagal memproduksi sel darah merah dalam
jumlah yang memadai, yaitu berupa :
- Lemah dan sesak nafas, karena anemia (sel darah merah terlalu
sedikit).
- Infeksi dan demam, karena berkurangnya jumlah sel darah putih.
- Perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit.
b. Infeksi.

9
Leukosit yang diproduksi saat keadaan LGK adalah abnormal,
tidak menjalankan fungsi imun yang sebenarnya. Hal ini
menyebabkan pasien menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Selain
itu pengobatan LGK juga dapat menurunkan kadar leukosit hingga
terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif.
c. Hepatomegali (Pembesaran Hati).
Membesarnya hati melebihi ukurannya yang normal.
d. Splenomegali (Pembesaran Limpa).
Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat keadaan LGK
sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa bertambah
besar bahkan beresiko untuk pecah.
e. Limpadenopati.
Limfadenopati merujuk kepada ketidaknormalan kelenjer getah
bening dalam ukuran, konsistensi, ataupun jumlahnya.
f. Kematian

2.8 Penatalaksanaan Leukemia


a. Keperawatan
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu
bernapas dengan mudah, tidak ada pursed lips).
2. Memberikan O2 kepada pasien agar pasien menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernapasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).
3. Selalu memonitor tanda-tanda vital tetap dalam rentang normal
(tekanan darah, nadi, pernafasan).
4. Mencukupi pemenuhan nutrisi Klien agar terpenuhi, berkolaborasi
dengan ahli gizi dalam pemberian diet pasien.
5. Meningkatkan BB Klien agar kembali ke BB sewaktu sehat.
6. Usahakan tidak terjadi mual dan muntah pada pasien.
7. Membuat nafsu makan klien kembali meningkat.
8. Pantau selalu intake dan out put pasien.

10
9. Melakukan tindakkan Defisit Perawatan Diri kepada pasien, agar
pasien merasa nyaman.
b. Medis
1. Transfusi darah
Diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 gr%. Pada trombositopenia
yang berat dan perdarahan yang massif dapat diberikan transfuse
trombosit.
2. Kortikostiroid seperti prednisone, kortison, deksametason dan
sebagainya. Setelah dicapai remisi (sel kanker sudah tidak ada lagi dalam
tubuh dan gejala klinik membaik), dosis dikurangi sedikit demi
sedikit dan akhirnya dihentikan.
3. Sitostatika bentuk terapi utama adalah kemoterapi dengan kombinasi
vinkristine, asparaginase, prednisone untuk terapi awal dan dilanjutkan
dengan kombinasi mercaptopurine, metotrexate,vincristine, dan
prednisone untuk pemeliharaan. Radias untuk daerah kraniospinal dan
injeksi intratekal obat kemoterapi dapat membantu mencegah
kekambuhan pada system saraf pusat. Infeksi sekunder dihindarkan (bila
mungkin penderita diisolasi dalam kamar yang bebas hama).
4. Imunoterapi merupakan cara pengobatan yang baru. Setelah tercapai
remisi dan jumlah sel leukemia yang cukup rendah (105-106), imuno
terapi diberikan. Pengobatan yang spesifik dilakukan dengan pemberian
imunisasi BCG atau dengan Crynae bacterium dan dimaksutkan agar
terbentuk antibody yang dapat memperkuat daya tahan tubuh.
Pengobatan spesifik dikerjakan dengan penyuntikan sel leukemia yang
telah diradiasi.
5. Transplantasi sumsum tulang.

11
2.9 Proses Diagnosa Leukemia

2.10 Pemeriksaan Penunjang Leukemia


a. Hitung darah lengkap :
1) Hemoglobin : dapat kurang dari 10 g/ 100 ml.
2) Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (kurang dari 50.000/
mm).
3) Sel Darah Putih : mungkin lebih dari 50.000 /cm dengan
peningkatan sel darah putih imatur (mungkin menyimpang kekiri).
Mungkin ada sel blast leukemia.
b. Pemeriksaan sel darah tepi :
Biasanya menunjukkan anemia dan trobositopenia, tetapi juga
dapat menunjukkan leucopenia, leukositosis tergantung pada jumlah sel
yang beredar.

12
c. Asam urat serum/ urine : mungkin meningkat.
d. Biopsi sumsum tulang :
Sel darah merah abnormal biasanya lebih dari 50% atau lebih dari
sel darah putih pada sumsum tulang. Sering 60% - 90% dari sel blast,
dengan prekusor eritrosit, sel matur, dan megakariositis menurun.
e. Biopsi nodus limfa :
Pemeriksaan ini akan memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan
sel yang berasal dari jaringan limfa akan terdesak seperti limfosit normal
dan granulosit. (Doengoes, 2000)

2.11 Masalah Keperawatan Leukemia


Menurut buku NANDA (2015) dan buku Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia atau SDKI (2016 & 2017), diagnosa keperawatan yang akan muncul pada
pasien Leukemia adalah :

1. Nyeri Kronik berhubungan dengan Agen Injury Biologi.


2. Pola Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Kurangnya Suplai O2 Ke
Jaringan Otak.
3. Intolenransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan.
4. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan Kelemahan.
5. Resiko Infeksi berhubungan dengan Pertahanan Sekunder Inadekuat
(penurunan Hb).
6. Resiko Kurang Volume Cairan berhubungan dengan Kehilangan
Berlebihan (muntah, perdarahan, diare), penurunan pemasukan cairan
(mual, anoreksia).
7. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan Anoreksia.
8. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan Alopesia.
9. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang Informasi

13
2.12 Intervensi Keperawatan Leukemia
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1 Diagnosa : Tujuan : 1. termasuk lokasi,
Nyeri Kronik Setelah dilakukan karakteristik, durasi,
berhubungan intervensi 3x 24 frekuensi, kualitas dan faktor
dengan Agen Injury jam, diharapkan presipitasi.
Biologi. Nyeri Kronik 2. Observasi reaksi nonverbal
berkurang dan dari ketidaknyamanan.
DS : teratasi. 3. Bantu pasien dan keluarga
1. Laporan secara untuk mencari dan
verbal Kriteria Hasil : menemukan dukungan.
1. Mampu 4. Kontrol lingkungan yang
DO : mengontrol nyeri dapat mempengaruhi nyeri
1. Posisi untuk (tahu penyebab seperti suhu ruangan,
menahan nyeri. nyeri, mampu pencahayaan dan kebisingan.
2. Tingkah laku menggunakan 5. Kurangi faktor presipitasi
berhati-hati. tehnik nyeri.
3. Gangguan tidur nonfarmakologi 6. Kaji tipe dan sumber nyeri
(mata sayu, tampak untuk untuk menentukan intervensi.
capek, sulit atau mengurangi 7. Ajarkan tentang teknik non
gerakan kacau, nyeri, mencari farmakologi: napas dala,
menyeringai. bantuan). relaksasi, distraksi, kompres
4. Terfokus pada diri 2. Melaporkan hangat/ dingin.
sendiri. bahwa nyeri 8. Berikan analgetik untuk
5. Fokus menyempit berkurang dengan mengurangi nyeri: ……...
(penurunan menggunakan 9. Tingkatkan istirahat.
persepsi waktu, manajemen nyeri. 10. Berikan informasi tentang
kerusakan proses 3. Mampu nyeri seperti penyebab nyeri,
berpikir, penurunan mengenali nyeri berapa lama nyeri akan
interaksi dengan (skala, intensitas, berkurang dan antisipasi

14
orang dan frekuensi dan ketidaknyamanan dari
lingkungan). tanda nyeri). prosedur.
6. Tingkah laku 4. Menyatakan rasa 11. Monitor vital sign sebelum
distraksi, contoh : nyaman setelah dan sesudah pemberian
jalan-jalan, nyeri berkurang. analgesik pertama kali.
menemui orang lain 5. Tanda vital dalam
dan/atau aktivitas, rentang normal.
aktivitas berulang- 6. Tidak mengalami
ulang). gangguan tidur.
7. Respon autonom
(seperti
diaphoresis,
perubahan tekanan
darah, perubahan
nafas, nadi dan
dilatasi pupil).
8. Perubahan
autonomic dalam
tonus otot
(mungkin dalam
rentang dari lemah
ke kaku).
9. Tingkah laku
ekspresif (contoh :
gelisah, merintih,
menangis, waspada,
iritabel, nafas
panjang/berkeluh
kesah).
10. Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum.

15
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
2 Diagnosa : Tujuan : 1. Posisikan pasien
Pola Nafas Tidak Setelah dilakukan untuk
Efektif intervensi 3x 24 jam, memaksimalkan
beruhubungan diharapkan Pola Nafas ventilasi.
dengan Kembali Efektif. 2. Auskultasi suara
Kurangnya nafas, catat
Suplai O2 Ke Kriteria Hasil : adanya suara
Jaringan Otak. 1. Mendemonstrasikan tambahan.
batuk efektif dan 3. Monitor respirasi
DS : suara nafas yang dan status O2.
1. Dypnea. bersih, tidak ada 4. Pertahankan jalan
2. Nafas Pendek. sianosis dan dyspneu nafas yang paten.
(mampu 5. Atur peralatan
DO : mengeluarkan oksigenasi.
1. Penurunan sputum, mampu 6. Monitor adanya
tekanan bernapas dengan kecemasan
inspirasi/ mudah, tidak ada pasien terhadap
ekspirasi. pursed lips). oksigenasi.
2. Penurunan 2. Menunjukkan jalan 7. Monitor TD,
pertukaran udara nafas yang paten nadi, suhu, dan
per menit. (klien tidak merasa RR sesudah dan
3. Menggunakan tercekik, irama nafas, sebelum, selama,
otot pernafasan frekuensi pernapasan dan setelah
tambahan. dalam rentang aktivitas.
4. Orthopnea. normal, tidak ada 8. Monitor pola
5. Pernafasan suara nafas pernapasan
pursed-lip. abnormal). abnormal.
3. Tanda-tanda vital 9. Monitor suhu,
dalam rentang normal warna, dan

16
6. Tahap ekspirasi (tekanan darah, nadi, kelembapan
berlangsung pernafasan). kulit.
sangat lama. 10. Monitor sianosis
7. Penurunan perifer.
kapasitas vital.
8. Respirasi < 11-
24x/menit.

Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
3 Diagnosa : Tujuan : 1. Observasi adanya
Intolenransi Setelah dilakukan pembatasan klien
Aktivitas intervensi 3x 24 dalam melakukan
berhubungan jam, diharapkan aktivitas.
dengan Kelemahan. pasien mampu 2. Kaji adanya
beraktivitas faktor yang
DS : dengan normal. menyebabkan
1. Melaporkan secara kelelahan.
verbal adanya Kriteria Hasil : 3. Monitor nutrisi
kelelahan atau 1. Berpartisipasi dan sumber energi
kelemahan. dalam aktivitas yang adekuat.
2. Adanya Dyspnue fisik tanpa disertai 4. Monitor pasien
atau peningkatan akan adanya
ketidaknyamanan tekanan darah, kelelahan fisik
saat beraktivitas. nadi, dan RR. dan emosi secara
2. Mampu berlebihan.
DO : melakukan 5. Monitor respon
1. Respon abnormal aktivitas sehari- kardiovaskuler
dari tekanan darah hari (ADLS) terhadap aktivitas
secara mandiri. (tacikardi,

17
atau nadi terhadap 3. Keseimbangan disritmia, sesak
aktifitas. aktivitas dan nafas, diaporesis,
2. Perubahan ECG : istirahat. pucat, perubahan
aritmia, iskemia. hemodinamik).
6. Monitor pola tidur
dan lamanya
tidur/ istirahat
pasien.
7. Kolaborasikan
dengan tenaga
rehabilitasi medik
dalam
merencanakan
program terapi
yang tepat.
8. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
mampu
dilakukan.
9. Bantu untuk
memilih aktivitas
konsisten yang
sesuai dengan
kemampuan fisik,
psikologi dan
sosial.
10. Bantu untuk
mengidentifikasi
dan mendapatkan
sumber yang
diperlukan untuk

18
aktivitas yang
diinginkan.
11. Bantu untuk
mendapatkan alat
bantuan aktivitas
seperti kursi roda
krek.
12. Bantu untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang
disukai.
13. Bantu klien untuk
membuat jadwal
latihan diwaktu
luang.
14. Bantu pasien/
keluarga untuk
mengidentifikasi
kekurangan dalam
beraktivitas.
15. Sediakan
penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas.
16. Bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan.
17. Monitor respon
fisik, emosi,

19
sosial, dan
spiritual.

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
4 Diagnosa : Tujuan : 1. Monitor
Defisit Perawatan Setelah dilakukan kebutuhan Klien
Diri berhubungan intervensi 3x 24 untuk alat-alat
dengan Kelemahan. jam, diharapkan bantu untuk
Defisit Perawatan kebersihan diri,
DS : Diri pasien teratasi. berpakaian,
1. Laporan secara berhias, yoileting,
verbal. Kriteria Hasil : dan makan.
1. Klien terbebas dari 2. Sediakan bantuan
DO : baun badan. sampai Klien
1. Perhatikan Hign 2. Menyatakan mampu secara
pasien. kenyamanan. utuh untuk
3. Dapat melakukan melakukan self-
ADLS dengan care.
bantuan. 3. Ajarkan Klien/
Keluarga untuk
mendorong
kemandirian,
untuk
memberikan
bantuan hanya
jika pasien tidak
mampu untuk
melakukannya.

20
4. Berikan aktivitas
rutin sehari-hari
sesuai
kemampuan.
5. Dorong Klien
untuk melakukan
aktivitas sehari-
hari yang normal
sesuai
kemampuan yang
dimiliki.
6. Pertimbangkan
usia klien jika
mendorong
pelaksanaan
aktivitas sehari-
hari.

Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
5 Diagnosa : Tujuan : 1. Pertahankan
Resiko Infeksi Setelah dilakukan teknik aseptif.
berhubungan intervensi 3x 24 jam, 2. Batasi
dengan Pertahanan diharapkan Defisit pengunjung bila
Sekunder Inadekuat Perawatn Diri pasien perlu.
(penurunan Hb). teratasi 3. Cuci tangan
. setiap sebelum
Faktor-faktor Kriteria Hasil : dan sesudah
resiko : tindakan
1. Prosedur Infasif. keperawatan.

21
2. Kerusakan jaringan 1. Klien bebas dari 4. Gunakan baju,
dan peningkatan tanda dan gejala sarung tangan
paparan infeksi. sebagai alat
lingkungan. 2. Menunjukkan pelindung.
3. Malnutrisi. kemampuan untuk 5. Ganti letak IV
4. Peningkatan mencegah timbulnya perifer dan
paparan infeksi. diressing sesuai
lingkungan 3. Jumlah leukosit dengan petunjuk
patogen. dalam batas normal. umum.
5. Imonusupresi. 4. Menunjukkan 6. Gunakan kateter
6. Tidak adekuat perilaku hidup sehat. intermiten untuk
pertahankan 5. Status imun, menurunkan
sekunder gastrointestinal, infeksi kandung
(penurunan Hb, genitouria dalam kencing.
Leukopenia, batas normal. 7. Tingkatkan
penekanan respon intake nutrisi.
inflamasi). 8. Berikan terapi
7. Penyakit kronik. antibiotik.
8. Imunosupresi. 9. Monitor tanda
9. Malnutrisi. dan gejala
10. Pertahanan primer infeksi sistemik
tidak adekuat dan lokal.
(kerusakan kulit, 10. Pertahankan
trauma jaringan, teknik isolasi
gangguan k/p.
peristaltik). 11. Inspeksi kulit
dan membran
mukosa
terhadap
kemerahan,
panas, drainase.

22
12. Monitor adanya
luka.
13. Dorong
masukan cairan.
14. Dorong istirahat.
15. Ajarkan pasien
dan keluarga
tanda dan gejala
infeksi.
16. Kaji suhu badan
pada pasien
neutropenia
setiap 4 jam

Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
6 Diagnosa : Tujuan : 1. Timbang
Resiko Kurang Setelah dilakukan popok/pembalut
Volume Cairan intervensi 3x 24 jam, jika diperlukan.
berhubungan diharapkan Volume 2. Pertahankan
dengan cairan terpenuhi. catatan intake
Kehilangan dan output yang
Berlebihan Kriteria Hasil : akurat.
(muntah, 1. Mempertahankan 3. Monitor status
perdarahan, diare), urine output sesuai hidrasi
penurunan dengan usia dan BB, (kelembaban
pemasukan cairan BJ urine normal, HT membran
(mual, anoreksia). normal. mukosa, nadi
2. Tekanan darah, nadi, adekuat, tekanan
Faktor Risiko : suhu tubuh dalam darah ortostatik ),
batas normal. jika diperlukan.

23
1. Kehilangan 3. Tidak ada tanda-tanda 4. Monitor vital
volume cairan dehidrasi, Elastisitas sign.
aktif. turgor kulit baik, 5. Monitor masukan
2. Kurang membran mukosa makanan / cairan
pengetahuan. lembab, tidak ada rasa dan hitung intake
3. Penyimpangan haus yang berlebihan. kalori harian.
yang 6. Kolaborasikan
mempengaruhi pemberian cairan
absorbs cairan. IV.
4. Penyimpangan 7. Monitor status
yang nutrisi.
mempengaruhi 8. Berikan cairan IV
akses cairan. pada suhu
5. Penyimpangan ruangan.
yang 9. Dorong masukan
mempengaruhi oral.
asupan cairan. 10. Berikan
6. Kehilangan penggantian
bertebihan nesogatrik sesuai
melalui rute output.
normal (mis, 11. Dorong keluarga
diare). untuk membantu
7. Usia lanjut. pasien makan.
8. Berat badan 12. Tawarkan snack
ekstrem. (jus buah, buah
9. Faktor yang segar).
mempengaruhi 13. Kolaborasi
kebutuhan cairan dengan dokter.
(mis, status 14. Atur
hipermetabolik). kemungkinan
10. Kegagalan fungsi tranfusi.
regulator.

24
11. Kehilangan cairan 15. Persiapan untuk
melalul rute tranfusi.
abnormal (mis,
slang menetap).
12. Agens
farmasutikal
(mis., diuretik).

Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
7 Diagnosa : Tujuan : 1. Kaji Intake dan
Nutrisi Kurang dari Setelah dilakukan Output Klien.
Kebutuhan intervensi 3x 24 2. Tingkatkan intake
berhubungan jam, diharapkan makan melalui :
dengan Anoreksia pemenuhan nutrisi a) Kurangi
klien terpenuhi. gangguan
DS : dari luar.
1. Laporan adanya Kriteria Hasil : b) Sajikan
sedikit aktivitas 1. Pemenuhan nutrisi makanan
atau tidak ada Klien terpenuhi. dalam kondisi
aktivitas. 2. BB Klien hangat.
meningkat. c) Selingi
DO : 3. IMT 18,5. makan
1. BB 20 % di atas 4. Tidak terjadi mual dengan
ideal untuk tinggi dan muntah. minum.
dan kerangka tubuh 5. Nafsu makan klien d) Jaga
ideal. meningkat. kebersihan
2. Konsentrasi intake 6. Porsi makan Klien mulut Klien.
makanan pada habis.
menjelang malam.

25
e) Berikan
makan sedikit
tapi sering.
3. Kolaborasi
dengan ahli gizi
diet dan makanan
yang disukai bila
ada.
4. Kaji adanya
alergi Klien
terhadap
makanan.
5. Memberikan
makan sedikit
tapi sering kepada
Klien.

N Diagnosa
NOC NIC
o Keperawatan
8 Diagnosa : Tujuan : 1. Kaji secara
Gangguan Citra Setelah dilakukan intervensi verbal dan non
Tubuh berhubungan 3x 24 jam, diharapkan verbal respon
dengan Alopesia. Gangguan Citra Tubuh klien terhadap
teratasi. tubuhnya.
Faktor Yang 2. Monitor
Berhubungan: Kriteria Hasil : frekuensi
1. Biofisik, Kognitif. 1. Body image positif. mengkritik
2. Budaya, Tahap 2. Mampu mengidentifikasi dirinya.
perkembangan. kekuatan personal. 3. Jelaskan tentang
3. Penyakit, Cedera. pengobatan,

26
4. Perseptual, 3. Mendiskripsikan secara perawatan,
Psikososial, faktual perubahan fungsi kemajuan dan
Spiritual. tubuh. prognosis
5. Pembedahan, 4. Mempertahankan interaksi penyakit.
Trauma. sosial. 4. Dorong klien
6. Terapi penyakit. mengungkapkan
perasaannya.
5. Identifikasi arti
pengurangan
melalui
pemakaian alat
bantu.
6. Fasilitasi kontak
dengan individu
lain dalam
kelompok kecil.

Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
9 Diagnosa : Tujuan : 1. Kaji tingkat
Kurang Setelah dilakukan pengetahuan
Pengetahuan intervensi 3x 24 pasien dan
berhubungan jam, diharapkan keluarga.
dengan Kurang mengetahui tentang 2. Jelaskan
Informasi. proses penyakit. patofisiologi dari
penyakit dan
Data Subjektif : Kriteria Hasil : bagaimana hal ini
Menyatakan secara 1. Pasien dan berhubungan
verbal adanya keluarga dengan anatomi
masalah. menyatakan dan fisiologi,

27
pemahaman dengan cara yang
Data Objektif : tentang penyakit, tepat.
Ketidak akuratan kondisi, prognosis, 3. Gambarkan tanda
mengikuti dan program dan gejala yang
instruksi, perilaku pengobatan. biasa muncul
tidak sesuai. 2. Pasien dan pada penyakit,
keluarga mampu dengan cara yang
melaksanakan tepat.
prosedur yang 4. Gambarkan
dijelaskan secara proses penyakit,
benar. dengan cara yang
3. Pasien dan tepat.
keluarga mampu 5. Identifikasi
menjelaskan kemungkinan
kembali apa yang penyebab, dengan
dijelaskan perawat/ cara yang tepat.
tim kesehatan 6. Sediakan
lainnya. informasi pada
pasien tentang
kondisi, dengan
cara yang tepat.
7. Sediakan bagi
keluarga
informasi tentang
kemajuan pasien
dengan cara yang
tepat.
8. Diskusikan
pilihan terapi atau
penanganan.
9. Dukung pasien
untuk

28
mengeksplorasi
atau mendapatkan
second opinion
dengan cara yang
tepat atau
diindikasikan.
10. Eksplorasi
kemungkinan
sumber atau
dukungan, dengan
cara yang tepat.

29
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik
yang beragam, ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi
maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid.
Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau
abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam
darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau
proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita. Kata
leukemia berarti darah putih, karena pada penderita ditemukan banyak sel
darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak
merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin
meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya. Leukemia
(kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel-sel darah
putih yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow). Sumsum tulang
atau bone marrow ini dalam tubuh manusia memproduksi tiga type sel darah
diantaranya sel darah putih (berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan
infeksi), sel darah merah (berfungsi membawa oxygen kedalam tubuh) dan
platelet (bagian kecil sel darah yang membantu proses pembekuan darah).
Leukemia umumnya muncul pada diri seseorang sejak dimasa kecilnya,
Sumsum tulang tanpa diketahui dengan jelas penyebabnya telah memproduksi
sel darah putih yang berkembang tidak normal atau abnormal. Normalnya, sel
darah putih me-reproduksi ulang bila tubuh memerlukannya atau ada tempat
bagi sel darah itu sendiri. Tubuh manusia akan memberikan tanda/signal secara
teratur kapankah sel darah diharapkan be-reproduksi kembali. Pada kasus
Leukemia (kanker darah), sel darah putih tidak merespon kepada tanda/signal
yang diberikan. Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol.

Menurut Ahmad Ramadi (1998) leukemia merupakan penyakit ganas,


progresif pada organ - organ pembentukan darah yang ditandai dengan
proliferasi dan perkembangan leukosit serta pendahulunya secara abnormal di

30
dalam darah dan sumsum tulang belakang. Proliferasi sel leukosit yang
abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang tidak abnormal,
jumlahnya berlebihan, dapat ,menyebabkan anemia, trombositopenia, dan
diakhiri dengan kematian.

Menurut jenisnya, leukemia dapat dibagi atas leukemia mieloid dan


limfoid. Masing-masing ada yang akut dan kronik. Secara garis besar,
pembagian leukemia adalah sebagai berikut yaitu : Leukemia limfoid :

Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) Merupakan kanker yang paling


sering menyerang anak-anak dibawah umur 15 tahun, dengan puncak insidensi
antara umur 3 sampai 4 tahun. Manifestasi dari LLA adalah berupa proliferasi
limpoblas abnormal dalam sum-sum tulang dan tempat-tempat ekstramedular.
Paling sering terjadi pada laiki - laki dibandingkan perempuan, LLA jarang
terjadi (Smeltzer dan Bare, 2001). Gejala pertama biasanya terjadi karena
sumsum tulang gagal menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang
memadai, yaitu berupa: lemah dan sesak nafas, karena anemia (sel darah merah
terlalu sedikit) infeksi dan demam karena, berkurangnya jumlah sel darah putih
perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit.

3.2 Saran
Diharapkan kepada seluruh masyarakat agar dapat mengetahui tanda
dan gejala leukimia dan segera melakukan terapi bagi yang telah menderita
leukimia. Kemudian bagi yang belum terkena leukimia dapat mengetahui
pencegahan –pencegahannya.

31
DAFTAR PUSTAKA

A V. Hoffard, P. A. H Moss; alih bahasa, Brahm U. Pendit, Liana Setiawan,


Anggraini Iriani; editor edisi bahasa Indonesia, Ferdy Sandra. 2013. Kapita
selekta Hematologi. Edisi ke-6. Jakarta: EGC.

Asra D. 2011. Leukemia. Artikel. Surabaya: Universitas USU.

Depkes. 2017. Angka Kejadian Leukemia. www.depkes.go.id. Dinkes Sumbar


Provinsi. Angka Kejadian Leukemia Provinsi Sumatra Barat.
dinkes.sumbarprov.go.id.

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2014. Leukemia Mieloid Akut.


scholar.unand.ac.id.

Felicia Herty. 2013. Gejala Penyakit Leukemia.pdf. www.scribd.com.

Nurarif .A. H. Dan Kusuma. H.. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC NOC. Jokjakarta:
MediAction.

Nurilawati. 2012. Leukimia. Jurnal. Surabaya: Universitas USU

Nursalam. 2009. Manajemen Keperawatan. Jakarta : Selemba Medika.

32

Anda mungkin juga menyukai