Dosen Pembimbing:
Ns.Rahmi Ramadhan,M Kep.
Kelompok 2
Disusun Oleh:
Selvy Orline (2010120201606)
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya dalam penyelesaian makalah berjudul “Patofisiologi
Pada Sistem Hematologi dan Askep Pada Anak Leukimia ”
Penyusunan makalah ini disusun sebagai salah satu tugas yang diberikan
pada mata kuliah Keperawatan Anak II.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya makalah ini. Demikian banyak pihak yang
turut serta membantu sehingga tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Mudah-
mudahan, semua bantuan dan amal baiknya mendapat imbalan yang berlimpah
dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.Penulis
percaya tidak ada hasil karya manusia yang sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini sebagai makalah yang dapat memberikan sumbangan
atau kajian yang bermanfaat bagi pendidikan di sekolah dan masyarakat.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Pengertian Leukimia..............................................................................................3
2.2 Anatomi Fisiologi Leukimia..................................................................................4
2.3 Etiologi Leukimia...................................................................................................7
2.4 Patofisiologis Leukimia..........................................................................................8
2.5 Woc Leukimia........................................................................................................9
2.6 Manifiestasi/Tanda dan gejala..............................................................................9
2.7 Penatalaksanaan Medis.......................................................................................12
2.8 Klasifikasi Leukimia............................................................................................15
2.9 Komplikasi Leukimia...........................................................................................17
2.10 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................18
2.11 Askep Teoritis Leukimia....................................................................................20
BAB III...........................................................................................................................39
PENUTUP.......................................................................................................................39
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................39
3.2 Saran.....................................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................40
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Jelaskan Patofisiologi dari Leukimia?
5. Buatlah WOC dari Leukimia?
6. Jelaskan Manifestasi/tanda dan gejala dari Leukimia?
7. Apa saja Penatalaksanaan medis dari Leukimia?
8. Jelaskan Klasifikasi dari Leukimia?
9. Jelaskan Komplikasi dari Leukimia?
10. Jelaskan Pemeriksaan Penunjang dari Leukimia ?
11. Jelaskan Askep dari Leukimia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Leukemia tampak merupakan penyakit klonal, yang berarti satu sel kanker
abnormal berproliferasi tanpa terkendali, menghasilkan sekelompok sel anak yang
abnormal. Sel-sel ini menghambat sel darah lain di sumsum tulang utnuk
berkembang secara normal, sehingga mereka tertimbun di sumsum tulang. Karena
faktor-faktor ini, leukemia disebut gangguan akumulasi sekaligus gangguan
klonal. Pada akhirnya, sel-sel leukemia mengambil alih sumsum tualng, sehingga
menurunkan kadar sel-sel nonleukemik di dalam darah yang merupakan penyebab
berbagai gejala umum leukemia (Corwin, 2008).
Sel darah normal, sel darah terbentuk di sumsum tulang. Tulang sumsum
adalah bahan yang lembut di tengah sebagian besar tulang. Belum menghasilkan
sel darah yang disebut sel batang dan ledakan. Sebagian besar sel darah matang di
sumsum tulang dan kemudian pindah ke pembuluh darah. Darah mengalir melalui
pembuluh darah dan jantung disebut darah perifer. Sumsum tulang membuat
berbagai jenis darah sel. Setiap jenis memiliki fungsi khusus :
3
a. Sel darah putih membantu melawan infeksi
b. Sel darah merah membawa oksigen ke jaringan seluruh tubuh
c. Trombosit membantu gumpalan darah terbentuk bahwa kontrol
perdarahan
Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel
darah putih dalam sumusm tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal.
Juga terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non
hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit.
4
sel-sel ini diangkut dalam darah menuju berbagai bagian tubuh untuk digunakan.
Manfaat sesungguhnya dari sel darah putih adalah bahwa kebanyakan ditranspor
secara khusus kedaerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius, jadi
menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap setiap bahan infeksius
yang mungkin ada.
a. Granulosit
5
b. Limfosit
c. Monosit
Monosit adalah sel besar, berdiameter sampai 20 µm, dengan nucleus oval
atau berbentuk ginjal. Monosit dibentuk di dalam sum-sum tulang.
6
d. Trombosit
Adalah bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sum-sum tulang, dan
hidup sekitar 10 hari. Sekitar 30-40% terkonsentrasi di dalam limpa; sisanya
bersirkulasi da dalam darah, di dekat endotel (bagian terdalam lapisan pembuluh
darah) John Gibson (2002)
Insidensi leukemia akut pada anak-anak penderita sindrom Down adalah 20 kali
lebih banyak daripada normal. Pada anak kembar identik yang akan berisiko
tinggi bila kembaran yang lain mengalami leukemia. Insiden leukemia pada anak-
anak penderita sindrom down adalah 20 kali lebih banyak daripada normal.
Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia akut. Insiden leukemia
akut juga meningkat pada penderita dengan kelainan kongenital misalnya
agranulositosis kongenital, sindrom Ellis Van Creveld, penyakit seliak, sindrom
Bloom, anemia Fanconi, sindrom Wiskott Aldrich, sindrom Kleinefelter dan
sindrom trisomi D.31 Pada sebagian penderita dengan leukemia, insiden leukemia
meningkat dalam keluarga. Kemungkinan untuk mendapat leukemia pada saudara
kandung penderita naik 2-4 kali. Selain itu, leukemia juga dapat terjadi pada
kembar identik. Berdasarkan penelitian Hadi, et al (2008) di Iran dengan desain
7
case control menunjukkan bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga positif
leukemia berisiko untuk menderita LLA (OR=3,75 ; CI=1,32-10,99) artinya orang
yang menderita leukemia kemungkinan 3,75 kali memiliki riwayat keluarga
positif leukemia dibandingkan dengan orang yang tidak menderita leukemia
2. Radioaktif
Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat menyebabkan
leukemia pada manusia. Akhir-akhir ini dibuktikan bahwa penderita yang diobati
dengan dinar radioaktif akan menderita leukemia pada 6 % klien,dan baru terjadi
sesudah 5 tahun.
3. Virus
Sampai saat ini belum dapat dibuktikan bahwa penyebab leukemia pada manusia
adalah virus.namun, ada beberapa hasil penelitian yang mendukung teori virus
sebagai penyebab leukemia, yaitu enzyme reverse transcriptase ditemukan dalam
darah manusia. Tetapi ada Beberapa virus tertentu sudah dibuktikan menyebabkan
leukemia pada binatang. Ada beberapa hasil penelitian yang mendukung teori
virus sebagai salah satu penyebab leukemia yaitu enzyme reserve transcriptase
ditemukan dalam darah penderita leukemia. Seperti diketahui enzim ini ditemukan
di dalam virus onkogenik seperti retrovirus tipe C yaitu jenis RNA yang
menyebabkan leukemia pada binatang. Pada manusia, terdapat bukti kuat bahwa
virus merupakan etiologi terjadinya leukemia. HTLV (virus leukemia T manusia)
dan retrovirus jenis cRNA, telah ditunjukkan oleh mikroskop elektron dan kultur
pada sel pasien dengan jenis khusus leukemia/limfoma sel T yang umum pada
propinsi tertentu di Jepang dan sporadis di tempat lain, khususnya di antara Negro
Karibia dan Amerika Serikat.
8
sekelompok sel anak yang abnormal sehingga dapat menyebabkan terjadinya
anemia trombositopenia. Kemudian leukimia atau limfositik akut merupakan
kanker jaringan yang menghasilkan leukosit yang imatur dan berlebih sehingga
jumlahnya yang menyusup ke berbagai organ seperti sum-sum tulang dan
mengganti unsur sel yang normal sehingga mengakibatkan jumlah eritrosit kurang
untuk mencukupi kebutuhan sel (Hidayat, 2006). Karena faktor-faktor ini
leukimia disebut gangguan akumulasi sekaligus gangguan klonal. Pada akhirnya,
sel- sel leukemik mengambil alih sum-sum tulang. Sehingga menurunkan kadar
sel-sel nonleukemik di dalam darah yang merupakan penyebab berbagai gejala
umum leukimia. Trombosit pun berkurang sehingga timbul pendarahan. Proses
masuknya leukosit yang berlebihan dapat menimbulkan hepatomegali apabila
terjadi pada hati, splenomegali, dll. (Hidayat, 2006).
9
2.5 Woc Leukimia
10
nyeri yang semakin mingkat, nyeri tulang berhubungan dengan
leukemia biasanya bersifat progresif.
11
Gejala klinis LLA sangat bervariasi. Umumnya menggambarkan
kegagalan sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia
(mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan.
Selain itu juga ditemukan anoreksi, nyeri tulang dan sendi,
hipermetabolisme.Nyeri tulang bisa dijumpai terutama pada sternum, tibia
dan femur.
Gejala utama LMA adalah rasa lelah, perdarahan dan infeksi yang
disebabkan oleh sindrom kegagalan sumsum tulang. perdarahan biasanya
terjadi dalam bentuk purpura atau petekia. Penderita LMA dengan leukosit
yang sangat tinggi (lebih dari 100 ribu/mm) biasanya mengalami
gangguan kesadaran, sesak napas, nyeri dada dan priapismus. Selain itu
juga menimbulkan gangguan metabolisme yaitu hiperurisemia dan
hipoglikemia.
LGK memiliki 3 fase yaitu fase kronik, fase akselerasi dan fase
krisis blas. Pada fase kronik ditemukan hipermetabolisme, merasa cepat
kenyang akibat desakan limpa dan lambung. Penurunan berat badan terjadi
setelah penyakit berlangsung lama. Pada fase akselerasi ditemukan
keluhan anemia yang bertambah berat, petekie, ekimosis dan demam yang
disertai infeksi.
12
2.7 Penatalaksanaan Medis
a.Kemoterapi
Pada tahap ini dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi. Tahap ini
biasanya memerlukan waktu 2-3 tahun.
Angka harapan hidup yang membaik dengan pengobatan sangat dramatis. Tidak
hanya 95% anak dapat mencapai remisi penuh, tetapi 60% menjadi sembuh.
Sekitar 80% orang dewasa mencapai remisi lengkap dan sepertiganya mengalami
13
harapan hidup jangka panjang, yang dicapai dengan kemoterapi agresif yang
diarahkan pada sumsum tulang dan SSP.
Fase induksi
Fase konsolidasi
14
diberikan kepada penderita tanpa gejala karena tidak memperpanjang hidup. Pada
stadium I atau II, pengamatan atau kemoterapi adalah pengobatan biasa. Pada
stadium III atau IV diberikan kemoterapi intensif.
Angka ketahanan hidup rata-rata adalah sekitar 6 tahun dan 25% pasien
dapat hidup lebih dari 10 tahun. Pasien dengan sradium 0 atau 1 dapat bertahan
hidup rata-rata 10 tahun. Sedangkan pada pasien dengan stadium III atau IV rata-
rata dapat bertahan hidup kurang dari 2 tahun.
Fase Kronik
Fase Akselerasi,
b.Radioterapi
15
keberhasilan) dicapai jika menjalani transplantasi dalam waktu 1 tahun setelah
terdiagnosis dengan donor Human Lymphocytic Antigen(HLA) yang sesuai. Pada
penderita LMA transplantasi bisa dilakukan pada penderita yang tidak
memberikan respon terhadap pengobatan dan pada penderita usia muda yang pada
awalnya memberikan respon terhadap pengobatan.
d.Terapi Suportif
1.Leukemia Akut
16
2.Leukemia Mieloid Akut
Banyak tanda dan gejala ALL yang mirip dengan AML serta sebagian
besar menyebabkan kegagalan sumsum tulang. Pasien juga mengalami
manifestasi spesifik ynag meliputi pembesaran nodus limfe (limfadenopati), hati,
dan limpa ( hepatosplenomegali),serta infiltrasi pada sistem saraf pusat.
17
4.Leukemia Mieloid Kronik
CML adalah gangguan sel benih yang disebabkan produksi tidak beraturan
dari sel darah putih mieloid. CML dapat mengenai semua kelompok usia, namun
terutama berusia antara 40 dan 60 tahun.
18
2.9 Komplikasi Leukimia
19
Pada kira-kira 50% pasien ditemukan jumlah leukosit melebihi
10.000/mm3 pada saat didiagnosis, dan pada 20% pasien melebihi
50.000/mm3.Neutropenia (jumlah neutrofil absolut kurang dari 500/mm3
[normalnya 1500/mm3] sering dijumpai.Limfoblas dapat ditemukan di
darah perifer, tetapi pemeriksa yang tidak berpengalaman dapat
melaporkan limfoblas tersebut sebagai limfosit atipik. (William, 2004)
20
5.Foto toraks: pasien dengan ALL (acute tymphoblastic leukaemia) jalur sel T
sering memiliki massa mediastinum yang dapat dilihat pada foto toraks. (Patrick,
2005)
6.Golongan darah karena cepat atau lambat akan dibutuhkan transfusi darah dan
trombosit. (Patrick, 2005)
8.Cairan spinal juga perlu diperiksa karena sistem saraf pusat merupakan tempat
persembunyian penyakit ekstramedular. (Patrick, 2005)
2.11.1 Pengkajian
I.Identitas
a.Anak
Nama :
Anak yang ke :
Tanggal lahir/umur :
Jenis kelamin :
Agama :
21
b.Orang tua
1.Ayah
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Agama :
Alamat :
2.Ibu
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Agama :
Alamat :
c.Penanggung Jawab
Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi
penanggung jawab klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi nama,
umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.
II.Riwayat kesehatan
a)Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh klien saat MRS.
22
2.Kaji adanya tanda – tanda leukopenia : demam, stomatitis, gejala infeksi
pernafasan atas, infeksi perkemihan; infeksi kulit dapat timbul kemerahan
atau hiotam tanpa pus
a.Data Subjektif
Lelah
Letargi
Pusing
Sesak
Nyeri dada
Napas sesak
Priapismus
Hilangnya nafsu makan
Demam
Nyeri Tulang dan Persendian.
b.Data Objektif
23
Anemia
Perdarahan
Gusi berdarah
Adanya benjolan tiap lipatan
Ditemukan sel – sel mudah
4.Hospitalisasi/tindakan operasi
5.Injuri/kecelakaan
7.Imunisasi
c)Riwayat social
d)Riwayat keluarga
1.Social ekonomi
24
2.Lingkungan rumah
3.Penyakit keluarga
4.Genogram
1.Motorik kasar
2.Motorik halus
3.Bahasa
4.Personal social
1.Pola Persepsi Dan Pemeliharaan Kesehatan : Pada pasien leukimia pada pola
persepsi dan pemeliharaan kesehatan yang dikaji mengenai :
2.Pola Nutrisi : Pada pola ini, untuk pasien leukimia, fokus yang dapat dikaji
mengenai:
25
c.Apakah pasien merasa mual, mengalami muntah, perdarahan, memar,
perubahan kondisi kulit, keringat malam, intoleransi terhadap suhu/iklim
yang dingin, pembengkakan pada lipatan ketiak, leher, lipatan paha?
3.Pola Eliminasi : Pada pola pengkajian pasien leukimia, fokus yang dikaji
mengenai:
a.Apakah pasien mengalami buang air besar berwarna hitam atau seperti
ter, kencing berdarah, urine output berkurang, diare, menorrhagia,
ekimosis, dan epistaxis.?
4.Aktivitas dan Latihan : Pada pola ini pasien leukimia, fokus yang dikaji
mengenai :
5.Tidur dan Istirahat : Pada pola pengkajian pasien leukimia, fokus yang dikaji
mengenai:
6.Sensori, Presepsi dan Kognitif : Pada pola ini leukimia, fokus yang dikaji
mengenai :
26
a.Bagaimana cara pembawaan pasien saat bicara? Apakah normal, gagap,
atau berbicara tak jelas?
7.Konsep diri : Pada pola ini pasien leukimia pada umumnya dikaji mengenai:
Role/peran
27
Identity/identitas diri
8.Seksual dan Repruduksi : Pada pola ini pasien leukimia pada umumnya dikaji
mengenai :
9.Pola Peran Hubungan : Pada pola ini pasien leukimia pada umumnya dikaji
mengenai :
10.Manajemen Koping Stress : Pada pola ini pasien leukimia pada umumnya
dikaji mengenai bagaimana orang tua pasien menangani masalah yang dimiliki
anaknya dan bagaimana cara orang tua pasien menggunakan system pendukung
dalam menghadapi masalah.
11.Sistem Nilai Dan Keyakinan : Pada pola ini pasien leukimia pada umumnya
dikaji mengenai bagaimana orang tua pasien memandang secara spiritual serta
keyakinannya masing-masing.
28
kemungkinan terhadap kondisi kelainan yang ada pada tubuh anak belum disadari
olehnya. Meliputi :
2.Warna kulit :
3.Turgor kulit :
4.Gejala Kardinal
•Suhu =
•Nadi =
•Pernafasan =
•Tekanan darah =
1.Kepala
2.Mata
•Sklera: ikterik atau tidak. Sclera penderita leukemia akan terlihat tidak
ikterik.
3.Hidung
29
-Palpasi : adanya polip. Penderita leukemia memiliki pemeriksaan hidung
yang normal.
4.Telinga
5.Mulut
6.Leher
7.Thoraks
Jantung
Paru – paru
-Inspeksi : kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya
normal.
30
-Auskultasi : biasanya bunyi nafas vesikuler.
8.Abdomen
-Inspeksi : kesemetrisan
-palpasi : adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah. Biasanya
pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang dan
persendian.
10.Antropometri
•BB =
•TB =
•Lingkar kepala=
•Lingkar dada =
•Lingkar lengan=
2.11.2 Diagnosa
1. Keletihan
2. Resiko Infeksi
3. Defisit Nutrisi
4. Nyeri akut
31
5. Risiko Cedera
2.11.3 Intervensi
32
panjang rendah stimulus
5. Peristiwa (mis. cahaya,
hidup negatif suara,
6. Stres kunjungan)
berlebihan -Lakukan latihan
7. Depresi rentang gerak
pasif dan/atau
O: 1.Kebutuhan bertahap
istirahat meningkat -Anjurkan
menghubungi
perawat jika
tanda dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
-Ajarkan strategi
koping untuk
33
mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
-Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
34
lingkungan pasien
- Pertahankan
5.Ketidakadekuatan
teknik aseptik
pertahanan tubuh
pada pasien
primer:
berisiko tinggi
1) Gangguan peristaltik Edukasi
- Jelaskan tanda
2) Kerusakan integritas
dan gejala
kulit
infeksi
3) Perubahan sekresi pH - Ajarkan cara
mencuci tangan
4) Penurunan kerja
dengan benar
siliaris
- Ajarkan etika
5) Ketuban pecah lama batuk
- Ajarkan cara
6) Ketuban pecah
memeriksa
sebelum waktunya
kondisi luka atau
7) Merokok luka operasi
hemoglobin Kolaborasi
- Kolaborasi
2) Imununosupresi
pemberian
3) Leukopenia imunisasi, jika
perlu
4) Supresi respon
inflamasi
5) Vaksinasi tidak
35
adekuat
36
ekonomi (mis. pemeriksaan
finansial tidak laboratorium
mencukupi) Terapeutik
6. Faktor - Lakukan Oral
psikologis (mis. hygine sebelum
stres, makan,jika perlu
keengganan - Fasilitasi
untuk makan) menentukan
Tanda mayor pedoman
S:- diet(mis.piramid
a makanan)
O: 1. Berat badan
- Sajikan makanan
menurun minimal 10%
secara menarik
di bawah rentang ideal
dan suhu yang
Tanda minor sesuai
- Berikan
S: 1. Cepat kenyang
makanan yang
setelah makan
tinggi serat
2. Kram/nyeri untuk mencegah
abdomen konstipasi
- Berikan
3. Nafsu makan
makanan tinggi
menurun
kalori dan tinggi
O: 1. Bising usus protein
hiperaktif - Berikan
suplemen
2. Otot pengunyah
makanan,jika
lemah
perlu
3. Otot menelan lemah - Hentikan
pemberian
4. Membran mukosa
makanan melalui
pucat
selang
37
5. Sariawan nasogratik jika
asupan oral
6. Serum albumin turun
dapat ditoleransi
7. Rambut rontok Edukasi
berlebihan - Ajukan posisi
duduk,jika perlu
8. Diare
- Ajarkan diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum
makan(mis.pere
da
nyeri,anklemetik
),jika perlu
- Kolaborasi
dengan ahli gizi
untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis nutrien
yang
dibutuhkan,jika
perlu
2.11.4 Implementasi
38
pengumpulan data lanjutan, mengobservası respon kilen. selama dan
sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru. Ada beberapa
ketrampilan yang dibutuhkan dalam hal Int. Pertama ketrampilan kognitif.
Ketramplian Kognitif mencangkup pengetahuan keperawatan yang
menyeluruh perawat harus mengetahui alasan untuk setiap Intervensi
terapeutik, memahami respon fisiologıs dan psikologis normal dan
abnormal, mampu mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan
pemulangan klien, dan mengenali askep-askep promotif kesehatan klien
dan kebutuhan penyakit. Kedua, ketrampilan Interpersonal, Ketrampilan
ini penting untuk tindakan keperawatan yang efektif.
39
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan
sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke
jaringan tubuh yang lain.
40
3.2 Saran
Dalam penulisan ini tentunya banyak kurang dan tentunya ada
lebihnya juga, untuk itu penulis atau penyusun mengharapkan kritik dan saran
kepada para pembaca.
Dengan adanya makalah ini penulis mengaharapkan agar para
pembaca bisa memahami apa yang sudah dijelaskan sehingga dapat
bermanfaat bagi semuanya dan agar lebih dapat mengaplikasikan dalam
merawat pasien dan mampu dalam pembuatan asuhan keperawatan yang tepat
yang banyak melibatkan orang terdekat klien, mulai dari keluarga, kerabat
sampai teman pasien.
DAFTAR PUSTAKA
41
Hidayat, Aziz Alimut. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2.
Jakarta: Salemba Medika.
42