Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN


PADA SISTEM HEMATOLOGI LEUKIMIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

1. IWAN (23142019015P)
2. SHEILA HAIZALLATI (23142019016P)
3. OCVITASARI (23142019002P)
4. ANGGI AMANDA (23142019004P)
5. BADRUN (23142019025P)

KELAS : REGULER B1

DOSEN : CITRA SURAYA, S.KEP, NERS, M.KES, M.KEP

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dokumentasi keperawatan kami dengan judul “Asuhan
Keperawatan Anak Dengan Gangguan Pada Sistem Hematologi Leukimia” yang di bimbing oleh Dosen
Keperawatan Anak ibu Citra Suraya, S.Kep, Ners, M.Kes, M.Kep.
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak menemui kesulitan dan hambatan sehingga kami tidak terlepas
dari segala bantuan, arahan, dorongan semangat dari berbagai pihak. Dan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
berbagai pihak yang telah membantu kami yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Terima kasih atas kesabaran
dan keikhlasannya dalam memberikan masukan, motivasi dan bimbingan selama penyusunan makalah ini.
Segala kemampuan dan daya upaya telah kami usahakan semaksimal mungkin, namun kami menyadari
bahwa kami selaku penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Penulis berharap semoga hasil makalah ini memberikan
manfaat bagi kita semua, Amin.

Palembang , 15 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar belakang .................................................................................................................................................1


b. Rumusan masalah ........................................................................................................................................... 1
c. Tujuan.............................................................................................................................................................. 2

BAB II KAJIAN TEORI


a. Anatomi Fisiologi Darah ................................................................................................................................. 3
b. Definisi Penyakit Leukemia ............................................................................................................................. 3
c. Klasifikasi Penyakit Leukemia ........................................................................................................................ 3
d. Etiologi Penyakit Leukemia ............................................................................................................................. 4
e. Faktor Resiko Perkembangan Penyakit Leukemia ........................................................................................... 5
f. Patofisiologi Penyakit Leukemia ..................................................................................................................... 6
g. Manifestasi Klinis Penyakit Leukemia ........................................................................................................... 6
h. Pemeriksaaan penunjang ................................................................................................................................ 7
i. Penatalaksanaan .............................................................................................................................................. 7
j. Asuhan keperawatan pada anak dengan ganguan hematologi leukimia .......................................................... 7

BAB III PENUITUP


a. Kesimpulan ................................................................................................................................................... 16
b. Saran............................................................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Leukemia berasal dari bahasa yunani yaitu leukos yang berarti putih dan haima yang berarti darah. Jadi
leukemia dapat diartikan sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh sel darah putih. Proses terjadinya
leukemia adalah ketika sel darah yang bersifat kanker membelah secara tak terkontrol dan mengganggu
pembelahan sel darah normal.
Di Indonesia kasus leukemia sebanyak ² 7000 kasus/tahun dengan angka kematian mencapai 83,6% (Herningtyas,
2004). Data dari International Oancer Parent Organization (IOPO) menunjukkan bahwa dari setiap 1 juta anak
terdapat 120 anak yang mengidap kanker dan 60% diantaranya disebabkan oleh leukemia(Sindo, 2017).
Penyakit tersebut mempunyai banyak faktor penyebab namun belum ada yang mendominasi hingga
terjadinya penyakit tersebut. Oleh karena itu, untuk mencegah leukemia atau kanker darah kita harus mengenal
lebih jauh tentang leukemia, bagaimana gejala- gejalanya, dampak dari penyakit leukemia, cara diagnosa dan
penyembuhannya. Penyakit leukimia ini harus ditangani dengan tepat agar penderita tidak terjangkit penyakit
lainnya karena tranfusi yang tidak steril.
Dina Garniasih, Sp.A(K), M.Kes mengatakan, salah satu gejala leukemia pada anak adalah demam
hilang timbul tanpa sebab yang jelas.Selain itu, pasien leukemia pada anak biasanya memiliki keluhan
perdarahan. Perdarahan sendiri bisa berupa mimisan, atau perdarahan yang aktif lainnya. Atau bisa juga
perdarahan kulit.
Jadi seperti ada bintik-bintik merah di kulit atau ada lebam-lebam di kulit. Itu merupakan manifestasi
perdarahan Lebam atau kulit berwarna kebiruan pada pasien leukemia, bisa terjadi di mana saja. Bisa di lengan,
tungkai kaki, dan juga bisa di badan. Seringkali, lebam-lebam ini muncul tanpa ada benturan sebelumnya.
Namun ada juga yang terbentur sedikit saja, lebam kebiruan langsung muncul. Hematoma (memar/lebam),
kerap terjadi pada anak-anak normal.
Seringnya dianggap tanda dan gejala pada leukimia ini sama dengan penyakit yang umum terjadi pada
anak-anak maka ini sering diabaikan oleh beberapa pihak seperti orang tua bahkan petugas medis, oleh arena itu
kami penulis dari kelompok 3 akan membuat makalah tentang asuhan keperawatan anak dengan gangguan
pada sistem hematologi leukimia.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi fisilogi darah?


2. Apa definisi penyakit leukemia?
3. Apa sajakah klasifikasi penyakit leukemia?
4. Bagaimanakah etiologi penyakit Leukemia?
5. Bagaimana Faktor Risiko Perkembangan penyakit Leukemia?
6. Bagaimanakah patofisiologi penyakit Leukemia?
7. Apa sajakah manifestasi klinis penyakit Leukemia?
8. Apa sajakah pemeriksaan penunjang penyakit Leukemia?
9. Bagaiamankah penatalaksanaan penyakit Leukemia?
10. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien penyakit Leukemia?

1
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui anatomi fisiologi darah.
2. Untuk mengetahui pengertian leukimia.
3. Untuk mengetahui jenis leukimia.
4. Untuk mengetahui etiologi.
5. Untuk mengetahui faktor resiko perkembangan penyakit leukemia.
6. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit Leukemia.
7. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit Leukemia.
8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit Leukemia.
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit Leukemia
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak leukimia.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Anatomi Fisiologi
Darah merupakan jaringan tubuh yang berbentuk cairan yang terdapat dalam pembuluh darah, dan
termasuk dalam sistem hematologi. Jumlah darah setiap individu berbeda-beda tergantung pada umur,
pekerjaan, keadaan jantung dan pembuluh darah. Normalnya pada orang sehat 1/13 dari berat badan atau 4
sampai 5 Liter. Darah berfungsi sebagai alat pengangkut dan sebagai pertahanan tubuh serta penyebar panas
keseluruh tubuh. Darah mengandung:
1. Air 91%
2. Protein 8% (Albumin, Globulin, Protombin dan Fibrinogen)
3. Mineral 0,9% (Natrium Klorida, Natrium Bikarbonat, Garam, Posphatt, Magnesium dan Asam Amino)
Darah itu sendiri terbagi atas :

1. Eritrosit
Merupakan sel darah merah yang berbentuk cakram bikonkaf dan tidak berinti. Normalnya 5.000/mm3
darah. Eritrosit ini mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin (Hb). Hb normal wanita 11,5 mg% dan
Hb normal lakiWlaki 13 mg%. Eritrosit berfungsi sebagai pengikat oksigen dari paru-paru lalu diedarkan
keseluruh tubuh dan mengikat OO 2 dari jaringan tubuh lalu dikeluarkan malalui paru-paru.

2. Leukosit
Leukosit merupakan sel darah putih yang terbagi atas dua kategori : granolosit sebanyak 60% san sel
mononuklear (agranosit) sebanyak 40%. Leukosit memiliki inti dan bentuk yang berubah-ubah. Leukosit
berfungsi sebagai pertahan tubuh terhadap benda asing yang menyerang tubuh. Oontoh infasi bakteri
Normal leukosit : 5.000-10.000 mm3.

3. Trombosit
Trombosit merupakan partikel-partikel kecil yang bermacam-macam, ada bulat dan lonjong. Trombosit
berwarna putih. Fumlah normalnya 150.000-450.000/mm3. Leukosit berfungsi sebagai pengontrol
pendarahan. Oontoh: dalam pembekuan darah.

B. Definisi Leukemia
Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum tulang, yang
menyebabkan proliferasi salah satu jenis sel darah putih dengan menyingkirkan jenis sel lain (Reeves,
Oharlene F et al, 2001).
Leukemia tampak merupakan penyakit klonal, yang berarti satu sekelompok sel anak yang
abnormal. Sel-sel ini menghambat semua sel darah lain di sumsum tulang untuk berkembang
secara normal, sehingga mereka tertimbun di sumsum tulang. Karena factor- faktor ini, leukemia disebut
gangguan akumulasi sekaligus gangguan klonal. Paa akhirnya, sel-sel nonleukemik di dalam darah yang
merupakan penyebab berbagai gejala umum leukemia.

C. Klasifikasi Leukemia
Leukemia digambarkan sebagai akut atau kronis, bergantung pada cepat tidaknya
kemunculan dan bagaimana diferensiasi sel-sel kanker yang bersangkutan. Sel-sel leukemia akut
berdiferensiasi dengan buruk, sedangkan sel-sel leukemia kronis biasanya berdiferensiesi

3
dengan baik.
Leukemia juga digambarkan berdasarkan jenis sel yang berproliferasi. Sebagai contoh, leukemia
limfoblastik akut, merupakan leukemia yang paling sering di jumpai pada anak, menggambarkan kanker
dari turunan sel limfosit primitif. Leukemia granulostik adalah leukemia eosinofil, neutrofil, atau basofil.
Pembagian penyakit leukemia terdiri dari:

1. Leukemia Limfositik Akut (LLA)


Leukemia limfoblastik akut adalah leukemia utama pada masa anak-anak, dan membentuk
hamper semua leukemia pada anak berusia kurang dari 4 tahun, dan lebih dari separuh leukemia selama
masa pubertas. Penyakit ini jarang pada pasien berusia lebih dari 30 tahun. Walaupun LLA dijumpai
pada sekitar 15% leukemia pada orang dewasa, namun dari kasus ini mungkin sebenarnya adalah
gambaran awal dari transformasi akut LMK. (Ronald A. Sacher, 2004)

2. Leukemia Mielositik Kronis (CML)


Leukemia mielositik kronis (OML) terhitung kira-kira 3% dari semua kasus leukemia pada anak-
anak. Penyakit ini dapat mengenai semua usia, tetapi sebagian besar kasus terjadi pada akhir masa
kanak-kanak. Penyakit ini relative lebih lambat dibanding leukemia akut. Penyebabnya tidak
diketahui. Pasien sering asimtomatik dan dapat terdapat jumlah leukosit yang tinngi atau splenomegali
yang ditemukan pada pemeriksaan rutin anak yang sehat.

3. Multiple Myeloma
Multiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah ohgdn dari sel plasma yang
abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah
besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih. Multiple myeloma
(myelomatosis, plasma cell myeloma, Kahler's disease) merupakan keganasan sel plasma
yang ditandai dengan penggantian sumsum tulang, kerusakan tulang , dan formasi paraprotein.
Myeloma menyebabkan gejala-gejala klinik dan tanda-tanda klinis melalui mekanisme yang
bervariasi. Tumor menghambat sumsum tulang memproduksi cukup sel darah. Hal ini dapat
menyebabkan masalah kesehatan pada ginjal, saraf, jantung, otot dan traktus digestivus. Meskipun
myeloma masih belum bisa diobati, perkembangan terapi yang terbaru, termasuk penggunaan
thalidomide dan obat-obatan lain seperti bortezomib dan CC-5013 cukup menjanjikan
(McPhee,F.Stephen, Maxine A. Papadakis, Fr.Lawrence M. Tierney, 2008).

D. Etiologi

Leukimia adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan yang bersifat irreversible dari sel
induk dari darah. Pertumbuhan dimulai dari mana sel itu berada. Sel-sel tersebut, pada berbagai stadia
akan membanjiri aliran darah yang berakibat sel yang spesifik akan dijumpai dalam jumlah yang
banyak. Sebagai akibat dari proliferasi sel abnormal tersebut maka akan terjadi kompetisi metabolik
yang akan menyebabkan anemia dan trombositopenia. Apabila proliferasi sel terjadi di limpa maka
limpa akan membesar, sehingga dapat terjadi hipersplenisme yang selanjutnya menyebabkan makin
memburuknya anemia serta trombositopenia (Supandiman, 2007).

Etiologi leukimia sampai sekarang belum dapat dijelaskan secara keseluruhan. Banyak para ahli
menduga bahwa faktor infeksi sangat berperan dalam etiologi leukimia. Infeksi terjadi oleh suatu bahan
yang menyebabkan reaksi seperti infeksi oleh suatu virus. Mereka membuat suatu postulat bahwa

4
kelainan pada leukimia bukan merupakan penyakit primer akan tetapi merupakan suatu bagian dari
respon pertahanan sekunder dari tubuh terhadap infeksi tersebut. Respon defensif tubuh berbeda pada
berbagai tingkat usia oleh karena itu maka kita lihat bahwa leukimia limfoblastik akut terdapat banyak
pada anak-anak, leukimia mieoblastik akut pada usia dewasa muda, leukimia granulositik kronik pada
dewasa muda dan orang tua dan leukimia limfositik kronik dapat dijumpai pada semua umur
(Supandiman, 2007).
Terjadi peningkatan insiden leukimia pada orang-orang yang terkena radiasi sinar rontgen (terkena
radiasi ledakan bom aom, yang dapat terapi radiologis dan para dokter ahli radiologis). Diduga
peningkatan insiden ini karena akibat radiasi akan merendahkan resistensi terhadap bahan penyebab
leukimia tersebut (Supandiman, 2007). Selain faktor diatas ada beberapa faktor yang menjadi penyebab
leukimia akut yaitu faktor genetika, lingkungan dan sosial ekonomi, racun, status imunologi, serta
kemungkinan paparan virus keduanya.
Obat yang dapat memicu terjadinya leukimia akut yaitu agen pengalkilasi, epindophyilotoxin.
Kondisi genetik yang memicu leukimia akut yaitu down sindrom, bloom sydrom, fanconi anemia, ataxia
telangiectasia. Bahan kimia pemicu leukimia yaitu benzen. Kebiasaan hidup yang memicu leukimia yaitu
merokok, minum alkohol (Dipiro, nt bh, 2005).

E. Faktor Risiko Perkembangan Leukemia


Faktor risiko untuk leukemia antara lain adalah predisposisi genetik yang berhubungan dengan
insiator (mutasi) yang diketahui atau tidak diketahui. Saudara kandungan dari anak yang menderita
leukemia memiliki kecerendungan 2 sampai 4 kali lipat untuk mengalami penyakit ini dibandingkan
anak-anak lain. Kromosom abnormalitas kromosom tertentu, sindrom down memiliki resiko menderita
leukemia. Pajanan terhadap radiasi, beberapa jenis obat yang menekan sumsum tulang, dan berbagai
obat kemoterapi telah dianggap meningkatkan risiko leukemia, agens-agens berbahaya di
lingkungan juga di duga dapat menjadi faktor risiko.
Riwayat penyakit sebelumnya yang berkaitan dengan anebtgpg`ns (pembentukan sel darah )
telah terbukti meningkatkan risiko leukehodgkin, myeloma multiple. Riwayat leukemia kronis
meningkatkan risiko leukemia akut.

5
F. Patofisiologi
Sebuah sel induk majemuk berpotensi untuk mengalami diferensiasi, poliferasi dan maturasi
untuk membentuk sel-sel darah matang yang dapat dilihat pada sirkulasi perifer.

G. Manifestasi Klinis

Selain presentasi klinis, laboratorium dan evaluasi patologi diperlukan untuk definitif diagnosis
leukimia. Tes yang paling penting adalah sumsum tulang biopsi dan aspirasinya yang disampaikan kepada
hematopathology untuk berbagai evaluasi. Noda cytochemical sangat membantu untuk menentukan apakah
leukimia akut adalah keturunan myeloid atau
limfoid.
1. Umum:
Biasanya terjadi 1-3 bulan dengan gejala yang tidak jelas seperti kelelahan, kurangnya toleransi latihan,

6
nyeri dada dan perasaan yang tidak enak.
2. Gejala:
Pasien melaporkan penurunan berat badan, malaise, kelelahan, dan palpitasi dan dyspnea saat beraktivitas.
Gajala lain yang dapat muncul yaitu demam, menggigil, dan kerasnya sugestif infeksi, memar (perdarahan
vagina yang berlebihan, epistaksis, ekimosis dan petechiae), nyeri tulang, kejang, sakit kepala, dan
diplopia.

H. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan sel darah tepi ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya ada leukisitosis (60%),
kadang-kdang leukopenia (25%). Jumlah leukosit biasanya berbanding langsung dengan jumlah blas. Jumlah
leukosit neutrofil seringkali rendah, demikian pula dengan kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil
pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel blas yang dominan.

I. Penatalaksaan
Pengobatan LLA melibatkan beberapa kombinasi kemoterapi yang paling kompleks. Dua regimen
kemoterapi utama digunakan dalam penatalaksaan LLA. The Berlin-Frankfurt-Munster menggunakan
regimen induksi, regimen konsolidasi, regimen reintenifikasi, dan terapi pemeliharaan. Pendekatan lain adalah
dengan mengulangi dua siklus kemoterapi intensif yang berbeda, seperti regimen hiper-CVAD (Zahroh dan
Istiroha, 2019).

J. Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Pada sistem Hematologi Leukemia

1. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian
1) Identias Klien dan Keluaraga serta Kaji Riwayat Penyakit
2) Kaji adanya tanda-tanda anemia:
a) Pucat
b) Kelemahan
c) Sesak
d) Nafas cepat

3) Kaji adanya tanda-tanda leukopenia:

 Demam
 Infeksi

4) Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia:

 Ptechiae
 Purpura
 Perdarahan membran mukosa

5) Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola:

 Limfadenopati
 Hepatomegali
 Splenomegali

6) Kaji adanya pembesaran testis

7
7) Kaji adanya:

 Hematuria

 Hipertensi

 Gagal ginjal

 Inflamasi disekitar rectal

 Nyeri

b. Analisa Data

1) Data Subjektif
Data Subjektif yang mungkin timbul pada penderita leukemia adalah sebagai berikut :
a) Lelah
b) Letargi
c) Pusing
d) Sesak
e) Nyeri dada
f) Napas sesak
g) Priapismus
h) Hilangnya nafsu makan
i) Demam
j) Merasa cepat kenyang
k) Waktu ycng cukup lama
l) Nyeri Tulang dan Persendian.

2) Data Objektif

Data Subjektif yang mungkin timbul pada penderita leukemia adalah sebagai berikut :

a) Pembengkakan Kelenjar Lympa


b) Anemia
c) Perdarahan
d) Gusi berdarah
e) Adanya benjolan tiap lipatan
f) Ditemukan sel-sel muda

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah “ suatu penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, atau
komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan diamana
perawat bertanggung gugat.
Diagnosa Keperawatan pada anak dengan leukemia adalah:
a. Ketidakseimbangan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai darah ke perifer d.d.anemia
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum d.d anemia, pucat dan lemah
c. Nyeri b.d agen cedera biologis d.d. efek fisiologis dari leukemia

8
d. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologi d.d.anoreksia
e. Kerusakan integritas kulit b.d zat kimia d.d. seringnya kemoterapi, radioterapi
f. Resiko infeksi b.d penurunan sistem kekebalan tubuh
g. Resiko perdarahan b.d trombositopenia

3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan merupakan serangkaian tindakan atau intervensi untuk mencapai tujuan pelaksanaan
asuhan keperawatan. Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari
pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat
disusun rencana keperawatan sebagai berikut:
a. Ketidakseimbangan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai darah ke perifer d.d.anemia
1) Luaran dan kriteria hasil (SLKI)
 Status Sirkulasi
 Tissue perfusion : cerebral
Kriteria hasil :
a) Tekanan sistol dan diastole dalam keadaan rentang yang diharapkan
b) Tidak ada ortostatik hipertensi
c) Tidak ada tanda-tanda peningkatan intracranial
Menunjukkan fungsi sensori motoric kranial yang utuh : tingkat kesadaran membaik, tidak
ada gerakan-gerakan involunter.
2) Intervensi (SIKI)
a) Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas, dingin, tajam, tumpul.
b) Monitor adanya paretese
c) Instruksikan keluarga untuk mengobsrvasi kulit jika ada isi atau laserasi
d) Gunakan sarung tangan untuk proteksi
e) Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
f) Monitor kemapuan BAB
g) Kolaborasi pemberian analgetik
h) Monitor adanya tromboplebitis
i) Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi

b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum d.d anemia, pucat dan lemah
1) Luaran dan Kriteria Hasil (SLKI)
 Tolenransi aktivitas
Klien diharapkan mampu untuk menormalkan :
a) Saturasi oksigen ketika beraktivitas
b) Denyut nadi ketika beraktivitas
c) Laju pernapasan ketika beraktivitas
d) Tekanan darah sistolik
e) Tekanan darah diastolic
f) Pemeriksaan EKG
g) Warna kulit
h) Kekuatan tubuh atas

9
i) Kekuatan tubuh bawah

 Daya tahan
Klien diharapkan mampu untuk menormalkan :
a) Kinerja dari rutinitas
b) Aktivitas
c) Konsentrasi
d) Kepulihan energy setelah beraktivitas
e) Tingkat oksigen darah

 Tingkat kegelisaan
Klien diharapkan mampu untuk menormalkan :
a) Nyeri
b) Cemas
c) Mengerang
d) Stress
e) Takut
f) Kegelisahan
g) Nyeri otot
h) Meringis
i) Sesak nafas
j) Mual Muntah

2) Intervensi (SIKI)

 Terapi aktivitas
Intervemsi yang dilakukan :
a) Kolaborasi dengan terapis dalam merncanakan dan memonitor program aktivitas
b) Tingkatkan komitmen pasien dalam beraktivitas
c) Bantu mengekplorasi aktivitas yang bemanfaat bagi pasien
d) Bantu mengidentifikasi sumberdaya yang dimiliki dalam beraktivitas
e) Bantu pasien/keluarga dalam beradaptasi dengan lingkungan
f) Bantu menyusun aktivitas fisik
g) Pastikan lingkungan aman untuk pergerakan otot
h) Felaskan aktivitas motorik untuk meningkatkan tonus otot
i) Berikan reinforcemen positif selama beraktivitas
j) Monitor respon emosional, fisik, sosial dan spiritual

 Manajeman energy
Intervemsi yang dilakukan :
a) Tentukan pembatasan aktivitas fisik pasien
b) Jelaskan tanda yang menyebabkan kelemahan
c) Jelaskan penyebab kelemahan
d) Jelaskan apa dan bagaimana aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun energi
e) Monitor intake nutrisi yang adekuat
f) Monitor respon kardiorespirasi selama aktivitas

10
g) Monitor pola tidur
h) Monitor lokasi ketidaknyamanan/nyeri
i) Batasi stimulus lingkungan
j) Anjurkan bedrest
k) Lakukan ROM aktif/pasif
l) Bantu pasien membuat jadwal istirahat
m) Monitor efek obat stimulan dan depresan
n) Monitor respon oksigenasi pasien

c. Nyeri b.d agen cedera biologis d.d. efek fisiologis dari leukemia
1) Luaran dan kriteria hasil (SLKI)
 Tingkat kecemasan
Klien diharapkan mampu untuk :
a) Menghindari perasaan gelisah.
b) Menghindari serangan panik
c) Menghindari Rasa cemas yang berlebihan.
d) Mengontrol tekanan darah.
e) Mengontrol peningkatan denyut nadi.
f) Mengontrol peningkatan jumlah pernafasan.
g) Menghindari hal-hal yang bisa mengganggu tidur.

 Tingkatan nyeri
Klien diharapkan mampu untuk :
a) Mengendalikan rasa nyeri.
b) Mengontrol diri dari kehilangan nafsu makan.

2) Intervensi (SIKI)
 Mengurangi rasa cemas :
Intervensi yang dilakukan :
a) Tenangkan klien dan melakukan pendekatan.
b) Kaji perspektif situasi stress klien.
c) Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, terapi, dan prognosis.
d) Bantu pasien untuk untuk meminimalisir rasa cemas yang timbul.
e) Kaji tanda-tanda kecemasan baik secara verbal maupun non verbal.

 Manjemen nyeri
Intervensi yang dilakukan :
a) Ajarkan klien tentang bagaimana cara mengontrol rasa nyeri.
b) Ajarkan klien teknik-teknik relaksasi.
Ajarkan klien bagaimana cara menghindari diri dari rasa cemas.

d. Ketikseimbangan Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologi
d.d.anoreksia

11
1) Luaran dan kriteria hasil (SLKI)
 Status nutrisi
Klien diharapkan mampu untuk menormalkan :
a) Pemasukan nutrisi
b) Pemasukan makanan
c) Pemasukan cairan
d) Energy
e) Berat badan
f) Tonus otot
g) Hidrasi

 Nafsu makan

Klien diharapkan mampu untuk menormalkan :


a. Menyeimbangkan nafsu makan
b. Menyeimbangkan Pasokan cairan tubuh
c. Menyeimbangkan Pasokan nutrisi tubuh

 Weight gain behavior


Klien diharapkan mampu :
a. Mengidentifikasi penyebab kehilangan berat badan
b. Memilih sebuah target sehat berat badan.
c. Mengidentifikasi pemasukan kalori
d. Memilihara suplai nutrisi makanan dan minuman yg adekuat
e. Meningkatkan nafsu makan

2) Intervensi (SIKI)

 Mengontrol nafsu makan


Intervensi yang dilakukan:
a. Anjurkan asupan kalori yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup.
b. Kontrol asupan nutrisi dan kalori.
c. Anjurkan kepada klien untuk mengkonsumsi nutrisi yang cukup.

 Pengontrol nutrisi
Intervensi yang dilakukan:
a) Tanyakan apakah pasien mempunyai alergi terhadap makanan
b) Tentukan makanan pilihan pasien
c) Tentukan jumlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk memenuhi nutrisi, ketika
berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan
d) Tunjukkan intake kalori yang tepat sesuai tipe tubuh dan gaya hidup
e) Timbang berat badan pasien pad jarak waktu yang tepat
f) Monitor pemasukan cairan dan makanan dan menghitung pemasukan kalori sehari-hari
g) Bantu pasien membentuk posisi duduk yang benar sebelum makan
h) Ajarkan pasien dan kelurga tentang memilih makanan

12
e. Kerusakan integritas kulit b.d zat kimia d.d. seringnya kemoterapi, radioterapi
1) Luaran dan kriteria hasil (SLKI)
 Intregitas jaringan : kulit dan membran mukosa
Klien diharapkan mampu menormalkan :
a) Temperatur
b) Sensasi
c) Elastisitas
d) Pigmentasi
e) Warna
f) Ketebalan
g) Faringan bebas lesi.

 Pengawasan kulit
Intervensi yang dilakukan:
a) Amati warna kulit, kehangatan (suhu), bengkak, getaran, tekstur kulit, udem.
b) Pantau area yang tidak berwarna dan memar kulit serta membran mukosa.
c) Pantau kelainan kekeringan dan kelembaban kulit.
d) Oatat perubahan kulit atau membran mukosa.
e) Periksa keketatan pakaian.
f) Pantau warna kulit.
g) Pantau suhu kulit.
h) Instruksikan anggota keluarga / pemberi perawatan tentang tanda ‟ tanda dari kerusakan
kulit.

f. Resiko infeksi b.d sistem kekebalan tubuh

1) Luaran dan kriteria hasil


 Status imun
Klien diharapkan mampu :
a) Tidak adanya infeksi berulang
b) Tidak adanya tumor
c) Status pencernaan dari skala yang diharapkan
d) Status pernapasan dari skala yang diharapkan
e) Berat badan dalam batas normal
f) Suhu tubuh normal
g) Tidak adanya kelelahan secara terus menerus
h) Fumlah sel darah putih dalam batas normal

 Status nutrisi
Klien diharapkan mampu :
a) Pemasukan nutrisi
b) Pemasukan makanan dan cairan
c) Energi
d) Masa tubuh
e) Berat badan

13
2) Intervensi (SIKI)
 Manajemen lingkungan
Intervensi yang dilakukan :

a) Ciptakan lingkungan yang aman untuk pasien.


b) Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, berdasarkan tingkat fisik, dan fungsi kognitif dan
pengalaman masa lalu.
c) Hindari lingkungan yang berbahaya (ex : permadani lepas dan kecil, perabotan rumah yang
dapat dipindah-pindahkan).
d) Hindari objek yang berbahaya dari lingkungan.
e) Usaha perlindungan dengan pinggir jeruji/pinggir lapisan jeruji, dengan tepat.
f) Dampingi pasien selama aktivitas di luar bangsal.
g) Atur tinggi rendahnya tempat tidur.
h) Sediakan peralatan yang adaptif (ex : tangga yang dapat disandarkan dan susuran tangan),
dengan tepat.
i) Tempatkan furniture dalam ruangan dengan susunan yang tepat.
j) Sediakan tabung panjang untuk membuat gerakan lebih leluasa.
k) Tempatkan objek yang digunakan dalam batas jangkauan.
l) Sediakan kamar untuk 1 orang.
m) Sediakan tempat tidur yang bersih dan nyaman.
n) Sediakan tempat tidur yang kokoh/kuat.
o) Tempatkan perubahan posisi tempat tidur dalam kondisi yang mudah dijangkau.
p) Kurangi rangsangan dari lingkungan.
q) Hindari pencahayaan yang tidak penting, sirkulasi udara, keadaan yang terlalu panas, ataupun
dingin.
r) Atur suhu lingkungan sesuai kebutuhan pasien, jika suhu tubuhnya berubah.
s) Kontrol/cegah bising yang berlebihan, bila memungkinkan.
t) Kontrol pencahayaan untuk manfaat terapeutik.
u) Batasi jumlah pengunjung
v) Batasi kunjungan secra personal kepada pasien , keluarga, kebutuhan penting lainya.
w) Lakukan rutinitas sehari-hari sesuai kebutuhan pasien.

 Manajemen nutrisi
Intervensi yang dilakukan :
a) Tanyakan apakah pasien mempunyai alergi terhadap makanan.
b) Pastikan makanan kesukaan pasien.
c) Dorong kenaikan pemasukan zat besi makanan, dengan tepat.
d) Dorong kenaikan pemasukan protein, zat besi, vitamin C, dengan tepat.
e) Berikan pasien dengan protein tinggi, kalori tinggi, nutrisi makanan, cemilan dan minuman itu bisa
dengan mudah mengonsumsi dengan tepat.
f) Ajarkan pasien bagaimana menafkahkan buku harian makanan, sesuai dengan kebutuhan.
g) Kontrol catatan pemasukan untuk kandungan nutrisi dan kalori.

g. Resiko perdarahan b.d trombositopenia

1) Luaran dan kriteria (SLKI)

14
 Pembekuan darah
Klien diharapakan mampu menormalkan :
a) Gumpalan pembetukan
b) Waktu protrombin
c) HB
d) Perdarahan
e) Memar
f) Petechiae

2) Intervensi (SIKI)

 Pencegahan pedarahan
Intervensi yang di lakukan :
a) Monitor kemungkinan terjadinya perdarahan pada pasien
b) Catat kadar HB dan Ht setelah pasien mengalami kehilangan banyak darah.
c) Pantau gejala dan tanda timbulnya perdarahan yang berkelanjutan (cek sekresi pada pasien baik
yang terlihat maupun yang tidak disadari perawat)
d) Pantau factor koagulasi, termasuk protrombin ( Pt) waktu paruh tromboplastin (PTT), fibrinogen,
degradasi fibrin dan kadar platetet dalam darah
e) Pantau tanda-tanda vital, osmotic, termasuk TD
f) Atur pasien agar pasien tetap bed rest jika masih ada indikasi pendarahan
g) Atur kepatenan/kualitas produk/ alat yang berhubungan dengan perdarahan
h) Lindungi pasien dari hal-hal yang menimbulkan trauma dan menimbulkan trauma dan bisa
menimbulkan perdarahan
i) Jangan lakukan injeksi
j) Gunakan sikat gigi yang lembut untuk perawatan oral pasien
k) Gunakan alat ukur elektrik yang memiliki pinggiran tepi saat pasien mencukur
l) Hindari tindakan invasive
m) Cegah memasukan sesuatu kedalam lubang daerah yang mengalami perdarahan
n) Hindari pengukuran suhu rectal
o) Jauhkan alat-alat berat disekitar pasien
p) Instruksikan pasien untuk menghindari/ mmenjauhi aspirasi atau anti koagulan yang lain
q) Intrusikan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung vit K
r) Cegah terjadi konstipasi
Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengenali tanda-gejala terjadinya perdarhan dan tindakan
pertama untuk penanganan selama perdarahan berlangsung.

4. Implementasi
Implementasi dilaksanankan sesuai dengan rencana keprawatan oleh perawat terhadap pasien

5. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan berdasarkan tujuan dan outcome.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Leukemia adalah kanker dari salah satu jenis sel darah putih di sumsum tulang, yang menyebabkan proliferasi
salah satu jenis sel darah putih dengan menyingkirkan jenis sel lain. leukemia diturunkan dari bahasa Yunani leukos
dan aima yang berarti "putih" dan "darah" yang mengacu pada peningkatan abnormal dari leukosit. Peningkatan tidak
terkontrol ini akhirnya menimbulkan anemia, infeksi, trobositopenia, dan pada beberapa kasus menyebabkan
kematian.
Etiologi dari leukemia belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa factor predisposisi penyabab dari
leukemia, diantaranya sel darah putih yang kemungkinan berproliferasi secara tidak terkendali sebagai penyebab
tersering, kemudian karena radiasi, zat kimia, gangguan imunologik, virus dan factor genetic. Sampai saat ini,
leukemia merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian yang tinggi. Adanya mediastinal massa dan infiltrasi
ke CNS merupakan faktor yang memperburuk perjalanan penyakit ini.

B. Saran

Perawat disarankan untuk memberi dukungan kepada pasien agar semangat menjalani hidup dan memberikan
usaha maksimal untuk mempertahankan hidup pasien, dan menganjurkan pasien maupun keluarga untuk tidak putus
asa terhadap kemungkinan buruk yang akan terjadi, serta menganjurkan pasien untuk selalu mengikuti terapi yang
dianjurkan. Perawat juga harus memperhatikan personal hygiene pasien untuk mengurangi dampak bertambah
parahnya penyakit leukemia pasien.

16
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
(EGC).

Carpenito, Lynda Juall. 2013. Buku saku Diagnosa Keperawatan Jakarta: EGC.

http://www.academia.edu/20618101/ASKEP_LEUKEMIA diakses 10 desember 2023 10.31 Wib.

Nurarif, Amin H. 2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasakan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC .
Yogyakarta: Mediaction.

17
xviii

Anda mungkin juga menyukai