OLEH :
Segala puji dan syukur kami sampaikan Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Makalah Makalah Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Leukemia" secara tepat
waktu.Oleh karenanya kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini.Semoga bantuan yang
sudah diberikan dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Selain itu kami juga berharap semoga
makalah ini berdaya guna dimasa sekarang dan masa yang akan datang.
Demikian yang dapat kami sampaikan kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna
baik dari bentuk penyusunan maupun dari materi yang disampaikan.Maka dari itu, kritik dan
saran yang positif dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
1.3. Tujuan Umum.................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 Definisi Leukemia................................................................................................................6
2.2 Etiologi..................................................................................................................................6
2.3 Klasifikasi.............................................................................................................................6
2.4 Patofisiologi...........................................................................................................................8
2.5 Pathway...............................................................................................................................10
2.6 Menifestasi Klinis..............................................................................................................10
2.7 Tanda dan Gejala..............................................................................................................12
2.8 Penatalaksanaan................................................................................................................12
2.9 Pencegahan Leukemia......................................................................................................13
2.10 Pemeriksaan Diagnostik..................................................................................................15
2.11 Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien Leukemia.................................................15
A. Pengkajian...............................................................................................................15
B.Diagnosa keperawatan …………………….….............................................................……..
C. Intervensi keperawatan………………………………………………………………
D. Implementasi keperawatan..........................................................................................………
E. Evaluasi.........................................................................................................................………..
BAB III......................................................................................................................
PENUTUP.................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................……………………..
3.3 Daftar Pustaka……….....................................................................………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukimia berasal dari bahasa Yunani yaitu leukos yang berarti putih danhaims yang
berarti darah.Jadi leukimia dapat diartikan sebagai suatu penyakityang disebabkan oleh
sel darah putih. Proses terjadinya leukimia adalah ketikasel darah yang bersifat
kanker membelah secara tak terkontrol danmengganggu pembelahan sel darah
normal.Leukemia merupakan kanker yang sering menyerang anak-anak.
Leukimiamenyerang anak-anak di bawah umur 15 tahun dengan puncak insiden umur3-4
tahun (Apriany, 2016). Berdasarkan data Global Cancer Observatory(2018) dari
WHO angka kematian akibat leukimia di Indonesia merenggut11.314 jiwa.
Data tahun 2013 meminjukkan bahwa prevalensi kanker padaanak untur 0-14
tahun sekitar 16 291 kasus dan sepertiga dari jumlah kasuskanker anak yang terjadi
adalah leukemia (Riskesdas, 2013),Menurut Mumpuni dan Romiyanti (2016) tanda dan
gejala ALL meliputimudah lelah karena peningkatan sel darah putih yang menyebabkan
energicepat habis, berat badan menurun sering mengalami perdarahan, timbulnyabitnik-
bintik merah atau ungu di bawah kulit, terjadi perdarahan internalseperti
perdarahan dalam tinja dan urine, pembengkakan kelenjar getah beningdi bawah lengan
serta di belakang dang di depan leher, pembengkakan padahati dan lumpa,
berkeringat pada malam hari, mengalami kejang otot dankesulitan dalam
mengontrol otot maupun menyeimbangkan tubuh, sesak napasdan bank dalam waktu
yang lama. Menurut Yayasan Onkologi Anak Indonesia(YOAI) pengobatan leukemia
pada anak mengalami kecemasan Untuk mengatasi masalah kecemasan pada
anakdilakukan terapi bermain plastisin.
Di Indonesia kasus leukimia sebanyak 7000 kasasabun dengan
angkakematian mencapai 83,6% (Herningtyas, 2004). Data dari international
cancerparent Organization (ICPO) menunjukkan bahwa dari setiap 1 juta
anakterdapat 120 anak yang mengidap kanker dan 60% diantaranya disebabkan oleh
leukemia (Sindo 2007) Data dari WHO menunjukkan bahwa angka kematian
di amerika serikat karena leukemia meningkat 2 kali lipat sejak tahun 1971
(Katrin, 1997). Di amerika serikat setiap 4 menitnya seseorangterdiagnosa menderita
leukemia. Pada akhir tahun 2009 diperkimkan 53.240orang akan meninggal dikarenakan
leukemia (TELS,2009).
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Umum
Leukemia adalah kanker yang mulai dari sel-sel darah. Penyakit ini terjadi ketika sel darah
memiliki sifat kanker yaitu membelah tidak terkontrol dan menggangu pembelahan sel darah
normal. Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel darah putih
yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow) (Padila, 2013). Leukemia adalah poliferasi
sel lekosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain dari pada normal,
jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia, trombisitopeni dan diakhiri dengan
kematian (Nurarif & Kusuma, 2015).
Leukemia Myeloid Akut merupakan leukemia yang mengenai sel stem hematopoetik yang
akan berdiferensiasi ke semua sel myeloid. Leukemia Myeloid Akut merupakan leukemia
nonlimfositik yang paling sering terjadi (Nurarif & Kusuma, 2015). Leukemia myeloid akut
(LMA) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan transformasi neoplastik dan gangguan
diferensiasi sel-sel progenitor dari seri myeloid. Bila tidak diatasi, penyakit ini akan
mengakibatkan kematian secara cepat dalam kurun waktu beberapa minggu sampai bulan
sesudah diagnosis (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, K, & Setiati, 2010).
2. KLASIFIKASI
Menurut Kemas et al. (2014) Leukemia diklasifikasikan berdasarkan maturitas dan jenis
turunan sel seperti leukemia mieloblastik akut (LMA), leukemia limfositik akut (LLA), leukemia
mielositik kronik (LMK), dan leukemia limfositik kronik (LLK).
1) Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)
AML merupakan leukemia yang terjadi pada seri myeloid, meliputi neutrofil, eosinofil,
monosit, basofil, megakariosit dan sebagainya. Patogenesis utama AML adalah adanya blockade
maturitas yang menyebabkan proses diferensiasi sel-sel myeloid terhenti pada sel-sel muda
(blast) akibat terjadinya akumulasi blast di sumsum tulang (Esti et al, 2014).
2) Leukemia Limfositik Akut (LLA)
Leukemia Limfosit Akut (LLA) adalah keganasan klonal dari selsel precursor limfoid.
Lebih dari 80% kasus, sel- sel ganas berasl dari limfosit B, dan sisanya merupakan leukemia sel
T. Leukemia ini merupakan bentuk leukemia yang paling banyak pada anakanak (Fianza,
2007).Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) adalah keganasan sel yang terjadi akibat proliferasi
sel limfoid yang diblokir pada tahap awal deferensiasinya. Penyebab spesifik LLA belum
diketahui, tetapi berhubungan dengan proses multifaktorial yang berkaitan dengan genetik,
imunologi, lingkungan, toksik, paparan virus, ionization radiation (Maulyda et al., 2015).
3) Leukemia Mielositik Kronik (LMK)
LMK merupakan suatu penyakit mieloproliferatif ditandai dengan adanya peningkatan
proliferasi sel induk hematopoetik seri mieloid pada berbagai tingkat diferensiasi. Sebagian besar
LMK terdiagnosis pada fase kronik, dimana sepertiga dari fase ini tidak menunjukkan gejala,
tetapi dalam jangka waktu tertentu dapat berubah ke fase selanjutnya yang lebih agresif. Respon
terapi pada fase yg lebih lanjut ( fase akselerasi dan fase krisis blast) kurang memuaskan
sehingga tujuan utama dari pengobatan LMK adalah agar tidak berkembang ke fase ini (Muthia
et al, 2012).
4) Leukemia Limfositik Kronik (LLK)
LLK adalah keganasan hematologis yang ditandai dengan akumulasi limfosit B neoplastik
dalam darah, limfonodi, limpa, hepar, dan sumsum tulang. LLK merupakan penyakit yang tidak
bisa sepenuhnya disembuhkan, deteksi dini dan pengobatan dapat mengendalikan progressifitas
dari penyakit ini, sedangkan pasien stadium akhir sering tidak responsif dengan berbagai
pengobatan (Muthia et al, 2012).
3. ETIOLOGI
Penyebab dari penyakit leukemia tidak diketahui secara pasti. Faktor yang diduga mempengaruhi
frekuensi terjadinya leukemia (Padila, 2013) yaitu:
a. Radiasi
Berdasarkan laporan riset menunjukkan bahwa :
1) Para pegawai radiologi berisiko untuk terkena leukemia.
2) Pasien yang menerima radioterapi berisiko terkena leukemia.
3) Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasak
di Jepang.
b. Faktor Leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang dapat mempengaruhi frekuensi leukemia :
1) Racun lingkungan seperti benzena : paparan pada tingkat-tingkat yang tinggi
dari benzene pada tempat kerja dapat menyebabkan leukemia.
2) Bahan kimia industri seperti insektisida dan Formaldehyde.
3) Obat untuk kemoterapi : pasien-pasien kanker yang dirawat dengan obat-obat
melawan kanker tertentu adakalanya dikemudian hari mengembangkan leukemia.
Contohnya, obat-obat yang dikenal sebagai agen alkylating dihubungkan dengan
pengembangan leukemia bertahun-tahun kemudian.
c. Herediter
Penderita sindrom down, suatu penyakit yang disebabkan oleh kromosom abnormal
mungkin meningkatkan risiko leukemia, yang memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih
besar dari orang normal.
d. Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia menjadi retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada
dewasa.
4. PATOFISIOLOGI
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan kita terhadap infeksi. Sel
ini secara normal berkembang sesuai dengan perintah, dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan
tubuh kita. Leukemia dapat meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang
lebih dari normal. Sel darah putih terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi
seperti biasanya. Sel leukemia memblok produksi sel darah putih yang normal, merusak
kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemia juga dapat merusak produksi sel darah lain
pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai
oksigen pada jaringan.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari sitem sel menjadi sel darah putih
mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan yang terjadi
sering kali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang
kompleks). Penyusunan kromosom (translokasi kromosom) menganggu pengendalian normal
dari pembelahan sel, sehingga sel yang membelah tidak dapat terkendali dan menjadi ganas.
Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang
menghasilkan sel-sel darah normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya,
termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal dan otak (Padila, 2013).
PATHWAY / WOC
Virus
Okoginesis aktif
Diforensisi
Perdarahan kelemahan Anemia Sel inti lymphoid Tunggal rusak
meningkat
Penurunan Intoleransi
Risiko infeksi Keganasan proliferasi limfoblas
produktivitas aktifitas
SSP terkena
Gangguan
Nyeri kepala Gangguan nutrisi
penglihatan
Mual muntah
Resiko -gangguan rasa
cedera nyaman
Kekurangan
-nyeri
volume cairan
-resiko cederan
5. MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala pada leukemia akut yang nampak dan memburuk secara cepat antara
lain muntah, bingung, kehilangan kontrol otot, dan epilepsi. Leukemia juga dapat
mempengaruhi saluran pencernaan, ginjal, dan paru-paru. Gejala-gejalanya antara lain
yaitu kulit pucat (karena anemia), infeksi yang berulang-ulang seperti sakit tenggorokan,
pendarahan normal yang keluar dari gusi dan kulit, periode yang berat pada wanita,
kehilangan nafsu makan dan berat badan, gejala-gejala seperti flu antara lain kecapekan
dan tidak enak badan, luka di tulang sendi, perdarahan hidung dan lebih mudah mendapat
memar dari biasanya tanpa sebab yang jelas (Desmawati, 2013).
Tanda dan gejala yang biasa terjadi pada LMA adalah adanya rasa lelah, perdarahan
dan infeksi yang disebabkan oleh sindrom kegagalan sumsum tulang Perdarahan biasanya
terjadi dalam bentuk purpura atau petekia. Penderita LMA dengan leukosit yang sangat
tinggi (lebih dari 100 ribu/mm3) biasanya mengalami gangguan kesadaran, sesak nafas,
nyeri dada dan priapismus. Selain itu juga menimbulkan gangguan metanbolisme yaitu
hiperurisemia dan hipoglikemia (Sudoyo et al., 2010).
6. KOMPLIKASI
a. Darah tepi
Gejala yang terlihat pada darah tepi sebenarnya berdasarkan pada kelainan sumsum
tulang, yaitu berupa pansitopenia, limfositosis yang kadangkadang menyebabkan
gambaran darah tepi monoton dan terdapatnya sel blas. Terdapat sel blas pada darah tepi
yang merupakan gejala leukemia.
b. Sumsum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang ditemukan gambaran yang monoton yaitu hanya
terdiri dari sel lomfopoetik patologis sedangkan sistem lain menjadi terdesak (aplasia
sekunder). Hiperselular, hampir semua sel sumsum tulang diganti sel leukemia (blast),
tampak monoton oleh sel blast, dengan adanya leukemia gap (terdapat perubahan tiba-
tiba dari sel muda (blast) ke sel yang matang, tanpa sel antara). Sistem hemopoesis
normal mengalami depresi. Jumlah blast minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum
tulang (dalam hitungan 500 sel pada asupan sumsum tulang).
c. Biopsy limpa
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliferasi sel-sel yang berasal dari jaringan limpa
akan terdesak seperti limfosit normal, ranulosit, pulp cell.
d. Cairan serebrospinal
Bila terjadi peninggian jumlah sel (sel patologis) dan protein, maka hal ini
menunjukkan suatu leukemia meningeal. Kelainan ini dapat terjadi setiap saat dari
perjalanan penyakit baik pada keadaan remisi maupun pada keadaan kambuh. Untuk
mencegahnya dilakukan fungsi lumbal dan pemberian metotreksat (MTX) intratekal
secara rutin pada setiap penderita baru atau pada mereka yang menunjukkan gejala
tekanan intracranial yang meninggi.
e. Sitogenetik
70-90% dari kasus LMK menunjukkan kelainan kromosom, yaitu pada kromosom 21
(kromosom Phiadelphia atau Phl) 50-70% dari penderita LLA dan LMA mempunyai
kelainan berupa :
1) Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid
(2n+a).
2) Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah kromosom yang
diploid.
f. Pemeriksaan immunophenotyping
Pemeriksaan ini sangat penting untuk menentukan klasifikasi imunologik leukemia
akut. Pemeriksaan ini dikerjakan untuk pemeriksaan surface marker guna membedakan
jenis leukemia (Desmawati, 2013).
g. Kimia darah
Kolesterol mungkin merendah, asam urat dapat meningkat, hipogamaglobulinemia.
8. PENATALAKSANAAN
KESIMPULAN
Leukemia adalah penyakit yang disebabkan oleh keganasan sel darah yang berasal dari
sumsum tulang lebih tepatnya pada jaringan hematopoetik, yang ditandai dengan
penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik.
Klarifikasi leukemia berdasarkan lama waktu terjadi dengan proses waktu yang singkat
(dalam hitungan hari-bulan), dan juga leukimia kronik, yaitu leukimia yang terjadi
dengan proses waktu yang lama (dalam hitungan tahun). Etiologi dari penyakit leukimia
yaitu dapat berupa factor endogen (bersifat herediter dan kelainan genetk), factor oksogen
( radiasi dan zat kimia) dan virus. Patifisiologi dati leukimia yaitu sejumlah besar sel
menggumpal pada tempat asalnya lalu menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut ke
organ yang lebih besar dan menyebabkan hematomegali dan spenomegali. Tanda dan
gejala yang menyebabkan leukimia antara lain anorexia,petechiae, demam, lemah, letih
dan pucat. Pengobatan penyakit leukimia dengan kemotrapi, radiasi dan transplantasi
sum-sum tulang belakang.
DAFTAR PUSTAKA
dr. Debby Deriyanthi. 2020. “Leukimia Pada Anak: Ketahui Penyebab, Gejala, Dan
Penanganannya.” good doctor.
https://www.gooddoctor.co.id/parenting/kesehatan-anak/leukimia-pada-anak/ (June 10, 2021).