Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KONSEP ASKEP LEUKEMIA

OLEH :

HESTIA NINGSI ARYANTI BHAWO (22111061)


STELLA MARIS WAANG (221111080)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami sampaikan Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Makalah Makalah Asuhan Keperawatan Pada Penyakit Leukemia" secara tepat
waktu.Oleh karenanya kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan makalah ini.Semoga bantuan yang
sudah diberikan dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
memberikan wawasan yang lebih luas bagi pembacanya. Selain itu kami juga berharap semoga
makalah ini berdaya guna dimasa sekarang dan masa yang akan datang.

Demikian yang dapat kami sampaikan kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna
baik dari bentuk penyusunan maupun dari materi yang disampaikan.Maka dari itu, kritik dan
saran yang positif dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................5
1.3. Tujuan Umum.................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 Definisi Leukemia................................................................................................................6
2.2 Etiologi..................................................................................................................................6
2.3 Klasifikasi.............................................................................................................................6
2.4 Patofisiologi...........................................................................................................................8
2.5 Pathway...............................................................................................................................10
2.6 Menifestasi Klinis..............................................................................................................10
2.7 Tanda dan Gejala..............................................................................................................12
2.8 Penatalaksanaan................................................................................................................12
2.9 Pencegahan Leukemia......................................................................................................13
2.10 Pemeriksaan Diagnostik..................................................................................................15
2.11 Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien Leukemia.................................................15
A. Pengkajian...............................................................................................................15
B.Diagnosa keperawatan …………………….….............................................................……..

C. Intervensi keperawatan………………………………………………………………

D. Implementasi keperawatan..........................................................................................………

E. Evaluasi.........................................................................................................................………..
BAB III......................................................................................................................
PENUTUP.................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................
3.2 Saran.................................................................................................……………………..
3.3 Daftar Pustaka……….....................................................................………………..
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Leukimia berasal dari bahasa Yunani yaitu leukos yang berarti putih danhaims yang
berarti darah.Jadi leukimia dapat diartikan sebagai suatu penyakityang disebabkan oleh
sel darah putih. Proses terjadinya leukimia adalah ketikasel darah yang bersifat
kanker membelah secara tak terkontrol danmengganggu pembelahan sel darah
normal.Leukemia merupakan kanker yang sering menyerang anak-anak.
Leukimiamenyerang anak-anak di bawah umur 15 tahun dengan puncak insiden umur3-4
tahun (Apriany, 2016). Berdasarkan data Global Cancer Observatory(2018) dari
WHO angka kematian akibat leukimia di Indonesia merenggut11.314 jiwa.
Data tahun 2013 meminjukkan bahwa prevalensi kanker padaanak untur 0-14
tahun sekitar 16 291 kasus dan sepertiga dari jumlah kasuskanker anak yang terjadi
adalah leukemia (Riskesdas, 2013),Menurut Mumpuni dan Romiyanti (2016) tanda dan
gejala ALL meliputimudah lelah karena peningkatan sel darah putih yang menyebabkan
energicepat habis, berat badan menurun sering mengalami perdarahan, timbulnyabitnik-
bintik merah atau ungu di bawah kulit, terjadi perdarahan internalseperti
perdarahan dalam tinja dan urine, pembengkakan kelenjar getah beningdi bawah lengan
serta di belakang dang di depan leher, pembengkakan padahati dan lumpa,
berkeringat pada malam hari, mengalami kejang otot dankesulitan dalam
mengontrol otot maupun menyeimbangkan tubuh, sesak napasdan bank dalam waktu
yang lama. Menurut Yayasan Onkologi Anak Indonesia(YOAI) pengobatan leukemia
pada anak mengalami kecemasan Untuk mengatasi masalah kecemasan pada
anakdilakukan terapi bermain plastisin.
Di Indonesia kasus leukimia sebanyak 7000 kasasabun dengan
angkakematian mencapai 83,6% (Herningtyas, 2004). Data dari international
cancerparent Organization (ICPO) menunjukkan bahwa dari setiap 1 juta
anakterdapat 120 anak yang mengidap kanker dan 60% diantaranya disebabkan oleh
leukemia (Sindo 2007) Data dari WHO menunjukkan bahwa angka kematian
di amerika serikat karena leukemia meningkat 2 kali lipat sejak tahun 1971
(Katrin, 1997). Di amerika serikat setiap 4 menitnya seseorangterdiagnosa menderita
leukemia. Pada akhir tahun 2009 diperkimkan 53.240orang akan meninggal dikarenakan
leukemia (TELS,2009).

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Leukemia?


2. Bagaimana etiologi dari Leukemia?
3. Apa saja Klasifikasi Leukemia ?
4. Dapat mengetahui tanda dan gejala dari penyakit Leukemia?
5. Bagaimana Pathway dari Leukemia ?
6. Bagaimana patofisiologi leukimia?
7. Bagaimana manifestasi klinis leukemia?
8. Bagaimana penatalaksanaan leukemia pada anak?
9. Bagaimana pemeriksaan penunjang leukemia?
10. Bagaimana sdki,slki, dan siki leukimia pada anak?

C.Tujuan Umum

1. Untuk mengetaui definisi dari Leukemia


2. Untuk mengetahui apa saja penyebab dari Leukemia
3. Untuk mengetahui Apa saja klasifikasi dari Leukemia
4. Untuk mengetahui Bagaimanakah patofisiologi dari Leukemia
5. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala Leukemia
6. Untuk mengetahui pathway dari Leukemia
7. Untuk mengetahui Apa saja manifestasi klinik dari Leukemia
8. Untuk mengetahui Bagaimana penatalaksanaan dari Leukemia
9. Untuk mengetahui Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
10. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada Leukemia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep leukimia
1. DEFINISI LEUKEMIA

Leukemia adalah kanker yang mulai dari sel-sel darah. Penyakit ini terjadi ketika sel darah
memiliki sifat kanker yaitu membelah tidak terkontrol dan menggangu pembelahan sel darah
normal. Leukemia (kanker darah) adalah jenis penyakit kanker yang menyerang sel darah putih
yang diproduksi oleh sumsum tulang (bone marrow) (Padila, 2013). Leukemia adalah poliferasi
sel lekosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang lain dari pada normal,
jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia, trombisitopeni dan diakhiri dengan
kematian (Nurarif & Kusuma, 2015).
Leukemia Myeloid Akut merupakan leukemia yang mengenai sel stem hematopoetik yang
akan berdiferensiasi ke semua sel myeloid. Leukemia Myeloid Akut merupakan leukemia
nonlimfositik yang paling sering terjadi (Nurarif & Kusuma, 2015). Leukemia myeloid akut
(LMA) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan transformasi neoplastik dan gangguan
diferensiasi sel-sel progenitor dari seri myeloid. Bila tidak diatasi, penyakit ini akan
mengakibatkan kematian secara cepat dalam kurun waktu beberapa minggu sampai bulan
sesudah diagnosis (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, K, & Setiati, 2010).
2. KLASIFIKASI

Menurut Kemas et al. (2014) Leukemia diklasifikasikan berdasarkan maturitas dan jenis
turunan sel seperti leukemia mieloblastik akut (LMA), leukemia limfositik akut (LLA), leukemia
mielositik kronik (LMK), dan leukemia limfositik kronik (LLK).
1) Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)
AML merupakan leukemia yang terjadi pada seri myeloid, meliputi neutrofil, eosinofil,
monosit, basofil, megakariosit dan sebagainya. Patogenesis utama AML adalah adanya blockade
maturitas yang menyebabkan proses diferensiasi sel-sel myeloid terhenti pada sel-sel muda
(blast) akibat terjadinya akumulasi blast di sumsum tulang (Esti et al, 2014).
2) Leukemia Limfositik Akut (LLA)
Leukemia Limfosit Akut (LLA) adalah keganasan klonal dari selsel precursor limfoid.
Lebih dari 80% kasus, sel- sel ganas berasl dari limfosit B, dan sisanya merupakan leukemia sel
T. Leukemia ini merupakan bentuk leukemia yang paling banyak pada anakanak (Fianza,
2007).Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) adalah keganasan sel yang terjadi akibat proliferasi
sel limfoid yang diblokir pada tahap awal deferensiasinya. Penyebab spesifik LLA belum
diketahui, tetapi berhubungan dengan proses multifaktorial yang berkaitan dengan genetik,
imunologi, lingkungan, toksik, paparan virus, ionization radiation (Maulyda et al., 2015).
3) Leukemia Mielositik Kronik (LMK)
LMK merupakan suatu penyakit mieloproliferatif ditandai dengan adanya peningkatan
proliferasi sel induk hematopoetik seri mieloid pada berbagai tingkat diferensiasi. Sebagian besar
LMK terdiagnosis pada fase kronik, dimana sepertiga dari fase ini tidak menunjukkan gejala,
tetapi dalam jangka waktu tertentu dapat berubah ke fase selanjutnya yang lebih agresif. Respon
terapi pada fase yg lebih lanjut ( fase akselerasi dan fase krisis blast) kurang memuaskan
sehingga tujuan utama dari pengobatan LMK adalah agar tidak berkembang ke fase ini (Muthia
et al, 2012).
4) Leukemia Limfositik Kronik (LLK)
LLK adalah keganasan hematologis yang ditandai dengan akumulasi limfosit B neoplastik
dalam darah, limfonodi, limpa, hepar, dan sumsum tulang. LLK merupakan penyakit yang tidak
bisa sepenuhnya disembuhkan, deteksi dini dan pengobatan dapat mengendalikan progressifitas
dari penyakit ini, sedangkan pasien stadium akhir sering tidak responsif dengan berbagai
pengobatan (Muthia et al, 2012).
3. ETIOLOGI

Penyebab dari penyakit leukemia tidak diketahui secara pasti. Faktor yang diduga mempengaruhi
frekuensi terjadinya leukemia (Padila, 2013) yaitu:
a. Radiasi
Berdasarkan laporan riset menunjukkan bahwa :
1) Para pegawai radiologi berisiko untuk terkena leukemia.
2) Pasien yang menerima radioterapi berisiko terkena leukemia.
3) Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasak
di Jepang.
b. Faktor Leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang dapat mempengaruhi frekuensi leukemia :
1) Racun lingkungan seperti benzena : paparan pada tingkat-tingkat yang tinggi
dari benzene pada tempat kerja dapat menyebabkan leukemia.
2) Bahan kimia industri seperti insektisida dan Formaldehyde.
3) Obat untuk kemoterapi : pasien-pasien kanker yang dirawat dengan obat-obat
melawan kanker tertentu adakalanya dikemudian hari mengembangkan leukemia.
Contohnya, obat-obat yang dikenal sebagai agen alkylating dihubungkan dengan
pengembangan leukemia bertahun-tahun kemudian.

c. Herediter
Penderita sindrom down, suatu penyakit yang disebabkan oleh kromosom abnormal
mungkin meningkatkan risiko leukemia, yang memiliki insidensi leukemia akut 20 kali lebih
besar dari orang normal.
d. Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia menjadi retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada
dewasa.
4. PATOFISIOLOGI

Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan kita terhadap infeksi. Sel
ini secara normal berkembang sesuai dengan perintah, dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan
tubuh kita. Leukemia dapat meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang
lebih dari normal. Sel darah putih terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi
seperti biasanya. Sel leukemia memblok produksi sel darah putih yang normal, merusak
kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemia juga dapat merusak produksi sel darah lain
pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai
oksigen pada jaringan.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari sitem sel menjadi sel darah putih
mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan yang terjadi
sering kali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang
kompleks). Penyusunan kromosom (translokasi kromosom) menganggu pengendalian normal
dari pembelahan sel, sehingga sel yang membelah tidak dapat terkendali dan menjadi ganas.
Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang
menghasilkan sel-sel darah normal. Kanker ini juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya,
termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal dan otak (Padila, 2013).
PATHWAY / WOC
Virus

Mutasi somatik pada DNA

Okoginesis aktif

Myeloblast belum matang Devisi sel terganggu Infiltrasi ekstra medulla

Produksi sel darah normal


Keganasan sel induk myloid Pembesaran hati dan nodus limfe
terganggu

Eritrosit, platelet, granulosit


Proliferasi myeloid terganggu Nyeri tulang dan persendian
berkurang

Resiko perdarahan Mempengaruhi sel induk hematopoetik Nyeri akut

Diforensisi
Perdarahan kelemahan Anemia Sel inti lymphoid Tunggal rusak
meningkat

Penurunan Intoleransi
Risiko infeksi Keganasan proliferasi limfoblas
produktivitas aktifitas

SSP terkena

Gangguan
Nyeri kepala Gangguan nutrisi
penglihatan

Mual muntah
Resiko -gangguan rasa
cedera nyaman
Kekurangan
-nyeri
volume cairan
-resiko cederan
5. MANIFESTASI KLINIS

Gejala-gejala pada leukemia akut yang nampak dan memburuk secara cepat antara
lain muntah, bingung, kehilangan kontrol otot, dan epilepsi. Leukemia juga dapat
mempengaruhi saluran pencernaan, ginjal, dan paru-paru. Gejala-gejalanya antara lain
yaitu kulit pucat (karena anemia), infeksi yang berulang-ulang seperti sakit tenggorokan,
pendarahan normal yang keluar dari gusi dan kulit, periode yang berat pada wanita,
kehilangan nafsu makan dan berat badan, gejala-gejala seperti flu antara lain kecapekan
dan tidak enak badan, luka di tulang sendi, perdarahan hidung dan lebih mudah mendapat
memar dari biasanya tanpa sebab yang jelas (Desmawati, 2013).
Tanda dan gejala yang biasa terjadi pada LMA adalah adanya rasa lelah, perdarahan
dan infeksi yang disebabkan oleh sindrom kegagalan sumsum tulang Perdarahan biasanya
terjadi dalam bentuk purpura atau petekia. Penderita LMA dengan leukosit yang sangat
tinggi (lebih dari 100 ribu/mm3) biasanya mengalami gangguan kesadaran, sesak nafas,
nyeri dada dan priapismus. Selain itu juga menimbulkan gangguan metanbolisme yaitu
hiperurisemia dan hipoglikemia (Sudoyo et al., 2010).

6. KOMPLIKASI

Menurut Zelly, 2012 komplikasi leukemia yaitu:


1) Tombositopenia
Berkurangnya jumlah trombosit pada leukemia akut biasanya merupakan akibat
infiltrasi sumsum tulang atau kemoterapi, selain itu dapat juga disebabkan oleh beberapa
faktor lain seperti koagulasi intravaskuler diseminata, proses imunologis dan
hipersplenisme sekunder terhadap pembesaran limpa. Trombositopenia yang terjadi
bervariasi dan hampir selalu ditemukan pada saat leukemia didiagnosis.
2) Koagulasi intravaskuler diseminata (KID)
Koagulasi intravaskuler diseminata (KID) adalah suatu sindrom yang ditandai
dengan aktivasi koagulasi intravaskuler sistemik berupa pembentukan dan penyebaran
deposit fibrin dalam sirkulasi sehingga menimbulkan trombus mikrovaskuler pada
berbagai organ yang dapat mengakibatkan kegagalan multiorgan. Aktivasi koagulasi
yang terus berlangsung menyebabkan konsumsi faktor pembekuan dan trombosit secara
berlebihan sehingga mengakibatkan komplikasi perdarahan berat. KID bukanlah suatu
penyakit tetapi terjadinya sekunder terhadap penyakit lain yang mendasari.
3) Fibrinolisis primer
Beberapa peneliti menemukan bahwa leukosit pada leukemia akut memiliki aktivitas
fibrinolitik yang dapat menyebabkan fibrinolisis primer terutama pada leukemia
promielositik akut. Pada fibrinolisis primer, perdarahan disebabkan oleh degradasi faktor
pembekuan yang diinduksi plasmin seperti fibrinogen.
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Darah tepi
Gejala yang terlihat pada darah tepi sebenarnya berdasarkan pada kelainan sumsum
tulang, yaitu berupa pansitopenia, limfositosis yang kadangkadang menyebabkan
gambaran darah tepi monoton dan terdapatnya sel blas. Terdapat sel blas pada darah tepi
yang merupakan gejala leukemia.
b. Sumsum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang ditemukan gambaran yang monoton yaitu hanya
terdiri dari sel lomfopoetik patologis sedangkan sistem lain menjadi terdesak (aplasia
sekunder). Hiperselular, hampir semua sel sumsum tulang diganti sel leukemia (blast),
tampak monoton oleh sel blast, dengan adanya leukemia gap (terdapat perubahan tiba-
tiba dari sel muda (blast) ke sel yang matang, tanpa sel antara). Sistem hemopoesis
normal mengalami depresi. Jumlah blast minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum
tulang (dalam hitungan 500 sel pada asupan sumsum tulang).

c. Biopsy limpa
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliferasi sel-sel yang berasal dari jaringan limpa
akan terdesak seperti limfosit normal, ranulosit, pulp cell.
d. Cairan serebrospinal
Bila terjadi peninggian jumlah sel (sel patologis) dan protein, maka hal ini
menunjukkan suatu leukemia meningeal. Kelainan ini dapat terjadi setiap saat dari
perjalanan penyakit baik pada keadaan remisi maupun pada keadaan kambuh. Untuk
mencegahnya dilakukan fungsi lumbal dan pemberian metotreksat (MTX) intratekal
secara rutin pada setiap penderita baru atau pada mereka yang menunjukkan gejala
tekanan intracranial yang meninggi.
e. Sitogenetik
70-90% dari kasus LMK menunjukkan kelainan kromosom, yaitu pada kromosom 21
(kromosom Phiadelphia atau Phl) 50-70% dari penderita LLA dan LMA mempunyai
kelainan berupa :
1) Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n-a), hiperploid
(2n+a).
2) Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah kromosom yang
diploid.
f. Pemeriksaan immunophenotyping
Pemeriksaan ini sangat penting untuk menentukan klasifikasi imunologik leukemia
akut. Pemeriksaan ini dikerjakan untuk pemeriksaan surface marker guna membedakan
jenis leukemia (Desmawati, 2013).
g. Kimia darah
Kolesterol mungkin merendah, asam urat dapat meningkat, hipogamaglobulinemia.
8. PENATALAKSANAAN

Menurut Desmawati (2013) terapi pengobatan yang dapat diberikan pada


pasien leukemia akut adalah :
a. Tranfusi darah
Biasanya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6%. Pada trombositopenia yang
berat dan perdarahan masih, dapat diberikan tranfusi trombosit dan bila terdapat tanda-
tanda DIC dapat diberikan heparin.

b. Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason dan sebagainya)


Setelah tercapai, remisi dosis dapat dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya
dihentikan.
c. Sitostatika
Selain sitostatika yang lama (6-merkaptopurin atau 6-mp, metotreksat atau MTX)
pada waktu ini dipakai pula yang baru dan lebih paten seperti vinkristin (oncovin),
rubidomisin (daunorubycine) dan berbagai nama obat lainnya. Umumnya sistostatika
diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan prednison. Pada pemberian obat-
obatan ini sering terdapat akibat samping berupa alopsia (botak), stomatitis, leukopenia,
infeksi sekunder atau kandidiasis.
d. Imunoterapi
Merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapainya remisi dan jumlah
sel leukemia yang cukup rendah, kemudian imunoterapi mulai diberikan (mengenai cara
pengobatan yang terbaru masih dalam pengembangan).
e. Kemoterapi
Merupakan cara yang lebih baik untuk pengobatan kanker. Bahan kimia yang
dipakai diharapkan dapat menghancurkan sel-sel yang oleh pembedahan atau penyinaran
tidak dapat dicapai. Penatalaksanaan pada penderita Leukemia Myeloid Akut yaitu
dengan kemoterapi, yang terdiri dari 2 fase antara lain :
1. Fase induksi : fase induksi adalah regimen kemoterapi yang sangat intensif, bertujuan
untuk mengendalikan sel-sel leukemia secara maksimal sehingga akan tercapainya remisi
yang lengkap.
2. Fase konsolidasi : fase konsolidasi dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase induksi.
Kemoterapi konsolidasi biasanya terdiri dari beberapa siklus kemoterapi dan
menggunakan obat dengan jenis serta dosis yang sama atau lebih besar dari dosis yang
digunakan pada fase induksi. Dengan pengobatan modern, angka remisi 5-0-70%, tetapi
angka rata-rata hidup masih 2 tahun dan yang dapat hidup lebih dari 5 tahun hanya 10%.

2.2 Konsep asuhan keperawatan


a. Pengkajian
1. Identitas :
- Usia : Leukemia sering terdapat pada anak-anak usia dibawah 15 tahun (85%),
puncaknya berada pada usia 2 - 4 tahun.
- jenis kelamin : lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
2. Keluhan utama :
Anak yang menderita leukemia sering mengalami keluhan-keluhan yang tidak
spesifik sehingga diduga anak hanya mengalami sakit yang sifatnya ringan, sehingga
tidak segera di bawa ke dokter.

3. Riwayat penyakit sekarang :


Biasanya pada anak dengan leukemia mengeluh nyeri pada tulang-tulang, mual
muntah, tidak nafsu makan dan lemas.
4. Riwayat penyakit dahulu :
Biasanya mengalami demam yang naik turun, gusi berdarah, lemas dan dibawa ke
fasilitas kesehatan terdekat karena belum mengetahui tentang penyakit yang diderita.
5. Riwayat penyakit keluarga:
Adakah keluarga yang pernah mengalami penyakit leukemia karena merupakan
penyakit ginetik (keturunan).
6. Pemeriksaan fisik :
a. Pernafasan (B1: Bright/pernafasan)
Frekuensi pernapasan cepat , bersihan jalan nafas, gangguan pola napas, suara
tambahan ronchi dan wheezing.
b. Cardiovaskuler (B2: Blood/sirkulasi)
Anemis , bibir pucat , denyut nadi cepat, bunyi jantung, tekanan darah
meningkat/ menurun
c. Persarafan (B3: Brain/persyarafan)
Kesadaran bisa menurun, pada pengkajian klien tampak meringis karena nyeri
d. Perkemihan-eliminasi urine (B4: Bladder/perkemihan)
Produksi urin menurun, warna berubah menjadi pekat merupakan tanda terjadinya
dehidrasi. Dehidrasi terjadi dikarenakan penguapan panas dalam tubuh.
e. Pencernaan (B5: Bowel)
Mukosa bibir dan mulut kering atau tidak, anoreksia atau tidak, palpasi abdomen
apakah mengalami distensi dan auskultasi peristaltik usus apakah meningkat atau
tidak , mengalami diare.
f. Integumen (B6: Bone)
Perdarahan kulit (petekie, hematom) dan perdarahan spontan (epistaksis,
perdarahan gusi).
7. Diagnosa keperawatan :
1. Resiko infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan tubuh
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan akibat anemia
3. Nyeri akut b.d efek fisiologis dari leukemia
4. Resiko cedera : pendarahan yang b.d penurunan jumlah trombosit
5. Gangguan rasa nyaman b.d psikologis
6. Kekurangan volume cairan b.d mual dan munta
8. Intervensi keperawatan

No Diagnose Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan


keperawatan Hasil
1 Resiko infeksi b.d Tujuan resiko infeksi tidak a. Beri penjelasan
menurununya sistem terjadi. sebab akibat terjadi
pertahanan tubuh Kriteria hasil: infeksi
a. Pasien tidak lemah b. Monitor terjadinya
b. Hb normal (p12-6g infeksi (memar,
%) panas, oedema,
c. Leukosit normal tumor, fungsi
(4000-11.000 m) kesadaran.)
d. Suhu 36⁰ c dan c. Observasi tanda-
tanda-tanda infeksi tanda vital
tidak ada. d. Kolaborasi dengan
dokter atau tim
medis dan
pemberian
antibiotik.

2 Intoleransi aktifitas Tujuan: Rencana Tindakan


b.d kelemahan akibat Pasien dapat melakukan a. Observasi tanda-
anemia aktifitas dengan baik. tanda vital
b. Ajarkan klien
Kriteria hasil: metode
a. Klien segar
penghematan energi
b. Tidak pusing
untuk aktifitas.
c. Tidak pucat
c. Anjurkan klien
d. Tanda-tanda vital
untuk latihan
dalam batas normal.
penguatan.
d. Hindari benda
tajam.
3 nyeri akut b.d agen Tujuan: 1. Observasi tanda-
pencedera fisiologi Setelah lakukan intervensi tanda vital : tekanan
keperawatan 3x 24 jam darah nadi,
maka tingkat nyeri pernafasan, suhu,
menurun. saturasi R/
mengetahui
Kriteria hasil: perkembangan dan
a. Keluhan nyeri menyakinkan
menurun perkembangan data
b. Skala nyeri yang akurat
berkurang 2. Monitor derajat dan
c. Meringis menurun kualitas nyeri
d. Gelisah menghilang (PQRST) R/
atau menurun mengetahui tingkat
e. Kesulitan tidur rasa nyeri yang
menurun dirasakan pasien.
3. Ajarkan Teknik
manajemen nyeri
non farmakologi
distraksi, relaksasi,
nafas dalam R/
mengurangi rasa
nyeri.
4. Berikan posisi yang
nyaman R/ untuk
mengurang rasa
nyeri.
5. Libatkan keluarga
dalam pemenuhan
kebutuhan pasien
R/ memenuhi
kebutuhan pasien.
6. Anjurkan untuk
cukup istirahat R/
mempercepat
proses
penyembuhan.
7. Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian terapi
analgetik R/
analgesik sebagai
obat untuk
mengurangi rasa
nyeri pasien.
4 Resiko cedera: Tujuan: Rencana Tindakan :
pendarahan b.d a.Tersedianya lingkungan a. Monitor ketat
penurunan jumlah yang aman dan bagi klien tanda-tanda
trombosit b. Tidak ada agen cedera perdarahan
b. Monitoring nilai Hb
kriterial hasil dan HT sebelum
a. Tidak ada dan sesudah
hematuria dan terjadinya
hematemesis perdarahan
b. Kehilanga darah c. Monitor nilai leb
yang terlihat (koagulasi) yang
c. Tekanan darah meliputi PT,PTT,
tanpa batas normal trombosit
sistol dan diastole d. Monitoring
d. Tidak ada distensi pertahankan bed
abdominal rest selama
e. Hemoglobin dan perdarahan aktif
hematokrit dalam e. Monitoring
Batas normal perlindungan pasien
dari trauma yang
dapat menyebabkan
pendarahan
f. Monitoring untuk
menghindari
terjadinya
konstipasi dengan
menganjurkan
untuk
mempertahankan
intake cairan yang
ade kuat dan lembut
feses.
g. Monitoring
penyebab
pendarahan.
h. Monitor status
cairan yang
meliputi intake dan
output.
i. Monitoring dalam
mempertahankaan
jalan napas efektif
j. Monitoring status
nutrisi pasien.
k. Monitoring cairan
interavena.

5 Gangguan rasa Tujuan: Rencana Tindakan:


nyaman b.d Rasa nyaman (nyeri) dapat a. Kaji tingkat rasa
psikologis teratasi. sakit, lokasi,
lamanya.
Kriteria hasil b. Ajarkan tehnik
a. Pasien tidak relaksasi dan nafas
mengeluh sakit dalam.
b. Pasien dapat c. Berikan support
beristirahat dengan mental dan
tenang spiritual.
c. Ekspresi wajah d. Observasi tanda-
tidak tenang. tanda vital.
e. Kolaborasi dalam
pemberian
analgetik.
6 Kekurangan volume Tujuan: a. Beri penjelasan
cairan b.d mual Kurangnya volume cairan pada pasien dan
muntah tidak terjadi. keluarga
pentingnya cairan
Kriteria hasil : bagi tubuh.
a. Pasien tidak mual b. Observasi intake
dan tidak muntah dan out put.
b. Pasien tampak segar c. Anjurkan untuk
c. Berat Badan naik makan makanan
d. Kebutuhan nutrisi yang lunak..
pasien terpenuhi. d. Timbang BB tiap
hari.
e. Kolaborasi dengan
tim kesehatan lain
dalam pemberian:
- Infus per iv
- Pemeriksaan
hb /hct

KESIMPULAN

Leukemia adalah penyakit yang disebabkan oleh keganasan sel darah yang berasal dari
sumsum tulang lebih tepatnya pada jaringan hematopoetik, yang ditandai dengan
penggantian elemen sumsum tulang normal oleh sel darah abnormal atau sel leukemik.
Klarifikasi leukemia berdasarkan lama waktu terjadi dengan proses waktu yang singkat
(dalam hitungan hari-bulan), dan juga leukimia kronik, yaitu leukimia yang terjadi
dengan proses waktu yang lama (dalam hitungan tahun). Etiologi dari penyakit leukimia
yaitu dapat berupa factor endogen (bersifat herediter dan kelainan genetk), factor oksogen
( radiasi dan zat kimia) dan virus. Patifisiologi dati leukimia yaitu sejumlah besar sel
menggumpal pada tempat asalnya lalu menyebar ke organ hematopoetik dan berlanjut ke
organ yang lebih besar dan menyebabkan hematomegali dan spenomegali. Tanda dan
gejala yang menyebabkan leukimia antara lain anorexia,petechiae, demam, lemah, letih
dan pucat. Pengobatan penyakit leukimia dengan kemotrapi, radiasi dan transplantasi
sum-sum tulang belakang.
DAFTAR PUSTAKA

dr. Debby Deriyanthi. 2020. “Leukimia Pada Anak: Ketahui Penyebab, Gejala, Dan
Penanganannya.” good doctor.
https://www.gooddoctor.co.id/parenting/kesehatan-anak/leukimia-pada-anak/ (June 10, 2021).

Anda mungkin juga menyukai