Anda di halaman 1dari 11

RESUME MATERI

PENDIDIKAN KARAKTER DEMOKRATIS, KERJASAMA,


DAN MENGHARGAI PRESTASI

DISUSUN OLEH:

NAMA : MIRANDA SARI


NIM : 23142019008P
KELAS : REGULER B1
DOSEN PENGAJAR : YUNITA LIANA., S.Kep., Ns., M.Kes.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2023-2024
Judul Bahan Pendidikan Karakter Demokratis, Kerjasama, Dan
Kajian Menghargai Prestasi

Mata kuliah Pendidikan Karakter


Program Studi PSIK
Beban Studi 3 (tiga) SKS
Waktu TM = (3x 50 menit), BM (3x170 menit), TT (3x170
menit)
Dosen Pengampu Yunita Liana., S.Kep., Ns., M.Kes.
Mahasiswa Nama : Miranda Sari
Penyusun Bahan NPM : 23142019008P
Prodi : PSIK (S1Keperawatan)
Kelas : Reguler B
Semester :7
Tahun : 2023/2024

A. Pengertian Demokratis

Demokratis adalah cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sa


mahak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), demokratis merupakan kata sifat demokrasi. Warga negara yang demokratis
adalah warga negara yang memiliki perilaku hidup yang baik dalam
k e h i d u p a n pribadi maupun kenegaraan dengan memegang nilai-nilai demokrasi.
Dalam konteks character building, spirit demokrasi dapat ditumbuhkembangkan
dengan menjalankan beberapa prinsip demokrasi. Pertama, menghormati pendapat orang
lain. Kedua, husnudzan terhadap pendapat orang lain. Ketiga, bersikap fair, adil
menghadapi perbedaan yang ada.
Mustari, (2014: 137) demokratis adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. Nilai-nilai demokratis ini
dipercaya akan membawa kehidupan berbangsa dan bernegara dalam semangat
egalitarian dibandingkan dengan ideologi non demokrasi. Agar peserta didik
dilingkungan sekolah dapat menjadi pribadi yang demokratis sesuai amanat UU Nomor
20 Tahun 2003 tentang sisdiknas, pelaksanaan seluruh kegiatan di sekolah hendaknya
sesuai dengan nilai-nilai demokratis. Secara prinsip, demokrasi tercipta karena adanya
saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Kurniawan, (2013: 145) sesuatu
disebut demokratis ketika :
1) Menyelesaikan persoalan secara damai dan melembaga
2) Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah
3) Menyelenggarakan pergantian pemimpin secara teratur
4) Membatasi pemakaian kekerasan sampai taraf yang minimum
5) Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman
6) Menjamin tegaknya keadilan

Keterkaitan nilai dan indikator untuk sekolah dasar sikap demokratis:


1. Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman.
2. Menerima kekalahan dalam pemilihan dengan ikhlas.
3. Mengemukakan pendapat tentang teman yang jadi pemimpinnya.
4. Memberikan kesempatan pada teman yang menjadi pemimpinya untuk bekerja.
5. Melaksanakan kegiatan yang di rancang oleh teman yang menjadi pemimpinnya.

Seseorang dikatakan memiliki karakter demokratis apabila melakukan indikator-


indikator demokrasi. Berikut ini adalah indikator nilai demokrasi menurut Hendri B
Mayo, yaitu
1) Memecahkan persoalan secara damai;
2) Menjamin kedamaian apabila ada perubahan dalam suatu masyarakat;
3) Mengadakan pergantian pemimpin mengakui menegakkan secara teratur;
keanekaragaman; keadilan.

Rauf, dalam demokrasi antara lain :

1) Adanya komunikasi yang baik antara guru, peserta didik, dan orang di lingkungan
sekolah;
2) Mengikuti kegiatan sekolah;
3) Berhak mengajukan saran pada pihak sekolah;
4) Menghadiri event di sekolah;
5) Toleransi.

Menurut Andi Rahman Alamsyah, nilai dalam demokrasi yaitu:

1) bersikap bebas tetapi sesuai dengan norma dan etika yang berlaku;
2) berhak menyampaikan argument;
3) toleransi terhadap sesama.

Bersikap demokratis diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, yang meliputi karakter


demokratis adalah persamaan hak, partisipasi setara, dan prinsip mayoritas. Dengan
persamaan hak, di dalam masyarakat hanya ada satu

B. Contoh Sikap Demokratis Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Berbagai contoh sikap demokratis dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. B e r u s a h a a g a r b e r s i k a p l e m a h l e m b u t d a n k a s i h s a y a n g t e r h a d a p
s e s a m a sehingga tidak dijauhi dalam pergaulan.
2. M e m b i a s a k a n d i r i u n t u k b e r m u s y a w a r a h s a a t m e
n g h a d a p i s u a t u permasalahan.
3. Belajar untuk menghargai pendapat orang lain meski tidak sesuai keingin
anhati.
4. Berbicara dengan bahasa yang santun saat mengungkapkan pendapat sehinggatidak
menyinggung orang lain.
5. Menerima hasil musyawarah dengan lapang dada.
6. Segera meminta maaf jika melakukan kesalahan.
7. Belajar untuk memaafkan kesalahan orang lain.

C. Pengertian Kerja Sama

Charles H. Cooley, sosiolog Amerika, berpendapat bahwa kerja sama ak


antimbul jika individu menyadari bahwa mereka memiliki kepentingan yang
sama dansekaligus memiliki pengetahuan yang cukup serta kesadaran atas di
ri sendiri untuk memenuhi kepentingan tersebut.Sedangkan Kamus Besar Bahasa Ind
onesia mendefinisikan kerja sama sebagaikegiatan atau usaha yang dilakukan oleh
beberapa orang (lembaga, pemerintah, dansebagainya) untuk mencapai tujuan bers
ama.Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kerja sama adalah keinginanu n t u
k bekerja secara bersama-sama dengan individu lain secara
k e s e l u r u h a n d a n menjadi bagian dari kelompok dalam mencapai kepentingan bersa
ma.
Pendidikan karakter kerja sama merupakan perilaku yang disengaja diciptakan dalam
pembelajaran untuk menanamkan, melatih dan mengembangkan karakter kerja sama
peserta didik dengan harapan mencetak peserta didik yang memiliki karakter. Karakter
kerja sama dapat ditanamkan, dilatih, dan dikembangkan melalui berbagai cara, salah
satu bentuknya melalui kegiatan pembelajaran.
Kerja sama adalah suatu usaha yang dilakukan individu atau kelompok untuk
mencapai sebuah tujuan yang akan dicapai. Kerja sama positif dalam mencapai
kesuksesan, tidak hanya mengandalkan kemampuan kognitif (Yulianti, Djatmika, &
Santos, 2016: 23). Kerja sama positif berarti interaksi yang dilakukan dua orang atau
lebih, saling menguntungkan untuk mencapai tujuan bersama dan tanpa ada yang merasa
dirugikan. Penanaman pendidikan karakter kerja sama dapat dilakukan di lingkungan
keluarga, sekolah atau masyarakat.
Karakter kerja sama penting dimiliki oleh setiap peserta didik pada jenjang
pendidikan sekolah dasar, karena karakter tersebut mampu melatih peserta didik dalam
memahami, merasakan, dan melaksanakan aktivitas kerja sama guna mencapai tujuan
bersama. Karakter kerja sama dalam kurikulum 2013 tidak berdiri sendiri. Menurut
Yulianti, Djatmika, & Santos (2016: 36), karakter tersebut tercakup dalam empat
karakter yaitu percaya diri, santun, peduli dan jujur.

Indikator Kerja Sama yang Diadopsi dari Empat Karakter Kurikulum 2013
Sumber : (Yulianti, Djatmika, & Santos, 2016 : 33-38)

No Karakter Indikator Indikator yang Diadopsi Pada


Karakter Kerja Sama
1 Percaya 1. Berani presentasi 1. Berani presentasi di depan kelas
diri didepan kelas 2. Berani bertanya, menjawab
2. Berani bertanya, pertanyaan
menjawab 3. Berpendapat/ melakukan kegiatan
pertanyaan tanpa ragu
3. Berpendapat/melak
ukan kegiatan tanpa
ragu
2 Santun 1. Menghormati orang 1. Mengucapkan terima kasih
tua 2. Menggunakan bahasa yang santun
2. Mengucapkan dalam menyampaikan pendapat
terimakasih setelah
menerima bantuan
orang lain
3. Menggunakan
bahasa santun saat
berpendapat
3 Peduli 1. Tidak berbuat jahat 1. Menunjukkan rasa terima kasih
2. Merasakan kasih 2. Menolong orang yang membutuhkan
sayang yang penuh
perhatian kepada
sesama
3. Menunjuk-kan rasa
terima kasih
4 Jujur 1. Tidak menyontek 1. Mengakui kesalahan/ kekurangan
dalam mengerja- yang dimiliki
kan tugas
2. Mengakui
kesalahan/
kekurangan yang
dimiliki

D. Kemampuan Untuk Menjalin Kerja Sama

Karakter penting yang harus ada supaya peserta didik dapat meraih keberhasilan,
baik di sekolah maupun setelah lulus, adalah kemampuan untuk menjalin kerja
sama dengan teman-temannya atau orang lain (Azzet, Akhmad Muhaimin, 2014).
Kemampuan dalam menjalin kerja sama ini dapat dilatihkan kepada peserta didik
dengan sering membuat kerja kelompok pada proses belajar mengajar. Di dalam kerja
kelompok seorang guru harus berupaya agar masing-masing peserta didik dapat secara
aktif terlibat dalam kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian, para peserta didik akan
belajar untuk bisa bekerja sama antara satu dengan yang lainnya.
Kemampuan dalam menjalin kerja sama dapat dibangun dengan permainan yang
disukai oleh semua peserta didik dilibatkan dalam permainan yang membutuhkan lebih
dari satu orang dalam bermain. Pada saat bergembira dalam permainan, peserta didik
dibangun kemampuannya dalam bekerja sama dengan teman-temanya. Meskipun
tampaknya hanya permainan, pada umumnya hal ini sangat berkesan bagi peserta didik
sehingga terbangun kemampuannya dalam bekerja sama.
Kemampuan dalam bekerja sama ini seharusnya ada sejak kanak- kanak. Di
samping keluarga, lembaga pendidikan mempunyai tugas dan tanggung jawab akan hal
ini. Sebab, orang tidak bisa menjalin kerja sama dengan orang lain akan sulit mencapai
kesuksesan dan kebagiaan hidup. Bisakah menyebut satu saja dari kebutuhan dalam
hidup tidak dari kerja sama dengan orang lain. Sebagai contoh, makan; bahan makanan
dari mana? Peralatan masaknya dari mana? Tidak mungkin semuanya membuatnya
sendiri tanpa melibatkan orang lain. Oleh karena itu kemampuan menjalin kerja sama
dengan orang lain mutlak sangat diperlukan, baik itu di lingkungan keluarga,
masyarakat sekitar atau di tempat kerja.

E. Tujuan Kerja Sama


• Melatih berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah
• Mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi

F. Pengertian Belajar

Menurut Hamalik (2011: 27) “belajar adalah modifikasi atau memperteguh


kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening
of behavior through expcriencing)”. Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu
proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Menurut Whittaker dalam
Ahamdi (2013: 126) “belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.
Slameto (2010: 2), mengartikan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
ingkungannya. Menurut Mulyasa (2014: 189) belajar pada hakekatnya merupakan
usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Dari beberapa
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan untuk
memperoleh suatu perubahan yang mempengaruhi tingkah laku dalam diri seseorang
dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut
aspek kognitif, afektif dan psikomotor

G. Pengertian Prestasi Belajar

Arifin, (2013: 12) kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie.
Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”.
Istilah “prestasi belajar” (achievement) berbeda dengan “hasil belajar” (learning
outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan,
sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Prestasi
belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan
manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi
menurut bidang dan kemampuan masing-masing.
Mulyasa (2014: 189) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang
setelah menempuh kegiatan belajar. Menurut Hamdani (2010:138-139) prestasi belajar
merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak,
dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.
Prestasi belajar sesuai sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari
materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi
setelah mengalami proses belajar mengajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang yang telah
melaksanakan usaha-usaha belajar. Usaha-usaha tersebut berupa suatu kecakapan dari
kegiatan belajar bidang akademik di sekolah dalam jangka waktu tertentu yang
dinyatakan dalam nilai setelah mengalami proses belajar mengajar.

H. Karakter Menghargai Prestasi


Nilai karakter menghargai prestasi merupakan sikap dan tindakan untuk dapat
menggunakan kemampuan sebaik mungkin dalam mencapai cita-cita, mensyukuri
prestasi yang telah diraih, menghargai hasil usaha, ciptaan, dan pemikiran orang lain.
Nilai karakter menghargai prestasi sangat penting dimiliki oleh setiap orang dalam
kehidupan kampus karena dengan memiliki nilai karakter menghargai prestasi setiap
orang akan menerima kekalahan dalam kompetisi dan kegiatan lainnya dengan ikhlas
dan lapang dada.
Salah satu contoh kegiatan kompetisi yang diikuti oleh mahasiswa adalah
pemilihan mahasiswa berprestasi. Dalam ajang kompetisi ini, setiap program studi
mengirimkan mahasiswanya yang berlomba di tingkat fakultas, kemudian pemenang
di tingkat fakultas akan berkompetisi kembali di tingkat institut. Para mahasiswa yang
keluar sebagai pemenang hendaknya tidak terlalu berbangga hati, demikian pula yang
tidak keluar sebagai pemenang, tidak perlu berkecil hati karena setiap kompetisi pasti
ada pemenang dan ada juga yang tersisih. Tidak semuanya bisa jadi pemenang. Hal
yang terpenting adalah menjadi pemenang atas kekecewaan diri sendiri, bahwa setiap
kejadian dalam hidup selalu ada hikmahnya atau dalam bahasa Inggris, every cloud
has a silver lining. Kekalahan pun memberikan hikmah bagi setiap orang karena
dengan kekalahan setiap orang berlatih untuk mengembangkan nilai karakter
menghargai prestasi, menghargai prestasi diri sendiri yang sudah mampu masuk ke
sebuah kompetisi dengan sebuah keyakinan diri, bisa kalah dan juga bisa menang.
Celebrating small win, merayakan kemenangan kecil adalah hal istimewa untuk
membuat hati selalu bersyukur

I. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar


Menurut Ahmadi (20013: 138) prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan
hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor
internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka
membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. Di bawah ini
yang tergolong faktor internal adalah:
1) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh,
yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan
sebagainya.
2) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang terdiri atas :
a) faktor intelektif yang melputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat,
faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki.
b) Faktor non-intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,
kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.
3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal, ialah:
a. Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok.
b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi,
kesenian.
c. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.
d. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Anda mungkin juga menyukai