Disusun oleh :
Persila O, Waymbewer
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
PATOFISIOLOGI tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas ILMU DASAR
KEPERAWATAN V.
Puji Tuhan, saya dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun saya menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dan kesalahan didalam makalah ini. Untuk itu saya berharap adanya
kritik dan saran yang membangun guna keberhasilan saya yang akan datang.
Akhir kata, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada ibu Evi Hudriyah Hukom,
S.kep., Ns., M.kes selaku dosen mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan V. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini semoga
segala upaya yang telah dicurahkan mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG...........................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................6
A. KESIMPULAN.....................................................................................................16
B. SARAN...................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Darah adalah organ yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan. Darah
merupakan medium transpor tubuh, volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal
dan berjumlah sekitar 5 liter. Peran utama darah secara umum adalah mengintegrasikan fungsi
tubuh dan memenuhi kebutuhan jaringan khusus. Darah memiliki peran yang besar di dalam
tubuh sehingga dengan melakukan pemeriksaan darah, seseorang dapat mengetahui keadaan
tubuhnya karena darah adalah zat yang sangat mewakili keadaan di dalam tubuh (Handayani
dan Haribowo, 2008; dan Tambayong, 2000).
Darah berfungsi untuk mengedarkan substansi yang masuk ke dalam tubuh maupun yang
dihasilkan tubuh dari proses-proses metabolisme (Ihedioha., 2012), sebagai pertahanan terhadap
antigen, dan mengatur stabilitas suhu tubuh (Sumardjo, 2008).
B. RUMUSAN MASALAH
Neutrofilia adalah kondisi ketika kadar neutrofil di dalam darah melebihi batas normal.
Beberapa kondisi yang menyebabkan neutrofilia, antara lain olahraga berat, kebiasaan
merokok, mengalami stres berat, trauma, atau luka bakar, serta penyakit infeksi, rheumatoid
arthritis, atau kanker darah.
Neutrofil merupakan faktor penting dalam sistem imunitas tubuh. Kadar neutrofil juga
dapat menggambarkan kondisi kesehatan Anda. Meski begitu, ini bukan satu-satunya patokan
yang bisa dilihat.
Apabila Anda mengalami suatu keluhan, periksakan diri Anda ke dokter. Jika dokter
menyarankan Anda untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap untuk melihat kadar sel darah
putih atau neutrofil, tanyakan pada dokter tujuan pemeriksaan dan apa saja yang perlu Anda
persiapkan sebelum melakukan tes.
Penyebab Neutrofilia
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang.
Penyakit leukimia atau lebih tepatnya leukemia adalah kanker darah akibat tubuh terlalu banyak
memproduksi sel darah putih abnormal. Leukemia dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.
Sel darah putih merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang diproduksi di dalam
sumsum tulang. Ketika fungsi sumsum tulang terganggu, maka sel darah putih yang dihasilkan
akan mengalami perubahan dan tidak lagi menjalani perannya secara efektif.
Leukemia sering kali sulit terdeteksi karena gejalanya menyerupai gejala penyakit lain.
Deteksi dini perlu dilakukan agar leukemia dapat cepat ditangani.
Patofisiolgis Leukemia
Patofisiologis Limfoma
Multiple myeloma adalah kanker yang menyerang sel plasma di sumsum tulang. Sel
plasma adalah salah satu jenis sel darah putih yang berfungsi untuk membentuk antibodi.
Kanker ini umumnya ditandai dengan nyeri pada tulang.
Multiple myeloma merupakan salah satu jenis kanker darah. Kondisi ini terjadi saat sel-
sel plasma yang tidak normal (abnormal) tumbuh dan berkembang secara berlebihan, serta
menggangu sel-sel yang sehat di sekitarnya. Sel-sel kanker ini juga memproduksi antibodi
abnormal.
Selain tidak bisa berfungsi untuk melindungi tubuh, penumpukan antibodi abnormal bisa
merusak organ tertentu, seperti ginjal.
Waldenstrom Macroglobulinemia, mungkin kanker yang satu ini masih terdengar asing
ditelinga Anda.
Multiple myeloma dianggap sebagai kanker sel plasma, dan limfoma non-Hodgkin adalah
kanker limfosit. Sel WM memiliki fitur dari sel plasma dan limfosit dan disebut
lymphoplasmacytoid.
Penumpukan protein M dalam tubuh ini dapat menyebabkan banyak gejala WM, termasuk
pendarahan berlebih, masalah penglihatan, dan masalah sistem saraf.
Jaringan limfoid sendiri terdiri dari beberapa jenis sel sistem kekebalan yang bekerja
bersama untuk membantu tubuh melawan infeksi. Jaringan limfoid ditemukan di banyak tempat
di tubuh. Sedangkan sel limfosit adalah sel utama jaringan limfoid. Terdapat 2 tipe utama sel
limfosit, yaitu:
Limfosit B (sel B) merespon infeksi dengan mengubah ke jenis sel yang berbeda yang
disebut sel plasma. Sel plasma membuat protein yang disebut antibodi (juga disebut
imunoglobulin) yang membantu tubuh menyerang dan membunuh kuman penyebab
penyakit seperti bakteri.
T limfosit (sel T) membantu mengarahkan respon imun, tetapi juga dapat membunuh
kuman yang menyerang secara langsung.
WM adalah kanker yang ditandai oleh proliferasi klonal yang tidak terkendali dari
limfosit B yang terdiferensiasi. Sel-sel kanker pada orang dengan WM mirip dengan 2 jenis
kanker lainnya seperti, multiple myeloma dan non-Hodgkin lymphoma.
Multiple myeloma dianggap sebagai kanker sel plasma, dan limfoma non-Hodgkin
adalah kanker limfosit. Sel WM memiliki fitur dari sel plasma dan limfosit dan disebut
lymphoplasmacytoid.
Penumpukan protein M dalam tubuh ini dapat menyebabkan banyak gejala WM,
termasuk pendarahan berlebih, masalah penglihatan, dan masalah sistem saraf. Sel-sel WM
tumbuh terutama di sumsum tulang, di mana mereka dapat mendesak sel-sel normal. Kanker
ini dapat menyebabkan rendahnya tingkat sel darah merah dala tubuh atau anemia, yang
dapat membuat orang merasa cepat lelah dan lemah.
Kanker ini juga dapat menyebabkan jumlah sel darah putih yang rendah, yang
menyulitkan tubuh untuk melawan infeksi. Jumlah trombosit dalam darah juga bisa turun dan
menyebabkan perdarahan dan memar.
Tanda dan gejala WM termasuk kelemahan, kelelahan, penurunan berat badan, dan
pendarahan yang berasal dari hidung dan gusi. Neuropati perifer terjadi pada 10% pasien.
Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, dan / atau hati hadir dalam 30–40% kasus.
Tanda dan gejala lain yang mungkin termasuk penglihatan kabur, sakit kepala, dan stroke
atau koma.
F. Trombositosis
Trombositosis adalah kondisi ketika jumlah trombosit dalam darah melebihi batas normal.
Meski jarang, kondisi ini dapat memicu terjadinya beberapa penyakit serius akibat terbentuknya
gumpalan darah yang tidak normal, seperti stroke dan serangan jantung.
Trombosit atau platelet merupakan kepingan darah yang diproduksi oleh sumsum tulang.
Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah. Ketika terjadi perdarahan, kepingan darah
ini bekerja dengan cara saling menempel untuk membentuk gumpalan, sehingga perdarahan
tersebut berhenti.
Penyebab Trombositosis
Trombositosis primer
Trombositosis primer terjadi karena adanya gangguan pada sumsum tulang, yang
membuat sumsum tulang memproduksi trombosit secara berlebihan. Kondisi ini lebih sering
dialami oleh orang yang berusia 50–70 tahun dan wanita yang berusia di bawah 40 tahun.
Belum diketahui secara pasti penyebab gangguan pada sumsum tulang tersebut. Akan
tetapi, pada beberapa kasus, kondisi ini terjadi karena adanya kelainan atau mutasi genetik.
Trombositosis sekunder
Trombositosis sekunder terjadi karena adanya penyakit atau kondisi lain yang
mengakibatkan sumsum tulang memproduksi trombosit lebih banyak. Kondisi-kondisi tersebut
antara lain:
Infeksi
Kanker, terutama kanker paru-paru, payudara, dan rahim
Anemia defisiensi besi
Anemia hemolitik
Peradangan, seperti rheumatoid arthritis dan radang usus
Operasi, terutama operasi pengangkatan limpa
Hemolisis atau kerusakan sel darah merah yang tidak normal
Penggunaan obat-obatan, seperti epinephrine, tretinoin, vincristine, atau heparin sodium
G. Trombositopenia
Trombositopenia adalah kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah, di bawah nilai
normal. Trombosit berperan untuk menghentikan perdarahan saat terjadi luka atau kerusakan di
pembuluh darah. Kurangnya jumlah trombosit dapat menyebabkan darah sulit membeku.
Jumlah trombosit normal pada darah adalah sebanyak 150.000 – 450.000 sel per mikroliter
darah. Jika jumlah trombosit kurang dari 150.000, maka seseorang dapat dianggap menderita
trombositopenia. Seseorang yang menderita trombositopenia rentan mengalami perdarahan,
misalnya mudah lebam, mimisan, atau gusi sering berdarah.
Rombositopenia sendiri bisa menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang
dewasa. Seseorang yang mengidap trombositopenia akan lebih rentan mengalami pendarahan.
Hal yang perlu digarisbawahi, meski kasusnya jarang terjadi, trombositopenia yang tak ditangani
bisa memicu pendarahan dalam. Kondisi inilah yang nantinya bisa berujung fatal. Terutama jika
jumlah platelet pengidap berada di bawah angka 10.000 per mikroliter.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu terjadi trombositopenia, antara lain:
Patomekanisme trombositopenia
Trombositopenia adalah kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah, di bawah
nilai normal. Trombosit berperan untuk menghentikan perdarahan saat terjadi luka atau
kerusakan di pembuluh darah. Kurangnya jumlah trombosit dapat menyebabkan darah sulit
membeku.
H. Hemofilia
Hemofilia adalah kelainan pembekuan darah yang diturunkan ibu ke anak laki-laki. Faktor-
faktor pembekuan darah di dalam plasma darah dilambangkan dengan angka romawi, contoh:
Faktor VIII: Faktor Delapan dan Faktor IX: Faktor Sembilan.
Hemofilia A terjadi, jika seseorang kekurangan Faktor VIII (Faktor Delapan) dan
Hemofilia B terjadi, jika seseorang kekurangan Faktor IX (Faktor Sembilan). Berdasarkan kadar
faktor pembeku darah dalam tubuhnya, baik Hemofilia A, maupun Hemofilia B dapat
digolongkan menjadi tiga yaitu: ringan, sedang dan berat.
Hemofilia Ringan bila kadar Faktor pembekuan 5-40%, perdarahan akan berlangsung lebih
lama dari normal, biasanya terjadi akbat terluka atau tindakan pembedahan. Jarang terjadi
perdarahan sendi dan otot secara spontan.
Hemofilia Sedang bila kadar Faktor Pembekuan 1-5%, perdarahan akan berlangsung lebih
lama dari normal, setelah adanya luka atau pembedahan. Perdarahan tibul setelah trauma berat,
perdarahan sendi atau memar dapat terjadi dengan mudah, tanpa trauma berat.
Hemofilia Berat, bila kadar Faktor Pembekuan 1%, perdarahan sendi dan otot dapat terjadi
tanpa sebab (spontan)
Penyebab Hemofilia
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Darah terdiri dari 55% plasma darah (bagian cair darah) dan 45% korpuskuler
(bagian padat darah). Bagian-bagian darahh sebagai berikut:
Serum
Fibrinogen
B. SARAN