DISUSUN OLEH :
1. ABDUL RAJAB HARAHAP (200205001)
2. ANGELINA SAHARANI RAJAGUKGUK (200205005)
3. DESI M. V. PANGGABEAN (200205013)
4. SEPTRIANA NASO HARTATI (200205037)
5. SOFIA HERAWATI PASARIBU (200205040)
6. RAIHAN MUNAWARDI (200205394)
7. WITA TIARA (200205049)
DOSEN PENGAMPU :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Hematologi" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Patologi Klinik. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang
membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport. Darah merupakan
jaringan yang berbentuk Cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu plasma darah dan
bagian korpuskuli.
Dalam arti lain hematologi juga dikenal sebagai cabang ilmu kedokteran mengenai sel
darah, organ pembentuk darah, dan kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ
pembentuk darah. Setiap orang mengetahui bahwa pendarahan pada akhirnya akan berhenti
ketika terjadi luka atau terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali. Saat
pendarahan berlangsung, gumpalan darah beku akan segera terbentuk dan mengeras, dan luka
pun pulih seketika. Sebuah kejadian yang an yang mungkin tampak sederhana dan hana dan
biasa saja di mata Anda, tapi tidak bagi para ahli biokimia,Penelitian mereka menunjukkan,
peristiwa ini terjadi akibat terjadi akibat bekerjanya bekerjanya sebuah system yang sangat
rumit. Hilangnya satu bagian saja yang membentuk sistem ini, atau kerusakan sekecil apa pun
padanya, akan menjadikan keseluruhan proses tidak berfungsi.
Darah harus membeku pada waktu dan tempat yang tepat, dan ketika keadaannya
telah pulih seperti sediakala, darah beku tersebut harus lenyap. Sistem ini bekerja tanpa
kesalahan sedikit pun hingga bagian-bagiannya yang terkecil. Jika terjadi pendarahan,
pembekuan darah harus segera terjadi demi mencegah kematian. Disamping itu, darah beku
tersebut harus menutupi keseluruhan luka, dan yang lebih penting lagi, harus terbentuk tepat
hanya pada lapisan paling atas yang menutupi luka. Jika pembekuan darah tidak terjadi
terjadi pada saat dan tempat yang tepat, maka keseluruhan darah pada makhluk tersebut akan
membeku dan berakibat pada kematian.
1.3 Tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan agar mahasiswa, tenaga kesehatan atau tenaga
medis dapat memahami berkaitan dengan anatomi dan 5 anatomi dan fisiologi sistem
hematologi.
1.4 Manfaat
Makalah ini di buat oleh kami agar meminimalisir kesalahan dalam Tindakan praktik
keperawatan yang di sebabkan oleh ketidakpahaman dalam anatomi fisiologi dalam sistem
hematologi sehingga berpengaruh besar terhadap kehidupan klien.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
Karakteristik
1. Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan
di bawa dalam matriks cairan (plasma).
2. Darah lebih berat dibandingkan dengan air dan lebih ketal. Cairan ini memiliki
rasa dan bau yang khas, serta Ph 7.4 (7.35-7.45).
3. Warna darah bervariasi dan merah terang sampai merah tua kebiruan, bergantung
pada kadar oksigen yang dibawa ke sel darah merah.
4. Volume darah tetap sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata, dan
kurang sedikit pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi sesuai dengan ukuran
tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan edukosa dalam
tubuh. Volume ini juga bervariasi dengan perubahan cairan darah dan
konsentrasielektrolitnya.
Komposisi
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari
darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hematokrit atau volume sel darah merah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa
cairankekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
3
o Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal
virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap.
Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang
kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
2.2 Fungsi Sel Darah dan Plasma Darah Pada Tubuh Manusia.
Plasma darah adalah cairan bening kekuningan yang unsur pokoknya sama dengan
sitoplasma. Plasma terdiri dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat organic dan
zat anorganik.Di dalam plasma darah terlarut berbagai macam zat. Di antara zat-zat tersebut
ada yang masih berguna dan adapula yang tidak berguna. Beberapa zat tersebut antara lain
seperti berikut :
a. Zat makanan dan mineral, antara lain glukosa, gliserin, asam amino, asam lemak,
kolesterol, dan garam mineral.
b. Zat hasil produksi dari sel-sel, antara lain enzim, hormon, dan antibodi.
c. Protein,
Protein dalam plasma darah terdiri atas:
4
➤ Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55-60%. Albumin di sintesiskan
dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotic koloid darah
Karakteristik
Eritrosit merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya
dan berdiameter 7,65 μm. terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi.
Membran ini elastis dan fleksibel, sehingga memungkinkan eritrosit menembus kapilar
(pembuluh darah terkecil).
Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pic
pernafasan yang mengikat oksigen. Fungsi hemoglobin itu sendir terpajan oksigen, maka
molekul oksigen akan bergabung dengan ran. 11/43 sta, membentuk oksihemoglobin. Dan
hemoglobin berikatan dengan CO2 dibagian asam amino pa globin. Karbaminohemoglobin
yang terbentuk hanya memakai 20% CO, yang terkandung dalam darah, 80% sisanya dibawa
dalam bentuk ion bikarbonat.
Fungsi Eritrosit
5
2. Mengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
3. mengikat karbondioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
Granulosit.
Diameter granulosit biasanya sampai tiga kali eritrosit. Granulosit dibagi
dalam tiga sub pengikat warna. Eosinofil, memiliki memiliki granula berwarna
merah terang dalam sitoplasmanya, Basofil, berwarna biru; dan Netrofil, memiliki
granula berwama ungu pucat.
FUNGSI LEUKOSIT
Melindungi tubuh terhadap invasi bakteri atau benda asing lainnya. Fungsi utama
netrofilik PMN adalah memakan benda asing (fagositosis). Fungsi limfosit terutama
menghasilkan subtansi yang membantu penyerangan benda asing. Sekelompok limfosit
(limfosit T) membunuh sel secara langsung atau menghsilkan berbagai limfokin, suatu
subtansi yang memperkuat aktifitas sel fagositik. Sekelompok limfosit lainnya (limfosit B)
menghasilkan antibody, suatu molekul protein yang akan menghancurkan benda asing
dengan berbagai mekanisme.
6
2.3 Nilai dan Ukuran Normal Komponen Darah Manusia.
Nilai dan ukuran normal komponen darah manusia
Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari
berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak
sama, tergantung kepada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh darah. (Dr.
Syaifuddin, 1992).
Nilai-nilai sel darah dewasa normal:
Sel darah merah atau yang disebut eritrosit berasal dari bahasa yunani, yaitu erythros
berarti merah dan krytos yang berarti selubung/sel. Sel ini tidak memiliki intisel,
mitokondria, atau ribosom. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, fosforilasi oksidatif sel,
atau pembentukan protein. Sel darah merah mengandung protein hemoglobin yang
mengangkut sebagian besar oksigen yang diambil di paru ke sel-sel diseluruh tubuh.
Hemoglobin menempati sebagian besar ruang intrasel eritrosit. Sel darah matang
dikeluarkan dari sum-sum tulang dan hidup sekitar 120 hari untuk kemudian mengalami
disintegrasi dan mati. Sel-sel darah merah yang mati diganti oleh sel-sel baru yang
dihasilkan oleh sumsul tulang. (Elizabeth J Corwin, 2001)
Anemia
Anemia adalah defisiensi sel darah merah atau kekurangan hemoglobin. Hal ini
mengakibatkan penurunan jumlah sel darah merah, atau jumlah sel darah merah tetap
normal. Tetapi jumlah hemoglobinnya sub normal. Karena kemampuan darah untuk
7
membawa oksigen berkurang. Maka individu akan terlihat pucat atau kurang tenaga.
Kekurangan sel darah merah yang dapat disebabkan karena hilangnya darah yang terlalu
cepat atau produksi sel darah merah yang terlalu lambat atau dapat disebut dengan
kekurangan hemoglobin (Hb). Hb adalah protein dalam sel darah merah, yang mengantar
oksigen dari paru ke bagian tubuh yang lain.
• Perdarahan bebat
• Akut (mendadak)
• Kecelakaan
• Pembedahan
• Pecah pembuluh darah
• Kronik (menahun)
• Perdarahan hidung
• Wasir (hemoroid)
Polisitemia
Sel darah putih atau leukosit adalah sel darah yang membentuk komponen darah
8
yang berada di plasma darah
Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit
infeksi sebagaibagian dari sistem kekebalan tubuh.
Normalnya kita memiliki 6000 hingga 9000 sel darah putih dalam satu mili liter
Granulosit
Makrofag
Makrofag adalah sel darah putih besar yang merupakan bagian penting dari
sistem kekebalan tubuh kita. Kata makrofag secara harfiah berarti 'pemakan besar.
"Ini adalah organisme seperti amoeba, dan tugasnya adalah untuk membersihkan
tubuh kita dari puing-puing mikroskopis dan penyerang. Makrofag memiliki
kemampuan untuk mencari dan makan' partikel seperti bakteri, virus, jamur, dan
parasit.
Makrofag yang lahir dari sel-sel darah putih yang disebut monosit, yang
diproduksi oleh sel-sel induk dalam sumsum tulang kita. Monosit bergerak
melalui aliran darah, dan ketika mereka meninggalkan darah, mereka tumbuh
menjadi makrofag Mereka tinggal selama berbulan-bulan, berpatroli sel dan organ
tubuh kita dan menjaga mereka bersih.
9
Inflamasi
Radang atau inflamasi adalah reaksi jaringan hidup terhadap semua bentuk
jejas yang berupa reaksi vascular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan,
zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan interstitial pada
daerah cedera atau nekrosis (Robbins & Kumar,) Tujuan inflamasi yaitu untuk
memperbaiki jaringan yang rusak serta mempertahankan diri terhadap infeksi
(Soesatyo, 2002). Tanda-tanda inflamasi adalah berupa kemeraham (rubor), panas
(kalor), nyeri (dolor), pembengkakan (tumor) (Soesatyo, 2002), dan function laesa
(Chandrasoma dan Tailor, 1995).
a. Inflamasi akut
Inflamasi akut adalah inflamasi yang terjadi segera setelah adanya rangsang
iritan. Pada tahap ini terjadi pelepasan plasma dan komponen seluler darah ke
dalam ruang-ruang jaringan ekstraseluler. Termasuk didalamnya granulosit
neutrofil yang melakukan pelahapan (fagositosis) untuk membersihkan debris
jaringan dan mikroba (Soesatyo, 2002).
b. Inflamasi kronis
Sebelum lahir, molekul protein yang di tentukan secara genetic disebut antigen
muncul di permukaan sel darah merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereksi
dengan antibody pasanagnnya, yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah
lahir.
10
a. Karena antigen antibodi menyebabkan aglutinasi (penggumpalan) sel darah
merah, maka atigen disebut aglutinogen dan antibody pasangannya disebut
aglutinin. Reaksi
b. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A maupun tipe B, atau hanya
mewarisi salah satunya atau bahkan keduanya sekaligus.
c. Transfuse darah
(1.) Saat transfuse darah diberikan, plasma donor akan diencerkan oleh plasma
recipient, sehingga agglutinin donor tidak dapat menyebabkan aglutinasi.
(2.) walaupun demikian, aglutinogen pada sel donor penting untuk transfuse jika
golongan darah donor berbeda dengan golongan darah resipien, maka agglutinin
dalam plasma resipien akan mengaglutinasi sel darah merah asing donor.
(3.) Reaksi transfuse disebabkan oleh aglutinasi sel darah merah donor.
a. Aliran darah dalam pembuluh kecil terhalang oleh gumpalan darah sel
b. Hemolisis (ruptur) sel darah merah menyebabkan terlepasnya hemoglobin
kedalam aliran darah.
c. Hemoglobin yang terbawa ke tubulus ginjal mengendap, menutup tubulus dan
mengakibatkan ginjal tidak berfungsi.
(4.) Pencocokan silang pada golongan darah resipien dan donor dilakukan sebelum
11
pemberian transfuse untuk memastikan kecocokan darah.
1. Pembekuan agregat trombosit yang longgar dan sementara pada tempat luka.
Trombosit akan mengikat kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan
diaktifkan oleh thrombin yang terbentuk dalam kaskade pristiwa koagulasi pada
tempat yang sama, atau oleh ADP yang dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada
pengaktifan, trombosit akan berubah bentuk dan dengan adanya fibrinogen,
trombosit kemudian mengadakan agregasi terbentuk sumbat hemostatik ataupun
trombos.
2. Pembentukan jarring fibrin yang terikat dengan agregat trombosit sehingga
terbentuk sumbat hemostatik atau trombos yang lebih stabil.
3. Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombos oleh plasmin.
Mekanisme homeostatis dan pembekuan darah melibatkan suatu rangkaian
proses yang tepat.
Faktor I
Fibrinogen: sebuah faktor koagulasi yang tinggi berat molekul protein plasma
dan diubah menjadi fibrin melalui aksi trombin. Kekurangan faktor ini
menyebabkan masalah pembekuan darah afibrinogenemia atau
12
hypofibrinogenemia.
Faktor II
Prothrombin: sebuah faktor koagulasi yang merupakan protein plasma dan
diubah menjadi bentuk aktif trombin (faktor Ila) oleh pembelahan dengan
mengaktifkan faktor X (Xa) di jalur umum dari pembekuan. Fibrinogen trombin
kemudian memotong ke bentuk aktif fibrin. Kekurangan faktor menyebabkan
hypoprothrombinemia.
Faktor III
Jaringan Tromboplastin: koagulasi faktor yang berasal dari beberapa sumber
yang berbeda dalam tubuh, seperti otak dan paru-paru; Jaringan Tromboplastin
penting dalam pembentukan prothrombin ekstrinsik yang mengkonversi prinsip di
Jalur koagulasi ekstrinsik. Disebut juga faktor jaringan.
Faktor IV
Kalsium: sebuah faktor koagulasi diperlukan dalam berbagai fase pembekuan
darah.
Faktor V
Proaccelerin: sebuah faktor koagulasi penyimpanan yang relatif labil dan
panas, yang hadir dalam plasma, tetapi tidak dalam serum, dan fungsi baik di
intrinsik dan ekstrinsik koagulasi
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah serta jaringan yang
membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari sistem transport. Darah
merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar yaitu
plasma darah dan bagian korpuskuli. Dalam arti lain hematologi juga dikenal
sebagai cabang ilmu kedokteran mengenai sel darah, organ pembentuk darah, dan
kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ pembentuk darah.
3.2 Saran.
Dari pemaparan diatas, kami memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan
maupun ilmu alam lainnya penting sekali memahai anatomi sistem hematologi
secara tepat agar terhindar dari kesalahan dalam tindakan baik itu dirumah sakit
maupun di alam yang berkaitan dengan perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya
aktifitas positif untuk memberikan kesehatan terhadap jantung sebagai pusat
kehidupan dan berhubungan pula dengan darah.
14
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn, 2000. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. PT Gramedia Jakarta
Buku ajar Fisiologi Kedokteran, Arthur C. Guyton, MD, dan John E. Hall, PhD edisi
11.
http://www.smallcrab.com/kesehatan/655-mengenal-secara-singkat-fungsi-dan-bagian-
bagian-darah (Diakses tanggal 21 Maret 2023 15.30 WIB)
15