OLEH
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-ya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah Kimia Klinik Dan Diagnostik “Pemeriksaan
Hematologi”. Makalah ini bukan hanya sebatas pengetahuan saja akan tetapi
dengan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima semua pihak
yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga Makalah ini dapat
terselesaikan dalam waktu yang ditentukan . Kami sangat berharap Makalah
Kimia Klinik Dan Diagnostik “Pemeriksaan Hematologi” ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan.
Wassalamualaikum wr.wb.
Kendari,13 April 2020
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang...................................................................................................4
1.2.Rumusan Masalah..............................................................................................6
1.3.Tujuan................................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN
3.1.Kesimpulan......................................................................................................17
3.2 Saran.................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Sampel (analit) merupakan bahan yang dikumpulkan dari pasien yang
digunakan untuk investigasi terhadap penyakitnya. Analit yang diperiksa
menggunakan metode analisis atau uji kimia yang tepat. Dalam melakukan
pengujian, sampel biologis yang dapat digunakan adalah darah (whole blood,
serum dan plasma), urin, cairan serebrospinal (CSF), cairan amniotic (ketuban),
air liur, cairan synovial, cairan pleural, cairan pericardial dan cairan peritoneal.
Darah merupakan sampel yang paling sering digunakan untuk pengujian klinis.
Darah terdiri atas dua bagian yaitu bagian cairan ( disebut plasma, mengandung
ion dan molekul terlarut) dan bagian seluler (sel darah merah, sel darah putih, dan
trombosit). Analit umumnya ditemukan di plasma. Cara mendapatkan plasma
adalah dengan memisahkan plasma dan sel sel dengan cara sentrifugasi
(Fristiohady dan Ruslin, 2020).
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler
adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur padat,
yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan satu perdua
belas berat badan atau kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan,
sedangkan 45 persen sisanya terdiri atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam
nilai hematokrit atau volume sel darah yang dipadatkan yang berkisar antara 40
sampai 47. Di waktu sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu
diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan (Pearce,
2008).
Hematologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang darah dan bagian
penyusun darah.Pemeriksaan hematologi merupakan salah satu pemeriksaan yang
sering dilakukan di laboratorium-laboratorium. Pemeriksaan ini meliputi
pemeriksaan eritrosit(sel darah merah), trombosit (platelet/keping darah), leukosit
(sel darah putih), LED (laju endap darah), Hb (hemoglobin), hematokrit dan
masih banyak lagi. Pemeriksaan hitung sel darah merah (eritrosit) merupakan
5
pemeriksaan yang paling sering diminta klinisi. Hal ini dikarenakan peranan sel
darah merah dalam upaya penegakkan diagnosis, memberikan terapi, gambaran
prognosis, dan follow up seorang pasien (Widhann K. 2001).
6
1.2 RumusanMasalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa Pengertian Darah?
2. Apa Saja Komposisi Darah?
3. Bagaimana Cara Pengambilan Darah Untuk Sampel?
4. Apa Antikoagulan yang digunakan sebagai sampel Darah?
5. Apa Pengertian pemeriksaan Darah?
6. Bagaimana Pemeriksaan Malaria?
7. Bagaimana Pemeriksaan DBD?
8. Bagaimana Pemeriksaan rapid test Corona?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah :
1. Untuk Mengetahui Pengertian Darah
2. Untuk Mengetahui Komposisi Darah
3. Untuk Mengetahui Cara Pengambilan Darah Untuk Sampel
4. Untuk Mengetahui Antikoagulan yang digunakan sebagai sampel Darah
5. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Darah
6. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Malaria
7. Untuk Mengetahui Pemeriksaan DBD
8. Untuk Mengetahui Pemeriksaan rapid test Corona
7
BAB II
PEMBAHASAN
Darah adalah kendaraan untuk transport masal jarak jauh dalam tubuh
untuk berbagai bahan antara sel dan lingkungan eksternal antara sel-sel itu sendiri.
Darah terdiri dari cairan kompleks plasma tempat elemen selular diantaranya
eritrosit, leukosit, dan trombosit. Eritrosit (sel darah merah) pada hakikatnya
adalah kantung hemogoblin terbungkus membran plasma yang mengangkut O2
dalam darah. Leukosit (sel darah putih) satuan pertahanan sistem imun, diangkut
dalam darah tempat cedera atau tempat invasi mikro organisme penyebab
penyakit. Trombosit penting dalam homeostasis, penghentian pendarahan dari
pembuluh yang cedera. Jika darah mengalami gangguan, maka segala proses
metabolisme tubuh akan terganggu pula (Khairil Fitryadi dan Sutikno,2016).
Darah memiliki tiga jenis elemen yang terbentuk yaitu eritrosit (sel darah
merah), leukosit (sel darah putih), dan platelet atau terombosit.
8
1. Eritrosit (sel darah merah)
Sel darah merah atau Red Blood Cell (RBC) adalah sel-sel darah
tubuh yang paling banyak. sel-seldarah tubuh yang paling banyak. Nilai
normal rata-ratamenunjukkan jumlah sel darah merah dalam darah dapat
dicatat 4,60 x 106/ uL (4,60 juta / uL) untuk wanita dan 5,20 x 105/ uL
(5,20 juta/uL) untuk pria. Untuk mengangkut oksigen dankarbon dioksida
melalui sirkulasi, masing-masing sel darahmerah mengandung sekitar 280
juta molekul hemoglobin.Sel darah merah dibentuk terus menerus, tetapi
jumlahnya diatur dengan tepat. Jumlah sel yang terlalu sedikit tidak akan
mengoksidasi jaringan; terlalu banyak sel akanmenghambat aliran darah.
Sel darah merah yang matang tidak dapat mereproduksi diri mereka
sendiri, sehingga beberapa juta sel baru memasuki darah setiap hari dari
pusat pembentuk darah disumsum tulang belakang. Istilah untuk
pembentukan sel darah merah adalah erythropoiesis.
2. leukosit
Granulopoiesis adalah pembentukan granulosit, selberwarna putih
paling banyak. Ketika granulosit matang, inti selmengalami banyak
perubahan; lalu menyusut menyusut,indentasi, mengasumsikan bentuk
band, dan segmen. Butiranyang mengandung enzim dan zat antibakteri
muncul; Myelocytesdibedakan sesuai dengan karakteristik pewarnaan
butiranmereka: neutrofilik, eosinofilik, dan basofilik. Granulosit
dewasaadalah sel polimorfonuklear (PMN) (kadang-kadang disebutpolis).
Biasanya, granulosit diatur pada tingkat yang konstan.Selama infeksi,
jumlah granulosit meningkat secara dramatis.
Fungsi Granulosit. Neutrofil mencari dan membunuhbakteri suatu
proses yang disebut fagositosis Eosinofilmenyerang beberapa parasit dan
menonaktifkan mediator yangdilepaskan selama reaksi alergi. Basofil
mengandung histamindan penting dalam reaksi imunitas dan
hipersensitivitas;basophil juga mengandung heparin (zat anti pembekuan
darah),tetapi perannya dalam pembekuan darah tidak pasti.
9
Tubuh biasanya mengandung 4.500-11.000 sel darahputih (White
Blood Cell) per uL darah. Nilai ini dapat dilaporkansebagai 4,5-11,0 x
103/uL atau k/ uL (k= ribu). Tidak seperti seldarah merah yang terjadi
dalam banyak perbedaan jenis.Sebagian besar sel darah putih dipenuhi
dengan biji-bijian kecil dan sedang yang disebut granulosit (gran = biji-
bijian). Kisaran normal untuk granulosit adalah 1,8-8,5 x 103/uL darah.
Granulosit meliputi:
-Neutrofil: 50%-70% dari total WBC atau 1.8-7.7x 103 /ul
-Eosinofil: hingga 5% dari total WBC atau 0-0,450 x 103/uL
-Basofil: hingga 2% dari total leukosit atau 0-0.2 x 103/uL.
-Limfosit dan monosit adalah sel darah merah non-granular.isaran normal
untuk limfosit dan monosit adalah:
Limfosit: 20% - 47% dari total sel darah merah atau sekitar
1,0-4,8 x 103/uL
-Monosit: 3%-10% dari total sel darah merah atau sekitar 0,0-0,8x 103/uL
(Adryan dan Ruslin,2020).
10
6. Sarung tangan bersih
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Ambil spuit sesuai dengan ukuran (5 -10 ml),
5. Tentukan vena yang akan diambil darahnya
6. Desinfeksi dengan kapas alkohol
7. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung di bagian
atas venayang akan di ambil darahnya
8. Lakukan pengambilan darah dengan cara menusukkan
vena de-ngan jarum spuit menghadap ke atas dengan sudut
30-45 derajat terhadap kulit, kemudian lepas karet
pembendung dan lakukanpengambilan darah
9. Setelah darah diambil, masukkan ke dalam botol
penampung yangtelah diberi antikoagulan sesuai dengan
jenis pemeriksaan dan tekan daerah penusukan selama 2-5
menit
10. Catat tanggal pengambilan
11. Buka sarung tangan
12. Cuci tangan.
2. Pengambilan darah arteri
Alat dan bahan
1. Spuit berisi heparin 0,1 cc
2. Kapas alkohol dalam tempatnya
3. Penutup jarum (dari karet)
4. Sarung tangan
11
Prosedur
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
4. Ambil spuit dengan ukuran yang sesuai (5 ml), kemudian
isi dengan heparin 0,1 cc, basahi bagian dalam spuit dengan
heparin, dengan cara mengguncang-guncangkan botol
5. Tentukan arteri yang akan diambil darahnya
6. Pasang bantalan atau sejenisnya jika mengambil darah di
areapergelangan tangan
7. Desinfeksi dengan kapas alkohol
8. Raba arteri dengan jari tangan, lakukan penusukan
dengan posisitegak lurus, ambil darah sebanyak 2,5-5 cc
atau sesuai denganProgram
9. Setelah darah diambil, tutup spuit dengan karet atau
penutup kedapudara
10. Beri tekanan di area yang ditusuk
(Aziz,2008)
12
(clotting). Oleh karena itu diperlukan penambahan zat untuk mencegah koagulasi
darah yang dikenal sebagai antikoagulan. Jenis antikoagulan yang sering
digunakan adalah ethylene diamine tetra acetic acid (EDTA) dan Heparin. EDTA
bekerja dengan cara mengikat kalsium yang dibutuhkan untuk proses koagulasi,
sedangkan Heparin bekerja dengan cara mengikat antitrombin dan menghambat
aktivasi trombin(Laksmindra dkk,2016).
13
dingin, kulit lembab, capillary refill time memanjang (>2 detik) dan pasien
tampak gelisah.
Diagnosis mikroskopi
Sampai saat ini teknik ini masih merupakan gold standard untuk tes
konfirmasi malaria.Pada pemeriksaan apusan darah tepi Malaria Falsiparum akan
terihat parasit stadium tropozoit muda (bentuk cincin) tanpa atau dengan stadium
gametosit yang berbentuk pisang.
Deteksi antigen
Berbagai macam kit yang tersedia untuk mendeteksi antigen yang berasal
dari parasit malaria. RDT (rapid Diagnostic Test) yang tersedia memberikan hasil
14
hanya dalam waktu 2-15 menit dan pemeriksaan dengan metode ini merupakan
altemative pemeriksaan ketika pemeriksaan secara mikroskopis tidak tersedia.
Pada Juni 2007, The U.S. Food and Drug Administration (FDA) menerima RDT
untuk digunakan di Amerika Serikat khususnya di rumah sakitMALARIAdan
laboratorium komersial
Diagnosis molekuler
Adanya tanda dan gejala klinik dari pasien yang dicurigai menderita
infeksi dengue kemudian dikonfirmasi dalam pemeriksaan darah lengkap dapat
membantu petugas medis untuk membuat diagnosis infeksi dengue dan untuk
menentukan prognosis dari pasien tersebut. Setelah diagnosis infeksi dengue
ditegakkan kemudian petugas medis sebaiknya mengelompokkan pasien tersebut
berdasarkan derajat klinik sesuai dengan kriteria dari WHO tahun 2009 yakni
15
derajat 1 untuk pasien dengue tanpa tanda-tanda bahaya, derajat 2 untuk pasien
dengue dengan tanda-tanda bahaya, dan derajat 3 untuk pasien dengue berat.
Triase, terapi yang tepat, dan keputusan petugas medis untuk memberikan
terapi rawat jalan atau rawat inap pada pasien infeksi dengue dipengaruhi oleh
derajat klinik infeksi dengue.5 CFR pada DBD adalah sekitar 3% jika dideteksi
dan ditangani segera, namun bila terjadi syok maka CFR meningkat menjadi 50%.
Nah, bila hasil rapid test Anda positif, jangan panik dulu. Antibodi yang
terdeteksi pada rapid test bisa saja merupakan antibodi terhadap virus lain atau
coronavirus jenis lain, bukan yang menyebabkan COVID-19 atau SARS-CoV-2.
Selama isolasi, hindari berpergian dan kontak dengan orang lain yang
tinggal serumah, sambil menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
16
Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang
lain dan kenakan masker saat harus berinteraksi dengan orang lain.
Selain itu apa pun hasil rapid test-nya, pantau terus kondisi kesehatan
Anda. Bila muncul gejala COVID-19, seperti batuk, demam, suara serak, dan
sesak napas, segera hubungi fasilitas layanan kesehatan atau hotline COVID-19
untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan
Kesimpulan dari Makalah ini yaitu :
3.2. Saran
18
Daftar Pustaka
19
20