Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH KELAS A2

Disusun oleh :

1. Shabrina Nur Imanina (011811133105)


2. Maftuhatur Rizkiyah Putri (011811133106)
3. Annisa Faradila (011811133109)
4. Tamma Nisrina Lutfi (01181113110)
5. Angelina Vedrika M (01181133121)
6. Valentina Alfianti H T (011811133123)
7. Aisha Maharani Aliski (011811133124)
8. Vida Cahlia Nofita S (011811133127)
9. Nabila Annisa Harum (011811133208)

KELOMPOK 3 KELAS A2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2018
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................................. Iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1

1.3 Tujuan…..………............................................................................. 1

1.4 Manfaat………................................................................................. 2

BAB II

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Darah adalah salah satu bagian penting dalam tubuh. Karena yang mengalirkan nutrisi
dan oksigen keseluruh tubuh adalah darah. Pada umumnya,setiap darah dalam tubuh
memiliki kandungan yang sama. Ada eritrosit,leukosit,trombosit dan plasma darah. Tapi,ada
perbedaan di dalam antigen tiap golongan. Ada 2 pengelompokan dalam darah yaitu
pengelompokan ABO dan Rhesus. Pengelompokan ini sangat digunakan dalam transfusi
darah. Transfusi darah yang tidak sesuai dengan kelompok darah tersebut akan menyebabkan
reaksi transfuse imunologis yang berakibat amenia,hemolysis,syok bahkan kematian.
Untuk sekarang ini golongan darah O adalah yang paling banyak dijumpai dan golongan
darah AB yang paling jarang ditemui. Hal ini tergantung kandungan protein dan karbohidrat
dalam darah. Golongan darah sangat penting untuk diketahui,karena darah berperan aktif
dalam tubuh kita. Darah,berperan dalam banyak aspek kehidupan,mulai dari pola
makan,penurunan sifat dan yang lain lainnya. Meskipun banyak yang belum terungkap dan
dibutuhkan banyak penelitian lebih lanjut,alangkah baiknya kita mengetahui golongan darah
kita sendiri untuk mencegah penyakit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian darah?
2. Apa saja penggolongan darah?
3. Bagaimana cara menggolongkan darah?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
- Memberikan pengetahuan tentang gologan darah ABO,Rhesus dan MN.
- Memberi pengetahuan tentang kemungkinan yang terjadi dalam penggolongan
darah,khusunya di Asia.
1.3.2 Tujuan Khusus
- Meningkatkan pengetahuan kepada pembaca tentang darah.
- Menyelesaikan tugas makalah kelompok tentang golongan darah.

3
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan dari makalah,manfaat adalah harapannya setelah membaca makalah ini.
Kita bisa mengetahui pentingnya penggolongan darah dalam proses transfusi serta
mengetahui fenomena tentang golongan darah seperti golongan darah O menjadi dominan di
Asia.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Darah

Darah adalah suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair yang mengandung
elektrolit. Fungsi utama darah dalam dalam system sirkulasi adalah sebagai media transportasi.
Selain itu fungsi lainnya adalah pengaturan suhu dan pemeliharaan keseimbangan cairan. .
Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter.
Sekitar 55% adalah plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah. ( Pearce, 2008 ).

Darah berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila
kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan
yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul
oksigen. Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam
pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh
melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke jantung
melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.

Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing
ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. ( Pearce, 2008) Selain itu,
darah memiliki umur tertentu, sehingga dibutuhkan mekanisme untuk mebentuk sel-sel darah
baru . Sel darah berkembang dari stem cell hematopoietic yang dibentuk di sumsum tulang. Stem
cell hematopoietic dapat berkembang menjadi sel darah merah, sel darah putih dan plasma darah.

2.2 Komponen Darah

5
Darah pada manusia adalah cairan yang mencakup plasma darah, berupa cairan kekuningan,
dan sel sel darah, yang terdiri dari sel darah merah ( eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan
keping darah (trombosit ). Komposisi dalam darah sendiri terdapat sekitar 55% plasma darah dan
45% sel sel darah dan trombosit.

2.1.1 Plasma Darah

Merupakan cairan berwarna kekuningan yang berguna dalam mengatur tekanan osmosis
darah dan bertugas membawa sari-sari makanan, sisa metabolisme, beberapa gas dan hasil
ekskresi. Pada manusia plasma darah banyak mengandung air sekitar 92% dan lainnya adalah
protein, senyawa organik dan garam anorganik. Protein yang larut dalam darah disebur protein
darah, mengandung albumin, protein pembentuk darah dan globulin. Plasma darah yang tidak
mengandung fibringen dan protombin disebut dengan serum yang di dalam nya terdapat
antibodi, protein yang membantu melawan infeksi ( Campbell, 2008)

2.1.2 Sel-sel Darah

Sel-sel darah merupakan sel yang hidup. Sel darah tidak dapat membelah, namun dapat
dibentuk kembali sel yang baru di sum-sum tulang. Sel darah yang telah rusak, disalurkan ke hati
untuk dirombak.

Sel darah terdiri atas tiga jenis:

1) Eritrosit ( Sel Darah Merah)

Tidak berinti, sehingga tidak memiliki DNA. Eritrosit memiliki hemoglobin yang
menentukan warna eritrosit , jika hemoglobin mengikat O2 maka akan berwarna merah, jika
O2 dilepaskan maka warnannya akan merha kebiruan. Hemoglobin terususun atas protein
globin yang berikatan dengan pigmen heme merah ( Campbell, 2008).

2) Leukosit ( Sel Darah Putih)

Campbell (2008) menyatakan, leuukosit sendiri terdapat beberapa jenis dalam darah,
yaitu neutrofil, monosit, eosiniofil, basofil yang mempunyai granula sering disebut granulosi,

6
serta limfosit dan mosoit yang tidak bergranula ( agranulosit). Sel darah putih berfungsi
sebagai pertahanan tubuh terhadap benda asing yang memasuki tubuh, bergerak secara
ameboid dan bersifat fagositik (memangsa).

Source:https://www.slideshare.net/azxie/darah-anatomi-fisiologi-edit3
3) Trombosit ( Keping Darah)

Keping darah berbentuk cakram dan tidak berinti. Fungsi utamanya adalah sebagai
pertahanan yaitu untuk mengakifkan mekanisme pembekuan darah ketika terjadi luka di
tubuh (Campbell, 2008)

2.2 Penggolongan Darah

2.2.1 Sistem ABO

Pada manusia dikenal berbagai macam sistem golongan darah.Yang paling awal
diketahui dan memiliki arti paling penting adalah sistem golongan darah ABO. Golongan darah
seseorang ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen pada sel darah merah dan plasma
darah. Antigen berfungsi seperti tanda pengenalan sel tubuh Anda. Ini supaya tubuh bisa
membedakan sel tubuh sendiri dari sel yang berasal dari luar tubuh. Jika sel dengan antigen yang
berlawanan masuk ke dalam tubuh, maka sistem kekebalan tubuh akan memulai perlawanan
terhadap sel yang dianggap asing tersebut dengan memproduksi antibodi.

7
Melalui sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 tipe, yaitu A, B, AB dan O.

 Jika Anda memiliki golongan darah A, maka Anda memiliki antigen A pada sel
darah merah dan memproduksi antibodi untuk melawan sel darah merah dengan
antigen
 Jika Anda memiliki golongan darah B, maka Anda memiliki antigen B pada sel
darah merah dan memproduksi antibodi A untuk melawan sel darah merah
dengan antigen A.
 Jika Anda memiliki golongan darah AB, maka Anda memiliki antigen A dan B
pada sel darah merah. Ini juga berarti Anda tidak memiliki antibodi A dan B pada
plasma darah.
 Jika Anda memiliki golongan darah O, maka Anda tidak memiliki antigen A atau
B pada sel darah merah. Orang bergolongan darah O memproduksi antibodi A
dan B di plasma darah.

Untuk enam fenotip golongan darah yang umum,genotipnya dapat dituliskan sebagai
berikut:

Fenotip Genotip

𝐴1 𝐴1 𝐴1 , 𝐴1 𝐴2 , 𝐴1 O

𝐴2 𝐴2 𝐴2 , 𝐴2 O

B BB,BO

𝐴1 B 𝐴1 B

𝐴2 B 𝐴2 B

Selain keenam fenotip yang disebutkan diatas,dalam sistem golongan darah ABO
ditemukan juga fenotip-fenotip jarang.Hal ini dijumpai pada pemeriksaan terhadap berbagai
populasi.Termasuk dalam kelompok alel jarang adalah berbagai subgrub golongan A dan B yang
dijumpai dengan frekuensi sangat kecil.Tetapi diantar berbagai fenotip jarang,salah satu

8
diantaranya yang memiliki arti penting dalam transfusi darah adalah terdapatnya anti A,anti
B,dan anti H dalam serumnya.Padahal dalam serum individu anti A dan anti B.

Ditinjau dari sudut genetikanya,sistem golongan darah ABO diwariskan secara


autosom kodominan.Dengan pewarisan semacam ini ekspresi gen yang terdapat pada
kromosom homolog masing-masing akan menghasilkan protein yang selanjutnya
berperan sebagai penentu golongan darah.Pemeriksaaan terhadap anti gen sistem
golongan darah ini menunjukkan bahwa gugus penentu antigeniknya adalah gugus hidrat
arang pada molekul mukopolisakarida (glikoprotein).Ternyata semua glikoprptein
antigen golongan darah ABO memiliki struktur dasar yang serupa. Perbedaanya hanya
terlihat pada gugus hidrat arang yang ditambahkan pada senyawa prazat (prekursor) nya.

2.1.2 Sistem Rhesus

Rhesus adalah protein (antigen) yang terdapat pada permukaan sel darah merah. Sistem
penggolongan berdasarkan rhesus ini ditemukan oleh Landsteiner dan Wiener tahun 1940.
Disebut “rhesus” karena saat itu Landsteiner-Wiener melakukan riset dengan menggunakan
darah kera rhesus (Macaca mulatta), salah satu spesies kera yang banyak dijumpai di India dan
Cina. Rhesus positif (+) maka di dalam eritrositnya terdapat aglutinogen/ antigen rhesus (Disebut
juga aglutinogen D). Rhesus negative (-) maka di dalam eritrositnya tidak terdapat aglutinogen/
antigen rhesus (Aglutinogen D).

Pengertian aglutinin dan aglutinogen :


1) Aglutinin
Aglutinin disebut juga antibodi yaitu senyawa kimia yang berperan dalam menjalankan
fungsi sistem kekebalan tubuh. Aglutinin berupa sekumpulan senyawa yang terbentuk di
dalam darah akibat infeksi bakteri yang dapat menyebabkan penggumpalan bersama bakteri
itu. Di dalam darah aglutinin dijumpai dalam plasma darah.
1. Aglutinogen
Aglutinogen disebut juga antigen. Antigen sendiri diartikan sebagai senyawa
kimia yang dapat merangsang aktifnya sistem kekebalan tubuh. Dalam kehidupan
kita antigen bisa diartikan sebagai senyawa kimia yang dapat menyebabkan

9
penyakit. Antigen bisa dijumpai di dalam darah tepatnya berada pada sel darah
merah. Antigen ada 2 macam yaitu antigen A dan antigen B.
Di dalam darah dijumpai Aglutinin maka ia ditemukan pada plasma darah sedangkan
aglutinogen posisinya ada di sel darah merah. Jadi di dalam darah bisa dijumpai aglutinin dan
agultinogen bisa juga tidak. Jadi sejak saat itu diketahui bahwa berdasarkan ada tidaknya
antigen-Rh, maka golongan darah manusia dibedakan atas dua kelompok, yaitu :

 Rh-positif (Rh+), berarti darahnya memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan dengan


reaksi positif atau terjadi penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan
anti-Rh (antibodi Rh).
 Rh-negatif (Rh-), berarti darahnya tidak memiliki antigen-Rh yang ditunjukkan
dengan reaksi negatif atau tidak terjadi penggumpalan saat dilakukan tes dengan
anti-Rh (antibodi Rh).
 Tabel Fenotip dan Genotip
Macam Rhesus Fenotip Genotip
Rh+Rh+ /
Rhesus (+) Rhesus Positif
Rh+Rh-
Rhesus (-) Rhesus Negatif Rh-Rh-

Dalam sistem Rhesus terdapat aturan khusus terkait dengan urusan transfusi darah. Pemilik
Rhesus Negatif tidak boleh ditransfusi dengan darah Rhesus Positif. Hal ini dikarenakan sistem
pertahan tubuh si resipien (penerima donor) akan menganggap darah (Rhesus Positif) dari donor
itu sebagai benda asing yang perlu dilawan seperti halnya dengan virus atau bakteri. Sebagai
bentuk dari perlawanan, tubuh si pasien akan membentuk Anti Rhesus. Anti Rhesus ini akan
menyerang dan memecah sel-sel darah merah dari donor, sehingga ginjal harus bekerja keras
mengeluarkan sisa pemecahan sel-sel darah merah. Kondisi ini bukan hanya menyebabkan
tujuan transfusi darah tidak tercapai, tetapi justru akan memperparah kondisi resipien itu sendiri.

2.1.3 Sistem MN
Klasifikasi darah manusia yang didasarkan pada kehadiran berbagai zat yang dikenal
sebagai M, N, S antigen pada permukaan sel darah merah. Sistem ini, pertama kali

10
ditemukan pada tahun 1927, memiliki banyak berbeda fenotipe dan menarik dalam studi
genetik dan antropologi dari populasi manusia.
Ada lebih dari 40 antigen dalam sistem golongan darah MNS. Antigen ini dikodekan oleh
dua sangat polimorfik gen (variabel), dikenal sebagai GYPA dan GYPB (glycophorin A dan
B, masing-masing). Sistem ini terdiri dari dua pasang kodominan alel, Ruangan Khusus M
dan N (dikenali pada 1927) dan S (diidentifikasi 1947 dan 1951, masing-masing). Alel M
dan N biasanya didistribusikan dalam populasi dalam kira-kira sama frekuensi. Namun, alel
S memiliki frekuensi yang berbeda-beda, dengan alel S yang terjadi di sekitar 55 persen
kulit putih dan 30 persen orang kulit hitam, dan alel s yang terjadi di sekitar 90 persen dari
individu-individu dalam populasi kedua.
Beberapa fenotipe dalam sistem antigen MNS hasil dari penghapusan mutasi pada gen
GYPA dan GYPB; contoh fenotipe ini termasuk S−s−U−, En(a−) dan Mk. Beberapa
antigen, termasuk dia (Henshaw, diidentifikasi 1951), Dantu, Sta (Stone), dan Mia
(Miltenberger), dibentuk oleh rekombinasi genetik (pertukaran bahan genetik antara gen)
GYPA dan GYPB.
Antibodi terhadap antigen M dan N jarang menyebabkan reaksi ketidakcocokan. Namun,
antibodi terhadap S dan beberapa antigen lainnya
Di dalam eritrosit, antigen M dan N dikendalikan oleh sebuah gen yang memiliki alela ganda, yaitu
alela LM yang mengendalikan antigen M dan alela LN yang mengendalikan antigen N. Pada
penggolongan darah MN ini tidak terdapat dominansi antara alela LM dan alela LN, artinya apabila
seseorang memiliki kedua antigen tersebut (M dan N) maka orang itu bergolongan darah MN.

Untuk pewarisan golongan darah MN parental kepada filiusnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :

2.2 Peluang Persilangan Golongan Darah

1. Orang tua golongan darah AB dan AB: anak golongan darah A, B, AB

11
2. Orang tua golongan darah AB dan A: anak golongan darah A, B, AB
3. Orang tua golongan darah AB dan B: anak golongan darah A, B, AB
4. Orang tua golongan darah AB dan O: anak golongan darah A, B
5. Orang tua golongan darah A dan A: anak golongan darah A, O
6. Orang tua golongan darah A dan B: anak golongan darah A, B, AB, O
7. Orang tua golongan darah A dan O: anak golongan darah A, O
8. Orang tua golongan darah B dan B: anak golongan darah B, O
9. Orang tua golongan darah B dan O: anak golongan darah B, O
10. Orang tua golongan darah O dan O: anak golongan darah O

Melihat keterangan diatas, dari pernikahan pasangan yang keduanya bergolongan


darah A, maka si anak kemungkinan akan bergolongan darah A atau O. Anak kemungkinan
akan bergolongan darah sama sekali berbeda jika orang tuanya bergolongan darah AB dan
O.

Golongan darah anak tidak selalu sama dengan salah satu orangtua, kecuali untuk
pasangan O dan O, pasangan O dan A, dan pasangan O dan B. Kuat tidaknya seseorang
sama sekali tidak ditentukan oleh golongan darah. Ada banyak faktor yang menentukan
kesehatan fisik kita, termasuk kadar Haemoglobin (Hb), jumlah sel darah merah (Eritrosit),
jumlah dan komposisi sel darah putih (Lekosit), jumlah sel darah pembeku (Trombosit), dan
masih banyak indikator lain yang menentukan kesehatan seseorang. Yang jelas, golongan
darah tidak menentukan sehat tidaknya seseorang. Sebagian orang masih percaya pada
mitos bahwa darah yang berwarna merah gelap berarti golongan darah O. Ini sepenuhnya
salah. Warna darah sangat ditentukan oleh kadar Hb, jumlah sel darah merah, jumlah sel
darah putih, kadar gula darah dan lain-lain, termasuk racun rokok. Warna darah tidak
menentukan golongan darah. Rhesus : Rh+ atau Rh- Sistem lain yang sangat penting adalah
sistem Rhesus. Penggolongan jenis ini didasarkan atas ada tidaknya antibodi kita terhadap
sejenis protein dalam darah kera spesies Macacus rhesus. Jika darah seseorang bereaksi
(membentuk gumpalan), ia tergolong Rhesus positif (Rh+). Jika darah seseorang tidak
bereaksi, ia tergolong Rhesus negatif (Rh-). Mayoritas ras kita bergolongan Rh+. Tapi
penggolongan ini hanya bisa dipastikan dari pemeriksaan darah seperti halnya golongan
ABO. Sistem ABO dan Rhesus sudah menjadi standar penggolongan darah di seluruh

12
dunia, termasuk Indonesia, sehingga lengkapnya kita mengenal golongan-golongan darah
sebagai berikut : Golongan O, Rh+ Golongan O, Rh- Golongan A, Rh+ Golongan A, Rh-
Golongan B, Rh+ Golongan B, Rh- Golongan AB, Rh+ Golongan AB, Rh- Orang yang
bergolongan Rh- tidak boleh menerima darah bergolongan Rh+, karena bisa menimbulkan
efek fatal/kematian. Jadi, walaupun penerima dan donor sama-sama bergolongan A, sama-
sama bergolongan B, sama-sama bergolongan O, sama-sama bergolongan AB, tapi
penerima bergolongan Rh- tidak boleh menerima donor yang bergolongan Rh+ ; hanya
boleh menerima donor yang juga bergolongan Rh-.

13
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

1. Objek glass
2. Lancet
3. Anti-serum A, Anti-serum B, Anti-serum AB

3.2 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan


2. Menusuk jari yang akan diambil sampel darah menggunakan lancet yang telah
disediakan.
3. Meneteskan darah kepada objek glass sebanyak 3 kali di objek glass secukup nya.
4. Meneteskan anti serum A pada satu tempat darah , anti serum B pada satu tempat darah
dan antiserum AB pada satu tempat darah lainnya.
5. Mengamati perubahan pada darah, terjadi penggumpalan atau tidak.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Data Golongan Darah Mahasiswa


dan Mahasiswi FK Unair 2018 Kelas A2
18
16
14
12
10
Mahasiswa
8
Mahasiswi
6
4
2
0
Goldar A Goldar B Goldar AB Goldar O

4.2 Pembahasan

Praktikum mengenai golongan darah sistem ABO ini bertujuan untuk mengetahui golongan
darah mahasiswa dan mahasiswi FK Unair 2018 kelas A2. Berdasarkan data tersebut, diperoleh
hasil sebagai berikut:

a. Golongan darah A sebanyak 5 mahasiswa dan 6 mahsiswi


b. Golongan darah B sebanyak 7 mahasiswa dan 17 mahasiswi
c. Golongan darah AB sebanyak 2 mahasiswa dan 1 mahasiswi
d. Golongan darah O sebanyak 15 mahasiswa dan 12 mahasiswi

Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa FK Unair 2018 kelas A2 banyak memiliki golongan
darah O, sedangkan mahasiswi FK Unair 2018 Kelas A2 memiliki golongan darah B. Golongan
darah AB paling sedikit dimiliki oleh mahasiswa maupun mahasiswi FK Unair 2018 kelas A2.

Golongan darah sistem ABO ini dibagi berdasarkan aglutinogen. Apabila terjadi aglutinasi
tetes darah pada serum anti-A, maka individu tersebut memiliki golongan darah A. Apabila

15
terjadi aglutinasi tetes darah pada serum anti-B, maka individu tersebut memiliki golongan darah
B. Apabila terjadi aglutinasi pada serum anti-AB, maka individu tersebut memiliki golongan
darah AB. Apabila tidak terjadi aglutinasi pada serum anti-A, B, maupun AB, maka individu
tersebut memiliki golongan darah O.

16
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum Sistem Golongan darah ABO yang telah dilakukan oleh 65
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Kelas A2, golongan darah terbanyak
yang dimiliki adalah golongan darah O sebanyak 27 mahasiswa. Diikuti oleh golongan darah B
sebanyak 24 mahasiswa, golongan darah A sebanyak 11 anak, dan yang paling sedikit dimiliki
adalah golongan darah AB sebanyak 3 mahasiswa.

17
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. dkk. 2008. Biologi Jilid 3. [Online] Diakses dari :


https://www.slideshare.net/enda151510/buku-sistem-sirkulasi-untuk-siswa-smama
Diakses pada : 15 November 2018.

Evelyn ,C.Pearce. 2008. Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta: PT Gramedia.

Mochi, Ikhsan. 2016. Golongan Darah dan Tranfusi Darah. [Online] Diakses dari :
http://biologylearningcenter.blogspot.com/p/pertemuan-2.html Diakses pada:
14 November 2018.
Salam, Abdul & M.Sofro. 1994. Keanekaragaman Genetik. Edisi 1. Yogyagkarta : Andi Offset

The Editors of Encyclopaedia Brittanica. 2018. MNSs blood group system. [Online] Diakses dari
:https://www.britannica.com/science/MNSs-blood-group-system#accordion-article
history Diakses pada : 15 November 2018

18
LAMPIRAN

(1) (2)

(3) (4)

(1) Tabel hasil pemeriksaan golongan darah, buta warna dan BMI mahasiswa perempuan
(2) Hasil pemeriksaan tes golongan darah
(3) Tabel hasil pemeriksaan golongan darah, buta warna dan BMI mahasiswa laki laki
(4) Tabel hasil pemeriksaan golongan darah, buta warna dan BMI mahasiswa laki laki

19

Anda mungkin juga menyukai