Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK 5

MAKALAH

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM HEMATOLOGI

Disusun Oleh:

Muhamad Safei
Nahdah Dyah Nadila
Novryanti Gledys
Ratna Farida
Tri Wahyuni

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN PERTAMEDIKA JAKARTA 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah yang telah melimpahkan segala
berkah,nikmat,serta, hidayah-nya, sehingga tulisan dengan judul” Makalah Anatomi
Fisiologi Sistem Hematologi” dapat diselesaikan.

Penulis menyadari tulisan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak
.oleh karena itu ,penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebanyak banyaknya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tulisan.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna ,oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini
,akhir kata semoga allah SWT membalas semua kebaikan yang telah di berikan dan
mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Bogor 16 februari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang....................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................1
BAB II Pembahasan
A. Definisi...............................................................................................2
B. Komposisi Darah................................................................................2
C. Plasma Darah (Bagian Cair Darah)....................................................2
D. Korpuskuler (Bagian Padat Darah)....................................................3
E. Fungsi Darah......................................................................................7
BAB III Penutup
A. Kesimpulan.........................................................................................10

Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedar
oksigen dan zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta mengangkut karbon
dioksida dan zat sisa ke organ pengeluaran. Alat transportasi pada manusia
terkoordinasi dalam suatu sistem yang disebut sistem peredaran darah. Sistem
peredaran darah manusia terdiri atas darah, jantung, dan pembuluh darah.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen
yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau hemato
yang berasal dari kata Yunani yang berarti haima yang berarti darah.
Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada dua
jenis warna merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa
darah tersebut mengandung banyak oksigen, sedangkan warna merah tua
menandakan bahwa darah tersebut mengandung sedikit oksigen atau dalam arti
lain mengandung banyak karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan
oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernafasan (respiratory
protein)  yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk heme yang merupakan tempat
terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan
bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air
seni.
B. Tujuan
1. Mampu mendreskipsikan bagian-bagian darah.
2. Mengetahui fungsi darah.
3. Mengetahui hubungan darah dengan kesehatan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi
berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
B. Komposisi Darah
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45%
Korpuskuler (bagian padat darah)
C. Plasma Darah (Bagian Cair Darah)
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair
serta mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma darah
memiliki warana kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari 90% air,
8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi
bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino, dan glukosa.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk
mengangkut dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh
manusia, dan mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau dari
seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran.

Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:

1. Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik


2. Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi
3. Fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah.

           Plasma darah terdiri atas serum dan fibrinogen. Seperti yang telah dijelaskan
diatas, fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam proses
pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu cairan berwarna kuning.

2
Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat membunuh
bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita

D. Korpuskuler (Bagian Padat Darah)


Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:
1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari bahasa
Yunani yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti
selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian sel darah yang mengandung
hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul yang mengikat
oksigen. Sedangkan darah yang berwarna merah cerah dipengaruhi oleh
oksigen yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh
tubuh, hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat
karbondioksida. Jumlah hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-15
gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0
mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari
asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet
seimbang zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa
berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah.
Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut animea, yang
biasanya disebabkan oleh pendarahan hebat, penyakit yang melisis
eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.
Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf  atau
berbentuk piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia
memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit
termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada
tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling
banyak dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara normal, di dalam
darah seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel darah merah atau
setiap satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel darah merah.

3
Pada perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per milimeter kubiknya
sebanyak 4,5 juta.
Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses
dimana eritrosit diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah
yang rusak akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam
hati dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan
yang lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat
besi dari hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum
merah tulang untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum
merah tulang memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta
eritrosit per detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein
(EPO) yang disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet
dalam suatu pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah
meninggalkan sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini
dinamakan retikulosit dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah yang
beredar.
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah merah.
Namun jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel darah merah.
Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6.000-9.000 sel darah putih.
Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih memiliki inti (nukleus).
Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak seperti Amoeba dan dapat
menembus dinding kapiler. Sel darah putih dibuat di dalam sumsum merah,
kelenjar limfa, dan limpa (kura)
Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening),
bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel
darah merah.

4
            Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:

1. Leukosit Bergranula (Granulosit)


Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%.
Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang
bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas untuk
memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula mula
bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan zat kimia
untuk mencegah bakteri berkembang biak serta menghancurkannya

Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya


sekitar 5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi
yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya
eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil
memiliki granula kemerahan. Fungsi dari eosinofil adalah untuk
memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisa-sisa
sel yang rusak. 

Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan.


Jumlahnya hanya sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya
apabila basofil ditetesi dengan larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel
darah putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat
kimia anti penggumpalan yang disebut heparin.

2. Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)


Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya
hampir bundar dan terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar. 20%
sampai 30% penyusun sel darah putih adalah limfosit. Limfosit tidak dapat
bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai pembentuk antibodi.

5
Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan
berbentuk bulat atau bulat panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan
bersifat fagosit.
Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk ke
dalam tubuh, maka tubuh akan menganggap benda yang masuk tersebut
adalah benda asing. Akibatnya tubuh memproduksi zat antibodi melalu sel
darah putih untuk menghancurkan antigen. Glikoprotein yang terdapat pada
hati kita, dapat menjadi antigen bagi orang lain apabila glikoprotein tersebut
disuntikkan kepada orang lain. Hal ini membuktikan bahwa suatu bahan
dapat dianggap sebagai antigen untuk orang lain tetapi belum tentu sebagai
antigen untuk diri kita sendiri. Hal tersebut juga berlaku sebaliknya.
Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada dua macam:
a) Sel Fagosi
Sel fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara menelan
(fagositosis). Fagosit terdiri dari dua macam:
 Neutrofil, terdapat dalam darah
 Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk masuk
kedalam jaringan atau rongga tubuh
b) Sel Limfosit
Limfosit terdiri dari:
 T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus (kelenjar
limfa di dasar leher)
 B Limfosit (B Sel)

Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh tubuh


melalui pembuluh darah, menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan
antigen yang masuk ke dalam tubuh. Seringkali virus memasuki tubuh tidak
melalui pembuluh darah tetapi melalui kulit dan selaput lendir agar terhindar
dari lukosit. Namun sel-sel tubuh tersebut tidak berdiam diri. Sel-sel tersebut
akan menghasilkan interferon suatu protein yang dapat memproduksi zat

6
penghalang terbentuknya virus baru (replikasi). Adanya kemampuan ini
dapat mencengah terjadinya serangan virus

3. Keping Darah (Trombosit)


Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki ukuran
yang paling kecil, bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti sel. Keping
darah dibuat di dalam sumsum merah yang terdapat pada tulang pipih dan
tulang pendek. Setiap 1 mm3 darah terdapat 200.000 – 300.000 butir keping
darah. Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut trombositosis, sedangkan
apabila kurang dari 200.000 disebut trombositopenia. Trombosit hanya
mampu bertahan 8 hari. Meskipun demikian trombosit mempunyai peranan
yang sangat penting dalam proses pembekuan darah.

Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan menjadi
kasar. Jika trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar, maka trombosit
akan pecah. Pecahnya trombosit akan menyebabkan keluarnya enzim
trombokinase yang terkandung di dalamnya. Enzim trombokinase dengan
bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K yang terdapat di dalam tubuh
dapat mengubah protombin menjadi trombin. Selanjutnya, trombin
merangsang fibrinogen untuk membuat fibrin atau benang-benag. Benang-
benang fibrin segera membentuk anyaman untuk menutup luka sehingga
darah tidak keluar lagi.

E. Fungsi Darah
Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang
padat (sel darah). Bagian – bagian tersebut memiliki fungsi tertentu dalam
tubuh. Secara garis besar, fungsi utama darah adalah sebagai berikut:
a. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan, oksigen,
zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air.
b. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ tubuh
yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu tubuh tetap
stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC.

7
c. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh oleh
sel darah putih.
d. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)

Gangguan pada Sistem Peredaran Darah

Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem peredaran darah
manusia

Di bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun kelainan yang disebabkan


oleh sel – sel darah
1. Anemia
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin sel darah merah hingga di bawah normal
sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang
diperlukan tubuh. Penyakit tersebut dapat disebabkan dari pendarahan
hebat, seperti akibat kecelakaan, berkurangnya pembentukan sel darah
merah, dan meningkatnya penghancuran sel darah merah.
Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal
ini disebabkan karena setiap satu bulan sekali perempuan mengalami
pendarahan yang lumayan banyak yaitu saat menstruasi. Anemia dapat
menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala terasa
melayang.pengobatan yang diberikan pada pasien anemia berupa
tranfusi darah. Salah satu tindakan pencegahannya adalah dengan rajin
mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, misalnya
bayam, atau bisa juga dengan mengonsumsi suplemen penambah
darah.
2. Leukemia

8
Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut
disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel darah putih yang tak terkendali.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel
darah putih dalam sumsum tulang menghasilkan perubahan ke arah
keganasan. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan
kemoterapi, kemoterapi berguna untuk menghambat pertumbuhan sel-
sel kanker. Selain kemoterapi, penderita leukimia bisa juga melakukan
transplantasi sumsum tulang, namun transplantasi sumsum tulang
adalah proses yang cukup rumit karena memerlukan pendonor
sumsum tulang dengan tingkat kecocokan yang cukup tinggi.
3. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik),
maksudnya dapat diturunkan pada keturunannya. Penderita penyakit
ini tidak dapat menghentikan pendarahan akibat luka karena darahnya
sukar membeku. Untuk pengobatan penderita hemofilia sepertinya
agak sulit dilakukan, karena penyakit ini adalah penyakit keturunan.
Pada pendarahan yang cukup serius, misalnya saja mengalami
kecelakaan, maka penderita hemofilia bisa saja mengalami kematian
karena darahnya sukar membeku. Sebaiknya para penderita hemofilia
berhati-hati dengan benda-benda tajam ataupun sesuatu yang bisa
menyebabkan mereka mengeluarkan darah. Hemofilia hanya diderita
oleh kaum laki-laki, tetapi gen ini dibawa oleh perempuan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi
berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri.
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45%
Korpuskuler (bagian padat darah. Plasma Darah (bagian cair darah) terdiri
dari plasma.
Korpuskuler (bagian padat darah) terdiri dari :
1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
3. Keping Darah (Trombosit)
Darah didalam tubuh kita mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan,
oksigen, zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air.
2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ
tubuh yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu
tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC.

10
3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam tubuh
oleh sel darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)

11
DAFATAR PUSTAKA

http://ida-diyanti.blogspot.com/2012/01/makalah-darah-hematologi.html (Diakses 30
oktober 2012)
http://anemiadefisiensibesi.blogspot.com/2011/03/makalah-gangguan-sistem-
hematologi.html (Diakses 30 oktober 2012)
http://id.scribd.com/doc/101836134/makalah-hematologi (Diakses 30 oktober 2012)
http://anemiadefisiensibesi.blogspot.com/2011/03/makalah-gangguan-sistem-
hematologi.html (Diakses 30 oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai